Kinerja Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kota Surakarta Dalam Program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS)

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun Oleh : AFRIZAL BANGKIT MATINDAR D SKRIPSI

Disusun Oleh : AFRIZAL BANGKIT MATINDAR D SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Olahraga dalam program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah. Menengah Pertama Negeri tahun anggaran 2015 di kota Surakarta yang

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah field research (penelitian

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERAN STRATEGIS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH JENJANG SMA DI KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PEMBAGIAN KERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. mana dalam pengerjaannya menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA SURAKARTA (BPMKS) OLEH DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA

KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO. Oleh : Richard Adam. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

Selfia Migar Novie.R.A.Palar F.Daicy.J.Lengkong ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA PEGAWAI KANTOR PERTANAHAN DALAM PELAYANAN SERTIFIKAT TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB,

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MENGURANGI ANGKA PENGANGGURAN MELALUI JOB FAIR DI KABUPATEN BOYOLALI

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA PEGAWAI HONORER PADA BAGIAN AKADEMIK UNIVIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO. Oleh : CHENDY PELEALU

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-A TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA SURAKARTA

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3

Oleh : Theresia Triharsanti D SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan Denai terbentuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian mengenai evaluasi Kinerja KPU Kota Salatiga

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI SD UNGGULAN AISYIYAH BANTUL ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMA NEGERI JUMAPOLO

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Adelina Vina Hapsari & Sukirno 27-34

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

Diajukan Oleh: ARISTA WIDYANINGSIH A

ANALISIS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMA BINA GUNA TANAH JAWA KABUPATEN SIMALUNGUN

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

Kinerja Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kota Surakarta Dalam Program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) (Studi Sekolah Dasar Negeri Sabranglor Dan Sekolah Dasar Negeri Ngemplak) Performance Department of Education Youth and Sports Surakarta In Community Education Support Surakarta Programme (BPMKS) (Study Sabranglor State Elementary School and Ngemplak State Elementary School Afrizal Bangkit Matindar Lestariningsih Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami, 36A, Kentingan Solo, 57126, Telp. 0271-637358/Fax: 0271-637358 E-mail: afrizalbangkitm@gmail.com ABSTRACK This research was conducted by looking at the problems of the mechanisms and controls on the implementation of the program BPMKS. The purpose of this study was to describe the performance Department of Education Youth and Sports Surakarta which serves as the main implementer of BPMKS programme. This research is a qualitative descriptive study. Performance indicators used are the responsiveness and accountability. Subject of this research is the Department of Education Youth and Sports Surakarta research study in Sabranglor Elementary School No. 78 and Ngemplak Elementary School No. 149. Data was collected through interviews, observation, and documentation. The validity of the data using triangulation techniques. Analysis of the data used interactive analysis techniques by Miles and Hiberman The results of this study indicate that the performance Department of Education Youth and Sports Surakarta include: (1) responsivity: implementation of SOP in the determination mechanism nominee program BPMKS, placement committee in each class, socialize regularly by the school to parents, procedures and requirements are already considered easy, no complaints regarding the service BPMKS programme and the different approaches of each school to determine the student recipient, (2) accountability: strict monitoring by the inspectorate, the publication of student data programme BPMKS recipients and budget utilization is still low, as well as the reporting of accountability from schools are partly still timely. Keywords: Performance, Public Service, Education, BPMKS

PENDAHULUAN Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu indikator kemajuan bangsa, dimana pendidikan sebagai upaya mencetak SDM yang unggul mendorong setiap bangsa untuk dengan perkiraan sasaran mencapai 37.223. menyelenggarakan pendidikan yang Persoalan muncul ketika tidak berkualitas dan terjangkau. dijelaskanya pelaksanaan dalam petunjuk Dalam Indeks Pembangunan pelaksana dan petunjuk teknisnya, serta Manusia oleh UNDP tahun 2015 Indonesia adanya persoalan terkait penentuan sasaran, menempati peringkat ke 110 dari 187 dan kontrol dalam penggunaan dana negara, maka perlu upaya perbaikan BPMKS di sekolah-sekolah yang kualitas SDM dengan memperhatikan memungkinkan tindakan korupsi dengan pemerataan dan keterjangkauan karena alasan untuk meminta fee sebagai investasi masih tingginya kemiskinan di Indonesia kepada Dinas Dikpora agar sekolah tersebut yang menurut BPS tahun 2015 mencapai terus dipertimbangkan menerima dana 28,59 juta orang. program. Kebijakan pemerintah dalam Untuk mengetahui kinerja Dinas pendidikan dilakukan diantaranya dari Dikpora di sekolah dasar negeri penelitian Bantuan Operasional Pendidikan (BOS), dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Program Bantuan Sosial Masyarakat Sabranglor Nomor 78 Surakarta dan (BSM), dan Program Indonesia Pintar Sekolah Dasar Negeri Ngemplak Nomor (KIP). Tujuan kebijakan pendidikan 149 Surakarta dengan pertimbangan tersebut pada dasarnya membantu sebagian besar siswanya berasal dari warga masyarakat agar dapat memperoleh akses tidak mampu dan warga relokasi. Maka pendidikan. judul penelitian ini adalah Kinerja Dinas Sebagai wujud representatif Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Pemerintah Kota Surakarta mulai tahun Surakarta Dalam Program Bantuan 2010 memutuskan kebijakan di bidang Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta pendidikan yaitu Program Bantuan (BPMKS) (Studi Sekolah Dasar Negeri Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta Sabranglor dan Sekolah Dasar Negeri (BPMKS). Berdasar Peraturan Wali Kota Ngemplak) Surakarta Nomor 11-A Tahun 2012, Dinas TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan Pemuda dan Olahraga menjadi pihak pelaksana teknis. A. Pengertian Kinerja Dengan mengacu kepada SK Hessel Nogi (2005:175), Kinerja Walikota Surakarta No. 471.1/2- F/1/2014, sebagai gambaran mengenai tingkat terdapat Rumah Tangga miskin 46.372 atau pencapaian pelaksanaan tugas dalam 160.837 jiwa maka BPMKS diperlukan suatu organisasi, dalam mewujudkan bagi warga miskin. sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi BPMKS ditujukan untuk siswa tersebut. bersekolah di wilayah Kota Surakarta untuk Pasolong (2010:375) menjelaskan sekolah dasar dan menengah baik negeri bahwa Kinerja pegawai dan kinerja dan swasta yang terbagi ke dalam kategori organisasi memiliki keterkaitan yang silver, gold, platinum. Pada penelitian ini sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi penulis fokus pada sekolah dasar negeri, tidak bisa terlepas dari sumber daya yang dengan pertimbangan adanya Kuasa dimiliki oleh organisasi yang dijalankan Penggunaan Anggaran (KPA). Data Dinas commit to oleh user pegawai yang berperan aktif sebagai Dikpora tahun 2015 menunjukkan Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kota Surakarta mencapai 38.531. Sementara dari tahun 2011-2015, anggaran program BPMKS sekolah dasar negeri selalu mengalami kenaikan, yang terakhir pada tahun 2015 jumlahnya mencapai Rp 6.961.551.000 pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Kinerja organisasi pada

dasarnya merupakan tanggung jawab setiap individu yang bekerja dalam organisasi. Apabila dalam organisasi setiap individu bekerja dengan baik, berprestasi, bersemangat memberikan kontribusi terbaik mereka terhadap organisasi maka kinerja organisasi secara keseluruhan akan baik. Dengan demikian, kinerja organisasi merupakan cermin dari kinerja individu. Jadi kinerja adalah kerangka kerja dan alat untuk memahami kekuatan dan kesempatan organisasi. Kinerja bisa menjelaskan bagaimana pelaksanaan tugastugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi tercapai. B. Pengukuran Kinerja Penilaian kinerja lembaga pemerintah merupakan langkah penting tuntutan yang semakin tinggi terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Dalam IOSR Journal of Business and Management oleh Leena Toppo (2012:5), Penilaian kinerja merupakan sistem tinjauan formal dan evaluasi dari tim pengawas kinerja. Fokus dari sistem penilaian kinerja perusahaan adalah karyawan. Terlepas, penggunakan sistem efektif untuk mengevaluasi kerja dan memulai tatanan untuk pembinaan, tujuan, dan target. Pengukuran kinerja menurut Mahmudi (2005:12), adalah alat untuk menilai kesuksesan organisasi. Dalam konteks organisasi sektor publik, kesuksesan organisasi itu akan digunakan untuk menggunakan legitimasi dan dukungan publik. Masyarakat akan menilai kesuksesan organisasi sektor publik melalui kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan publik yang relatif murah dan berkualitas. Pelayanan publik tersebut yang menjadi bottom line dalam organisasi sektor publik. Tujuan pengukuran kinerja menurut Mahmudi (2005:14): 1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi 2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai 3. Memperbaiki kinerja periode berikutnya 4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam perbuatan keputusan pemberian reward dan punishment 5. Memotivasi pegawai 6. Menciptakan akuntabilitas publik C. Indikator Kinerja Dalam Jurnal Performance Criteria and Quality Indicators For The Preanalytical Phase Clin Chem Lab Med oleh Mario Plebani (2015) mengemukakan bahwa: Penggunaan dari indikator kinerja harus berdasarkan hasil pengamatan dan/atau hasil yang diharapkan di dalam kaitannya pada tujuan yang akan digunakan). Namun Mahmudi (2005:6) mengutarakan jika kinerja merupakan suatu konstruk multidimensional, pengukurannya juga bervariasi tergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja. Sementara Agus Dwiyanto (2002:49) menjelaskan jika penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup dilakukan menggunakan indikator yang melekat pada birokrasi tetapi harus dilihat dari indikator- indikator yang melekat pada pengguna jasa, karena tujuan dan misi stakeholder yang memiliki kepentingan berbeda. Akibatnya, ukuran kinerja organisasi publik di mata para stakeholder juga berbeda-beda. Indikator kinerja Program BPMKS menggunakan teori Agus Dwiyanto (2002:48-49), yaitu: 1. Responsivitas Responsivitas pada konteks ini akan melihat pada keselarasan antara program dengan kegiatan pelayanan yang diberikan dengan kebutuhan publik. Agus Dwiyanto (2006:63) menjabarkan beberapa kriteria responsivitas: a. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa selama satu tahun terakhir b. Sikap aparat birokrasi dalam merespon keluhan dari pengguna jasa

c. Penggunaan keluhan dari pengguna jasa kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi sebagai referensi bagi perbaikan Menurut Sutopo (2002:74) penelitian ini penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang d. Berbagai tindakan aparat birokrasi termasuk dalam kasus tunggal terpancang. Penelitin ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi untuk memberikan kepuasan pelayanan menjelaskan dan menganalisa data kepada pengguna jasa e. Penempatan penggunaan jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem pelayanan yang berlaku sehingga menjadi sebuah wacana yang logis dan obyektif. Pada penelitian kualitatif tidak ditentukan berapa banyak informan, karena 2. Akuntabilitas lebih mengacu kepada kualitas dan kelengkapan, teknik sampling yang Agus Dwiyanto (2006:57) digunakan adalah purposive sampling. mengutarakan bahwa akuntabilitas dalam Penulis memilih informan yang dianggap penyelenggaraan pelayanan publik sebagai mengetahui permasalahan secara suatu ukuran yang menunjukkan seberapa mendalam objek penelitian secara besar tingkat kesesuaian antara mendetail dan dapat dipercaya untuk penyelanggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai dan norma eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh para menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002:56). Untuk melengkapi informasi, penulis menggunakan teknik snowball stakeholders. sampling yaitu mengikuti petunjuk Untuk mengetahui akuntabilitas informan pertama untuk mendapatkan data secara lebih spesifik, penulis menggunakan dari informan yang ditunjuk berikutnya. kriteria akuntabilitas Widodo (2005), yaitu: Penulis memperoleh data-data a. Tepat Sasaran b. Penerapan Skala Prioritas dengan cara wawancara, observasi, dan mempelajari secara mendalam dokumendokumen c. Sistem Kontrol yang Ketat yang sesuai dengan topik D. Program Bantuan Pendidikan penelitian. Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) Lokasi yang diambli oleh penulis adalah di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda Program BPMKS adalah bantuan dan Olahraga Kota Surakarta yang pendidikan untuk penduduk Kota Surakarta beralamat di Jalan DI. Panjaitan Nomor 7 usia sekolah dasar dan menengah negeri Surakarta, Sekolah Dasar Negeri maupun swasta, diwujudkan dalam bentuk Sabranglor Nomor 78 yang beralamat di kartu terbagi ke dalam tiga ketegori yaitu Kampung Sabranglor RT 05/RW 08 Jebres, silver, gold, dan platinum. Kota Surakarta, dan Sekolah Dasar Negeri Tujuan BPMKS dalam Pasal 4 Ngemplak Nomor 149 yang beralamat di Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11-A Jalan Agung Timur Ngemplak RT 01/RW Tahun 2012: (a) mensukseskan program 29 Mojosongo, Kota Surakarta. penuntasan wajib belajar pendidikan dasar Untuk menguji kemantapan data Sembilan tahun menuju wajib belajar digunakan teknik trianggulasi data. Cara pendidikan dua belas tahun; (b) ini mengarahkan peneliti untuk wajib meningkatkan layanan dan mutu menggunakan beragam sumber data yang pendidikan, ; (c) memenuhi hak dasr tersedia, artinya data yang sejenis akan masyarakat miskin di bidang pendidikan. lebih mantap kebenarannya jika digali dari METODE PENELITIAN beberapa sumber yang berbeda, penulis mengguakan teknik analisis interaktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan Terdapat tiga komponen utama yang harus deskriptif kualitatif Pendeskripsian secara commit to dipahami user dalam teknik triangulasi yaitu rinci dan mendalam mengenai potret reduksi data, sajian data, penarikan

kesimpulan beserta verifikasinya yang masing-masing terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan. Reduksi data dimulai dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti setiap harinya baik dari kegiatan wawancara, observasi maupun dokumentasi. Setelah data terkumpul dan ditelaah, selanjutnya data disajikan dalam bentuk suatu informasi yang tersusun sehingga dapat memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta adanya pengambilan tindakan. Penarikan simpulan dilakukan setelah semua data berhasil dikumpulkan dan dianalisis, kemudian dicari pola-pola, tema, ketentuan, penjelasan, dan kesamaankesamaaan yang aktivitas di antara ketiga komponen tersebut dilaksanakan dalam bentuk interaktif dalam proses pengumpulan data dalam suatu proses siklus Miles dan Hiberman dalam (Sutopo, 2002: 94-96). PEMBAHASAN A. Responsivitas 1. Terdapat tidaknya keluhan dari pengguna jasa Dinas Dikpora menghimpun berbagai masukan untuk kemudian akan dibahas bersama dengan sekolah bersangkutan, karena ini merupakan bentuk tanggungjawab dan hak untuk membina sekolah, baik itu kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah atau guru kelas yang terlibat dan punya tanggung jawab dalam pelaksanaan program BPMKS. Sekolah selalu memberikan informasi kepada oang tua, penanganan persoalan BPMKS cukup melalui sekolah yaitu lewat komite. Dinas Dikpora akan memberikan arahan kepada sekolah memberikan solusi dan arahan kepada orang tua siswa dan melakukan pembinaan untuk sekolah yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik. 3. Penggunaan keluhan dari pengguna jasa sebagai referensi bagi perbaikan penyelenggaraan pelayanan pada masa mendatang Dinas Dikpora melakukan pendataan ulang melalui komite sekolah dan menyampaikan informasi terkait perubahan program khususnya pembahasan program yang telah berjalan satu tahun terakhir, menyampaikan prosedur pendataan ulang, memberikan kewajiban bagi sekolah untuk menyerahkan laporan. Bentuk laporan antara sekolah negeri dan swasta berbeda, prosedur dalam melakukan laporan juga berbeda, karena untuk sekolah swasta kepengurusanya melibatkan pihak luar pemerintah. Hal tersebut secara efektif membantu memudahkan Dinas dalam pengecekan kepada sekolah yang sudah dan yang belum menyampaikan laporanya. Dengan begitu Dinas Dikpora bisa memantau langsung hasil kinerja dari berjalanya program BPMKS setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam satu tahun. Selama berjalanya program BPMKS berlangsung, belum ada keluhan secara eksplisit dari para orang tua siswa. Pelaksanaan program BPMKS dapat berjalan dengan baik, karena secara hakikat dana bantuan itu adalah untuk membantu dan meringankan beban orang tua akan kebutuhan sekolah anak-anak mereka khususnya bagi penerima golongan platinum. Dana program BPMKS ini lebih ditujukan untuk hal-hal penunjang kegiatan non operasional. Pelaksanaan program BPMKS selama ini tidak menemui kendala karena mekanisame yang dijalankan cukup mudah, dengan kemudahan tersebut tidak menjadi persoalan bagi orang tua dari siswa 4. Berbagai tindakan apparat birokrasi yang bersangkutan untuk tetap antusias untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada pengguna jasa dalam menyekolahkan anak-anak mereka. 2. Sikap aparat organisasi publik dalam Langkah konkrit Dinas Dikpora merespon keluhan dari pengguna jasa yaitu penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai dasar dan pedoman

untuk pengusulan calon. Tetapi tidak semua sekolah menerapkan, hal tersebut tergantung bagaimana sekolah melihat siswa masing-masing. Di SD N Sabranglor bahwa untuk memastikan bahwa penerima layanan BPMKS dapat terpuaskan sekolah menempatkan komite di kelas, jadi aspirasi orang tua bisa di tampung semua. Hal tersebut juga dilakukan di SD N Ngemplak yaitu semua guru adalah komite yang mempunyai tugas dalam pelaksanaan program BPMKS. komite akan dilibatkan oleh Dinas Dikpora untuk dimintai keterangan terkait perubahan sasaran, pendataan sasaran besaran rencana anggaran, dan prioritas program berikutnya. 5. Penempatan pengguna jasa oleh aparat birokrasi dalam sistem pelayanan yang berlaku Untuk melihat penempatan pengguna jasa dalam layanan BPMKS bisa dilihat pada penerapan SOP BPMKS, yaitu: a. Pendataan Siswa Sekolah mengumpulkan data-data dan menentukan calon penerima program BPMKS dengan dasar kepemilikan SK Walikota Surakarta No. 471.1/2- F/1/2014. Sekolah akan mengundang orang tua siswa untuk mengikuti kegiatan sosialisasi program BPMKS. b. Verifikasi Data dan Pembuatan Konsep Data calon siswa penerima program BPMKS akan di verifikasi, pembuatan konsep, pemeriksaan konsep, dan penyerahan konsep kepada Sekretaris dan Kepala Dinas. c. Persetujuan Konsep oleh Kepala Dinas dan Sekretaris Data dari siswa yang dianggap telah memenuhi persyaratan akan di periksa, apabila sudah ditemukan kevalidan dan kemantapan, data konsep akan diberikan persetujuan dan kemudian ditandatangani. d. Arsip Data dan Tindaklanjut oleh Sub Bagian PEP Konsep data siswa calon penerima yang telah mendapat persetujuan kemudian akan dibuatkan arsip dan menjadi dokumen resmi di Sub Bagian PEP untuk ditindaklanjuti kepada sekolah dan siswa. B. Akuntabilitas 1. Tepat sasaran Sasaran program BPMKS di kedua sekolah di prioritaskan untuk siswa miskin. Di SD Negeri Sabranglor sasaran disetiap periode tidak sama, karena periode berikutnya dimulai dengan pendataan siswa dan perencanaan program lagi. Kewajiban sekolah terkait pelaksanaan program dirasakan semakin mudah karena penerapan mekanisme belanja langsung semakin meringankan kerja sekolah. Namun disini terdapat perbedaan mekanisme penggunaan anggaran, di SD N Ngemplak dana BPMKS digunakan untuk kebutuhan operasional sekolah, dan membayar jasa guru honorer, sementara di SD N Sabranglor hanya menjalankan instruksi karena sekolah mereka masuk kategori platinum sehingga penggunaanya diatur oleh Dinas Dikpora. 2. Penerapan skala prioritas BPMKS digunakan untuk kegiatan operasional sekolah, sarana dan prasarana, untuk buku-buku, perbaikan fasilitas, tapi yang sifatnya kecil. Job untuk pembelanjanya diatur oleh sekolah dengan lihat dulu mana yang lebih penting. Di SD N Sabranglora siswa menerima bantuan BPMKS berupa seragam, dan alat tulis, di SD N Ngemplak Siswa tidak menerima langsung, tetapi digunakan untuk kegiatan operasional sekolah dan siswa, tetapi tidak menutup kemugkinan jika ada siswa yang membutuhkan, sekolah akan membantu, khususnya untuk pakaian dan sepatu. Penggunaan anggaran program BPMKS ditentukan dalam penentuan prioritas anggaran di RKAS. Dalam rapat oleh komite atau perwakilan sekolah, komite bisa mengajukan penambahan kuota anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah atau jumlah siswa penerima program BPMKS tiap periode.

3. Sistem kontrol ketat Monitoring dilakukan oleh dua pihak, yaitu inspektorat dari pemerintah kota dan inspektorat dari Dinas Dikpora. Tugas inspektorat adalah untuk memantau, melakukan pemeriksaaan, dan pembinaan kepada masing sekolah terkait persoalan penggunaan anggaran secara, penyelesaian persoalan mekanisme program BPMKS, serta evaluasi sehingga memungkinkan perbaikan mekanisme berikutnya. Tujuan dari kegiatan monitoring tersebut adalah untuk meyakinkan kepada publik atau masyarakat bahwa dalam pelaksanan program BPMKS ini dapat diterima oleh yang benar-bnar berhak dengan jumlah, bentuk, cara mendapatkan dan penggunaanya secara tepat waktu dan guna penerima program, jumlah sekolah penerima, besaran anggaran, dan realisasi anggaranya sehingga memungkinkan masyarakat untuk melakukan kontrol atau pengawasan. DAFTAR PUSTAKA Buku Dwiyanto, Agus, dkk. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesa. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Hessel Nogi S Tangkilisan. 2005. Manajemen Modern Untuk Sektor Publik. Yogyakarta: Balairung Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta. UPP- AMP YKPN PENUTUP Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Berdasarkan hasil penelitian maka Penelitian Kualitatif. Bandung : kesimpulan kinerja Dinas Dikpora Kota Penerbit PT Remaja Rosdakarya Surakarta dalam program BPMKS di SD Pasolong,Harbani.2013.Teori Administrasi Negeri Sabranglor Nomor 78 Surakarta dan Publik. Bandung : CV. Alfabeta SD Negeri Ngemplak dalam Responsivitas Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian sudah baik, tidak ada keluhan dari orang tua Kualitatif. Surakarta : Sebelas siswa karena sodilakukan sialisasi program Maret University Press BPMKS dan pendataan siswa secara rutin, Widodo, Joko. 2005. Membangun Secara akuntabilitas sudah dilaksanakan Birokrasi Berbasis Kinerja. dengan baik, prioritas program untuk siswa Malang: Bayumedia Publishing miskin, penggunaan dana di SD Negeri Jurnal Sabranglor sudah diatur oleh Dinas Dikpora Ms. Leena Toppo, Dr. (Mrs.) Twinkle Kota Surakarta, jadi sekolah hanya Prusty. 2012. From Performance menjalankan instruksi, sementara di SD Appraisal to Performance Management. Negeri Ngemplak diatur oleh pihak IOSR Journal of Business and Management sekolah. Sementara monitoring oleh (IOSRJBM), Volume 3, Issue 5, inspektorat dari Dinas Dikpora dan laporan September-Oktober 2012. Diakses tanggal pertanggungjawaban anggaran dilakukan 20 Mei 2016 pukul 07.45 WIB setiap triwulan. Berdasarkan kesimpulan, maka Plebani, Mario. Performance criteria and penulis mengajukan saran yaitu: 1) Dinas quality indicators for the pre-analytical Dikpora perlu memanfaatkan teknologi phase. Clin Chem Lab Med, Volume 53, informasi, yaitu penyediaaan wadah untuk Number 6 2015. Diakses hari Selasa menampung keluhan atau feedback dari tanggal 5 Mei 2016 pukul 08.00 WIB masyarakat, 2) perlu menyampaikan hasil Kebijakan laporan kepada masyarakat, serta pemaparan tindak lanjut atau kebijakan Peraturan Wali Kota Surakarta Nomor 11- yang diambil oleh pemerintah atas respon Masyarakat Kota Surakarta ddari hasil dari laporan monitoring, dan 3) Dinas Dikpora perlu mempublikasi data