BAB I PENDAHULUAN. Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB III METODE PENELITIAN

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif naturalistik. Pertimbangannya sebab hasil penelitian yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti akan meneliti bagaimana model bisnis yang diguanakan oleh TalkFusion

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai peran tutor paud dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. mana dalam pengerjaannya menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

MANAJEMEN KELAS GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research)

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibangun disekitar Pasar Dinoyo semakin banyak 2) jarak antara Pasar Dinoyo

Untuk menjawab problematika atau masalah dalam penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan AR-Rahman dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jumoyo Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat hubungan antara subjek penelitian, seperti yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Sebagaimana dinyatakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang didasarkan pada data alamiah yang berupa kata-kata dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman, karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik. Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses; guru dengan segala kemampuannya; murid dengan segala latar belakang dan potensinya; kurikulum dengan segala komponennya; metode dengan segala pendekatannya; media dengan segala perangkatnya; materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Sementara itu, hasil pembelajaran ditentukan pula segala sesuatu yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas dimanajemeni secara baik, profesional, dan berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud terlebih dahulu diperlukan pemahaman akan hal-hal umum/prinsip-prinsip manajemen kelas 1

2 sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih khusus. Pemahaman akan konsep dasar manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Tugas guru adalah menyangkut segala sesuatu yang berhubugan dengan sarana pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua tugas guru itu akan optimal jika ia mampu mengatur Peserta Didik dan mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan sehingga tercapailah tujuan pembelajaran. Guru yang baik akan berusaha menguasai kelas dalam proses pembelajaran dengan keterampilan mengelola kelas yang optimal. Sehingga manajemen kelas yang baik akan membawa guru dan Peserta Didik pada keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Suasana kelas terasa nyaman, peserta didik belajar penuh dengan semangat, diliputi perasaan menyenangkan, guru yang mengajar akan merasa puas karena tujuan belajar dapat dicapai oleh Peserta Didik. Namun demikian, jika guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik maka akan timbul permasalahan-permasalahan baik itu permasalahan yang sifatnya sementara dan tidak mengganggu, hingga ke permasalahan yang serius dan terus menerus. Hal ini akan menyebabkan dampak-dampak buruk bagi peserta didik dan guru tentunya. Dampak terburuk dari gagalnya manajemen kelas seorang guru adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diajarkan saat itu.

3 Oleh sebab itu, guru yang baik akan sangat memperhatikan pentingnya manajemen kelas, berusaha untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta selalu berusaha menggembalikan perilaku- perilaku yang mulai menyimpang kepada keadaan belajar yang optimal. SDN-1 Majangkan merupakan suatu lembaga sekolah yang memiliki peserta didik yang berkarakter berbeda-beda, dan karakter itu yang cendrung mengarah kepada sikap dan perilaku yang tidak di inginkan terjadi di dalam kelas. Guru tidak bisa memanajemen kelas sebelum proses pembelajaran, sehingga kegaduhan di kelas sering terjadi. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan seorang guru yang mampu mengoptimalkan kondisi belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pelaksanaan manajemen kelas seperti apa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, bagaimanakah pengaruhnya kepada peserta didik, serta mampukah tehnik yang digunakan itu mengoptimalkan kondisi belajar. Peneliti memilih SDN-1 Majangkan sebagai tempat yang tepat untuk menganalisis keadaan tersebut. Karena SDN-1 Majangkan peneliti anggap tepat untuk tempat penelitian disebabkan karena sekolah ini merupakan sekolah yang memiliki karakter peserta didik yang berbeda-beda, sikap dan tingkah laku yang masih perlu untuk dikontrol melalui pelaksanaan manajemen kelas yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas IV. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang lebih lanjut mengenai permasalahan manajemen kelas ini di SDN-1 Majangkan. Penelitian ini

4 dilakukan untuk meneliti Pelaksanaan Manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti tentang Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Pembelajaran (Studi Deskriptif Kelas IV SDN-1 Majangkan) Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Fokus Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014? 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014? C. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis a. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi penelitian Selanjutnya yang lebih mendalam. b. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan pengembangan ilmu dalam teoretis tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV.

5 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah, agar dapat memberikan motivasi dan masukkan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar dalam melakukan pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran. b. Bagi Guru Meningkatkan kemampuan guru untuk manajemen kelas dalam proses pembelajaran. c. Bagi Peserta Didik Untuk mengubah perilaku peserta didik agar peserta didik lebih disiplin dalam belajar di sekolah. D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan : 1. Pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014. 2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan manajemen kelas dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN-1 Majangkan tahun pelajaran 2013/2014? E. Definisi Operasional 1. Manajemen Kelas Manejemen kelas adalah mengacu kepada sesama suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.

6 2. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan peserta didik sebagai anak didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

7 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Teoretis 1. Manajemen Kelas a. Pengertian Manajemen Kelas Menurut Adnan Sulaeman (2009:22) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2006:44) mendefinisikan manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni (1) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi). (2) Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa 7

8 (pendekatan permisif). (3) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di sajikan (pendekatan buku masak). (4) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional). (5) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku). (6) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional). (7) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial) b. Tujuan Manajemen Kelas Tujuan manajemen kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000:11), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.

9 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2004:22) berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. c. Ruang Lingkup Manajemen Kelas Menurut Suharsimi Arikunto, (2004:22) ruang lingkup manajemen kelas yaitu : 1) Manajemen kurikulum Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan atau pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut. 2) Manajemen peserta didik Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien. 3) Kegiatan akademik Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching), diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik 4) Kegiatan administratif Kegiatan administratif dikategorikan sebagai kegiatan "non teaching" sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan prosedural, dan kegiatan organisasional. Imam Gunawan, (2009:22) ruang lingkup manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

10 1) Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas. 2) Nonfisik pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, sosial, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan. 2. Pendekatan dalam Manajemen Kelas Guru yang baik pasti sudah memahami dan memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas,serta terampil didalam memilih bermacammacam pendekatan didalam pemecahan masalah manajemen kelas, sehingga pendekatan apa yang cocok digunakan seorang guru dalam pemecahan masalah tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:33) adapun pendekatan berbagai pendekatan lain tersebut adalah seperti dalam uraian berikut: a. Pendekatan Otoriter Pendekatan otoriter memandang bahwa manajemen kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. b. Pendekatan Intimidasi Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. c. Pendekatan Permisif Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekan perlunya memaksimal kebebasan peserta didik. d. Pendekatan Buku Masak Pendekatan buku masak adalah pendekatan yang berbentuk rekomendasi berisi daptar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. e. Pendekatan Instruksional Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan pada pendirian bahwa pengajaran yang di rancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajemen kelas.

11 f. Pendekatan Pengubahan Perilaku Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsipprinsip psikologi behaviorisme. g. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinik, dan karena itu memberi arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi. 3. Standar Proses Pembelajaran Menurut Badal Ibrahim, (2003 : 21) standar proses pembelajaran sebagai berikut : a. Guru mempunyai dokumen pengembangan silabus, disertai dengan berita acara kegiatan pengembangan silabus oleh guru secara mandiri atau oleh kelompok guru. b. Guru menyusun dan mengembangkan RPP yang memuat : identitas mata pelajaran; Standar Kompetensi (SK); Kompetensi Dasar (KD) dari silabus yang akan dicapai; indikator pencapaian kompetensi; tujuan pembelajaran; materi ajar; alokasi waktu yang diperlukan; metode pembelajaran; kegiatan pembelajaran; penilaian hasil belajar dan yang terakhir sumber bahasa. c. Guru menyusun RPP dengan memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan RPP: memperhatikan perbedaan individu siswa; mendorong partisipasi aktif siswa; mengembangkan budaya membaca dan menulis; memberikan umpan balik dan tindak lanjut; keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi dan pengembangannya, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian; dan sumber belajar dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. d. Guru menggunakan buku teks pelajaran e. Guru membiasakan siswa menggunakan buku-buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah. f. Guru melaksanakan pengelolaan kelas dengan mengikuti kaidah: g. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran h. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa

12 i. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran; j. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung; k. Guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi; l. Guru menghargai pendapat siswa; m. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; n. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan o. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran, meliputi : 1) Kegiatan pendahuluan. 2) Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan penutup. 4. Faktor-faktor Pendukung Manajemen Kelas Rohani dan Ahmadi, 1992: 152-154) faktor-faktor pendukung manajemen kelas sebagai berikut: a. Kurikulum Kurikulum merupakan acuan guru untuk proses pembelajaran b. Gedung dan Sarana Kelas Gedung dan sarana kelas merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran. c. Guru Guru merupakan seorang pendidik dan pengatur dalam proses pembelajaran. d. Peserta didik Peserta didik merupakan objek yang belajar e. Dinamika Kelas Dinamika kelas merupakan salah satu yang mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan. Kreativitas dan inisiatif yang baik perwujudannya tidak sekedar terbatas didalam kelas sendiri, tetapi mungkin pula dilaksanakan bersama kelas-kelas yang lain atau oleh seluruh kelas.

13 Setiap kelas harus dilihat dari dua segi. Pertama, kelas sebagai satu unit atau satu kesatuan utuh yang dapat mewujudkan kegiatan berdasarkan program masing-masing. Kedua, kelas merupakan unit yang menjadi bagian dari sekolah sebagai suatu organisasi kerja atau sebagai subsistem dari satu total sistem. Kedua sudut pandang itu harus sejalan dalam arti semua kegiatan kelas yang dapat ditingkatkan menjadi kegiatan sekolah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi semua peserta didik. 5. Faktor-faktor Penghambat Manajemen Kelas Rohani dan Ahmadi, (1992: 152-154) faktor-faktor penghambat manajemen kelas sebagai berikut: a. Tipe kepemimpinan guru Tipe kepemimpinan guru berdampak pada proses pembelajaran. Guru yang otoriter dapat berdampak negatif terhadap psikologis peserta didik. b. Gaya guru yang monoton Guru mengajar monoton lebih banyak menjelaskan materi terpaku pada buku pelajaran. c. Kepribadian guru Kepribadian guru dapat berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik, karena pribadi guru merupakan cerminan diri untuk dijadikan contoh. d. Pengetahuan guru Pengetahuan guru juga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Semakin banyak ilmu pengatahuan yang guru miliki, maka semakin banyak bahan pembelajaran yang diajarkan. e. Pemahaman guru tentang peserta didik Pemahaman guru atau pengenalan guru terhadap karakteristik peserta didik dapat menangani permasalahan belajar peserta didik. f. Peserta didik Peserta didik merupakan objek yang belajar untuk diberikan ilmu pengetahuan. g. Fasilitas Fasilitas yang ada merupakan faktor penting upaya guru memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan

14 menjadi kendala yang berarti bagi seorang guru dalam beraktivitas. Kendala tersebut ialah : 1) Jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak 2) Besar atau kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding dengan jumlah siswa 3) Keterbatasan alat penunjang mata pelajaran B. Penelitian yang Relevan Berdasarkan hasil penelitian Yesli, (2011) menyimpulkan bahwa manajemen kelas dalam pembelajaran sangat penting, karena pengaturan dalam pembelajaran harus di utamakan. Di SDN 10 Palangka manajemen yang diterapkan belum maksimal sehingga proses pembejaran belum tercapai dengan baik.

15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Desember tahun 2013 sampai dengan bulan Mei tahun 2014, rancangan penelitian terlampir. 2. Tempat Penelitian Penelitian mengambil lokasi observasi di SDN-1 Majangkan. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian berdasarkan fenomena tentang manajemen kelas dalam proses pembelajaran. B. Alur Penelitian SDN-1 Majangkan berlokasi di Provinsi Kalimantang Tengah Desa Majangkang Kecamatan Gunung Timang yang lokasinya jauh dari perkotaan.. Peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena didasarkan pada fenomena yang peneliti temukan setelah observasi yang dilakukan pada bulan Desember tahun 2013 bahwa di sekolah ini manajemen kelas dalam proses pembelajaran kurang baik. 15

16 C. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari rumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Iskandar (2008 : 203), menyatakan bahwa : Kualitatif yang terus menerus memiliki prinsip yaitu peneliti harus menjadi partisipasi yang aktif bersama objek yang diteliti, disini peneliti mampu melihat sesuatu fenomena di lapangan secara structural dan fungsional. Struktur adalah peneliti yang harus melihat fenomena sosial dengan tidak melepaskan diri dari struktur bangun yang lainnya. Sedangkan fungsional adalah peneliti harus mampu memahami suatu fenomena dari pandangan fungsinya dengan fenomena lain responden. Jadi, metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang bertujuan mengamati permasalahan yang terjadi di sekolah dan datanya dipaparkan secara terperinci agar didapatkan cara penanganan masalah tersebut. 2. Prosedur Penelitian Ditinjau dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Maman, (2003 : 3) bahwa penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Metode deskriptif kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak diterapkan pada berbagai masalah. Peneliti dalam penelitian

17 deskriptif kualitatif bertindak sebagai alat pengumpul data dan penafsir data. D. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data Penelitian Data penelitian merupakan sumber informasi akurat untuk pengumpulan data penelitian. Data penelitian ini yaitu : a. Guru Kelas IV SDN-1 Majangkan b. 11 Orang peserta didik kelas IV SDN-1 Majangkan 2. Sumber Data Penelitian Data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini data berfungsi sebagai bahan atau materi yang akan diolah untuk menghasilkan suatu laporan penelitian. Data yang di peroleh akan dianalisis sehingga akan diperoleh makna yang terdapat dalam data tersebut. Pada penelitian kualitatif data yang diperoleh dapat berbentuk narasi atau kalimat yang bersumber dari informan penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan peserta didik kelas IV dalam menerima materi pelajaran, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Sumber Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber asli di sini diartikan sebagai sumber pertama dimana data tersebut diperoleh. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Sugiyono, (2009:225) yang menjelaskan bahwa Data primer yaitu sumber data

18 yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti), misalnya seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik. b. Sumber Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini juga berperan sangat penting. Data sekunder digunakan sebagai pendukung dari data primer yang telah diperoleh peneliti dari informan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2009:225) yang mengatakan bahwa Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti), misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Mengacu pada pendapat di atas, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daftar nilai peserta didik kelas IV SDN-1 Majangkan guna mendukung informasi yang diperoleh dalam penelitian ini. E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Observasi (Pengamatan) Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung di lapangan dan hasilnya di catat sebagai hasil pengamatan. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004 : 109), Observasi sebagai alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.

19 Observasi bertujuan untuk mengetahui permasalahan awal yang terjadi sebelum penelitian dilaksanakan. 2. Wawancara Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003 : 35 ) menyatakan bahwa : Wawancara adalah pengumpulan data dengan proses tanya jawab yang berlangsung secara lisan oleh kedua orang atau lebih bertatap mulai mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan dari objek yang di teliti. Wawancara yang dipakai peneliti bersifat terbuka maksudnya ialah memberikan jawaban sesuai pendapatnya atas pertanyaan yang diberikan peneliti dalam rangka memperoleh informasi yang faktual. Adapun indikator wawancara yaitu : a. Tipe kepemimpinan guru b. Gaya guru yang monoton c. Kepribadian guru d. Pengetahuan guru e. Pemahaman guru tentang peserta didik f. Peserta didik g. Fasilitas 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data secara tertulis berupa arsip-arsip, buku-buku tentang pendapat teori yang berhubungan dengan masalah penyelidikan, seperti tehnik yang digunakan dalam pengumpulan

20 data dengan cara melihat catatan-catatan yang ada pada sekolah yang menjadi subjek penelitian. F. Prosedur Analisis Data Analisis data diluar lapangan merupakan kelanjutan secara lengkap terhadap seluruh data yang terkumpul, baik melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Nasution (2003:126) yaitu : Tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi semua peneliti. Salah satu cara dapat dianjurkan ialah mengikuti langkahlangkah berikut yang masih bersifat umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, (3) pengambilan keputusan dan verifikasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) yaitu dapat digambarkan pada gambar di bawah ini: Periode Pengumpulan Reduksi Data Antisipasi Selama Setelah Display data Analisis Selama Setelah Kesimpulan/verifikasi Selama Setelah Gambar I Komponen-komponen analisis data model Alir Sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono (2009 : 246)

21 Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam hal ini analisis data dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: 1. Reduksi data Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kita temukan awal dengan melakukan pencatatan. Proses ini untuk mengarahkan dan mengorganisasi data sehingga dapat disajikan secara cermat dan sistematika. 2. Display Data (Penyajian Data) Display data dimaksudkan sebagai sistematisasi data yang telah diperoleh mengenai jumlah informasi yang disusun secara cermat agar dapat ditarik kesimpulan. Sistematika data merupakan tahap kedua, peta tahap ini ada yang telah di redaksi pada tahap pertama di kelompokkan sehingga diperoleh sebuah komponen data yang terstruktur. 3. Pengambilan Kesimpulan dan verifikasi Pengumpulan data di tetapkan sebagai komponen yang merupakan data, penelitian harus terlihat langsung untuk melakukan perbandingan hasil pengumpulan data reduksi kemudian data tersebut di organisasikan dalam bentuk penyajian data (Display data) setelah melakukan tahap akhir yaitu penarikan kesimpulan.

22 G. Pemeriksaan Keabsahan Data Data serta informasi yang telah diperoleh peneliti dari lapangan harus dilakukan pengecekan keabsahan temuan untuk mengetahui tingkat keaslian temuan dari lapangan. Berikut ini beberapa cara yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat keaslian data dan informasi yang diperoleh dari lapangan: 1. Triangulasi Tahap awal yang digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kredibilitas adalah dengan melakukan triangulasi terhadap data dan informasi yang telah diperoleh. Data dalam penelitian kualitatif sangat luas sehingga diperlukan lebih dari satu tehnik yang digunakan untuk menggali data dan mendapatkan hasil penelitian yang optimal. Menurut Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2009 : 273) mengatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. 2. Member Check Member check merupakan salah satu cara yang penting dalam pengecekan keabsahan data. Melakukan member check atau cek ulang adalah salah satu cara untuk meminimalisasi kesalahan dalam menafsirkan data serta informasi yang diperoleh penelitidari informan. Pentingnya member check juga dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 276) di bawah ini :

23 Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Member check yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengecekan terhadap informasi yang diperoleh peneliti dari lapangan sekaligus konfirmasi dalam menarik kesimpulan dari informasi yang telah direkam oleh peneliti. 3. Teman Sejawat Diskusi dengan teman sejawat mengenai data dan informasi yang diperoleh dari lapangan yang dimaksudkan agar memperoleh kritik serta saran agar kualitas analisis dapat lebih dipertanggung jawabkan. Teman sejawat yang terlibat dalam diskusi ini berperan untuk mencari kelemahan dan tafsiran yang kurang jelas. Dengan membicarakannya dengan teman sejawat diharapkan dapat mempertahankan objektivitas peneliti. Teknik ini mendukung maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan data. Hal tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh pendapat berikut : Dengan melakukan diskusi dengan teman sejawat akan menghasilkan : (1) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori subtantif, (3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai pembanding, (Moleong dalam Jam an Satori & Aan komariah, 2010 : 172).