PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BERBAGAI BENTUK PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

3

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODELKOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN HIPOTESIS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

MEDIA PAPAN FLANEL JUMLAH KURANG BILANGAN BULAT (JURANG BILBUL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TREFFINGER

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY Mira Dwi Alfiani 1), Siti Kamsiyati 2), Tri Budiharto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: miralfiani@gmail.com Abstract: The purpose of this research in to improve the integer arithmetic using the Two Stay Two Stray type of cooperative model on the fourth grade students of SD Negeri 1 Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan at 2014/2015 academic year. This research was classroom action research, it conducted in three cycles. Each cycle consist of planning, action, observation, and reflection. The subject are the fourth grade students of SD Negeri 1 Mrisi as many as 16 students. The data collection techniques used are interview, observation, documentation, and test. The data validity used were source triangulation and technique triangulation. The data analysis using the technique of comparative descriptive and critical analysis techniques, and other analysis technique used interactive analysis model consist of four phases, namely: data collecting technique, data reduction, data display, and taking the conclusion or verification. The improvement can be proved by the increase of the average score and class learning completeness in each cycle. the average score before the treatment is 57,5 with learning completeness 43,75%. In cycle I the class average score is 66,44 with learning completeness 62,5%. In cycle II the class average score become 72,22 with learning completeness 75%. In cycle III the class average score become 80,16 with learning completeness 87,5%. The conclusion is Two Stay Two Stray can improve the skill of integer arithmetic observation report on the fourth grade students on SD Negeri 1 Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan at 2014/2015 Academic Year Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menghitung melalui penerapan Two Stay Two Stray pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan 2014/ 2015. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 16 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Validitas data menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis, adapun teknik lain yaitu model analisis interaktif meliputi pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah 57,5 dengan persentase ketuntasan siswa kelas sebesar 43,75%. Nilai rata-rata kelas siklus I adalah 66,44 dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 66,5%. Nilai rata-rata kelas siklus II adalah 72,22 dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 75%. Pada siklus III, nilai rata-rata kelas adalah 80,16 dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 87,5%. Simpulan dalam penelitian ini yaitu model Koopertif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keterampilan menghitung pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : Keterampilan Menghitung, Bilangan Bulat, Two Stay Two Stray Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang canggih dan berperan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Semakin banyak mengerjakan persoalan matematika akan memajukan daya pikir manusia. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan mulai jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika melatih siswa untuk berpikir logis, kreatif, kritis, analisis, sistematis serta menumbuhkan rasa percaya diri dan mengembangkan keterampilan siswa dalam menghitung. Menurut Samuelsson dalam International Electronic Journal of Mathematics Education (2010: 62) menyatakan bahwa The Mathematics curriculum during elementary school has many components, but there is a strong emphasis on concepts of number and operations with number. From an internasional perspective, mathematics knowledge is defined as something more complex than concept of numbers and operations with numbers. Hal itu berarti kurikulum matematika di sekolah dasar memiliki banyak komponen, tetapi banyak ditekankan pada angka dan mengoperasikan angka tersebut. Pengetahuan matematika didefinisikan sebagai suatu 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

konsep yang kompleks tentang angka dan mengoperasikan angka. Namun bagi sebagian besar orang dewasa maupun siswa menganggap Matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan dan sulit untuk dipahami karena banyak rumus-rumus yang harus dihafalkan dan soalsoal yang harus dikerjakan. Begitu pula dengan pembelajaran Matematika yang ada di kelas IV SD Negeri 1 Mrisi Tanggungharjo Grobogan, masih ada beberapa materi pelajaran yang hasilnya belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, siswa dan kepala sekolah pada tanggal 20 Februari 2015 serta hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 23 Februari 2015, salah satu materi yang dirasakan sulit pada mata pelajaran Matematika kelas IV semester II adalah operasi hitung bilangan bulat. Operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV meliputi operasi penjumlahan, operasi pengurangan, dan operasi campuran. Kebanyakan siswa merasa kesulitan apabila dihadapkan dengan berbagai macam operasi pada bilangan bulat serta Siswa masih kebingungan dalam menjumlahkan dan mengurangkan biangan bulat seperti tanda negatif (-) yang bertemu negatif (-) akan menjadi positif (+). Siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terlebih untuk soal pengerjaan hitung campuran bilangan bulat. Hal ini disebabkan karena guru masih mengajar secara konvensional dalam menyajikan mata pelajaran matematika. Selain itu, guru juga kurang menggunakan media yang dapat menarik dan memperjelas materi pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung masih berpusat dari guru, aktivitas siswa jarang dilibatkan dalam pembelajaran. Siswa hanya datang, duduk, diam dan mendengarkan penjelasan dari guru, mencatat dan setelah itu guru memberikan beberapa soal kepada siswa untuk dikerjakan. Akibatnya, siswa kurang termotivasi, bosan dan kurang senang dalam mengikuti pelajaran matematika yang akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Februari 2015 terhadap siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi terungkap bahwa hasil belajar Matematika siswa masih tergolong rendah. Dari 16 siswa, sebanyak 7 siswa (43,75%) yang nilainya diatas KKM dan sisanya yaitu sebanyak 9 siswa (56,25%) nilainya dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 65. Nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 80 dengan nilai rata-rata kelas 57,5. Dengan melihat data hasil pretest siswa, dapat dikatakan bahwa keterampilan menghitung siswa dalam mengerjakan soal operasi hitung bilangan bulat tergolong rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran Matematika tersebut, terutama untuk meningkatkan keterampilan menghitung operasi hitung bilangan bulat maka peneliti menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Semua model kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok, bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. hal itu sesuai dengan pernyataan Slavin (2009: 103) bahwa pembelajaran kooperatif adalah solusi yang ideal terhadap masalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan tidak dangkal dari latar belakang siswa yang berbeda dengan cara siswa belajar dan bekerja melalui diskusi kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu Two Stay Two Stray (TSTS) atau dikenal dengan dikenal dengan dua tinggal dua tamu. Tipe model pembelajaran TSTS ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 (Shoimin, 2014: 222). Setelah siswa bekerjasama dalam kelompoknya, dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu kepada kelompok lain sedangkan dua anggota yang tetap berada dalam kelompok bertugas untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu yang datang dari kelompok lain. Siswa yang bertugas sebagai tamu harus bertamu kepada semua kelompok. Jika telah selesai bertamu, mereka kembali kepada kelompoknya masingmasing kemudian mencocokkan dan membahas hasil kerja bersama anggota kelompok asal. Model pembelajaran koooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, bersosialisasi, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi (Huda, 2013: 207). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu Setyani yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Magnet melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Two

Stay Two Stray (TSTS) pada Siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 tahun 2013/2014. Berdasarkan kesimpulan penelitian menyatakan bahwa penerapan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat magnet pada Siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 tahun 2013/2014. Hal itu dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa dari pratindakan ke setiap siklusnya. Kenyataan yang terjadi juga sama dengan penelitian yang akan dikaji yaitu dengan menggunakan model kooperatif Two Stay Two Stray. Letak Perbedaannya yaitu pada penelitian oleh Ayu Setyani diterapkan pada pemahaman konsep sifat-sifat magnet, sedangkan dalam penelitian ini diterapkan pada keterampilan menghitung bilangan bulat. Sehubungan dengan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah, yaitu: apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN Mrisi tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray pada siswa kelas IV SDN 1 Mrisi tahun pelajaran 2014/2015. METODE Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Mrisi, Tanggungharjo, Grobogan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 16 siswa yang terdiri dari 7 lakilaki dan 9 perempuan. Waktu penelitian adalah selama enam bulan yaitu bulan Februari-Juli tahun pelajaran 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang termasuk data kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai keterampilan menghitung siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan, nilai afektif dan psikomotorik siswa dalam pembelajaran, serta nilai proses pelaksanaan guru dalam pembelajaran. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah silabus Matematika kelas IV semester II, RPP Matematika kelas IV bilangan bulat, hasil wawancara terhadap guru kelas V SD Negeri Pajang II Laweyan Surakarta sebelum dan sesudah menerapkan Two Stay Two Stray. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai pembelajaran yang selama ini telah berlangsung seperti cara mengajar guru dan model yang digunakan guru dalam mengajar, serta keadaan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur atau menilai proses pelaksanaan pembelajaran guru kelas IV SDN 1 Mrisi dalam penerapan Two Stay Two Stray saat pembelajaran berlangsung dan menilai afektif dan psikomotorik siswa. Di dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes yang diberikan berbentuk tes esai, tes ini digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan menghitung pada siswa kelas IV SDN 1 Mrisi tahun pelajaran 2014/ 2015. Data dokumentasi dalam penelitian ini yang digunakan untuk memperoleh berbagai data antara lain Silabus pembelajaran, RPP, data nilai keterampilan menghitung sebelum dan sesudah penerapan Two Stay Two Stray, dan dokumentasi foto. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu teknik yang digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang sudah diperoleh melalui berbagai sumber yang berbeda. Triangulasi metode yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara menggali data yang sama dari metode yang berbeda. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Adapun teknik lain yaitu menggunakan model analisis Interaktif Miles dan Huberman. Model ini mempunyai tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan (Sugiyono, 2010: 338). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus tindakan. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai yang mencakup perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Perencanaan tindakan menggambarkan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan. Tahap pengamatan dilakukan

dengan mengamati dan menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Tahap refleksi dilakukan setelah semua data terkumpul. HASIL Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melaksanakan kegiatan wawancara, tes pada kondisi awal, dan observasi untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi sebelum menggunakan model Kooperatif Two Stay Two Stray. Hasil pretest mengenai keterampilan menghitung bilangan bulat menunjukkan bahwa sebanyak 9 siswa atau 56,25% nilai keterampilan menghitung siswa masih dibawah KKM (65), sedangkan nilai keterampilan menghitung bilangan bulat siswa yang mencapai ketuntasan minimal hanya 7 siswa atau 43,75% serta nilai rata-rata ketuntasan klasikal keterampilan menghitung bilangan bulat hanya 57,5 (rendah). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Frekuensi Data Nilai Prasiklus 35-44 4 39,5 158 25 45 54 4 49,5 198 25 55 64 1 59,5 59,5 6,25 65 74 5 69,5 347,5 31,25 75-84 2 79,5 159 12,5 Jumlah 16 922 100 Nilai rata-rata 57,5 Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas, sebagian besar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 65. Dari 16 siswa, 9 siswa atau 57,5% siswa masih di bawah KKM, dan hanya 7 siswa atau 43,75% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui nilai terendah 35 sedangka nilai tertinggi 80, dan nilai rata-rata kelas 57,5. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray, nilai keterampilan menghitung bilangan bulat pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Hasil secara lengkap nilai tes keterampilan menghitung bilangan bulat pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Frekuensi Data Nilai I 35-44 1 39,5 39,5 6,25 45 54 3 49,5 148,5 18,75 55 64 2 59,5 119 12,5 65 74 4 69,5 278 25 75-84 6 79,5 477 37,5 Jumlah 16 1062 100 Nilai rata-rata 66,44 Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas, pada siklus I sebanyak 10 siswa mencapai nilai KKM atau persentasenya 66,5%, sedangkan 6 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 56,25%. Nilai terendah 39, nilai tertinggi 84, dan ratarata nilai keterampilan menghitung secara klasikal sebesar 66,44. Dengan demikian, target pada indikator kinerja penelitian yaitu 80% siswa mencapai KKM belum tercapai, maka tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Data nilai keterampilan menghitung siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Frekuensi Data Nilai II 51 57 2 54 108 12,5 58 64 2 61 122 12,5 65 71 3 68 204 18,75 72 78 4 75 300 25 79 85 4 82 328 25 86 92 1 89 89 6,25 Jumlah 16 1151 100 Nilai rata-rata 77,22 Berdasarkan data pada Tabel 3 di atas, pada siklus II ada 12 siswa yang mencapai nilai KKM atau 75%, sedangkan sebanyak 4 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 25%. Nilai terendah 54, nilai tertinggi 87, dan nilai rataratanya sebesar 72,22. Hasil siklus II meningkat, namun belum memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu ketuntasan klasikal 80%, sehingga tindakan dilanjutkan ke siklus berikunya. Data nilai keterampilan menghitung siswa pada siklus III menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Frekuensi Data Nilai III 58 64 2 61 122 12,5 65 71 1 68 68 6,25 72 78 3 75 225 18,75 79 85 3 82 246 18,75 86 92 6 89 534 37.5 93 99 1 96 96 6,25 Jumlah 16 1291 100 Nilai Rata-rata 80,16 Berdasarkan data pada Tabel 4 di atas, pada siklus III ada 14 siswa yang mencapai nilai KKM atau 87,5%, sedangkan sebanyak 2 siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 12,5%. Nilai terendah 62, nilai ter-tinggi 94, dan nilai rata-ratanya sebesar 80,16. Hasil siklus III meningkat dan telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu ketuntasan klasikal 80%, dengan demikian peneliti mengakhiri tindakan pada siklus III dalam meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat dengan model kooperatif Two Stay Two Stray. PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooepartif Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat siswa kelas IV SD N 1 Mrisi tahun pelajaran 2014/2015. Pada kondisi awal, hasil penilaian keterampilan menghitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD N 1 Mrisi diperoleh nilai rata-rata kelas 57,5. Dari 16 siswa hanya terdapat 7 siswa (43,75%) yang berhasil mencapai ketuntasan, sedangkan 9 siswa (56,25%) Nilai tertinggi adalah 80, sedangkan nilai terendah adalah 34. Berdasarkan hasil pretest tersebut, maka dilakukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat siswa. Pada siklus I, dengan penerapan model pembelajaran kooepartif Two Stay Two Stray (TS- TS) terjadi peningkatan keterampilan menghitung bilangan bulat. berdasarkan data yang diperoleh dari siswa, nilai terendah pratindakan adalah 35 dan pada siklus I adalah 39. Nilai tertinggi pratindakan adalah 80 dan pada siklus I meningkat menjadi 84, rata-rata kelas 66,44. Ketuntasan klaasikal sebesar 62,5%. Namun karena belum mencapai indikator yang ditentukan peneliti yaitu 80% siswa memperoleh nilai 65, sehingga perlu diadakan siklus II supaya dapat mencapai indikator kinerja penelitian. Setelah penerapan siklus I, peneliti melakukan refleksi dengan berkonsultasi kepada guru kelas IV untuk mengetahui kekurangan pada siklus I guna perbaikan pada siklus II. Pada siklus II diadakan peningkatan kualitas pembelajaran dengan cara memperbaiki dan meminimalisir kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I yaitu dengan cara guru memberikan pengertian kepada siswa akan pentingnya belajar kelompok dan guru membimbing siswa supaya tidak malu untuk bertanya kepada temannya apabila belum memahami materi. Pada siklus II ini juga terjadi peningkatan kualitas kinerja guru dibandingkan siklus I, yaitu guru lebih percaya diri dalam mengajar, membimbing siswa untuk dapat membantu temannya dan sudah mulai bisa menerapkan semua langkah-langkah pembelajaran dalam alokasi waktu yang direncanakan. Dalam segi materi dan soal evaluasi terjadi peningkatan kualitas pada siklus II dibandingkan pada siklus I, sehingga siklus II ini tidak hanya mengulang materi dan kegiatan pembelajaran siklus I melainkan juga terdapat pengembangan materi dan pengembangan tingkat kesukaran soal evaluasi. Hasil dari siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi adalah 87, nilai terendah adalah 54 setelah penerapan siklus II, rata-rata yaitu 72,22, dan ketuntasan klasikal sebesar 75%. Namun karena belum mencapai indikator yang ditentukan peneliti yaitu 80% siswa memperoleh nilai 65, sehingga perlu diadakan siklus III supaya dapat mencapai indikator kinerja penelitian. Setelah penerapan siklus II, peneliti melakukan refleksi dengan berkonsultasi kepada guru kelas IV untuk mengetahui kekurangan pada siklus II guna perbaikan pada siklus III. Pada siklus III diadakan peningkatan kualitas pembelajaran dengan cara memperbaiki dan meminimalisir kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus II yaitu dengan cara guru lebih memotivasi, membimbing dan mengarahkan siswa dalam bekerja kelompok. Pada siklus III ini juga terjadi peningkatan kualitas kinerja guru dibandingkan siklus II, yaitu guru lebih percaya diri dalam mengajar, membimbing siswa untuk dapat membantu temannya dan sudah menerapkan semua langkah-langkah pembelajaran da-

lam alokasi waktu yang direncanakan. Dalam segi materi dan soal evaluasi terjadi peningkatan kualitas pada siklus III dibandingkan pada siklus II, sehingga siklus III ini tidak hanya mengulang materi dan kegiatan pembelajaran siklus II melainkan juga terdapat pengembangan materi dan pengembangan tingkat kesukaran soal evaluasi. Hasil dari siklus III mengalami peningkatan dari siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi adalah 94, nilai terendah adalah 62, rata-rata kelas yaitu 80,16 dan ketuntasan klasikal sebesar 87,5%. Hal ini sesuai teori yang diungkapkan Huda bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dapat diterapkan di semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, tanggung jawab, bersosialisasi, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi (2013: 207), sehingga model ini juga dapat diterapkan dalam mata pelajaran matematika (dalam hal ini, peningkatan keterampilan menghitung bilangan bulat). Selain itu teori yang mendukung seperti yang diungkapkan oleh Lie bahwa struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kelompok untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain (2005: 61). Hal ini sejalan dengan penelitian Ayu Setyani yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Magnet melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada Siswa kelas V SD Negeri Pengkol 01 tahun 2013/2014 yang menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif Two Stay Two Stray dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat magnet yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 71,38 menjadi 80,58. Peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklusnya berdampak positif terhadap ketuntasan belajar. Perbandingan nilai atau hasil tes keterampilan menghitung bilangan bulat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:. Tabel 5. Perbandingan Nilai Keterampilan Menghitung Bilangan Bulat Prasiklus, I, II, dan III Keterangan Pra I II Nilai rata- rata 57,5 66,44 72,22 III 80,16 Nilai tertinggi 80 84 87 94 Nilai terendah 35 39 54 62 Ketuntasan klasikal 43,75% 6,25% 75% 87,5% SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus selama enam kali pertemuan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray sebagai upaya meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi tahun pelajaran 2014/1025, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keterampilan menghitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Mrisi tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan menghitung siswa dengan persentase ketuntasan klasikal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dan diterapkan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray pada siklus I, siklus II dan siklus III. Nilai rata-rata dari nilai keterampilan menghitung siswa pada kondisi prasiklus sebesar 57,5, dengan ketuntasan klasikal sebesar 43,75%. Kemudian siklus I nilai rata-rata keterampilan menghitung siswa sebesar 66,44 dengan ketuntasan klasikal 62,5%, pada siklus II nilai rata-rata sebesar 72,22 dengan ketuntasan klasikal 75% dan nilai ratarata siklus III sebesar 80,16 dengan ketuntasan klasikal 87,5%.

DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo. Samuelsson, Joakim. (2010). International Electronic Journal of Mathematics Education. Vol. 5, No.2, 2010. Diperoleh 30 April 2015, www.iejme.com. Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Arruzz Media. Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.