IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15 sampai dengan 6 Lintang Selatan. Letak geografis ini menyebabkan Kabupaten Lampung Selatan memiliki iklim tropis humid. Kabupaten Lampung Selatan memiliki suhu tertinggi dan terendah antara 21,20 o C dan 34,10 o C. Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas daratan 2.107,01 km 2 dengan jumlah penduduk 932.552 jiwa yang terbagi kedalam 17 kecamatan dan terdiri dari 248 desa dan 3 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Lampung Selatan 45.785 ha digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan sisanya merupakan lahan bukan sawah (rumah, bangunan, jalan, sungai, danau, dll). Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan sebagai berikut:
63 a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda c. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran. d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa. Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan antara lain Pulau Krakatau, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Rimau dan Pulau Kandang. Bila ditinjau dari segi luas dan keadaan alamnya, maka Kabupaten Lampung Selatan mempunyai masa depan cerah untuk lebih berkembang lagi (Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013). 4.1.2. Keadaan Iklim Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah tropis, dengan curah hujan rata-rata 161,7 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari/bulan. Temperaturnya berselang antara 21,3 o C sampai 33,0 o C. Iklim di Kabupaten Lampung Selatan dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi yang berganti dari Benua Asia dan Benua Australia pada bulan Juli samai dengan Januari. Maka, Kabupaten Lampung Selatan tidak terjadi musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan (Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013).
64 4.1.3. Keadaan Demografi Penduduk di Kabupaten Lampung Selatan menurut hasil proyeksi pada tahun 2011 berjumlah 932.552 jiwa, yang terdiri dari 480.643 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 451.909 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan. Distribusi penduduk di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 Kelompok Jumlah Penduduk (jiwa) Umur (tahun) Laki-Laki Perempuan Total 0 14 15 64 > 65 147.016 311.396 22.231 137.946 291.623 22.375 284.972 603.019 44.606 Total 480.643 451.909 932.552 Sumber : Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013 Sebaran penduduk usia 0 14 tahun berada di angka 284.972 jiwa dan usia > 65 berada di angka 44.606 jiwa. Penduduk Kabupaten Lampung Selatan dalam kelompok usia produktif atau 15-64 tahun berada di angka 603.019 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Lampung Selatan cukup berpotensi baik untuk terus membangun Kabupaten Lampung Selatan (Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013).
65 4.1.4. Keadaan Umum Pertanian Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu sentra produksi padi dan jagung di Provinsi Lampung. Jenis tanaman lain yang banyak diusahakan di Kabupaten Lampung Selatan antara lain ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai, sebagaimana terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Luas panen, produksi, dan produktivitas padi dan palawija di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 No. Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) 1 Padi 85.120 428.965 2 Jagung 105.252 529.028 3 Ubi kayu 10.100 214.730 4 Ubi jalar 616 6.091 5 Kacang tanah 518 633 7 Kacang kedelai 1.528 1.734 Sumber: Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013 Pada Tabel 11 menggambarkan bahwa tanaman jagung memiliki luas panen dan produksi terbesar di Kabupaten Lampung Selatan. Luas tanam jagung tahun 2012 mencapai 105.252 ha dengan produksi 529.028 ton. Jagung merupakan komoditi potensial yang paling banyak diusahakan oleh petani di Kabupaten Lampung Selatan (Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013).
66 4.2. Keadaan Umum Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Tanjung Bintang 4.2.1. Keadaan Geografis Kecamatan Jati Agung sebagai daerah pemekaran dari Kecamatan Tanjung Bintang yang diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1999, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur/KDH.Tk.I Lampung Nomor 81 Tahun 1999. Kecamatan Jati Agung terdiri dari 21 desa, 516 RT (Rukun Tetangga), 122 RW (Rukun Warga), dan 126 dusun (Profil Desa Sumber Jaya, 2013). Batas-batas wilayah Kecamatan Jati Agung antara lain, 1. Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Lampung Timur. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang dan Kota Bandar Lampung. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Natar. Kecamatan Tanjung Bintang berdiri berdasarkan peraturan pemerintah (PP No. 3) Tahun 1982 tanggal 23 Juni 1982, diresmikan oleh Bupati Lampung Selatan dengan luas wilayah 36.707.62 Ha. Jarak dari kecamatan ke ibu kota kabupaten 60 Km dan dari kecamatan ke ibukota propinsi 25 Km. Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Bintang 72.395 jiwa, yang terdiri
67 dari 36.376 laki-laki dan 36.019 perempuan. Kecamatan Tanjung Bintang terdiri dari 16 desa, 117 dusun dan 478 RT (Profil Desa Lematang, 2013). Batas wilayah Kecamatan Tanjung Bintang antara lain : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Jati Agung. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Merbau Mataram. 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sari. 4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sukarame dan Kelurahan Tanjung Karang Timur. 4.2.2. Keadaan Iklim Topografi wilayah Kecamatan Jati Agung pada umumnya terdiri dari lahan datar dan sedikit bergelombang. Sedangkan Kecamatan Tanjung Bintang berupa dataran tinggi >700 mdpl. Keadaan iklim di Jati Agung dan Tanjung Bintang termasuk iklim basah. Rata-rata curah hujan per tahun dan per bulan berturut-turut adalah 2.188,9 mm/tahun dan 182,4 mm/bulan. Bulan basah jatuh pada bulan Januari-Maret dan November- Desember bulan lembab terjadi pada bulan April-Mei, serta bulan kering adalah Juni-Oktober (Kabupaten Lampung Selatan Dalam Angka, 2013).
68 4.2.3. Keadaan Monografi Jumlah penduduk Kecamatan Jati Agung adalah 105.907 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki adalah 54.390 jiwa dan jumlah penduduk perempuan adalah 53.873 jiwa, sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Bintang adalah 36.010 jiwa penduduk laki-laki dan 34.414. jiwa penduduk perempuan dengan jumlah 70.423 jiwa, seperti disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin di Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Tanjung Bintang, tahun 2012 Kelompok Umur (tahun) 0 14 15 64 > 65 14.353 38.536 1.501 Perempuan (jiwa) 28.705 23.628 1.540 Jati Agung Lakilaki (jiwa) Tanjung Bintang Lakilaki (jiwa) 10.845 23.452 1.713 Perempuan (jiwa) 10.083 22.537 1.794 Jumlah 54.390 53.873 36.010 34.414 Sumber : Kecamatan Jati Agung Dalam Angka dan Kecamatan Tanjung Bintang Dalam Angka 2013. Data diolah, 2013 Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Jati Agung dan Tanjung Bintang berada pada kelompok umur produktif 15-64 tahun. Jumlah peduduk kategori umur 15-64 tahun sebesar 62.164 di Kecamatan Jati Agung dan 45.989 jiwa di Kecamatan Tanjung Bintang. Berdasarkan kategori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga kerja produktif di Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Tanjung Bintang cukup tinggi.
69 4.2.4. Keadaan Pertanian Penggunaan lahan di kedua kecamatan ini meliputi persawahan, peladangan, perkebunan, pemukiman, dan lahan lain-lain. Komoditi pertanian yang paling banyak diusahakan di kedua kecamatan ini adalah padi, jagug dan ubi kayu sebagaimana terliht pada Tabel 13. Tabel 13. Luas panen dan produksi padi, jagung dan ubi kayu di Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Tanjung Bintang, tahun 2012 Kecamatan Penggunaan Luas Panen Produksi lahan (ha) (ton) Jati Agung Padi Jagung Ubikayu 3.444 4.630 2.440 16.434 23.272 51.875 Tanjung Bintang Padi Jagung Ubikayu 4.006 6.000 2.320 27.233 30..725 51.920 Sumber : Kecamatan Jati Agung Dalam Angka dan Kecamatan Tanjung Bintang Dalam Angka, 2013 Tabel 13 memperlihatkan bahwa jagung mempunyai luas panen dan produksi terbesar di masing-masing kecamatan. Luas panen dan produksi jagnng di Kecamatan Jati Agung adalah 4.630 ha dan 23.272 ton, sedangkan luas panen dan produksi jagnng di Kecamatan Tanjung Bintang adalah 6.000 ha dan 30.725 ton. Sebagian besar lahan pertanian di Kecamatan Jati Agung dan Kecamatan Tanjung Bintang merupakan lahan kering atau ladang.
70 4.3. Keadaan Umum Desa Sumber Jaya dan Desa Lematang Desa Sumber Jaya merupakan desa di wilayah Kecamatan Jati Agung dan Desa Lematang adalah desa di wilayah Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan yang menjadi desa sampel penelitian. Desa Sumber Jaya dan Desa Lematang mewakili responden petani jagung hibrida di Kabupaten Lampung Selatan. 4.3.1. Letak Geografis Desa Sumber Jaya memiliki batas-batas wilayah, antara lain sebelah utara berbatasan dengan Desa Sinar Rejeki dan Karang Rejo. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Margodadi dan Desa Gedung Agung. Sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Margodadi dan Desa Marga Lestar. Sementara sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa Sinar Rejeki dan Desa Purwosari. Luas keseluruhan wilayah Desa Sumber Jaya adalah 1.117 ha dengan luas permukiman yaitu 130 ha dan luas pertanian sawah tadah hujan 320 ha serta lading atau tegalan atau kebun seluas 622 ha Batas-batas wilayah Desa Lematang antara lain sebelah utara berbatasan dengan PTPN/Desa Sabah Balau. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sukanegara & Galih Lunik. Sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Sabah Balau, sementara sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa Sukanegara.
71 Luas keseluruhan wilayah Desa Lematang adalah 750 ha yang terdiri dari 7 dusun dengan luas permukiman yaitu 30 ha dan luas perladangan yaitu 122 ha serta sawah hujan seluas 6 ha. Desa Lematang memiliki curah hujan, yaitu 2000/3000 mm. 4.3.2. Keadaan Demografi Jumlah penduduk di Desa Sumber Jaya adalah sebanyak 3.754 jiwa dengan 980 kepala keluarga yang terdiri dari 1.939 penduduk laki-laki dan 1.815 penduduk perempuan, sedangkan di Desa Lematang adalah 3.125 jiwa dengan 854 kepala keluarga yang terdiri dari 1.458 laki-laki dan 1.667 perempuan. Responden penelitian ini berjumlah 68 orang, 38 responden dari Desa Sumber Jaya dan 30 responden dari Desa Lematang (Profil Desa Sumber Jaya dan Profil Desa Lematang, 2013). 4.3.3. Profil Responden Penelitian Profil petani responden di kedua desa dapat dilihat dari responden yang telah diteliti sebagaimana tersaji pada Tabel 14. Petani responden hampir keseluruhan berjenis kelamin laki-laki (97,06%), dan dua di antaranya adalah perempuan (2,94%). Usia responden berada di rentang 21 tahun hingga 65 tahun. Sebaran petani pada umumnya berada di kategori umur antara 31 hingga 40 tahun dengan jumlah sebanyak 22 orang (32,35%) dan 41 sampai 50 tahun dengan jumlah 21 orang (30,88%).
72 Mayoritas petani responden pada rentang usia ini dapat dikatakan cukup berpengalaman. Tabel 14. Karakteristik umum petani responden No. Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (petani) (%) 21-30 7 10,29 1. Umur 31-40 22 32,35 41-50 21 30,88 >51 18 26,47 2. Gender Laki-Laki 66 97,06 Wanita 2 2,94 3. Status Menikah 68 100,00 Belum Menikah 0 0 1 2 2,94 4. 2 10 14,71 Tanggungan 3 26 38,24 Keluarga 4 12 17,65 5 18 26,47 SD 23 33,82 SMP 22 32,35 5. Pendidikan SMA 20 29,41 Perguruan Tinggi 3 4,41 6. Pekerjaan Utama Jagung 66 97,06 (Usaha Tani) Lainnya 2 2,94 Ustan (sayuran) 17 25 7. Pekerjaan non ustan 22 32,35 Sampingan Tidak ada 29 42,65 Sumber ; Data diolah, 2013 Keseluruhan petani responden telah berkeluarga. Jumlah tanggungan keluarga yang dominan berjumlah tiga orang
73 (38,24%). Dengan kata lain mayoritas petani menghidupi seorang istri dan dua orang anak. Tingkat pendidikan yang umum dimiliki petani responden di daerah penelitian adalah jenjang SD (33,82%), SMP (32,35%) dan SMA (29,41%). Tingkat pendidikan petani di Kabupaten Lampung Selatan umumnya masih terbilang rendah. 66 petani responden menjadikan usaha tani jagung sebagai pekerjaan utama mereka (97,06%) dan dua petani lainnya mengaku usaha tani jagung bukan usaha utama dan memiliki pekerjaan utama sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain bertani jagung, petani responden memiliki pekerjaan di luar usaha tani jagung seperti menanam sayuran, buruh bangunan, buruh pabrik, berdagang dan lainnya. Responden yang memiliki pekerjaan sampingan menanam sayuran sebanyak 17 orang (25%). Responden yang memiliki pekerjaan sampingan non usahatani sekitar 22 orang (32,35%) meliputi buruh bangunan, buruh pabrik, berdagang dan lainnya. 29 responden mengaku tidak memiliki pekerjaan sampingan (42,65%) yang menandakan masyarakat Kabupaten Lampung Selatan sangat bergantung pada kegiatan pertanian. Petani jagung hibrida yang menjadi responden dalam penelitian ini berada di Desa Sumber Jaya di Kecamatan Jati Agung dan desa Lematang di Kecamatan Tanjung Bintang. Total responden
74 pada penelitian ini sebanyak 68 orang. Karakteristik responden pengguna benih jagung hibrida dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik responden pengguna benih jagung hibrida No. Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (petani) (%) 1. <5 30 44,12 Lama Bertani 6-10 31 45,59 Jagung Hibrida >11 7 10,29 2. Luas Lahan < 1 1-2 >2 14 35 19 20,59 51,47 27,94 3. Pemilik 41 60,29 Status Lahan Penggarap 6 8,82 Sewa 21 30,88 P27 26 38,24 4. Jenis Varietas BISI2 10 14,71 NK22 28 41,18 Lainnya 4 5,88 Sumber ; Data diolah, 2013 Rata-rata petani telah berusaha tani selama 6-7 tahun dengan sebaran 7 responden mengaku telah bertani jagung hibrida selama lebih dari 11 tahun (10,29%) dan 31 responden memakai jagung hibrida selama 6-10 tahun (45,59%). 30 responden (44,12%) terbilang masih baru dalam bertani jagung hibrida dengan masa kurang dari 5 tahun dikarenakan mereka baru mengkonversi lahan mereka ke pertanian jagung yang sebelumnya adalah lahan kelapa sawit. Masing-masing petani responden memiliki luas dan status lahan yang berbeda. Luas
75 lahan yang dimiliki petani rata-rata 1,5 hektar. Luas lahan usahatani jagung hibrida secara umum sekitar kurang dari satu hektar (20,59%). Selanjutnya, luas lahan antara satu sampai dua hektar dimiliki oleh 21 responden (51,47%). Status lahan petani meliputi pemilik, penggarap dan sewa. Petani penggarap adalah petani yang diperkerjakan hanya untung menggarap lahan, sedangkan lahan sewa adalah lahan milik orang yang disewa petani untuk kegiatan pertanian. Biasanya sewa lahan memiliki sistem bagi hasil. Lahan yang dimiliki oleh responden sebanyak 41 orang berstatus sebagai pemilik lahan (60,29%), ada pula yang hanya menyewa lahan sebanyak 21 orang (30,88%) dan sisanya berstatus sebagai penggarap lahan. Penggunaan varietas benih jagung hibrida bagi petani responden memang cukup beragam. Varietas benih yang sering dibeli oleh responden, yaitu jenis NK22 dengan total 30 responden yang memakai (41,18%). Varietas lain yang juga sering dipakai ialah jenis P27 sebanyak 26 responden (38,24%). Varietas BISI2 digunakan oleh 8 responden (14,71%). Sedangkan 4 sisanya memakai benih jagung hibrida DK85.