yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula

BAB 1 PENDAHULUAN. uretra. Volume urin sekitar ml/24 jam, dengan komposisi air sekitar

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

PENGARUH PENUNDAAN WAKTU TERHADAP HASIL URINALISIS SEDIMEN URIN. Tadjuddin Naid, Fitriani Mangerangi, Hanifah Almahdaly

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah kadar gula dalam darah atau hiperglikemia (Brunner & suddart, 2002).

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, walaupun

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

Anti Koagulansia, pengawet dan. Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

Perbandingan Pemeriksaan Leukosit Urine Segar Dengan Setelah 2 Jam Di Suhu Kamar

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

ABSTRAK PENGARUH LAMA PENYIMPANAN URINE PADA SUHU KAMAR TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

MENETAPKAN BERAT JENIS URIN A. Tujuan 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis urin 2. Mengetahui cara yang tepat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PADA WANITA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL DAN PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 592 juta orang (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekskresi urin yang disaring dari ginjal menuju ureter selanjutnya disimpan di dalam

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR UREUM KREATININ DI POLIKLINIK GERIATRI RSUD ULIN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSKATA. dijumpai wanita maupun pria. Wanita lebih sering menderita infeksi saluran

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

Sistem Ekskresi Manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolitik yang disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat bersifat relatif absolut. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan glukosa ke dalam sel (Power, 2005). Kelainan metabolitik yang terjadi pada Diabetes mellitus tidak hanya berupa hiperglikemia, melainkan terjadi pula gangguan pada metabolisme lipid dan protein yang dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ (Bennet el al. 2001). Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon insulin yang diperlukan dalam proses untuk pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesa lemak. Gangguan pada kerja insulin, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga keseimbangan tersebut dapat terganggu, dan kadar glukosa darah cenderung meningkat. Kadar glukosa darah meningkat, kelebihan glukosa tersebut akan dikelurkan melalui urine, sehingga terjadi glukosuria (Pusdiknakes, 1985) Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI) menganjurkan pemeriksaan urine dilakukan paling lambat 2 jam dari waktu urine dikemihkan. Penundaan pemeriksaan urine selama 2 jam tanpa disimpan pada suhu 2-8ºC dan penambahan zat pengawet dapat menurunkan kualitas hasil pemeriksaan terutama jumlah sel eritrosit pada urin, penyebab sel eritrosit turun oleh berat jenis kurang dari 1.010 dengan ph alkalin. Pemeriksaan urine yang berubah akibat penundaan 1

2 pemeriksaan tidak dapat menggambarkan keadaan pasien dengan baik, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam diagnosis (Delanghe dan Speeckaert, 2014). Menurut Soebrata 2009 pada buku Penuntun Laboratorium Klinik jika urine disimpan, kemungkinan terjadi perubahan susunan oleh kuman-kuman. Kumankuman ada karena urine untuk pemeriksaan biasa tidak dikumpulkan dan tidak ditampung secara seteril. Kuman-kuman mencerai ureum dengan membentuk amoniak dan karbondioksida. Amoniak menyebabkan ph urin menjadi lindi dan terjadi pengendapan kalsium dan magnesium fosfat. Reaksi lindi juga dapat merusak eritrosit dan silinder. Amoniak hilang ke udara sehingga urine tersebut tidak dapat digunakan lagi untuk menentukan ureum. Glukosa akan diurai oleh kuman-kuman sehingga hilang dari urine. Urine yang disimpan juga berubah susunanya tanpa adanya kuman, asam urat dan garam-garam urat mengendap, teristimewa pada suhu rendah. Urine simpanan berubah susunannya pada proses-proses oksidasi, hidrolisis, dan oleh pengaruh cahaya (fotodegradasi) (Soebroto, 2009). Menurut Rosita 2011 penundaan waktu pemeriksaan urinalisis mengakibatkan perubahan hasil urinalisis yaitu ph, glukosa, eritrosit, keton dan urobilinogen. Urine yang pekat dibentuk oleh ginjal untuk mempertahankan homeostatis cairan tubuh peningkatan berat jenis urine mengindikasikan bahwa zat yang terlarut lebih banyak dibandingkan jumlah air dalam urine ( Spengler, 2000). Secara klinis kejernihan warna dan berat jenis urine dapat dijadikan indikator dalam menentukan dehidrasi (Binkley et al, 2002).

3 Pemeriksaan urine rutin yang biasa disebut pemeriksaan penyaring ialah beberapa macam pemeriksaan yang dianggap dasar bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan fisik tanpa pendapat khusus. Pemeriksaan urine rutin adalah termasuk parameter : jumlah urin, makroskopis urine, berat jenis, protein, glukosa dan sedimen (Gandasoebrata R, 2008). Kebiasaan masyarakat yang membawa urine dari rumah ke laboratorium dan sampel urine yang tidak segera diperiksa, menyebabkan terjadinya penundaan terhadap urinalisis (Rosita,R. 2009). Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melihat pengaruh penundaan sampel urine terhadap kadar glukosa dan berat jenis dengan urin yang ditunda selama 1, 2, 3 jam pada penderita DM. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah pengaruh penundaan sampel urine terhadap kadar glukosa dan bj penderita diabetes mellitus? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penundaan sampel urine terhadap kadar glukosa dan berat jenis penderita diabetes mellitus.

4 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengukur kadar glukosa pada penderita diabetes mellitus yang ditunda 1,2, dan 3 jam. 2. Mengukur kadar berat jenis pada penderita diabetes mellitus yang ditunda 1,2 dan 3 jam. 3. Menganalisa pengaruh waktu penundaan dengan glukosa dan berat jenis pada penderita diabetes mellitus. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan urine. 1.4.2 Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Menambah kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Kesehatan dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Originalitas Penelitian Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan terdapat pada subjek penelitian, dimana penelitian ini memeriksa pada penderita diabetes mellitus. Perbedaan yang kedua, sampel penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus.

5 Tabel 1. Originalitas Penelitian Nama Peneliti Ismiyati Penerbit (Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (2005) Hubungan Glukosa Urin dengan Berat Jenis pada Penderita Diabetes Mellitus yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Roemani Semarang. Ada perbedaan antara reduksi urin dengan berat jenis yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara keduanya. Berarti setiap kenaikan glukosa diikuti berat jenis urin. Ismy Zahrin Analis Kesehatan STIKes Medika (2014) Wira Bali Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Serta Suhu Penyimpanan Terhadap Ph Dan Eritrosit Urin Adanya pengaruh secara parsial penundaan pemeriksaan serta suhu penyimpanan terhadap nilai ph urin dan eritrosit urin. Namun pengaruh yang dihasilkan dari penundaan pemeriksaan serta suhu penyimpanan sangat kecil sehingga tidak menyebabkan perbedaan yang signifikan terhadap hasil pemeriksaan. Perbedaan pada penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui secara umum tentang Pengaruh Penundaan Sampel Urin T erhadap Kadar Glukosa dan Berat Jenis Penderita Diabetes Mellitus.