Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang)

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN STASIUN KERETA API SOLO JEBRES

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

BAB II LANDASAN TEORI

Evaluasi Kesesuaian Fungsi Ruang pada Ruang Baca Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya

KARAKTERISTIK SPASIAL BANGUNAN GEREJA IMMANUEL JAKARTA

Pola Perilaku Lansia Pada Ruang Dalam Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

2. Sejarah Desain Interior

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

KARAKTER VISUAL BANGUNAN STASIUN KERETA API JEMBER

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID JAMIK SUMENEP

BAB III TINJAUAN KHUSUS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 / 4 SKS

PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API KEDIRI

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2)

Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo

- BAB III - TINJAUAN KHUSUS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

ORGANISASI RUANG. Berikut ini adalah jenis-jenis organisasi ruang : Organisasi Terpusat

KARAKTER SPASIAL DAN VISUAL PADA BANGUNAN GEDUNG JUANG 45 BEKASI JAWA BARAT

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek. Jalan Babar Sari 44 Yogyakarta *

EVALUASI PENATAAN PERABOTAN SECARA ERGONOMI BERDASARKAN POLA AKTIVITAS PENGGUNA RUANG

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KANTOR BAKORWIL IV JATIM PAMEKASAN

11.4 Kegiatan atau aktivitas dan mang-mang yang ada pada stasiun

Karakter Visual Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok

PERANCANGAN INTERIOR STASIUN KERETA API MADIUN. Lintang Laili Rohmah

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

BAB 3 ELABORASI TEMA

PERENCANAAN KANTOR IMIGRASI KELAS 1 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DI SAMARINDA PENEKANAN PADA TATA RUANG DALAM

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL PROTESTANCHE KERK (GEREJA MERAH)-PROBOLINGGO

PERUBAHAN POLA RUANG DALAM PADA HOME INDUSTRY SARUNG TENUN SAMARINDA DI KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

kreasi Volume 1 Nomor 2 April 2016

BAB VI LANDASAN TEORI

Evaluasi Pasca Huni Studio Gambar Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNLAM

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB 6 KESIMPULAN. kebutuhan ruang, dan implementasi desain layout pada fungsi industri sepatu. dalam hunian terhadap transformasi dan kebutuhan ruang.

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

Wahyudin Ciptadi Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak

APLIKASI MODUL KONTAINER TERHADAP DESAIN RUANG PADA BANGUNAN POLI GIGI DAN TAMAN BACA AMIN DI BATU, MALANG

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN. BAB V Kesimpulan dan Saran 126

TEORI PERANCANGAN KOTA : FIGURE GROUND THEORY

ABSTRAK. Kata kunci : aksesibilitas, kenyamanan spasial, area publik, pengunjung.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Studi Evaluasi Elemen Pendukung Taman Dalam Mendukung Aktifitas Pengguna. Studi Kasus : Taman Lawang, Jakarta Pusat

IDENTIFIKASI RUANG PUBLIK DI LINGKUNGAN BANDARA ADI SUMARMO SEBAGAI ART SPACE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Morfologi Spasial Hunian di Desa Wisata Sendangduwur Kabupaten Lamongan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

BAB V HASIL RANCANGAN

TERBENTUKNYA RUANG DARI UNSUR VERTIKAL

ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB VI KESIMPULAN, PANDUAN DESAIN DAN SARAN. adalah perbandingan besaran ruang antara halte existing dan halte ergonomi:

Jl. Tamansari No.1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengaruh Interior Toko Oen Malang terhadap Perilaku Pengunjung

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Karakter Visual Bangunan Rumah Dinas Kolonial Belanda Pabrik Gula Jatiroto Lumajang

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

RESOR PANTAI WEDI OMBO DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 ISSN:

KOMPONEN PADA ELEMEN FASADE MASJID AGUNG JAMI MALANG PERIODE 1910, 1940, DAN 2016

TEORI ARSITEKTUR 1 KONFIGURASI BENTUK. dosen penanggung jawab: Hamdil Khaliesh, ST.

Transkripsi:

Karakteristik Spasial Area Masuk Utama pada Bangunan Stasiun (Studi Kasus: Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang) Martha Angelia 1 dan Indyah Martiningrum 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat Email penulis: mrthngelia@gmail.com; indyahmartiningrum@gmail.com ABSTRAK Adanya 3 kelas pada stasiun di wilayah Malang, yaitu stasiun kelas besar, kelas sedang dan kelas kecil. Stasiun ini pasti memiliki area masuk utama yang merupakan ruang sentral kegiatan di stasiun. Dan adanya perbedaan kelas stasiun ini membuat karakteristik spasialnya harus mampu memenuhi pada kasus bangunan stasiun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik spasial area masuk utama dan sebagai kajian teoritik untuk melihat bagaimana area masuk utama sebagai area sentral yang memenuhi pada kasus bangunan stasiun. Metode yang digunakan merupakan metode analisis deskriptif kualitatif. Setelah variabel penelitian ditentukan dari rumusan masalah, analisis dilakukan dengan membandingkan data hasil observasi dengan teori yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat karakteristik spasial area masuk utama pada semua kelas stasiun di wilayah Malang. Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat karakteristik organisasi ruang yang dominan pada area masuk utama bangunan stasiun. Karakteristik ini mewakili dari keseluruhan jenis kelas pada stasiun. Kata kunci: bangunan stasiun, area masuk utama stasiun, karakteristik spasial ABSTRACT There are three classes that become the categories of train stations in Malang, which are big, medium, and small train stations. These stations must have entrance areas where the central activities occur. Thus, the categorization of the train stations makes each station s spatial characteristics necessary to be fulfilled. The study aims to identify the spatial characteristics of train station s entrance area and theoretically observe this area as the central part of the building based on its category. The used method of this study is qualitative descriptive analysis. After obtaining the study s variables from the determined problem, the analysis is conducted by comparing observation results with the used theory. The result of this study shows that there are several spatial characteristics in entrance areas of each Malang train station category. From the conducted analysis, it can be concluded that space organization becomes the dominant characteristic in the entrance areas of the observed train stations. This characteristic represents all categories of the train stations. Keywords: Train Station Buildings, Train Station Main Entrance Areas, Spatial Characteristics

1. Pendahuluan Stasiun adalah tempat dimana para penumpang dapat naik- turun dalam menggunakan sarana transportasi kereta api (UU No. 23 Tahun 2007). Stasiun ini sendiri dibagi menjadi stasiun kelas besar, kelas sedang, dan kelas kecil. Dimana di wilayah Malang sendiri terdapat semua jenis kelas stasiun ini. Di wilayah Malang terdapat 9 stasiun dengan rincian 1 stasiun kelas besar, 3 stasiun kelas sedang dan 5 stasiun kelas kecil yang tersebar di wilayah Malang. Pada bangunan stasiun ini memiliki satu ruang sentral yang merupakan pusat dalam aktifitas di stasiun. an ini terletak di dekat pintu masuk utama bangunan stasiun. Area ini disebut sebagai area masuk utama dan memiliki 3 area bagian, yaitu teras stasiun, lobi utama, dan peron stasiun. Dari keseluruhan stasiun yang ada ini memiliki kecenderungan area masuk utama yang berbeda. Seperti stasiun besar yang berbeda dengan stasiun sedang maupun kecil. Area masuk utama ini yang menjadi area utama bangunan. Selain itu, ruangan ini mampu memberikan kesan tersendiri bagi penggunanya, yang dapat mengidentifikasi elemenelemen arsitektural yang membentuk karakteristik spasial pada area masuk utama stasiun, sebagai area sentral yang menjadi titik masuk utama bagi pengunjung stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik spasial area masuk utama dan sebagai kajian teoritik untuk melihat bagaimana area masuk utama sebagai area sentral yang memenuhi pada kasus bangunan stasiun. Berikut merupakan tinjauan aspek ruang yang menjadi variabel pada penelitian ini. Tabel 1. Variabel pada Penelitian No Variabel Jenis Variabel Keterangan 1 Elemen Pembentuk Elemen Horisontal Sebuah bidang yang memiliki ruang antara dirinya Atas dengan ruang yang berada pada bidang dasar. Elemen Vertikal Elemen linear yang mampu menegaskan tepi-tepi tegak lurus suatu ruang. Elemen Horisontal Bidang horisontal yang berada diatas latar yang kontras Bawah dan termasuk dalam area ruang yang cukup sederhana 2 Kualitas dan Skala Tingkat Penutupan Ditentukan oleh konfigurasi elemen konfigurasi dan bukaan, hal ini mempunyai dampak pada persepsi bentuknya Cahaya Sebaran dan intensitas cahaya yang masuk kedalam Arah Pandang ruang mampu memperjelas keadaan didalam ruang. Bukaan seperti jendela dan skylight yang ada mampu memberikan kesan tersediri pada ruang-ruang disekitarnya Skala Visual Skala Manusia 3 Hirarki Hirarki Ukuran Bentuk dan ruang dalam sebuah komposisi bisa menjadi dominan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal ukuran dibandingkan dalam elemen lain. Hirarki Dasar Hirarki Tempat Bentuk Suatu bentuk atau ruang bisa juga menjadi dominan apabila memiliki bentuk yang berbeda atau menyimpang dari bentukan utamanya Bentuk atau ruang ini dapat ditempatkan pada area yang strategis untuk memberikan perhatian khusus bagi

dirinya untuk menunjukkan elemen penting dalam komposisinya 4 Organisasi Organisasi Terpusat Sebuah ruang dominan yang terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder Organisasi Linier Organisasi Radial Organisasi Cluster Organisasi Grid Urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang Sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembangkan keluar lingkupnya serta memadukan unsurunsur baik organisasi terpusat maupun linear Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri hubungan visual Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-unsur yang diorganisir 5 Hubungan dalam Sebuah ruang yang besar yang berisi ruang yang lebih kecil. Kesinambungan antara kondisi visual dan spasialnya sangat mudah terlihat. Sumber : D.K. Ching (2008) 2. Metode yang Saling Terkait yang Berdekatan yang dihubungkan oleh Lain Sebuah ruang yang memiliki volume cukup namun tumpang tindih dengan ruang yang lain. Sehingga terdapat space ruang yang bisa digunakan bersama sama. Merupakan dua ruang yang saling berdekatan satu dengan yang lainnya. -ruang ini memiliki pembatas yang sama. Kedua ruangan ini juga merupakan dua ruang yang berhimpit. Dua ruang utama yang mempunyai ruang perantara sebagai ruang yang berpengaruh Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Deskripsi dilakukan pada pemaparan kondisi eksisting data sebagai sub variabel dan analisis data melalui pembandingan kondisi eksisting dengan teori yang ada. Secara kualitatif, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah karakteristik spasial pada area masuk utama stasiunstasiun di wilayah Malang memiliki persamaan antar stasiunnya. Setelah proses identifikasi dan analisis dilakukan, sintesis data yang menghasilkan karakteristik pada area masuk utama tersebut disusun menurut tingkat variabel yang paling memenuhi karakteristik pada keseluruhan stasiun. 3. Hasil dan Pembahasan Malang memiliki cukup banyak stasiun, mulai stasiun kelas kecil hingga besar terdapat di wilayah ini. Diantaranya adalah Stasiun Lawang, Stasiun Singosari, Stasiun Blimbing, Stasiun Malang Kota Baru, Stasiun Malang Kota Lama, Stasiun Pakisaji, Stasiun Ngebruk, Stasiun Sumberpucung. Bangunan-bangunan stasiun di wilayah Malang ini tidak memiliki perubahan spasial yang signifikan. Dikarenakan bangunan-bangunan stasiun ini merupakan bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah. -ruang pada bangunan stasiun ini juga cenderung berbentuk horizontal yang merupakan bangunan ciri khas stasiun. Dari stasiun- stasiun tersebut ada yang hanya berubah pada fungsi ruang dan

penambahan fungsi ruang saat ini. Sehingga bangunan utamanya tetap dipertahankan, seperti konstruksinya masih sama, ketebalan dinding juga masih menggunakan bata 30cm. Beberapa perabot lama juga masih tetap dipertahankan fungsinya, seperti lemari, kursi dan meja. Stasiun yang berada di wilayah Malang ini tentunya memiliki area masuk utama yang berbeda- beda berdasarkan kelas stasiunnya. Stasiun kelas besar yang ada di wilayah Malang merupakan Stasiun Malang Kota Baru. Sedangkan stasiun dengan kelas sedang ialah Stasiun Kepanjen, Stasiun Malang Kota Lama dan Stasiun Lawang. Stasiun kelas kecil ialah Stasiun Blimbing, Stasiun Pakisaji, Stasiun Ngebruk, Stasiun Sumberpucung. Area masuk utama yang ada pada masing- masing stasiun inipun juga berbeda beda. Pada stasiun kelas besar fungsi area masuk utama ini digunakan sebagai area masuk utama mengantri tiket kereta api dan antrian customer service, sehingga area menunggu kereta menggunakan ruang peron. Sedangkan pada stasiun kelas sedang dan kecil fungsi area masuk utamanya ini selain untuk mengantri tiket digunakan pula sebagai ruang untuk menunggu datangnya kereta. Sebagian besar peron pada stasiun kecil dan sedang ini tidak memiliki area duduk untuk menunggu kereta, dan ada pula beberapa stasiun yang tidak memiliki atap untuk melindungi terik matahari dan hujan di area peron stasiun. Tabel 2. Area Masuk Utama pada Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang Stasiun Lawang Stasiun Singosari Stasiun Blimbing Stasiun Malang Kota Baru Stasiun Malang Kota Lama Stasiun Pakisaji Stasiun Kepanjen Stasiun Ngebruk Stasiun Sumberpucung

Tabel 3. Perbandingan Variabel dari Keseluruhan Kelas Stasiun Elemen pembentuk ruang Kualitas dan Skala = Dominan Elemen Horisontal atas Elemen Vertikal Stasiun Kelas Besar Stasiun Kelas Sedang Stasiun Kelas Kecil Kesimpulan Ditopang oleh elemen Ditopang oleh elemen Ditopang oleh elemen Ditopang oleh elemen linear dan menegaskan linear dan linear dan menegaskan linear dan menegaskan sistem struktur kudakuda sebagai bidang sebagai bidang langit- menegaskan plafond plafond sebagai bidang plafond sebagai bidang langit-langit langit-langit kangit-langit langit Lebih banyak bidang masif Lebih banyak bidang masif Lebih banyak bidang massif Lebih banyak bidang masif Elemen Horisontal bawah Dinaikkan Dinaikkan Dinaikkan Dinaikkan Tingkat Penutupan Tertutup Terbuka Terbuka Terbuka Cahaya Mampu menerangi Mampu menerangi Mampu menerangi Mampu menerangi ruang ruang dari 2 arah ruang dari 2 arah ruang dari 2 arah dari 2 arah bukaan bukaan bukaan bukaan Arah Pandang Menuju peron dan teras Menuju peron dan teras Menuju peron dan teras Menuju peron dan melalui bukaan melalui bukaan melalui bukaan teras melalui bukaan Skala Skala visual Skala manusia Skala visual Skala visual Hirarki Hirarki Bentuk Lebih dominan dibanding Hirarki Ukuran Lebih luas dibanding Lebih dominan dibanding Lebih luas dibanding Lebih dominan dibanding Lebih luas dibanding Lebih dominan dibanding Lebih luas dibanding Hirarki Tempat Ditengah bangunan Ditengah bangunan Ditengah bangunan Ditengah bangunan Organisasi Organisasi linear Organisasi linear Organisasi linear Organisasi linear Hubungan yang dalam ruang dalam ruang dalam ruang bersebelahan Variabel- variabel yang ada pada seluruh stasiun ini memiliki tingkatan variabel dari yang paling kuat hingga kurang kuat untuk membentuk karakteristik spasial. Tingkatan ini dibentuk melalui banyaknya satu variabel yang dimiliki oleh beberapa atau seluruh stasiun- stasiun di wilayah Malang. Berikut ialah tingkatan variabel yang ada :

Tabel 4.Rangkuman Tingkat Variabel dari Keseluruhan Stasiun-Stasiun di Wilayah Malang Stasiun di Wilayah Malang No Jenis Variabel Jumlah Stasiun Tingkat Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kualitas (Cahaya) 9 stasiun Kualitas 2 Kualitas (Arah Pandang) 9 stasiun 3 Hirarki (Hirarki Bentuk) 9 stasiun Hirarki 4 Hirarki (Hirarki Ukuran) 9 stasiun 5 Organisasi 9 stasiun Organisasi 6 Elemen Pembentuk (Elemen horisontal Bawah) - 8 stasiun Elemen Pembentuk 7 Elemen Pembentuk (Elemen - - 7 stasiun Vertikal) 8 Kualitas (Tingkat - - - 6 stasiun Kualitas Penutupan) 9 Hubungan - - - 6 stasiun Hubungan 10 Elemen Pembentuk (Elemen - - - - 5 stasiun Elemen Pembentuk horisontal Atas) 11 Skala - - - - 5 stasiun Skala 12 Hirarki (Hirarki Tempat) - - - - 5 stasiun Hirarki Kode Nama Stasiun Kode Nama Stasiun 1 Stasiun Lawang 6 Stasiun Pakisaji 2 Stasiun Singosari 7 Stasiun Kepanjen 3 Stasiun Blimbing 8 Stasiun Ngebruk 4 Stasiun Malang Kota Baru 9 Stasiun Sumberpucung 5 Stasiun Malang Kota Lama

Tabel 5.Rangkuman Tingkat Variabel yang Paling Dominan No Variabel Sub Variabel 1 Kualitas Arah Pandang Cahaya 2 Hirarki Hirarki Bentuk Hirarki Ukuran 3 Organisasi - Peron Stasiun Organisasi Kualitas Hirarki Teras Gambar 1.1 Diagramatik Variabel yang Paling Dominan dari Karakter Spasial Area Masuk Utama Stasiun Dari 6 variabel tersebut terdapat urutan variabel dari yang paling kuat hingga kurang kuat. Dan terdapat 3 variabel yang memiliki tingkat teratas. Variabel-variabel tersebut adalah kualitas ruang, hirarki ruang, dan organisasi ruang yang memiliki karakteristik area masuk utama (hall) paling kuat di stasiun-stasiun wilayah Malang. Kualitas ruang pada variabel ini sendiri didominasi oleh kualitas cahaya yang mampu menerangi area masuk utama dengan baik dan berasal dari bukaan-bukaan yang ada. Selain itu kualitas arah pandang pada area masuk utama stasiun menuju ke 2 arah yang berbeda, yaitu arah pandang menuju peron dan teras stasiun yang dibentuk oleh bukaan-bukaan ruang. Untuk variabel yang kedua ialah hirarki ruang, hirarki bentuk dan ukuran pada area masuk utama ini cenderung memiliki luas yang lebih besar dan bentuk yang berbeda dengan ruang-ruang yang lain. Variabel paling kuat yang terakhir ialah organisasi ruang. Organisasi ruang pada stasiun merupakan organisasi linear dan disatukan dengan adanya peron stasiun sebagai sirkulasinya dalamnya. Selain itu pada organisasi ruang sendiri terdapat satu sumbu lurus yang menghubungkan antara ketiga area tersebut. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada studi di bab sebelumnya, maka variabel yang membentuk karakteristik spasial ialah organisasi ruang, kualitas ruang, dan hirarki ruang. Kualitas ruang yang membentuk arah bukaan, arah pandang dan kualitas cahaya yang membuat ruang itu meningkatkan hirarki pada ruang itu sendiri, sedangkan hirarki ruang masuk utama terbentuk melalui ukuran dan bentuk daun pintu masuk yang lebih besar dibanding dengan. Secara organisasi ruang area masuk utama didukung oleh organisasi

linear yang memiliki sumbu utama yang sangat jelas menghubungkan teras, area masuk utama, dan peron Daftar Pustaka D.K. Ching, Francis. 2008. Architecture; Form, Space, and Order. Cetakan ke-6. Jakarta: Penerbit Erlangga De Chiara, Joseph; Panero, Julius & Zelnik, Martin. 1990. Time-saver Standards for Interior Design and Space Planning. New York: Synder KAI.co.id (diakses pada tanggal 24 Mei 2017) Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No.23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Lembaran Negara RI tahun 2007. Sekretarian Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kereta Api. Lembaran Negara RI tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang Pembagian Bangunan Stasiun. Lembaran Negara RI tahun 2011. Sekretariat Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Perhubungan No. 47 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angukutan Orang Kereta Api. Lembaran Negara RI tahun 2014. Sekretariat Negara. Jakarta Subarkah. 1981. Jalan Kereta Api. Bandung: Idea Dharma Bandung.