BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan yang bergerak di bidang usaha mempunyai tujuan yang harus

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang memerlukan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham, sehingga bursa saham terjun bebas. para ahli ekonomi menilai kecil kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap peningkatan pembangunan dan kelangsungan jalannya roda

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi dalam memperoleh suatu

I. PENDAHULUAN. menampakan wujud dan peranannya. Sampai kini sektor swasta masih. mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

KONSEP DASAR KOPERASI

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan

Koperasi. By :

Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. sumber usaha ekonomi nasional di kalangan masyarakat, tiga pelaku ekonomi

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagian besar perusahaan dalam mendirikan usaha memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu kumpulan orang orang yang menjadi anggota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

FAKTOR MODAL KERJA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, melindungi kehidupan bangsa serta mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu wadah yang dapat membantu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sekarang ini. Setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi KPRI Gotong Royong adalah koperasi yang bergerak dalam

Pentingnya Koperasi bagi

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan koperasi di Negara Indonesia mempunyai arti dan peranan tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

ANGGARAN DASAR KOPERASI TRISAKTI BHAKTI PERTIWI

KEPADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia telah memasuki era pasar bebas, dan dalam era pasar

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran Koperasi dirasa semakin penting dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidak terlepas dari peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Bisnis. Kelebihan dan Kelemahan Bentuk-Bentuk Pemilikan Bisnis. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan munculnya lembaga keuangan bank dan bukan bank yang

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DALAM PERMODALAN TERHADAP SISA HASIL USAHA Studi Kasus pada KPRI Setia Kawan Kecamatan Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat yang dinamakan gerakan koperasi. perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan lebih mudah (Muljono, 2012: 54). menjalankan aktivitasnya. Bodnar (2006: 3) dalam bukunya yang berjudul Sistem

ANALISIS PERANAN MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU BINA KASIH PEMATANGSIANTAR

SD kelas 4 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 7. KOPERASILATIHAN SOAL BAB 7

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Pada hakekatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. akurat untuk mendukung hasil penelitian. Dalam penelitian ini penulis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

PENGARUH BESARNYA PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA ( Studi Kasus Pada Koperasi Wanita Usaha Simpan Pinjam SAUYUNAN )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Warren, et al. (2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama perusahaan besar maupun perusahaan kecil adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Inggris disebut cooperation dan cooperative. Koperasi berasal dari

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi yang bertujuan mencapai kemakmuran masyarakat diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 dikatakan bahwa produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah pimpinan atau pemilikan anggota anggota masyarakat. Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan yang disebut dengan Koperasi. Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Sehingga koperasi mempunyai peran yang sangat strategis, karena koperasi mempunyai fungsi utama yaitu tempat menghimpun dan menyalurkan dana secara efektif dan efisien. Kegiatan yang dilakukan oleh koperasi adalah menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan wajib dan simpanan pokok serta disalurkan untuk kesejahteraan anggota dan membangun tata perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat adil, makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Kegiatan usaha koperasi tujuannya tidak hanya untuk mencari keuntungan (non profit oriented) tetapi berorientasikan pada manfaat untuk kesejahteraan anggota (benefit oriented). Hal ini ditegaskan sesuai UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian BAB I Pasal 1 bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang dengan minimal 20 1

2 anggota atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD (Primer Koperasi TNI AD Keuangan Pusat II Direktorat Keuangan TNI AD) kota Bandung merupakan salah satu koperasi yang bergerak di bidang jasa simpan pinjam dan pertokoan. Dalam menjalankan aktivitasnya, Primkopad tidak bisa lepas dari peran anggotanya yaitu pegawai-pegawai yang berada di keuangan pusat TNI AD. Keberadaan Primkopad memberikan pengaruh kepada lingkungan sekitar. Kegiatan simpan pinjam Primkopad dapat membantu keperluan kredit para anggotanya dengan pemotongan yang didapat dari gaji anggotanya dan kegiatan pertokoan dapat menyediakan barang-barang yang dibutuhkan demi kebutuhan sehari-harinya. Kegiatan-kegiatan Primkopad tidak mengutamakan keuntungan tetapi usahausaha yang dikelola oleh Primkopad harus tetap memperoleh penghasilan yang layak demi menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan kemampuan usaha. Demi menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan kemampuan usaha ini, koperasi memerlukan modal untuk menjaga dan meningkatkan usaha koperasi. Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi. Permodalan koperasi tidak hanya mencakup modal yang disetor oleh anggota, akan tetapi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi yang dapat bersifat permanen atau sementara. Pihak- pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber pembelanjaan koperasi terdiri dari kreditur, anggota atau pemilik dan badan usaha koperasi itu sendiri. Menurut Sitio dan Tamba (2002:125)

3 menunjukan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersendiri yang terpisah dari anggota-anggotanya. Jenis-jenis modal pada koperasi ada dua yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif adalah kekayaan yang dimiliki oleh koperasi dan modal pasif adalah nilai-nilai modal yang diperoleh koperasi baik dari para anggota maupun dari bukan anggota, yang menggambar sumber modal yang diperjanjikan dengan para pemilik asalnya. Modal koperasi yang terpenting dalam pendirian koperasi adalah modal sendiri. Modal sendiri dapat dikategorikan berasal dari modal pasif. Modal sendiri pada koperasi merupakan modal yang menanggung resiko. Modal resiko ini terdapat simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Pemupukkan modal Primkopad terus diadakan dan digalakkan dengan upaya semaksimal mungkin tanpa mengubah asas utama koperasi sebagai kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan uang. Peningkatan modal didapatkan berdasarkan banyaknya anggota Primkopad yang akan mengikuti usaha koperasi ini. Jika anggotanya banyak maka simpanan anggota akan terhimpun semakin banyak. Dengan banyaknya jumlah simpanan di Primkopad berarti akan menambah modal sendiri Primkopad. Penambahan modal koperasi ini akan meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada anggotanya, sedangkan jika anggotanya ada yang keluar akan mengakibatkan simpanan berkurang. Selain dari banyaknya anggota yang terdapat pada Primkopad, pengelola dan pengurus koperasi juga berperan penting untuk memanajemen perkoperasian. Dengan terkumpulnya modal sendiri pada koperasi maka koperasi juga akan mendapatkan laba setiap akhir periode yang akan meningkatkan

4 kelangsungan usahanya. Laba pada koperasi disebut dengan Sisa Hasil Usaha. Sisa hasil usaha koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-biaya atau biaya total dalam satu tahun buku. Perolehan sisa hasil usaha dapat disebut sebagai laba yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan para anggotanya. Perolehan sisa hasil usaha Primkopad dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 tidak selalu mengalami kenaikan. Penurunan sisa hasil usaha akan menyebabkan Primkopad tidak berjalan sesuai yang direncanakan untuk kebutuhan anggotanya. Penurunannya dapat disebabkan oleh masih adanya anggota yang belum atau tidak memanfaatkan Primkopad dalam memenuhi kebutuhannya dan pelayanan usaha koperasi kepada keinginan anggotanya untuk penyediaan barang yang murah. Penyediaan barang yang murah ini pengurus harus selalu inovatif agar tetap bersaing dan menangkap peluang yang ada dihadapkan dengan kondisi sumber daya yang dimiliki.. Menurut Sitio dan Tamba (2001:78), perolehan sisa hasil usaha berorientasikan kepada usahanya yang lebih menekankan pada pelayanan usaha yang dapat memberikan manfaat dan kepuasan bersama para anggotanya. Pelayanan usaha yang semakin baik akan menarik minat orang untuk menjadi anggota koperasi. Semakin tingginya partisipasi anggota koperasi maka semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota. Primkopad sendiri masih kurang dalam pemahaman tentang manajemen koperasinya. Kurangnya pemahaman inilah yang membuat pengurus dan pengelola kurang mengerti pentingnya koperasi. Kurangnya mengerti akan koperasi menyebabkan banyaknya anggota yang tidak mempergunakan kegiatan atau kebutuhan yang diberikan oleh Primkopad. Kurangnya pemahaman tentang

5 manajemen koperasi sering terjadi pada produk makanan dan minuman yang berlebihan. Hal ini terjadi jika produk makanan yang ditawarkan kepada anggota terlalu banyak akan mengakibatkan makanan tersebut kadaluarsa. Hal itu pula yang akan mengakibatkan penurunan dalam menghasilkan sisa hasil usaha. Dengan terhimpunnya orang-orang ini sebagai anggota Primkopad diharapkan akan tumbuh kebersamaan untuk saling membantu, yang kuat membantu yang lemah, sehingga kesejahteraan bersama akan diperoleh dengan cara gotong royong berdasarkan kekeluargaan. Dengan modal yang akan terhimpun dari anggota inilah yang akan membantu perolehan sisa hasil usaha agar lebih meningkat. Menurut pendapat Gitosudarmo dan Basri (2000:37) bahwa dengan modal usaha yang lebih dari cukup diharapkan dapat mengurangi resiko dan dapat menaikkan penghasilan atau laba. Pendapat ini didasarkan atas pandangan bahwa dengan tersedianya modal usaha yang cukup maka kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil usaha yang lebih tinggi. Perolehan modal sendiri pada Primkopad mengalami perolehan yang terus meningkat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Tetapi dalam perolehan sisa hasil usaha di Primkopad pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan. Untuk lebih jelas dalam penurunan yang terjadi dapat dilihat dari tabel data yang sudah diteliti oleh peneliti di Primkopad.

6 Tabel 1.1 Data Modal Sendiri dan Perolehan Sisa Hasil Usaha Tahun 2003 sampai 2009 Tahun Modal Sendiri Tingkat per Tahun % SHU Tingkat per Tahun % 2003 107.942.108-29.378.849-2004 142.306.161 31,84 32.692.705 11,28 2005 191.285.975 34,42 39.071.861 19,51 2006 258.481.801 35,13 33.815.226 (13,45) 2007 312.711.223 20,98 30.405.083 (10,08) 2008 378.190.919 20,94 53.156.794 74,83 2009 464.018.510 22,69 72.497.422 36,38 Sumber : PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD Berdasarkan tabel diatas, permasalahan yang terjadi adalah pada tahun 2005 sampai tahun 2007. Tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 modal sendiri mengalami kenaikan, tetapi perolehan sisa hasil usaha mengalami penurunan. Pada tahun 2005, modal sendiri sebesar Rp. 191.285.975,00 dengan perolehan sisa hasil usaha Rp 39.071.861,00. Pada tahun 2006, modal sendiri sebesar Rp. 258.481.801,00 dengan perolehan sisa hasil usaha sebesar Rp. 33.815.226,00. Pada tahun 2007, modal sendiri sebesar Rp. 312.711.223,00 dengan perolehan sisa hasil usaha sebesar Rp. 30.405.083,00. Penurunan sisa hasil usaha ini disebabkan oleh partisipasi anggota yang masih belum menggunakan usaha koperasi yaitu usaha pertokoan dan simpan pinjam. Pada tahun 2005 sampai tahun 2006 penurunan yang terjadi karena pelayanan yang diberikan oleh primkopad terhadap keinginan anggota masih kurang. Sehingga anggotanya sendiri belum memanfaatkan usaha primkopad. Kegiatan para anggota inilah yang akan membuat selisih dari pendapatan dengan biaya-biaya yang dihasilkan berkurang. Pada tahun 2006 sampai tahun 2007, penurunan yang terjadi karena keuntungan

7 dari usaha pertokoan menurun, sehingga pendapatan yang akan diperoleh akan menurun dan mengakibatkan penurunan sisa hasil usaha. Menurunnya keuntungan yang didapat berasal dari terlalu banyaknya barang yang sudah kadaluarsa, karena barang yang sudah kadaluarsa inilah mengakibatkan keuntungannya berkurang Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian mengenai koperasi khususnya mengenai modal sendiri untuk melihat sejauh mana koperasi dapat memanfaatkan modal tersebut untuk memperoleh sisa hasil usaha dengan judul Analisis Modal Sendiri Pengaruhnya Terhadap Tingkat Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD Kota Bandung. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Modal sendiri memiliki peran penting dalan perolehan sisa hasil usaha. Modal sendiri dibutuhkan partisipasi anggota koperasi untuk pembangunan koperasi tersebut. Hasil dari modal sendiri ini memiliki perolehan sisa hasil usaha yang akan membantu kelangsungan koperasi. Dalam latar belakang tentang pengaruh modal sendiri terhadap tingkat perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD ini terdapat beberapa masalah yang terjadi pada koperasi ini, yakni : 1. Kurangnya kualitas kemampuan dan pengetahuan dari pengurus atau pengelola dalam bidang manajemen perkoperasian.

8 2. Adanya anggota yang belum atau tidak memanfaatkan Primkopad dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 3. Pelayanan usaha koperasi kepada keinginan anggota untuk penyediaan barang yang murah. Pengurus harus selalu inovatif dan dinamis agar tetap bersaing dan menangkap peluang yang ada. 1.2.2 Rumusan Masalah Dari masalah-masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah, yakni : 1. Bagaimana perolehan modal sendiri pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 2. Bagaimana tingkat perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 3. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap tingkat perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Besarnya perolehan sisa hasil usaha yang didapat oleh koperasi dapat melalui modal sendiri. Karena modal sendiri inilah merupakan salah satu faktor penting dalam perolehan sisa hasil usaha. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data, fakta dan halhal yang berkaitan dengan permasalahan modal sendiri terhadap tingkat perolehan

9 sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung yang berfungsi untuk meningkatkan kelangsungan usaha tersebut. 1.3.2 Tujuan Penelitian Pada sisa hasil usaha yang telah dihasilkan dari modal sendiri inilah yang akan mendukung dan memajukan kelangsungan hidup usahanya juga kesejahteraan para anggotanya. Sehingga sisa hasil usaha koperasi merupakan tujuan untuk kelangsungan para anggotanya. Dalam tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perolehan modal sendiri pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 2. Untuk mengetahui tingkat perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh perolehan modal sendiri terhadap tingkat perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis 1. Bagi peneliti Dari hasil penelitian ini dapat menambah wawasan yang lebih riil atau nyata dan lebih memahami penerapan teori-teori yang diperoleh pada koperasi yang sebenarnya tentang pengaruh modal sendiri terhadap tingkat

10 perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung. 2. Bagi peneliti lain Dari segi keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan konstribusi untuk mengembangkan ilmu khususnya ilmu ekonomi yang berkaitan dengan salah satu fungsinya yaitu bidang keuangan pada koperasi. 3. Bagi Universitas Komputer Indonesia Dalam pengaruh modal sendiri terhadap tingkat perolehan sisa hasil usaha pada PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD kota Bandung terkait dengan mata kuliah Akuntansi Keuangan untuk pencatatan dan pembukuan dalam laporan RAT (Rapat Anggota). 1.4.2 Kegunaan Praktis Bagi PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD sebagai bahan masukan dalam mengelola keuangan agar di masa yang akan datang koperasi mempunyai perkembangan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik lagi. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini dilaksanakan di KAKUPUS II

11 DITKUAD pada bagian PRIMKOPAD KUPUS II DITKUAD Kota Bandung yang beralamat di Jl. Sumatera No. 39 Bandung. 1.5.2 Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2010. Rincian jadwal yang dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Waktu Penelitian No Schedule Feb 10 Mar 10 Apr 10 Mei 10 Jun 10 Jul 10 I Tahap Persiapan : 1. Membuat outline dan proposal skripsi 2. Mengambil formulir penyusunan proposal skripsi 3. Menentukan tempat penelitian II Tahap Pelaksanaan : 1. Mengajukan outline dan proposal skrpsi 2. Meminta surat pengantar ke perusahaan 3. Penelitian di perusahaan 4. Penyusunan dan bimbingan proposal skripsi 5. Seminar proposal skripsi 6. Penyempurnaan proposal skripsi 7. Penyusunanan skripsi III Tahap Pelaporan : 1. Menyiapkan draft skripsi 2. Sidang akhir skripsi 3. Penyempurnaan laporan skripsi 4. Penggandaan skripsi