BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya bank konvensional juga berfungsi sebagai suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AT-TAQWA MUHAMMADIYAH CABANG SITEBA. A. Sejarah Berdirinya BMT At-taqwa Muhammadiyah Cabang Siteba

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mencari pekerjaan dengan penghasilan sesuai harapan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. tingkat teknologi yang umum digunakan (Ascarya, dkk 2009: 11). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. di indonesia setelah di berlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kembali dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak. 1. sebagai lembaga intermediasi di dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Oleh karena itu bank dapat dikatakan sebagai baromer

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dipelopori oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. daya yang ada diperusahaan agar bisa melaksanakan tugas-tugas kerja dengan

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkain perjuangan yang cukup lama, yang pada awalnya terjadi

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT secara defenisi adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan konsep baitul mall wat tamwil. Kegiatan BMT mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan ekonominya. Sedangkan kegiatan baitul maal menerima titipan BAZIS dari dana zakat, infak, shadaqah dan menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Dalam melaksanakan kegiatannya, BMT mempunyai asas, landasan, visi, misi, fungsi, dan prinsip-prinsip serta ciri khas yang dimiliki oleh BMT sebagai sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang mempunyai legalitas dan berbadan hukum. BMT didirikan melalui beberapa tahap yang di mulai dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), setelah memenuhi syarat anggota dan kepengurusan dapat ditingkatkan menjadi lembaga berbadan hukum koperasi. Selanjutnya bila memenuhi syarat tertentu, BMT harus mempersiapkan proses administrasi untuk menjadi sebuah badan usaha yang sehat, yang dikelola secara syariah, mengedepankan etika dan perilaku yang islami. 1 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h.61 1

2 Koperasi sebagai bentuk badan hukum BMT mempunyai pengertian sebagaimana di tuangkan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992. Menurut etimologi, koperasi berasal dari kata cooperation, terdiri dari dua suku kata yang artinya berusaha bersama. Sedangkan menurut UU No. 25/1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan dengan berlandaskan kegiatan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pengertian tersebut sesuai dengan bunyi pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip jual beli (Murabahah), dan titipan (wadi ah). Meskipun mirip dengan bank Islam, bahkan bisa dikatakan menjadi cikal bakal dari bank islam, BMT memiliki pangsa pasar tersendiri yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan psikologi bila berhubungan dengan pihak bank. 2 BMT yang telah memenuhi syarat tertentu dapat meresmikannya menjadi sebuah badan hukum dengan mendaftarkan pada Departemen Koperasi dan sebagai lembaga berbadan hukum. Selanjutnya bila telah eksis baik secara keuangan dan kelembagaan dengan jumlah aset yang selalu meningkat, bila perlu BMT yang berbentuk koperasi tersebut dapat berubah menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS, dari lembaga keuangan non bank syariah menjadi lembaga keuangan perbankan syariah. h. 363 2 Nurul Huda Muhammad Haeykal, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010),

3 Dengan demikian nampak perbedaan yang jelas antara BMT dan BPRS yakni dalam bentuk institusi/kelembagaan. BMT merupakan lembaga keuangan non bank sedangkan BPRS adalah lembaga keuangan bank yang beroperasi secara syariah. Perbedaan tersebut memberikan pengaruh secara institusional, prosedur, dan pertanggung jawaban yang harus di penuhi sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku. Walaupun dalam bentuk usaha, kepengurusan terdapat kesamaan. 3 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan yang bersifat komersial berdasarkan aqad/perjanjian simpan pinjam, wadi ah, mudharabah, dan penyertaan (syirkah) kepada masyarakat untuk kegiatan usaha yang bersifat produktif dengan sistem bagi hasil. Begitu juga halnya dengan BMT At-Taqwa Muhammadiyah melakukan kegiatan operasional dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. 4 Dengan adanya pelaksanaan mempunyai peranan yang sangat penting dan berpengaruh dalam pengembangan jasa perbankan. Mempertahankan nasabah supaya ditingkatkan untuk melaksanakan dari sebuah rencana yang telah di buat untuk segera dilakukan yang sudah matang jelas dan terperinci. Pelaksanaan adalah Proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan sebagainya). Bagaimana cara melaksanakan yang akan di buat dan di proses dengan terperinci. 3 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, op.cit., h.62 4 Ibid., h.68-69

4 Walimah diadakan ketika acara nikah berlangsung, atau sesudahnya, atau ketika hari perkawinan (mencampuri istrinya) atau sesudahnya. Walimah bisa juga diadakan menurut adat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kata walimah diambil dari asal kata walamun yang berarti perkumpulan, karena pasangan suami-istri (pada saat) itu berkumpul sebagaimana yang dikatakan Az-Zuhri. Bentuk kata kerjanya adalah awlama yang bermakna setiap makanan yang dihidangkan untuk merasakan kegembiraan. Mudharabah adalah akad antara dua pihak untuk bekerja sama dalam usaha perdagangan dimana salah satu memberikan dana kepada pihak lain sebagai modal usaha dan keuntungan dari usaha itu akan dibagi di antara mereka berdua sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara nasabah (shahibul maal) dan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang (mudharib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Penerapan mudharabah muthlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana, yaitu tabungan dan deposito dengan akad mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.

5 Berdasarkan paparan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk laporan tugas akhir dengan judul Pelaksanaan Simpanan Walimah Pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah adalah bagaimana Pelaksanaan Simpanan Walimah Pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Pelaksanaan Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut: a. Bagi penulis: sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan guna mencapai gelar Ahli Madya (A.Md) Diploma III Manajemen Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Imam Bonjol Padang. b. Bagi BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang : Sebagai bahan pertimbangan dan masukan tentang bagaimana

6 pelaksanaan simpanan walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang. c. Sebagai bahan referensi untuk pustaka Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang (UIN Imam Bonjol Padang). D. Penjelasan Judul Pelaksanaan : Proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan sebagainya) 5 Simpanan Walimah : Simpanan dengan menggunakan prinsip akad mudharabah muthlaqah. Simpanan ini dikhususkan untuk merencanakan dan mempersiapkan hari pernikahan. Nikmati bagi hasil yang halal dan menguntungkan. 6 BMT : Lembaga keuangan yang bersifat komersial berdasarkan akad atau perjanjian simpan pinjam, wadiah, mudharabah dan pernyertaan (syirkah) kepada masyarakat untuk kegiatan usaha yang bersifat produktif bagi hasil. 7 Jadi, Pelaksanaan Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang adalah cara melaksanakan simpanan yang direncanakan atau mempersiapkan untuk hari pernikahan, yang di dasarkan pada dan akad perjanjian simpan pinjam kepada masyarakat. 5 Http://kbbi.web.id/pelaksanaan 6 Http://KJKS BMT Amanah Ummah Jawa Timur.com. Kamis, 27 Juli, Pukul 01.45 WIB 7 Ibid., h.68-69

7 E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kualitatif/lapangan (field research) karena penulis melihat tentang bagaimana Pelaksanaan Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi dua kategori yaitu: a. Sumber data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari wawancara dengan Pimpinan dan Karyawan BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang b. Sumber data Sekunder yaitu data yang diambil dari beberapa buku, dokumentasi, brosur dan sumber lain yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara adalah penulis mengadakan tanya jawab dengan pihak bank dan responden secara langsung maupun tidak langsung mengenai masalah data yang penulis perlukan dalam penelitian. b. Studi dokumen adalah mengumpulkan data-data dan dokumendokumen dari BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang, yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

8 4. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data secara deskriptif/kualitatif yaitu dengan cara setelah semua data dikumpulkan maka peneliti mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, dan menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas serta mengambil suatu kesimpulan sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I : Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar belakang masalah, Batasan masalah, Rumusan masalah, Penjelasan judul, Tujuan dan Kegunaan penelitian, Metode penelitian, dan Sistematika penulisan. BAB II : Dalam bab ini akan dijelaskan tentang pengertian dan landasan teori yang menjadi acuan terhadap Pelaksanaan Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang. BAB III : Dalam bab ini akan dijelaskan gambaran umum perusahaan tentang sejarah singkat berdirinya BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang, visi dan misi, struktur organisasi, ruang lingkup dan produk-produk BMT At- Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang.

9 BAB IV : Dalam bab ini akan diuraikan menjelaskan Pelaksanaan Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Cabang Bandar Buat Padang BAB V : Dalam bab ini merupakan bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.