BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan untuk meningkatan kompetensi siswa, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest control group design (Fraenkel dan Wallen, 2008:269). Penggunaan desain ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan yang diukur dan sejauh mana besar pengaruh model yang diterapkan terhadap subjek penelitian. Dengan menggunakan desain ini subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ICARE, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang mendapatkan model pembelajaran yang biasa digunakan (learning cycle 3E) di sekolah tersebut. Pengaruh model yang diterapkan terhadap kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasi pengetahuan siswa diketahui dari perbandingan gain yang dinormalisasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian Randomized Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok Pre-test Perlakuan Pos-test Ekperimen O1 O2 X1 O1 O2 Kontrol O1 O2 X2 O1 O2 Keterangan: X1 : model pembelajaran ICARE X2 : model pembelajaran biasa (learning cycle 3E) O1 : tes kemampuan memahami O2 : tes kemampuan mengaplikasi dalam konteks dunia nyata Nori Agustini, 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECT, APPLY, REFLECT, EXTEND) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM KONTEKS DUNIA NYATA SISWA SMA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

36 B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada sebuah SMA Negeri di kota Kayuagung kabupaten Ogan Komering Ilir pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang memiliki 4 kelas dengan komposisi siswa masing-masing 27-29 orang dalam satu kelas. 2. Sampel Sampel pada penelitian ini adalah dua kelas dari keseluruhan kelas XI IPA pada SMA tersebut, yang ditetapkan melalui teknik secara acak kelas. Teknik random yang dilakukan dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan pada semua kelas, satu kelas terpilih dijadikan kelas eksperimen yaitu kelas yang menerima perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran ICARE dan satunya lagi menjadi kelas kontrol yang menerima pembelajaran menggunakan model pembelajaran biasa (learning cycle 3E). Tabel 3.2 Jadwal Penerapan Model dan Kehadiran Siswa Keterangan Kelas Eksperimen (28 Kelas Kontrol (29 Siswa) Siswa) Agustus 2015 Agustus 2015 6 7 13 20 21 27 3 4 11 18 24 25 Tes Awal 25 25 Perlakuan 26 25 26 25 27 28 29 27 28 Tes akhir 26 29 C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam kegiatan penelitian adalah: 1) Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur sebatas mana tahapan model pembelajaran ICARE terlaksana dalam proses belajar mengajar. Pada lembar obeservasi ini terdapat kolom ya dan tidak, dimana observer bisa memberikan tanda checklist ( ) pada kolom tersebut sesuai dengan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, disamping itu juga terdapat kolom keterangan yang bisa diisi oleh observer dengan catatan kejadian selama proses pembelajaran berlangsung.

37 2) Tes Tes digunakan untuk mengukur kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada materi fluida statis dalam proses pembelajaran fisika. untuk mengetahui tingkat kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata digunakan instrumen berupa 42 soal pilihan ganda, 27 soal kemampuan memahami dan 15 soal kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Tes ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (pretest) dan di tahap akhir (posttest) pada proses pembelajaran secara keseluruhan. D. Teknik Analisis Instrumen Hasil penelitian yang bermutu ditentukan oleh baik tidaknya data, karena data menggambarkan kondisi variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembuktian hipotesis. Sedangkan baik tidaknya data bergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Arikunto (2006:168) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen penelitian ini sudah memenuhi kriteria validitas isi menurut ahli dan diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 1) Uji Validitas Validitas instrumen tes yang digunakan adalah validitas konstruk dengan Validitas konstruk ditentukan melalui hasil pertimbangan para ahli (Judgement experts). Judgement dilakukan dengan cara meminta para ahli untuk mengamati, mengoreksi dan memberikan pertimbangan atau saran supaya tes tersebut bisa menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur, kesesuaian soal dengan materi pelajaran, proses kognitif soal, kalimat soal yang digunakan, dan kunci jawaban. Lalu memberikan keputusan apakah instrumen tes akan digunakan langsung atau butuh perbaikan atau mungkin dirombak total. Instrumen tes pada penelitian ini di-judgement oleh 5 dosen ahli yang berkompeten dalam bidangnya. Berdasarkan hasil judgement dapat diketahui bahwa instrumen tes kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan

38 dalam konteks dunia nyata dinyatakan valid. Penjabaran jumlah butir soal yang terdapat pada instrumen tes sebagai berikut: a) Validitas Konstruk untuk Instrumen Kemampuan Memahami Setelah dinilai oleh ahli, jumlah soal kemampuan memahami menjadi 36 soal pilihan ganda dengan rincian, untuk proses kognitif menginterpretasikan sebanyak 5 soal, mencontohkan 7 soal, menyimpulkan sebanyak 6 soal, membandingkan sebanyak 10 soal, menjelaskan sebanyak 8 soal. Soal-soal kemampuan memahami dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan memahami pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan memahami setelah dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.3. Sub Konsep Tabel 3.3 Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan memahami Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi kan (Interpreting) Mencontohkan (Exemplifying) Menyimpulkan (Inferring) Membandingkan (Comparing) Menjelaskan (Explaining) Tekanan Hidrostatis 3 6-1, 4, 5 2, 7, 8 Hukum Pascal 9 14,15 11 10 12,13 Gaya apung 17, 18, 21, dan H. 16 24, 28, 29 19, 22, 26 24, 27 Archimedes 20, 23 Tegangan Permukaan 32, 33 34 30, 31 36 35 Jumlah 5 7 6 10 8 b) Validitas konstruk untuk Instrumen Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata. Setelah dinilai oleh para ahli jumlah soal kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata menjadi 20 butir soal pilihan ganda dengan rincian proses kognitif mengeksekusi 9 soal dan mengimplementasikan 1 soal. Soal-soal kemampuan mengaplikasikan dapat dilihat pada kisi-kisi soal kemampuan mengaplikasikan pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata dapat dilihat pada Tabel 3.4

39 Tabel 3.4 Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Sub Konsep Konteks Dunia Nyata Mengeksekusi Mengimplementasikan Tekanan Hidrostatis 1,3 2 Hukum Pascal 4,5 6,7 Gaya apung dan 9,13,14,15 8,10,11,12,16,17 hukum Archimedes Tegangan Permukaan 19, 18, 20 Jumlah 9 11 Selanjutnya instrumen tes diuji cobakan kepada siswa yang sudah sudah mendapatkan konsep fluida statis untuk mendapatkan reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. 2) Uji Reliabilitas Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik testretest atau single test-double trial method dimana tester hanya menggunakan satu seri tes, pada responden yang sama dan percobaannya dilakukan dua kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien antara percobaan pertama dengan percobaan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2009:184) Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus korelasi Product Moment angka kasar dari Person (Arikunto, 2015:87). N XY ( X)( Y) r xy = (3.1) {N X 2 ( X) 2 }{N Y 2 ( Y) 2 } Keterangan : rxy X Y N = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = skor tes uji coba pertama = skor tes uji coba kedua = jumlah sampel 3.5. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel

40 3) Taraf Kesukaran Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Tes Besarnya nilai r Interpretasi 0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy 0,80 Tinggi 0,40 < rxy 0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2015:89) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2015: 222). Indeks kesukaran menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan bahwa soal itu terlalu sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P singkatan dari proporsi, indeks kesukaran dapat dicari dengan persamaan (Arikunto, 2015: 223). P = B JS (3.2) Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interpretasi indeks kesukaran suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran Besarnya Nilai P Interpretasi 0,00 < P 0,30 Soal Sukar 0,30 < P 0,70 Soal Sedang 0,70 < P 1,00 Soal Mudah (Arikunto, 2015: 225) 4) Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

41 (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2015:226). Angka yang menunjukan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Penelitian ini adalah penelitian kelompok kecil (kurang dari 100), seluruh kelompok tes dibagi dua sama, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. indeks diskriminasi dapat dicari dengan rumus (Arikunto, 2015: 228) Keterangan : D = B A J A B B J B = P A P B (3.3) D BA BB JA JB PA PB = = = = = = = Indeks diskriminasi Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Banyaknya peserta tes kelompok atas Banyaknya peserta tes kelompok bawah Proporsi peserta kelompok atas yang mejawab benar Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Interpretasi indeks diskriminasi suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Interpreatsi Indeks Diskriminasi Besarnya Nilai D Interpretasi 0,00 < D 0,20 Jelek (poor) 0,20 < D 0,40 Cukup (statistifactory) 0,40 < D 0,70 Baik (good) 0,70 < D 1,00 Baik sekali (excellent) D<0 (Negatif) Tidak baik, buang saja (Arikunto, 2015:232) a. Deskripsi Hasi Uji Coba Instrumen Tes Uji coba instrumen tes dilakukan di pada siswa kelas XI IPA di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Majalengka di Jawa Barat. Soal tes kemampuan memahami yang diuji cobakan berjumlah 36 butir soal, sedangkan soal tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata berjumlah 20 butir soal.

42 Rekapitulasi hasil uji coba tes kemampuan memahami dan tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata secara terperinci tertera pada lampiran C. Rekapitulasi hasil uji coba pertama tes kemampuan memahami disajikan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan memahami No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda P Interpretasi D Interpretasi Keputusan Akhir 1 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 2 0.53 Sedang 0.13 Jelek Dibuang 3 0.20 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 4 0.17 Sukar 0.07 Jelek Dibuang 5 0.67 Sedang 0.33 Cukup Dipakai 6 0.63 Sedang 0.40 Cukup Dipakai 7 0.70 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 8 0.40 Sedang 0.40 Cukup Dipakai 9 0.53 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 10 0.43 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 11 0.40 Sedang 0.00 Jelek Dibuang 12 0.70 Sedang 0.40 Cukup Dipakai 13 0.50 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 14 0.27 Sukar -0.13 TB Dibuang 15 0.63 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 16 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 17 0.77 Mudah 0.27 Cukup Dipakai 18 0.27 Sukar 0.00 Jelek Dibuang 19 0.57 Sedang 0.33 Cukup Dipakai 20 0.57 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 21 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 22 0.37 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 23 0.33 Sedang -0.07 TB Dibuang 24 0.40 Sedang 0.00 Jelek Dibuang 25 0.43 Sedang 0.40 Cukup Dipakai 26 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 27 0.23 Sukar -0.20 TB Dibuang 28 0.13 Sukar -0.13 TB Dibuang 29 0.50 Sedang 0.47 Baik Dipakai 30 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 31 0.43 Sedang 0.40 Cukup Dipakai 32 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 33 0.37 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 34 0.30 Sukar 0.33 Cukup Dipakai 35 0.00 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 36 0.60 Sedang 0.27 Cukup Dipakai

43 Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes kemampuan memahami seperti yang disajikan pada tabel 3.8 mengenai taraf kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan mengenai proporsi indikator proses kognitif kemampuan memahami dan sub konsep fluida statis maka diputuskan 27 butir soal yang dipakai dengan rincian proses kognitif menginterpretasikan sebanyak 5 butir soal, mencontohkan 5 butir soal, menyimpulkan 5 butir soal, membandingkan 6 butir soal, dan menjelaskan 6 butir soal. Soal-soal kemampuan memahami dapat dilihat pada soal pretest-posttest pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan memahami setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Sub Konsep Tabel 3.9 Rekapitulasi Soal Per Proses Kognitif Kemampuan Memahami Proses kognitif Kemampuan memahami Menginterpretasi kan (Interpreting) Mencontoh kan (Exemplifyi ng) Menyimpul kan (Inferring) Membanding kan (Comparing) Menjelaskan (Explaining) Tekanan Hidrostatis 2 4-1, 3 6, 7 Hukum Pascal 10 16-11 13, 14 Hukum Archimedes 17 23, 27 19, 22, 24 18, 21 20 Tegangan Permukaan 35, 36 39 33, 34 42 40 Jumlah 5 5 5 6 6 Reliabilitias instrumen tes kemampuan memahami diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua mengahasilkan nilai sebesar 0,755 dengan interpretasi tinggi. Sedangkan hasil uji coba instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata disajikan pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda P Interpretasi D Interpretasi Keputusan Akhir 1 0.33 Sedang 0.13 Jelek Dibuang 2 0.70 Sedang 0.33 Cukup Dipakai 3 0.30 Sukar 0.47 Baik Dipakai 4 0.33 Sedang 0.27 Cukup Dipakai 5 0.23 Sukar 0.33 Cukup Dipakai

44 No Tingkat Kesukaran Daya Pembeda P Interpretasi D Interpretasi Keputusan Akhir 6 0.30 Sukar 0.47 Baik Dipakai 7 0.63 Sedang 0.20 Jelek Dibuang 8 0.23 Sukar 0.20 Jelek Dipakai 9 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 10 0.80 Mudah 0.00 Jelek Dibuang 11 0.20 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 12 0.63 Sedang 0.07 Jelek Dibuang 13 0.37 Sedang 0.33 Cukup Dipakai 14 0.23 Sukar 0.33 Cukup Dipakai 15 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 16 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 17 0.27 Sukar 0.27 Cukup Dipakai 18 0.43 Sedang 0.33 Cukup Dipakai 19 0.27 Sukar 0.00 Jelek Dibuang 20 0.27 Sukar 0.40 Cukup Dipakai Berdasarkan hasil uji coba pertama dan uji coba kedua instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata seperti yang disajikan pada tabel 3.9 mengenai taraf kesukaran dan daya pembeda, serta pertimbangan mengenai proses kognitif kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata dan sub konsep fluida statis maka diputuskan 15 butir soal yang dipakai denan rincian proses kognitif mengeksekusi 7 butir soal dan mengimplementasikan 7 butir soal. Soal-soal kemampuan mengaplikasikan dapat dilihat pada soal pretest-posttest pada lampiran B. Rekapitulasi sebaran soal per proses kognitif kemampuan mengaplikasikan setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11 Rekapitulasi Soal Per Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Konteks Dunia Nyata Proses kognitif Kemampuan Mengaplikasikan dalam Sub Konsep Konteks Dunia Nyata Mengeksekusi Mengimplementasikan Tekanan Hidrostatis 8 5 Hukum Pascal 9, 12 15 Gaya apung dan 26, 29, 30,31 25, 28, 32 hukum Archimedes Tegangan Permukaan - 37, 38, 41 Jumlah 7 8

45 Reliabilitas instrumen tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua mengahasilkan nilai sebesar 0,74 dengan interpretasi tinggi. E. Teknik Analisis Data Penelitian Terdapat 4 jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: data kemampuan memahami, data kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, data observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. 1. Analisis Kemampuan memahami dan Kemampuan Mengaplikasikan dalam konteks Dunia Nyata Analisis data kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata menggunakan uji statistik, guna mengetahui peningkatan keduanya. Setelah instrumen diujikan melalui tes awal dan tes akhir maka yang dilakukan terlebih dahulu memberikan skor kepada jawaban siswa. Jawaban benar bernilai satu dan jawaban yang salah bernilai nol. Hal ini sesuai dengan cara pengolahan skor menurut Arikunto (2015:188) yaitu tanpa denda. S = R ( 3.4) S = Skor yang diperoleh (Raw Score) R = Jawaban yang betul a. Menentukan skor gain Untuk mengetahui peningktan kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, maka menggunakan perbandingan skor pretets dan posttest yang dikemukanan oleh Mark (2007:87) Gain = post pre ( 3.5) b. Menentukan karakteristik peningkatan individu Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan pada setiap siswa menurut Mark (2007:87) harus membandingkan skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

46 Keterangan : g Post Pre g = = gain yang dinormalisasi Post Pre 100 pre = skor tes akhir yang diperoleh setiap siswa = skor tes awal yang diperoleh setiap siswa 100 = skor maksimum ideal (3.6) c. Menentukan karateristik peningkatan rata-rata kelompok Untuk menentukan karakteristik atau kategori peningkatan rata-rata kelompok maka harus perbandingan skor rata-rata posttest dan skor rata-rata pretets yang dibagi oleh perbandingan skor maksimum dan skor rata-rata pretest (Mark, 2007: 87). Keterangan : g Post pre g = Post pre 100 pre = skor rata-rata gain yang dinormalisasi = skor rata-rata tes akhir yang diperoleh seluruh siswa = skor rata-rata tes awal yang diperoleh seluruh siswa 100 = skor maksimum ideal (3.7) d. Menginterpretasikan skor rata-rata gain yang dinormalisasi dengan menggunakan Tabel 3.12 2. Uji hipotesis Tabel 3.12 Interpretasi skor rata-rata gain yang dinormalisasi Batasan Interpretasi g 0.7 Tinggi 0.7 > g 0.3 Sedang g < 0.30 Rendah (Hake, 1998:65) Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris, dengan menggunakan t-test untuk dua sampel. Penggunaan statistik parametris

47 mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2009: 241). Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus melakukan pengujian normalitas data dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Berikut tahapan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17. a. Uji Normalitas Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk. dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila nilai sig.> α maka HA diterima artinya data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene Test (Test of Homogeneity of Variances) dengan taraf signifikansi (α = 0,050). Apabila nilai dari sig.> α maka HA diterima artinya varians untuk kedua data tersebut homogen. c. Pengujian Hipotesis dengan uji-t 1) Uji Statistik Parametrik Uji statistik parametrik digunakan jika data memenuhi asumsi statistik, yaitu jika terdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Pengujian hipotesis pada data statistik parametrik dapat menggunakan uji-t (t-test). Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,050 maka HA diterima. 2) Uji Statistik Non-parametrik Jika distribusi datanya tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, data terdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik non-parametrik. Uji statistik nonparametrik yang digunakan jika asumsi parametrik tidak terpenuhi adalah uji Mann-Whitney U Pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai sig.< α, dengan α = 0,050 maka HA diterima

48 Berikut alur pengolahan uji hipotesis di bawah ini: Data Uji Normalitas Tidak Uji Mann- Whitney Uji Homogenitas Uji-t Ya Ya Tidak Uji-t Kesimpulan Gambar 3.1 Alur Pengolahan Uji Hipotesis d. Pengukuran pengaruh (Effect Size) Jika didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan antara dua rata-rata kelas (eksperimen dan kontrol), maka diperlukan perhitungan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan yang dilakukan. Untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian, maka digunakan perhitungan dengan menggunakan nilai effect size untuk jumlah sampel yang kecil, yaitu sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:16) dimana d = x 1 x 2 s pooled (3.8) s pooled = (n 1 1)s 2 1 + (n 2 1)s 2 2 n 1 + n 2 2 (3.9) Keterangan: d = ukuran besar pengaruh X 1 = mean rata-rata kelompok eksperimen X 2 = mean rata-rata kelompok kontrol

49 S 1 2 S 2 2 n 1 n 2 = varian kelompok eksperimen = varian kelompok kontrol = jumlah kelompok ekperimen = jumlah kelompok kontrol Setelah didapatkan nilai d, maka ukuran pengaruh (effect size) dari dua rata-rata yang berbeda, nilai d disesuaikan dengan kategori ukuran pengaruh sebagai berikut (Cohen dalam Nandy, 2012:15). Tabel 3.13 Interpretasi Ukuran Pengaruh Batasan Interpretasi - d 0,20 Pengaruh kecil 0,2<d < 0,80 Pengaruh sedang 0,8 d Pengaruh besar (Nandy, 2012:15) e. Analisis Hubungan antara Kemampuan Memahami dengan Kemampuan Mengaplikasikan dalam konteks Dunia Nyata Untuk melihat hubungan antara kemampuan memahami dengan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata siswa yang mendapat perlakuan berupa penerapan model pembelajaran pembangkit ICARE, digunakan uji korelasi antara data skor rata-rata kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata. Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson product moment. Sedangkan jika data tidak normal dan tidak homogen, maka uji korelasi dilakukan dengan uji Rank Spearman. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan piranti lunak pengolah data SPSS Statistic 17. Interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.14 Tabel 3.14 Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya nilai r Interpretasi 0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy 0,80 Tinggi 0,40 < rxy 0,60 Cukup 0,20 < rxy 0,40 Rendah 0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2015:89)

50 f. Analisi Data Obeservasi Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan model pembelajaran ICARE sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Dapat dihitung dengan: %Keterlaksanaan Model = kegiatan yang teramati seluruh kegiatan 100% (3.10) Interpretasi keterlaksanaan model dapat diketahui dari tabel 3.15 F. Prosedur Penelitian Tabel 3.15 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Keterlaksanaan (%) Kriteria 0%-20% Sangat kurang 21%-40% Kurang 41%-60% Cukup 61%-80% Baik 81%-100% Sangat baik (Riduwan, 2012) Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan Persiapan Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Melakukan studi pendahuluan berupa wawancara dan skala sikap kepada guru dan siswa, studi literatur terhadap jurnal, buku, dan laporan penelitian mengenai model ICARE, menganalisis kurikulum IPA Fisika SMA dan materi pelajaran Fisika kelas X IPA SMA. b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Skenario Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes kemampuan memahami, tes kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata, lembar obeservasi, dan skala sikap. d. Mempersiapkan peralatan dan bahan demonstrasi dan praktikum siswa. e. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap intrumen yang dibuat lalu melakukan revisi berdasarkan saran dan dosen ahli.

51 f. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). g. Memperbaiki intrumen yang sudah divalidasi dan diuji coba. h. Menentukan populasi dan sampel penelitian. i. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol 2. Tahapan Pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap proses pembelajaran berlangsung yang meliputi: a. Memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata awal siswa pada kedua kelompok sampel penelitian. b. Melakukan proses pembelajaran di kelas ekperimen dan kelas kontrol. c. Melakukan observasi keterlaksanaan model pembelajaran ICARE d. Memberikan posttest untuk mengathui kemampuan memahami dan kemampuan mengaplikasikan dalam konteks dunia nyata pada kedua kelompok sampel penelitian setelah diberikan perlakuan. e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung pada kelas eksperimen 3. Tahap Analisi Data Tahapan analisis data meliputi : a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. b. Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh sebelum penelitian. c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian. d. Memberikan saran terhadap hambatan dan kekurangan selama pembelajaran

52 Berikut bagan alur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini: Studi Pendahuluan Menyusun Proposal Mengembangkan Insturmen 1. Tes PK dan KM 2. Skala Sikap 3. Pedoman Observasi Menyusun Pembelajaran 1. RPP 2. LKS Perangkat Persiapan Validasi. Uji coba. Revisi Revisi Tes Awal Kelas Kontrol Perlakuan Kelas Eksprimen observasi Tes Akhir observasi Angket Pelaksanaan Analisis Data Analisis Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian