BAB I PENDAHULUAN. Qur an sabaiknya dimulai sejak usia dini atau anak-anak. Sebab pada usia tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN BACA AL QUR AN MELALUI PERMAINAN MENYUSUN HURUF HIJAIYAH PADA ANAK USIA DINI DI TK AISYIYAH 19 MALANG SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI MEMBACA MELALUI METODE STORY READING PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH KEPRABON SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan melangsungkan kehidupan. Sedangkan pendidikan dalam arti. kemampuan dan keterampilan. Sementara Lembaga Pendidikan Islam

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi siswa terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang

BAB I PENDAHULUAN. karna masa ini merupakan masa emas bagi seorang anak. yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

PENGARUH METODE DEMONSTRASI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK PEMBINA PALU

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. kebangunan dunia khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. dan jujur pula dengan amal perbuatannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2008), Cet. III, hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada usia dini merupakan masa dimana anak mengalamai perkembangan dalam berbagai kemampuan. Sejak lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar, anak mengalami masa Golden Age dalam kehidupannya. Masa ini merupakan masa penting dalam pembentukan dasar dasar kepribadian, kemampuan berfikir, kecerdasan, ketrampilan dan kemampuan bersosialisasi 1. Mengingat pentingnya Al-Qur an bagi kaum muslim, maka pembelajaran Al- Qur an sabaiknya dimulai sejak usia dini atau anak-anak. Sebab pada usia tersebut kemampuan untuk menyerap ilmu sangat luar biasa, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. Ibnu Khaldum mengatakan bahwa Al Qur an adalah ilmu yang pertama kali harus diajarkan pada anak termasuk syariat islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan di junjung tinggi oleh setiap Negara Islam 2. Pada masa usia dini anak masih sangat suka bermain, sehingga semua pembelajaran dilakukan dengan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Prinsip bermain sambil belajar, adalah sebuah disain kegiatan belajar yang sesuai dengan karakter usia pra sekolah. Bermain sambil belajar juga merupakan prinsip induk (utama) dalam mengembangkan seluruh potensi anak usia prasekolah melalui stimulasi 1 Suyadi, Psikologi Belajar PAUD, (Jakarta : PT Pustaka Insan Madani, 2010 ) hal 23. 2 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam I, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) hal 176 1

pendidikan. Bermain sambil belajar bukanlah bermain liar atau tanpa arah. Bermain sambil belajar merupakan suatu kondisi aktivitas yang dirancang secara terprogram dan mengandung esensi tujuan yang jelas 3. Kelebihan dari belajar sambil bermain yaitu anak akan lebih mudah dalam menangkap informasi baru karena dilakukan sambil bermain. Bermain merupakan suatu aktivitas yang menyenagkan karena itu akan lebih mudah bagi anak untuk menyerap berbagai informasi baru yang ia tanggapi dengan sikap yang positif dan tanpa paksaan. Dalam bermain, anak dapat menciptakan scaffolding secara mandiri, baik dalam kontrol diri, penggunaan bahasa, daya ingat, dan kerja sama dengan sesama teman 4. Di usia prasekolah, anak perlu belajar berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Perpisahan dengan orang tua atau pengasuhnya tidak akan begitu dirasakan oleh anak apabila dilakukan dalam situasi bermain yang menyenangkan hatinya. Sebaliknya, melalui bermain pula, anak akan semakin mahir bersosialisasi dengan orang lain dan teman teman bermain sebayanya. Bersosialisasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat berbaur dengan orang lain, menyesuaikan diri dengan kegiatan dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, dan dengan segala macam orang yang memiliki karakteristik unik 5. Anak pun belajar untuk berbagi degan sesama teman, menunggu giliran sehingga ia belajar untuk bersabar diri. Peter Kline dalam Gordon D mengatakan :belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. Kaitannya dengan hakikat belajar anak usia dini pada nilai-nilai keagamaan, seharusnya kita memahami bahwa hal itu harus beroreantasi pada 3 Otib satibi Hidayat, Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai Agama, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011) hal. 7.16 4 Rini Hildayati,dkk, Psikologi Perkembangan Anak, ( Jakarta :Universitas Terbuka,2011), hal 4.7 5 Ibid, hal 4.8 2

fungsi pendidikan pada anak usia dini, yaitu sebagai fungsi adptasi, fungsi pengembangan dan fungsi bermain 6. Melalui bermain maka anak dapat menyalurkan energi tubuhnya yang sedang senang bergerak sehingga ia pun memperoleh kepuasan dan tidak merasa dirinya dikekang. Kegiatan bermain sangat digemari oleh anak-anak pada masa prasekolah dan pada umumnya sebagian besar waktu mereka digunakan untuk bermain. Dengan demikian yang menjadi tantangan bagi pendidik adalah bagaimana menanfaatkan kegiatan bermain untuk membantu anak belajar dalam suasana hati yang menyenangkan dan tanpa beban. Untuk itu pendidik, pada Anak Usia Dini di tuntut memiliki kemampuan professional dan komprehensif terutama dalam memilih dan menentukan metode dan pendekatan yang efektif. Dengan demikian proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik tanpa mengorbankan anak, tanpa merebut hak anak untuk bermain, artinya bentuk kegiatan dilakukan dalam suasana terbuka dan menyenangkan. Permainan adalah jalan bagi anak-anak mengembangkan kemampuan menggunakan lambang dan memahami lingkungan mereka. Ketika anak-anak bermain dengan benda dan barang di lingkungan mereka, mereka memperoleh pengetahuan tentang kekayaan alam dunia tempat mereka hidup. Permainan akan membimbing perkembangan mereka dan bahwa bahasa tulis bertumbuh dari bahasa lisan lewat permainan lambang. Permainan juga merupakan jalan bagi anak-anak bisa melakukan ketrampilan baru, mencoba peran sosial baru, dan memecahkan masalah rumit. Lewat permainan, anak-anak mempunyai kesempatan untuk menyelidiki secara mendalam dan memperhatikan secara rinci sekali hal-hal yang menarik bagi mereka. Permainan 6 Ibid, hal 7.17 3

memberi anak-anak kesempatan untuk berperan secara mandiri dan menantang diri mereka sendiri secara fisik dan intelektual 7. Demikian juga dalam proses pembelajaran Al-Qur an, diperlukan suatu metode yang membuat anak didik menjadi senang dan mudah dalam belajar membaca dan menulis huruf Al-Qur an. Pembelajaran Agama termasuk baca Al-Qur an diberikan pada usia dini, karena nilai-nilai agama akan tumbuh dan berkembang pada jiwa anak melalui proses pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya sejak kecil. Seorang anak yang tidak memperoleh pendidikan dan pengetahuan nilai-nilai keagamaan sebagai pengalaman belajarnya, akan dimungkinkan menimbulkan ketidak pedulian yang cukup tinggi dalam menghayati apa yang telah dipelajarinya. Seperti tidak merasa butuh, kurang tertarik, dan tidak serius dalam mempelajarinya. Lain halnya dengan anak yang mendapatkan pendidikan agama yang cukup dan diberikan dengan suasanya yang menyenagkan yaitu dengan permainan sehingga anak merasa senang dan tertarik untuk memepelajarinya, maka akan mendapatkan hasil yang memuaskan untuk kedepannya. Selama ini pembelajaran baca Al-Qur an diberikan dengan anak membaca huruf hijaiyah dan menulisnya yang itu tentunya anak menjadi bosan dan jenuh, karena anak pada usia dini kadang ada yang malas menulis dengan berbagai alasan. Akan tetapi membaca Al-Qur an dengan permainan, mereka akan lebih bersemangat untuk belajar. Karena dalam pendidikan anak usia dini bermain sambil belajar adalah kegiatan yang tidak terpisahkan. Kelebihan dari permainan ini adalah anak akan merasa senang dalam belajar, guru juga akan lebih mudah menyampaikan pelajaran terhadap peserta didik karena dilakukan dalam suasana yang menyenagkan. 7 Carol Seefeldt & Barbara A.Wasik. Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT.Indeks, 2008). hal 68 4

Proses pembelajaran terkait dengan penngenalan huruf hijaiyah, menuntut siswa untuk berperan aktif dalam serangkaian belajar mengajar. Kebutuhan sekolah-sekolah Islam terhadap pembelajaran Al-Qur an dirasa semakin lama semakin besar. Pembelajaran membaca Al-Qur an yang baik sangat membutuhkan sebuah sistem yang mampu menjamin mutu bahwa setiap anak usia lulus TK/SD/MI harus bisa membaca Al- Qur an secara tartil. Banyaknya sekolah atau TPQ yang membutuhkan solusi bagi kelangsungan pembelajaran Al-Qur an bagi siswa siswinya. Permasalahan yang sering terjadi adalah anak-anak kadang merasa bosan dan jenuh jika harus belajar baca tulis Al- Qur an. Bertolak pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menjadikan metode permainan menyusun huruf hijaiyah sebagai bahan penelitian. Dengan alasan, metode ini pengajarannya mudah, riang gembira serta sesuai dengan anak usia dini yang masih sangat suka bermain. Disamping itu, permainan ini melibatkan semua fisik motorik anak, yaitu mereka berlari menyusun huruf hijaiyah. Penerapan permainan di TK Aisyiyah 19 pernah dilakukan oleh anak kelas A, diharapkan akan memberikan kemudahan bagi peneliti untuk meneliti kelebihan dan kelemahan permainan tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pembelajaran baca Al-Qur an melalui permainan menyusun huruf hijaiyah di Aisyiyah 19 Malang? 5

2. Bagaimana hasil pembelajaran baca Al-Qur an dengan menggunakan permainan menyusun huruf hijaiyah di TK Aisyiyah 19 Malang? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka peneliti mengemukakan bahwa tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pembelajaran baca Al-Qur an melalui permainan menyusun huruf hijaiyah di Aisyiyah 19 Malang. 2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran baca Al-Qur an melalui permainan menyusun huruf hijaiyah di Asiyiyah 19 Malang D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru TPQ dan Guru TK dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk pembelajaran baca Al-Qur an pada usia dini maupun usia Sekolah Dasar. 2. Kepala Sekolah Kepala Sekolah bisa memberi kebijakan kepada setiap guru untuk menggunakan metode ini pada pembelajaran baca Al-Qur an. 3. Bagi Anak Penelitian ini anak dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an dengan baik dan benar. 6

4. Bagi Peneliti Penelitan ini akan lebih menambah pengetahuan tentang pembelajaran baca Al- Qur an. E. Batasan Istilah Ada beberapa hal yang akan di uraikan pada bagian ini yaitu: 1. Pembelajaran Pembelajaran adalah sebagaimana yang dinyatakan Muhaimin dkk, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa 8. Sejalan dengan pernyataan Muhaimin dkk tersebut, DR.Ahmad Zayadi dan Abdul Majid menyatakan istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan 9. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ialah segala upaya untuk membelajarkan siswa dengan berbagai metode untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. 2. Baca Al-Qur an Baca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melihat serta memahami apa yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati. Menurut Tarigon yang dikutib Sumarlin, membaca dapat pula diartikan sebagai metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri maupun orang lain 10. 8 Imin Muhai,dkk, Strategi Belajar Mengajar:Penerapan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama, (Surabaya:C.V.Citra Media Karya Anak Bangsa,1996). hal 45 9 Zayadi Ahmad.Majid Abdul, Tadzakirah Pembelajaran Agama Islam (PAI) Berdasarkan Pendekatan Kontektual. (PT Raja Grafindo Persada,2005). hal 27 10 Qonita Alya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta :PT Indah Jaya Adipratama), hal 45 7

Al-Qur an adalah kitab yang sempurna dan konsep hidup yang lengkap 11. Sedangkan definisi dari Al-Qur an ialah kalam Allah SWT yang merupakan mu jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW dan yang dituliskan di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawir serta membacanya adalah ibadah 12. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, baca Al-Qur an yaitu melihat serta memahami apa yang tertulis dan dapat melisankan baik dalam hati maupun lisan huruf-huruf Al-Qur an, dalam penelitian ini huruf Al-Qur an yaitu huruf hijaiyah. 3. Permainan Menyusun Huruf Hijaiyah Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alatalat tertentu atau tidak) 13. Dalam penelitian ini permainan dapat diartikan juga dengan bermain. Bermain menurut Piaget, bermain merupakan latihan untuk mengkonsolidasikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan kognisi yang baru dikuasai, sehingga dapat berfungsi secara efektif. 14 Menyusun huruf hijaiyah yaitu merangkai huruf Al- Qur an, sehingga membentuk suatu kata. Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud permainan menyusun huruf hijaiyah yaitu suatu permainan merangkai huruf Al-Qur an (hijaiyah) sehingga membentuk suatu kata. 11 Qudsi Media, Rahasia Rasul mendidik anak ( Sleman,Yogyakarta), hal 67 12 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahnya, Bandung, (Penerbit Diponegoro, 2005), hal 21 13 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal 335 14 Dwi Yulianti, Bermain Sambil Belajar Sains di TK ( Jakarta :PT Indeks,2010), hal 32 8

4. Anak Usia Dini Anak usia Dini adalah anak yang berusia 0 6 tahun 15. Pendidikan pada anak usia dini berupaya untuk membimbing, mengasah dan memberi kegiatan pembelajaran yang berguna untuk perkembangan. Anak usia dini adalah setelah kelahiran sampai dengan sekitar 6 tahun 16. Jadi anak usia dini adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, dan Pendidikan TK termasuk dalam pendidikan anak usia dini. Karena mereka rata-rata berusia 4 sampai dengan 5 tahun. 5. TK ABA 19 Malang TK ABA 19 Malang adalah sebuah sekolah Taman Kanak-Kanak Islam milik yayasan Aisyiyah yang beralamat di jalan KH.Hasyim Asy ari III No 13 Malang. Tujuan dari pendirian TK Aisyiyah 19 yaitu memberi kesempatan kepada anak didik berumur 3-6 tahun agar memiliki segala kemampuan yang diperlukan di bidang jasmaniah dan rohaniyah untuk perkembangan pribadinya. TK ABA 19 Malang terletak di lokasi yang strategis karena berada di tengah kota dan dilewati oleh jalur angkutan umum bagi mereka yang tidak berkendara. Sehingga memudahkan kepada wali murid serta anak-anak untuk ke sekolah karena meskipun di tengah kota tapi tidak langsung berdekatan dengan jalan raya, sehingga aman untuk anak-anak bermain dan orang tua menjadi tenang meninggalkan anak mereka di sekolah juga sekolah ini mudah di jangkau. 15 Uyu Wahyudin dan Mubiar Agustin, Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini ( Bandung: PT Refika Aditama, 2011) hal 7 16 Wiwin Dinar P,Psikologi Anak Usia Dini ( Jakarta: PT Indeks,2008 ) hal.55 9

F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan deskriptif tentang pembahasan penulisan skripsi secara menyeluruh. Skripsi hasil penelitian ini ditulis dalam lima bab. Dengan sistematika sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, sistematika penulisan. BAB II. Tinjauan Pustaka, pada bab ini penulis akan membahas tentang Pembelajaran Al-Qur an pada anak usia dini dan hasil dari pembelajaran Al-Qur an terhadap anak usia dini. BAB III. Metode Penelitian, pada bab ini penulis membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data dan analisis data. BAB IV.Hasil Penelitian, pada bab ini akan dideskripsikan pelaksanaan pembelajaran baca Al-Qur an melalui permainan menyusun huruf hijaiyah, dan hasil pembelajaran baca Al-Qur an melalui permainan menyusun huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK Aisyiyah 19 Malang. BAB V. Kesimpulan dan saran, pada akhir pembahasan, penulis akan mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan dengan realita hasil penelitian, kata penutup serta pada bagian terakhir penulis cantumkan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran. 10