BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pneumonia merupakan penyebab kematian tersering. pada anak di bawah usia lima tahun di dunia terutama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kesakitan dan angka kematian karena ISPA khususnya pneumonia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok adalah menghirup asap dari pembakaran tembakau yang terbungkus dalam rokok, pipa, dan cerutu. 1 Hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS) di beberapa negara berpenghasilan rendah menunjukkan tingginya jumlah perokok di Filipina dengan perokok laki-laki sebanyak 47,9% dan perokok wanita 20,3%, Vietnam dengan perokok laki-laki 47,4% dan perokok wanita 1,4% serta Polandia yang memiliki perokok laki-laki 33,5% dan wanita 21%. Indonesia memiliki jumlah perokok aktif terbanyak dengan prevalensi 67% laki-laki dan 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah perokok setiap hari sebanyak 27,1%; perokok kadang-kadang 5,6%; dan mantan perokok 4,5%. 3 Perokok adalah orang yang suka merokok. Perokok terbagi menjadi perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang merokok secara aktif, sedangkan perokok pasif adalah orang yg menerima asap rokok saja. 4 Hasil survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 menunjukkan, lebih dari 87% perokok aktif merokok di dalam rumah ketika sedang bersama anggota keluarganya. Survei ini juga menemukan 71% rumah tangga memiliki pengeluaran untuk merokok. 5 1

2 Rokok tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan perokok aktif. Ternyata perokok pasif juga ikut merasakan dampak asap pembakaran tembakau ini, bahkan dampak lebih buruk daripada perokok aktif. Menurut situs resmi World Health Organization (WHO), satu jam sehari di sebuah ruangan dengan perokok adalah hampir seratus kali lebih mungkin untuk menyebabkan kanker paru-paru pada perokok aktif. 6 Setidaknya, lebih dari 600.000 orang di dunia yang bukan perokok meninggal dunia akibat asap rokok (perokok pasif). Sekitar 165.000 anak meninggal karena menjadi perokok pasif, terutama di Asia Tenggara dan Afrika. Menurut penelitian yang dilakukan Swedish National Board of Health and Welfare dan Bloomberg Philanthropies, sebanyak 600.000 perokok pasif meninggal dunia setiap tahun di seluruh dunia, merokok pasif dapat mengakibatkan sekitar 379.000 kasus kematian akibat penyakit jantung, 165.000 kasus kematian akibat penyakit pernapasan, 36.900 kasus kematian akibat asma, dan 21.400 kasus kematian akibat kanker paru-paru setiap tahunnya. 7 Suatu penelitian yang dilakukan Cinar dkk. 8 mencari hubungan status orangtua perokok dengan anak yang dirawat didiagnosis penyakit saluran pernapasan di Rumah Sakit Sakarya Maternity and Children Turki, menunjukkan hasil bahwa anak dengan orangtua perokok memiliki angka kejadian penyakit saluran napas lebih tinggi daripada orangtua yang tidak merokok. Penyakit saluran napas yang tersering adalah pneumonia, bronkitis, dan asma. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di Indonesia menurut Anwar dan Dharmayanti. 9 menyatakan bahwa kejadian pneumonia lebih sering terjadi pada status gizi yang buruk, pendidikan orangtua yang rendah sampai Sekolah Dasar (SD), dan status sosioekonomi yang rendah.

3 Pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut yang terjadi di paruparu. Penyakit pneumonia merupakan penyebab tunggal terbesar kematian pada anak di seluruh dunia. Pneumonia diperkirakan membunuh sekitar 935.000 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2013. Pneumonia merupakan penyebab kematian anak sebanyak 15% dari semua penyebab kematian anak usia di bawah lima tahun di seluruh dunia. Pneumonia memengaruhi anak dan keluarga di mana-mana tetapi yang paling umum di Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika. 10 Menurut survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 di Indonesia, pneumonia yang tinggi terjadi pada kelompok usia 1 4 tahun, kemudian mulai meningkat pada usia 45 54, tahun dan terus meninggi pada kelompok usia berikutnya. 3 Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penemuan pneumonia di Jawa Barat selama 6 tahun (2008 s.d. 2013) berkisar 44,5% sampai dengan 50,9%. Cakupan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 50,9%. Hasil terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 44,5%. Untuk cakupan penemuan pneumonia tahun 2013 adalah 47,5%, cenderung meningkat dibandingkan dengan cakupan 2012 yaitu 44,8%, terdapat kenaikan sebesar 2,7%. 11 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta tahun 2014 menunjukkan angka tertinggi kejadian pneumonia di Kabupaten Purwakarta dengan jumlah kasus 670 dari 4.529 kasus perkiraan pneumonia. 12 Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2011 di Jawa Barat menunjukkan bahwa angka Proporsi Rumah Tangga yang sudah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baru 47,4%. 13 Dari uraian tersebut di atas, dengan angka perokok dan kejadian pneumonia yang tinggi di Purwakarta, penulis tertarik untuk melakukan

4 penelitian hubungan kejadian pneumonia balita dengan kebiasaan merokok pada orangtua di rumah di wilayah kerja Puskesmas Plered periode 1 Maret 30 Juni 2015. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian hubungan kejadian pneumonia balita dengan kebiasaan merokok pada orangtua di rumah di wilayah kerja puskesmas tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat hubungan kebiasaan merokok pada orangtua di rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja puskesmas Plered? 2. Apakah faktor perancu memengaruhi kejadian pneumonia pada balita? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan kebiasaan merokok pada orangtua di rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja puskesmas Plered. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Keilmuan Hasil penelitian yang didapatkan diharapkan dapat menjadi informasi tambahan untuk penelitian lain yang akan meneliti hubungan kejadian pneumonia balita dengan kebiasaan merokok pada orangtua di rumah di lokasi yang berbeda.

5 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dalam hal pencegahan penyakit pneumonia pada balita akibat paparan rokok di rumah yang berguna baik untuk tenaga profesional kesehatan, orangtua yang memiliki balita, maupun pihak-pihak yang terkait dalam menurunkan kejadian pneumonia pada balita.