11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 15/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 28 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka guna meningkatkan kesejahteraan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa, perlu menetapkan Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Diundangkan pada tanggal 8 Agustus 1950 ) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974, Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999, Nomor 169 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287) ; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493 ) yang ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 17) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4587). 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4593). 368
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN dan BUPATI LAMONGAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lamongan ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah ; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Lamongan ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamongan; 5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamongan dengan persetujuan bersama Kepala Daerah ; 6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah di Kabupaten Lamongan ; 7. Camat adalah perangkat daerah yang memimpin Kecamatan dalam Kabupaten Lamongan ; 8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 369
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 11. Perangkat desa adalah unsur pemerintah desa yang terdiri dari Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya. 12. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 13. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat; 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ; 15. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama dengan Kepala Desa ; 16. Dusun adalah bagian dari wilayah kerja Desa ; 17. Tunjangan Kesehatan, adalah tunjangan yang diberikan untuk membiayai pemerliharaan kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa ; 18. Tunjangan Kecelakaan, adalah tunjangan yang diberikan untuk pengobatan, perawatan, rehabilitasi kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa, apabila mengalami kecelakaan di dalam dan sewaktu menjalankan tugas sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu ; 19. Tunjangan Kematian, adalah tunjangan yang diberikan kepada ahli waris dan Perangkat Desa yang meninggal dunia didalam dan sewaktu menjalankan tugas ; 20. Tunjangan Purna Bhakti, adalah tunjangan yang diberikan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa yang habis masa jabatannya ; 370
21. Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; 22. Biaya Rapat, adalah biaya yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan rapat dan tamu-tamu dinas ; 23. Pejabat yang berwenang, adalah Kepala Daerah untuk pemberhentian sementara Kepala Desa dan Kepala Desa untuk pemberhentian sementara Perangkat Desa. BAB II KEDUDUKAN KEUANGAN Pasal 2 (1) Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan sesuai dengan kemampuan keuangan desa, yang terdiri dari : a. Penghasilan tetap setiap bulan. b. Tunjangan. (2) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri dari hasil tanah bengkok/tanah ganjaran dan/atau penghasilan lainnya yang ditetapkan dalam APB Desa ; (3) Besarnya penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur secara adil berdasarkan : a. beban tugas dan tanggung jawab yang dimiliki, paling sedikit sama dengan Upah Minimum Regional Daerah; b. Apabila penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) besarnya belum memenuhi Upah Minimum Regional Daerah diberikan tambahan penghasilan tetap ; c. Penghasilan tetap dan tambahan penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan setiap tahun dalam APB Desa sesuai dengan kemampuan keuangan desa. (4) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara lain : a. Tunjangan kesehatan ; b. Tunjangan kecelakaan ; c. Tunjangan kematian ; 371
d. Tunjangan Purna bhakti. (5) Selain penghasilan sebagaimana dimaksud ayat (1), Kepala Desa dan Perangkat Desa mendapatkan : a. Uang jasa upah pungut pajak daerah dan Pajak Bumi dan Bangunan; b. Uang saksi dalam perikatan. c. Penghasilan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 Untuk menjalankan tugas dan kewajibannya, Kepala Desa dan perangkat desa disediakan biaya operasional/kegiatan sesuai dengan kemampuan keuangan desa. Pasal 4 (1) Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai Kepala Desa, menerima penghasilan sebagai Pegawai Negeri Sipil dan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3. (2) Pegawai Negeri Sipil yang selama mernjabat sebagai Sekretaris Desa, memperoleh penghasilan sebagai Pegawai Negeri. Pasal 5 (1) Pegawai Negeri Sipil yang menjabat sebagai Kepala Desa dan Sekretaris Desa, dibebaskan dari jabatan organiknya tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil. (2) Selama menjabat sebagai Kepala Desa dan Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dinaikan pangkatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Kepala Desa dan Sekretaris desa yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang berhenti dari jabatannya dikembalikan kepada instansi induknya. Pasal 6 (1) Kepala Desa dan perangkat desa yang berhenti dengan hormat atau atas permintaan sendiri dari jabatannya, diberikan penghargaan dan tunjangan purna bhakti sesuai dengan kemampuan keuangan desa. 372
(2) Kepala Desa dan Perangkat Desa yang diberhentikan sementara dari jabatannya oleh pejabat yang berwenang, tidak berhak mendapatkan penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 3. Pasal 7 (1) Petunjuk Pelaksanaan Penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 3 diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah ; (2) Pengelolaan setiap tahun tentang besarnya penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 3 ditetapkan dalam APB Desa. BAB III KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 Tanah bengkok atau tanah ganjaran sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap berfungsi sebagai tanah bengkok atau tanah ganjaran dan merupakan penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2). BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 40 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 10 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah. 373
Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lamongan. Ditetapkan di : Lamongan Pada tanggal : 14 Agustus 2006 BUPATI LAMONGAN Ttd, MASFUK 374
I. PENJELASAN UMUM. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA Bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 40 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa yang pembentukannya didasarkan pada ketentuan Pasal 111 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 27 dan 28 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap ketentuan mengenai kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa. Selanjutnya untuk melaksanakan ketentuan Pasal 28 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka untuk memberikan kepastian hukum dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa dipandang perlu menetapkan Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 : Pasal ini dimaksudkan untuk menyamakan pengertian atau menyamakan arti dalam penggunaan beberapa istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 2 ayat (4) : Yang dimaksud dengan : a. Tunjangan kesehatan adalah tunjangan yang diberikan untuk membiayai pemeliharaan kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa ; b. Tunjangan kecelakaan adalah tunjangan yang diberikan untuk membiayai pengobatan, perawatan, rehabilitasi kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa apabila mengalami kecelakaan didalam dan sewaktu menjalankan tugas sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tertentu. 375
c. Tunjangan kematian adalah tunjangan yang diberikan kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, apabila Kepala Desa atau Perangkat Desa meninggal dunia didalam atau sewaktu menjalankan tugasnya. d. Tunjangan purna bhakti adalah tunjangan yang diberikan kepada kepala Desa dan Perangkat Desa yang telah habis masa jabatannya. Pasal 3 s/d 11 : Cukup jelas. 376