PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PROFIL PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT BERDASARKAN TAHAPAN POLYA

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA DITINJAU DARI BERPIKIR KRITIS

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

JURNAL. Oleh DEWI MIRAWATI POIMA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

PROFIL SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN LITERASI MATEMATIS DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ) TESIS

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI POLA BARISAN BILANGAN

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KEUANGAN BERDASARKAN MODEL POLYA SISWA SMK NEGERI 6 JEMBER

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, karena pendidikan

PROFIL PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED BERDASARKAN TEORI WALLAS

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 SALATIGA

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANDANARUM PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA PADA MATERI KELILING GABUNGAN BANGUN DATAR JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TINGKAT EFIKASI DIRI

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERBENTUK OPEN-START PADA MATERI BANGUN DATAR

Development of Project-Based Blended Learning Model to Support Student Creativity in Designing Mathematics Learning in Elementary School

PROSES PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI ARITMATIKA SOSIAL BERDASARKAN METAKOGNISI SISWA SMP

Kiki Dewi Rahmawati et al., Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa... Kata kunci: kemampuan metakognisi, metakognisi, penyelesaian masalah, polya.

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL TEOREMA PYTHAGORAS SISWA KELAS VIII SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN AJARAN 2017/2018

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATA KULIAH ALJABAR DAN TRIGONOMETRI

KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN KASTOLAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA KUBUS DAN BALOK DI MTS NEGERI SUKOHARJO

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN OPEN ENDED

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 6 Tahun 2017 ISSN :

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED

JURNAL ERROR ANALYSIS OF STUDENTS IN RESOLVING PROBLEMS LOGARITHMS SMK KARTANEGARA KEDIRI TENTH GRADE ODD SEMESTER ACADEMIC YEAR 2016/2017

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

EKSPLORASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA SMP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...

Kajian Penerapan Teori Polya Dalam Model Pembelajaran Tipe Think Pair Square Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Matematika

PROFIL PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA QUITTER DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMTIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SMP NEGERI 2 TELAGA

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT SISWA SMP KELAS VII

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL CERITA BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATERI REGULA FALSI

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PURWOKERTO (Ditinjau dari Domain Kecerdasan McKenzie)

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LAPS- HEURISTIC DIKELAS X SMAN 2 BATANG ANAI

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

PROFIL BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI TRIGONOMETRI DIKAJI DARI SELF CONCEPT SISWA KELAS XI IPA

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANYUMAS DITINJAU DARI SPIRITUAL QUOTIENT

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS MATEMATIS DITINJAU DARI SELF AWARENESS SISWA SMP NEGERI 2 PURWOKERTO

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI RASA INGIN TAHU SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 1 PURWOKERTO

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

ANALISIS KESALAHAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI

Yaumil Sitta Achir, Budi Usodo, Rubono Setiawan* Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 2 PALU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 96-102 PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP Annisa Fatwa Thursina 1, Sutriyono 2 1,2Pendidikan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 202014034@student.uksw.edu INFO ARTIKEL Riwayat Artikel: Diterima: 04-03-2018 Disetujui: 26-03-2018 Kata Kunci: Kemampuan pemecahan masalah Open-ended Bangun datar segiempat ABSTRAK Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pemecahan masalah open-ended pada materi bangun datar segiempat bagi siswa SMP. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII H SMP N 8 Salatiga yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek berkemampuan sedang dan subjek berkemampuan rendah belum mampu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah khususnya soal nomor satu. Subjek berkemampuan rendah belum mampu memeriksa kembali. Abstract: This is a qualitative descriptive research. The purpose of this research is to know the profile of open-ended problem solving in rectangular geometric shape of junior high school students. The subject of this research is 3 students of class VIII SMP Negeri 8 Salatiga who have high, medium, and low skills. The subject of this research is taken by using purposive sampling technique. The data collection techniques used were a test, interview, and documentation. The result showed that subject capable of achieving and subject capable low have not been able to understand a problem, device a plan problem solving especially about number one. Subject capable low have not been able to l ooking back. A. LATAR BELAKANG Matematika adalah ilmu pengetahuan yang memudahkan manusia dalam memecahkan masalah. Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbedabeda dalam menyelesaikan suatu masalah. Jika tidak berhasil untuk memecahkan, maka harus berusaha memecahkannya dengan cara yang lain sampai masalah tersebut terselesaikan. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang melibatkan kemampuan pemecahan masalah adalah matematika. Hal ini dikarenakan bahwa dengan belajar matematika siswa akan terbiasa untuk berpikir kritis, sistematis, logis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Depdiknas, 2006). Pada dasarnya, pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa seperti yang dikemukakan oleh Branca (1980) sebagai berikut: (1) kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika; (2) pemecahan masalah meliputi metode, prosedur, dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika; dan (3) pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika. Pentingnya pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika tentu harus diikuti adanya kesadaran guru 96 untuk dapat mengusahakan siswa mencapai hasil yang optimal dalam kemampuan pemecahan masalah. Peran guru dalam pembelajaran matematika salah satunya adalah mengidentifikasi bagaimana langkah-langkah yang ditempuh siswa ketika memecahkan masalah. Guru dapat melacak letak dan jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dengan melihat langkah-langkah pemecahan yang ditempuh siswa (Yuwono, 2010). Sejalan dengan dengan hal tersebut Sumarmo, (2005:21) mengartikan pemecahan masalah sebagai kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari atau keadaan lain dan membuktikan atau menciptakan atau menguji konjektur. Wahyudi, dkk (2012:43-44) mengklasifikasikan permasalahan atau soal-soal dalam matematika menjadi dua bagian yaitu: (1) masalah-masalah matematika tertutup (closed problems); (2) masalah-masalah matematika terbuka (open problems). Selanjutnya, open problems dikelompokkan lagi menjadi dua bagian yakni: open-ended problems dan pure open problems. Dalam masalah open-ended, seseorang dapat menyelesaikan sebuah soal pemecahan masalah dengan cara dan jawaban yang bervariasi. Polya (1973) menetapkan empat langkah pemecahan masalah, yaitu understanding the problem, devising a plan, carrying out the plan, and looking back yang berarti

Annisa Fatwa Thursina, Profil Kemampuan Pemecahan 97 memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Sukayasa (2012) menyatakan bahwa tahap-tahap dalam proses pemecahan masalah yang dikemukakan polya cukup sederhana, aktivitas-aktivitas dalam setiap tahap yang dikemukakan Polya cukup jelas dan tahap-tahap pemecahan Polya lazim digunakan dalam pemecahan masalah. Melalui tahapan-tahapan tersebut, guru dapat mengetahui profil pemecahan masalah, memperoleh gambaran tentang proses siswa dalam memperoleh jawaban. Profil atau gambaran siswa dalam memecahkan masalah dapat berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena setiap siswa mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda pula. Fitriani (2012) menyatakan bahwa kemampuan siswa dikelas dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Salah satu bukti penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa mempengaruhi dalam memecahkan suatu masalah. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) yang menyimpulkan bahwa subjek yang mempunyai kemampuan tinggi termasuk kategori baik dalam pemecahan masalah secara keseluruhan, subjek yang mempunyai kemampuan sedang termasuk kategori cukup, dan subjek yang mempunyai kemampuan rendah termasuk dalam kategori kurang dalam pemecahan masalah secara keseluruhan. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memiliki ketertarikan untuk mengetahui profil kemampuan pemecahan masalah open-ended pada materi bangun datar segiempat bagi siswa SMP. Penulis mengangkat rumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana profil kemampuan pemecahan masalah open-ended pada materi bangun datar segiempat bagi siswa SMP?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil kemampuan pemecahan masalah open-ended pada materi bangun datar segiempat bagi siswa SMP. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui gambaran atau profil kemampuan pemecahan masalah open-ended pada materi bangun datar segiempat bagi siswa SMP. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII H SMP N 8 Salatiga yang memiliki kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan rendah. Pengambilan subjek atau sampel dalam penelitian ini dengan cara purposive sampling, yakni teknik untuk menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Pemilihan subjek penelitian ini didasari oleh pertimbangan bahwa siswa kelas VIII telah memiliki pengalaman belajar tentang materi bangun datar segiempat. Peneliti mengambil subjek berdasarkan hasil tes matematika, kemudian peneliti dibantu guru matematika memilih 3 siswa yang dikelompokan menjadi 3 tingkat, yaitu siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Dalam metode tes, tes yang digunakan berupa soal open-ended materi segiempat yang terdiri dari 2 soal uraian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data menurut Miles dan Huberman (2009) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri dan pedoman wawancara. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi teknik dan waktu. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Salatiga yang terdiri dari 1 subjek berkemampuan tinggi (A1), 1 subjek berkemampuan sedang (A2), 1 subjek berkemampuan rendah (A3). Tahap kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan oleh subjek penelitian ini berdasarkan tahapan Polya (1) memahami masalah, (2) menyusun rencana pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana, dan (4) memeriksa kembali. Tes yang digunakan berupa soal open-ended materi segiempat yang terdiri dari 2 soal uraian yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Berikut adalah hasil deskripsi tes tulisan dan lisan terhadap setiap subjek. 1. Subjek berkemampuan tinggi Berikut ini adalah hasil tertulis A1 pada soal openended segiempat nomor 1. Gambar 1. Hasil jawaban tertulis A1 pada soal open-ended segiempat nomor 1 Berdasarkan hasil tertulis A1, dalam memahami masalah yang diberikan, A1 tidak menuliskan apa yang sebagaimana terlihat pada gambar 1. Namun, A1 mampu secara lisan menjelaskan apa yang dipahami, apa yang diketahui, dan ditanya dari soal, hal ini terlihat dalam P : A.coba ceritakan kembali apa yang anda pahami dari soal itu? A1 : Ayah membuat keramik berbentuk persegi

98 PENDEKAR Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol. 1, No. 1, April 2018, hal. 96-102 dengan ukuran yang berbeda. Luas keramik besar adalah empat kali luas keramik kecil. A1 : Ya, luas keramik kecil, luas keramik besar empat kali luas keramik kecil. A1 : Panjang sisi-sisi yang mungkin pada masingmasing keramik tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa A1 mampu menentukan kecukupan syarat pada soal untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Dengan demikian dapat dikatakan A1 telah melalui tahapan kemampuan pemecahan masalah yang pertama yaitu memahami masalah. Setelah memahami masalah, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pemecahan masalah sebagaimana terlihat pada gambar 1. Menurut A1 pertama mencari luas keramik kecil, kalau sudah luas keramik besar empat kali luas keramik kecil lalu luas keramik besar itu diakar pangkatkan dua untuk menemukan sisi dari keramik besar, terbukti bahwa A1 mampu menyusun rencana pemecahan masalah, hal ini terlihat dalam gunakan untuk menjawab soal tersebut? A1 : Luas persegi dan akar pangkat dua. A1 : Karena lebih mudah. A1 : Pertama mencari luas keramik kecil, kalau sudah luas keramik besar empat kali luas keramik kecil lalu luas keramik besar itu diakar pangkatkan dua. Tahap berikutnya, A1 mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah yang telah disusun dengan memisalkan sisi keramik kecil 4 cm, 6cm, dan 8cm, kemudian mencari luas keramik kecil dengan permisalan sisinya 4cm, 6cm, dan 9cm, kemudian mencari luas keramik besar adalah dengan mengalikan 4 kali luas keramik kecil. Selanjutnya, A1 mengakar pangkatkan dua hasil dari luas keramik besar untuk mendapatkan sisi keramik besar, ha ini diperkuat dengan cuplikan wawancara berikut: langkahlangkah yang anda pikirkan tadi? A1 : Iya. A1 : Iya. A1 : Karena dengan mencari luas keramik kecil, misal keramik kecil sisinya empat centimeter dan luasnya yaitu enam belas centimeter persegi, maka luas keramik besar empat luas keramik kecil, empat kali enam belas sama dengan enam puluh empat centimeter persegi, maka sisi keramik besar akar pangkat dua dari enam puluh empat sama dengan delapan centimeter. Emmm.. misal pada keramik kecil sisinya enam centimeter maka luas keramik kecil tiga puluh enam centimeter persegi, luas keramik besar empat kali luas keramik kecil yaitu empat kali tiga puluh enam sama dengan seratus empat puluh empat centimeter persegi, maka sisi keramik besar akar pangkat dua dari seratus empat puluh empat sama dengan dua belas centimeter, misal pada keramik kecil sisinya delapan centimeter maka luas keramik kecil sama dengan enam puluh empat centimeter persegi, luas keramik besar empat kali luas keramik kecil sama dengan empat kali enam puluh empat sama dengan dua ratus lima puluh enam centimeter persegi, maka sisi keramik besar akar pangkat dua dari dua ratus lima puluh enam sama dengan enam belas centimeter. Tahap terakhir adalah memeriksa kembali. Pada tahap ini A1 mampu memeriksa kembali dengan memikirkan dan diam sejenak serta melihat jawabannya sendiri. Selain itu A1 sudah yakin dengan jawabannya sendiri, hal tersebut dapat dilihat dari cuplikan berikut: P : Apakah anda yakin dengan jawaban anda sendiri? A1 : Ya (sambil berpikir dan melihat jawabanya). Berikut ini adalah hasil tertulis A1 pada soal openended segiempat nomor 2. Gambar 2. Hasil jawaban tertulis A1 pada soal open-ended segiempat nomor 2 Berdasarkan hasil tertulis A1, dalam memahami masalah yang diberikan, A1 tidak menuliskan apa yang sebagaimana terlihat pada gambar 2. Namun, A1 mampu secara lisan menjelaskan apa yang dipahami, apa yang diketahui, dan ditanya dari soal, hal ini terlihat dalam P : Selanjutnya kita ke soal nomor dua. Coba ceritakan kembali apa yang anda pahami dari

Annisa Fatwa Thursina, Profil Kemampuan Pemecahan 99 soal tersebut? A1 : Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan luas delapan belas meter persegi. Jika di sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon pelindung dengan jeda antar pohon satu meter. A1 : Ya, luas persegi panjang dan jeda antar pohon. A1 : Jumlah batang pelindung yang dibutuhkan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil jawaban tertulis dan wawancara A1 tersebut dapat diketahui bahwa A1 telah melalui tahapan kemampuan pemecahan masalah yang pertama yaitu memahami masalah. Setelah memahami masalah, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pemecahan masalah sebagaimana terlihat pada gambar 2. Menurut A1 pertama mencari luas kebun dan keliling kebun, terbukti bahwa A1 mampu menyusun rencana pemecahan masalah dan melaksanakan rencana pemecahan masalah, hal ini terlihat dalam A1 : e luas kebun, keliling kebun. A1 : Karena dengan cara itu lebih mudah untuk mengerjakannya. A1 : Misal panjang kebun sembilan meter dan lebar kebun dua meter maka keliling kebun sembilan tambah dua tambah sembilan tambah dua sama dengan dua puluh dua meter. E.. misal panjang kebun enam meter dan lebar tiga meter maka keliling kebun enam tambah tiga tambah enam tambah tiga sama dengan delapan belas meter Tahap terakhir adalah memeriksa kembali. Pada tahap ini A1 mampu memeriksa kembali dengan memikirkan dan menunjuk-tunjuk jawaban sejenak serta melihat jawabannya sendiri. Selain itu A1 sudah yakin dengan jawabannya sendiri, hal tersebut dapat dilihat dari cuplikan berikut: A1 : Ya A1 : Lebih mudah jika mengerjakannya menggunakan rumus keliling kebun jika luas kebun diketahui yaitu delapan belas meter persegi. P : Apakah anda yakin dengan jawaban anda sendiri? A1 : Ya open- 2. Subjek berkemampuan sedang Berikut ini adalah hasil tertulis A2 pada soal ended segiempat nomor 1. Gambar 3. Hasil jawaban tertulis A2 pada soal open-ended segiempat nomor 1 Berdasarkan hasil tertulis A2, dalam memahami masalah yang diberikan, A2 tidak menuliskan apa yang sebagaimana terlihat pada gambar 3. Namun, A2 secara lisan menjelaskan apa yang dipahami dari soal namun tidak lengkap, tidak menyebutkan hal-hal apa yang diketahui dari soal, dan tidak paham apa yang ditanyakan dari soal, hal ini terlihat dalam cuplikan wawancara berikut: P : Langsung saja ya dek, untuk soal nomor satu coba ceritakan kembali apa yang anda pahami dari soal tersebut? A2 : Ayah membuat keramik berbentuk persegi dengan ukuran yang berbeda. P : Apakah anda bisa menyebutkan hal-hal yang A2 : Ya A2 : Luas keramik besar adalah empat kali luas keramik kecil. Oleh karena itu, berdasarkan hasil jawaban tertulis dan wawancara A2 tersebut dapat diketahui bahwa A2 belum mampu memahami masalah. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pemecahan masalah sebagaimana terlihat pada gambar 3. Menurut A2 pertama mencari luas persegi dengan memisalkan sisi keramik kecilnya sama dengan 2 cm, jadi 2 cm 2 cm = 4 cm 2. Kemudian memisalkan sisi keramik besarya sama dengan 4 cm, jadi 4 cm 4 cm = 16 cm 2, misal lagi sisi keramik kecilnya sama dengan 2 cm, jadi 4 cm 4 cm = 16 cm 2. Kemudian memisalkan sisi keramik besarya sama dengan 8 cm, jadi 8 cm 8 cm = 64 cm 2. Pada tahap ini A2 belum mampu menyusun rencana pemecahan masalah dan melaksanakan rencana pemecahan masalah karena kurang memahami soal, hal ini dapat dilihat melalui cuplikan wawancara sebagai berikut: A2 : Luas dari persegi tersebut. A2 : Karena itu menurut saya lebih mudah.

100 PENDEKAR Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol. 1, No. 1, April 2018, hal. 96-102 A2 : Saya menggunakan luas, sisi kali sisi pada keramik kecil yaitu dua kali dua sama dengan empat centimeter persegi dan luas yang besar adalah sisi kali sisi adalah empat kali empat sama dengan enam belas centimeter persegi, cara kedua adalah luas sisi kali sisi sama dengan empat kali empat sama dengan enam belas centimeter persegi dan yang kedua adalah sisi kali sisi sama dengan delapan kali delapan sama dengan enam puluh empat persegi A2 : Ya A2 : InsyaAllah yakin. A2 : Karena itu menurut saya sangat mudah open- Berikut ini adalah hasil tertulis A2 pada soal ended segiempat nomor 2. Gambar 4. Hasil jawaban tertulis A2 pada soal open-ended segiempat nomor 2 Berdasarkan hasil tertulis A2, dalam memahami masalah yang diberikan, A2 tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah sebagaimana terlihat pada gambar 4. Namun, A2 secara lisan menjelaskan apa yang dipahami, tidak menyebutkan halhal apa yang diketahui dari soal, dan paham dengan apa yang ditanyakan dari soal, hal ini terlihat dalam cuplikan wawancara berikut: P : Lanjut saja untuk soal nomor dua, coba ceritakan kembali apa yang anda pahami dari soal tersebut? A2 : Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan luas delapan belas meter persegi. Jika di sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon pelindung dengan jeda antar pohon satu meter. P : Apakah anda bisa menyebutkan hal-hal yang A2 : Ya A2 : Batang pohon pelindung yang dibutuhkan? Oleh karena itu, berdasarkan hasil jawaban tertulis dan wawancara A2 tersebut dapat diketahui bahwa A2 mampu memahami masalah. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pemecahan masalah dan dilanjutkan tahap berikutnya yaitu melaksanakan rencana pemecahan masalah, sebagaimana terlihat pada gambar 4. A2 memisalkan panjang 3 dan lebarnya 6, lalu dihitung kelilingnya (K) = (3+6) 2 = 9 2 =18, kemudian A2 memilih angka 2 dan 9, lalu dihitung kelilingnya (2+9) 2=11 2=22. Kemudian 22 =22 dan 18 = 18, hal ini 1 1 dapat dilihat dari cuplikan berikut: A2 : Luas persegi panjang A2 : Karena menurut saya lebih mudah. A2 : Luas sama dengan delapan belas centimeter, meter persegi, misal panjang dan lebar dari persegi panjang tersebut adalah tiga dan enam. Maka keliling persegi panjang adalah tiga tambah enam kali dua sama dengan sembilan kali dua sama dengan delapan belas, yang kedua adalah saya memilih dua dan sembilan sama dengan dua tambah sembilan kali dua sama dengan delapan belas, sebelas kali dua sama dengan dua puluh dua. A2 : Iya A2 : InsyaAllah, Yakin. A2 : Karena menurut saya itu jawaban yang paling tepat. Oleh karena itu berdasarkan hasil tes tertulis dan cuplikan wawancara tersebut A2 mampu me menyusun rencana pemecahan masalah dan melaksanakan rencana pemecahan masalah. Tahap terakhir memeriksa kembali A2 mampu memeriksa kembali dengan yakin akan jawabannya. open- 3. Subjek berkemampuan rendah Berikut ini adalah hasil tertulis A3 pada soal ended segiempat nomor 1.

Annisa Fatwa Thursina, Profil Kemampuan Pemecahan 101 Gambar 5. Hasil jawaban tertulis A3 pada soal open-ended segiempat nomor 1 Berdasarkan hasil tertulis A3, dalam memahami masalah yang diberikan, A3 tidak menuliskan apa yang sebagaimana terlihat pada gambar 5. Namun, A3 secara lisan menjelaskan apa yang dipahami dari soal, tidak menyebutkan hal-hal apa yang diketahui dari soal, dan paham apa yang ditanyakan dari soal, hal ini terlihat dalam P : Untuk soal nomor satu coba ceritakan kembali apa yang anda pahami dari soal tersebut? A3 : Ayah membuat keramik berbentuk persegi dengan ukuran yang berbeda. Luas keramik besar adalah empat kali luas keramik kecil. A3 : Ya bisa, A3 : Berapa panjang sisi yang mungkin pada masingmasing keramik tersebut? Oleh karena itu, berdasarkan hasil tes tertulis dan cuplikan wawancara A3 tersebut dapat diketahui bahwa mampu memahami masalah. Selanjutnya, tahap menyusun rencana pemecahan masalah A3 pengetahuan yang digunakan hanya menghitung karena lebih mudah. Namun A3 menjelaskan langkah-langkah untuk menjawab masalah tersebut pertama mencari luas keramik besar yang empat kali luas keramik kecil dengan luas keramik kecil yaitu 8 cm dan luas keramik besar adalah 16cm, berbeda dengan apa yang A2 tuliskan, dijawaban tes tertulis 8 cm dan 16 cm sebagai sisi pada masing-masing keramik. Hal tersebut dapat dilihat dari cuplikan wawancara berikut: A3 : Saya..em.menghitung. A3 : Menurut saya itu lebih mudah. A3 : Saya akan mencari luas keramik besar yang empat kali luas keramik kecil dengan luas keramik kecil yaitu delapan centimeter dan luas keramik besar adalah enam belas centimeter. Oleh karena itu berdasarkan hasil tes tertulis dan cuplikan wawancara tersebut A3 kurang mampu dalam menyusun rencana pemecahan masalah. Tahap berikutnya adalah melaksanakan rencana permasalahan, pada tahap ini A3 tidak mampu melaksanakan rencana permasalahan karena tidak ada penjelasan baik di hasil jawaban tes tertulis yang dapat dilihat melalui gambar 5. Hal tersebut juga diperkuat melalui A3 : Ya, saya akan memikirkannya A3 : Ya saya yakin. A3 : Karena menurut saya itu lebih mudah Pada tahap terakhir, A3 tidak memeriksa jawabannya kembali. Berikut ini adalah hasil tertulis A3 pada soal openended segiempat nomor 2. Gambar 6. Hasil jawaban tertulis A3 pada soal open-ended segiempat nomor 2 Berdasarkan hasil tertulis A3, dalam memahami masalah yang diberikan, A3 tidak menuliskan apa yang sebagaimana terlihat pada gambar 6. Namun, A3 secara lisan menjelaskan apa yang dipahami dari soal, A3 menyebutkan hal-hal apa yang diketahui dari soal dan paham apa yang ditanyakan dari soal, hal ini terlihat dalam P : Coba ceritakan kembali apa yang anda pahami dari soal tersebut? A3 : Sebuah kebun berbentuk persegi panjang dengan luas delapan belas meter persegi. Jika di sekelilingi kebun, sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon pelindung dengan jeda antar pohon satu meter. A3 : Bisa, yaitu sebuah kebun berbentuk persegi dengan panjang delapan belas meter dan disekeliling kebun tersebut ditanami pohon dengan pelindung jeda antar pohon satu meter.

102 PENDEKAR Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol. 1, No. 1, April 2018, hal. 96-102 A3 : Berapa batang pohon pelindung yang dibutuhkan? Oleh karena itu, berdasarkan jawaban hasil tes tertulis dan cuplikan wawancara tersebut, diketahui A3 mampu memahami masalah pada soal. Selanjutnya, pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah dan tahap melaksanakan rencana permasalahan A3 menggunakan rumus keliling dan memisalkan panjangnya adalah 9 m dan lebarnya 2 m, hal tersebut dapat dilihat juga melalui cuplikan wawancara berikut: A3 : Saya akan menggunakan, saya akan menggunakan langkah-langkah keliling untuk mencari tentang berapa pohon yang dibutuhkan? A3 : Karena menurut saya itu lebih mudah jawabannya. A3 : Saya akan mmmm.. menggunakan rumus keliling persegi panjang terlebih dahulu yaitu p tambah p tambah l tambah l dengan luas sama dengan sembilan tambah sembilan dua tambah dua sama dengan delapan belas tambah empat sama dengan dua puluh dua meter. A3 : Iya A3 : Sangat Yakin. A3 : menurut saya itu ja jawabannya lebih baik. Oleh karena itu, berdasarkan hasil jawaban tes tertulis dan cuplikan wawancara diketahui A3 mampu menyusun rencana permasalahan dan melaksanakan rencana pemecahan masalah. Namun, pada tahap terakhir A3 tidak mampu memeriksa kembali hasil jawaban tes tertulisnya. D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Subjek berkemampuan tinggi mampu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali. 2. Subjek berkemampuan sedang ada kendala dalam memahami masalah pada soal nomor satu. 3. Subjek berkemampuan rendah belum mampu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah khususnya soal nomor satu, dan belum mampu memeriksa kembali. Adapun saran bagi guru matematika, hendaknya memberikan latihan soal-soal open-ended khususnya materi bangun datar segi empat untuk meningkatkan kemampuan siswanya. Bagi peneliti lain, dapat menggunakan penelitian ini sebagai dasar penelitian lainnya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada (1) Allah S.W.T atas karunia yang diberikan dan hidayahnya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini dengan baik, (2) kedua orang tua saya yang telah mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini, (3) Bapak Prof. Dr. Sutriyono, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi kepada penulis, (4) guru matematika SMP Negeri 8 Salatiga, (5) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu sehingga penelitian ini selesai dengan baik. DAFTAR RUJUKAN [1] Branca, N.A (1980). Problem Solving as a Goal, Process and Basic Skills. In Problem Solving in School Mathematics: 1980 Yearbook edited by S. Krulik and R.E. Reys. Reston, VA:NCTM. [2] Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Dirjen. [3] Fitriani, N (2012). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik secara Berkelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Confidence Siswa SMP. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan. [4] Miles Matthew B. & A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press [5] Nirmalitasari, O.S.,2012. Profil Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Berbentuk Open-Start Pada Materi Bangun Datar. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika. Skripsi. [6] Polya, G. 1973. How to Solve it: A New Aspect of Mathematics Method (2 nd ed). New Jersey: Princenton University Press. [7] Sumarmo, U. Dedy.E dan Rahmat. 2005. Suatu Alternatif Pengajaran Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Matematika Pada Guru Dan Siswa SMA. Laporan Hasil FPMIPA IKIP Bandung. [8] Wahyudi & Inawati Budiono. 2012. Pemecahan Masalah. Salatiga: Widya Sari Press. [9] Yuwono. 2010. Profil Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian. Universitas Sebelas Maret.