Parallel Beam Measurement of Pipe Scaling using Parallel Beam Gamma Tomography

dokumen-dokumen yang mirip
SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN

PENCITRAAN ALIRAN FLUIDA 3 MEDIUM DENGAN TOMOGRAFI ULTRASONIK

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

Rekonstruksi Citra Tomografi Neutron Untuk Aplikasi Teknologi Nuklir

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI

PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER

KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

PEREKAYASAAN SISTEM PENCITRAAN MATERIAL DI DALAM REAKTOR PETROKIMIA DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

METODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH

PENGUJIAN HASIL REKONSTRUKSI CITRA RADIOGRAFI DIGITAL MENGGUNAKAN PROGRAM LABVIEW

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

Berkala Fisika ISSN : Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 33-40

I. PENDAHULUAN. dunia perindustrian. Umumnya banyak dijumpai pada peralatan-peralatan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl)

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PEREKAYASAAN SISTEM PENCITRAAN MATERIAL DIDALAM REAKTOR PETROKIMIA DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

UJI LINE SCAN CAMERA PADA RANCANG BANGUN SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMMA

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

ANALISA AIR FORMASI DALAM MENENTUKAN KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN SCALE PADA SUMUR X,Y DAN Z

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

Bharoto, Setiawan, Sutiarso

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

SELF-ABSORPTION COMPUTING OF PHOTON GAMMA IN VOLUMETRIC SAMPEL. Masril. Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNP

PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

Pengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 )

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

REKONSTRUKSI TIGA DIMENSI TOMOGRAFI NEUTRON PADA REGULATOR TEKANAN UDARA

RANCANG BANGUN SISTEM TOMOGRAFI TRANSMISI-EMISI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

KAJIAN POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%),

SISTEM TOMOGRAFI KOMPUTER DENGAN EMISI SINAR GAMMA UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PERANGKAT LUNAK SISTEM PENCACAH RADIASI MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

SISTEM MONITORING MATERIAL CLOGGING PADA REAKTOR LOW LINIER DENSITY POLYETHYLENE DENGAN RADIASI GAMMA

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

MODUL PERANGKAT LUNAK AKUISISI CITRA DAN KENDALI MEJA PUTAR PROTOTIPE PERANGKAT RADIOSKOPI UNTUK INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA

PENENTUAN LOKASI SMA NEGERI MENGGUNAKAN DIAGRAM VORONOI BERBOBOT DI KOTA DENPASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

ANALISA PEREKAMAN DAN REKONSTRUKSI HOLOGRAFI DIGITAL MIKROSKOPIK PADA KACA PREPARAT MENGGUNAKAN METODE IN-LINE. Mahasiswa Jurusan Fisika 2

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

MEASUREMENT OF SPATIAL RESOLUTION OF ULTRASONIC TOMOGRAPY BY MEASURING THE LINE SPREAD FUNCTION

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

Transkripsi:

Pengukuran Scaling pada Pipa menggunakan Tomografi Gamma (Bayu Azmi, dkk.) Pengukuran Scaling pada Pipa menggunakan Tomografi Gamma Measurement of Pipe Scaling using Gamma Tomography Bayu Azmi 1, Wibisono 1 dan Adhi Harmoko Saputro 2 1 Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Jakarta Selatan 12440 2 Departemen Fisika, Universitas Indonesia, Depok, 16424 Email : bayuazmi@batan.go.id ABSTRAK Pembentukan scale pada pipa maupun unit proses lainnya dapat terjadi di dalam proses produksi. Scaling pada pipa dapat mengurangi diameter pipa sehingga mengurangi laju alir dan bahkan mengakibatkan pipa tersumbat. Pengukuran diperlukan untuk mengetahui keberadaan dan persentase scaling pada pipa. Tomografi merupakan teknik yang digunakan untuk menginvestigasi struktur dalam suatu obyek secara non-intrusive dan non-invasive. Dalam penelitian ini sistem tomografi digunakan untuk pemindaian translasi dan rotasi secara otomatis. Sumber radiasi gamma 137 Cs yang terkolimasi mentransmisikan foton gamma menembus obyek uji yang kemudian dideteksi dengan detektor sintilasi NaI(Tl). Kumpulan data proyeksi dibangun menjadi citra menggunakan perekonstruksi citra dengan metode filtered back projection (FBP). Citra hasil rekonstruksi dapat membedakan material dengan nilai densitas yang berdekatan seperti air (1 g/cm 3 ), parafin (0,9 g/cm 3 ), dan pertalite (0,72-0,77 g/cm 3 ). Citra pipa dengan scale dianalisis untuk menghitung persentase area aliran setelah terjadi scaling terhadap pipa normal (pipa tanpa scale). Hasil analisis citra area aliran yang tersisa pada pipa geothermal plant adalah 10,06% dengan 16 proyeksi, 9,86% dengan 32 proyeksi, 9,75% dengan 64 proyeksi, dan 9,76% dengan 128 proyeksi, sedangkan 26,08% pada pipa furnace dengan 32 proyeksi. Sistem yang telah dibangun berhasil memindai obyek, mengakuisisi dan mengumpulkan data, serta membangun dan menganalisis citra untuk menginvestigasi scale di dalam pipa. Kata Kunci : industri, pipe scaling, parallel beam, rekonstruksi citra, tomografi gamma ABSTRACT Scaling in pipeline or other process units may occur in the production process. Scaling in pipes can reduce the diameter of the pipe, thereby reducing the flow rate and even lead to clogged pipes. Measurement is needed to determine the existence of scaling and its percentage. Tomography is a technique used to investigate the inner structure of an object in a non-intrusive and non-invasive. In this work tomography system was used to conduct translational and rotational scan automatically. Collimated gamma-ray source 137 Cs transmit photons through the object and detected using NaI(Tl) scintillation detector. The projections data was built to image using filtered back projection (FBP) image reconstruction method. The reconstructed image is able to distinguish materials with adjacent density value such as water (1 g/cm 3 ), paraffin (0.9 g/cm 3 ), and pertalite (0.72-0.77 g/cm 3 ). The pipes within scale image were analyzed to calculate percentage of flow area after scaling compared to normal pipe (pipe without scale). The image analysis results of remaining flow area in geothermal plant pipe are 10.06% with 16 projections, 9.86% with 32 projections, 9.75% with 64 projections, and 9.76% with 128 projections, while 26.08% is in furnace pipe with 32 projections. Finally, the system successfully scans the object, acquires and collects data, builds and analyzes the image for pipe scale investigation. Keywords : gamma tomography, image reconstruction, industry, parallel beam, pipe scaling PENDAHULUAN Sistem multifase adalah struktur yang terdiri dari campuran padatan, cairan, dan gas di dalam reaktor kimia atau pipa dalam proses dinamis [1]. Scaling pada pipa maupun unit lainnya dapat mengganggu proses produksi. Scale didefinisikan sebagai senyawa-senyawa anorganik 1

Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation Vol. 13 No. 1 Juni 2017 yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu substansi [2]. Beberapa jenis scaling teramati di dalam sumur dan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Scaling yang paling umum terdapat di pipa-pipa panas bumi adalah silica (SiO 2 ) dan calcite (CaCO 3 ) [3]. Scale juga terjadi pada proses pendistribusian minyak mentah (crude oil). Scale yang umum dijumpai pada ladang minyak ditunjukkan pada Tabel 1. Penyebab langsung terbentuknya scale adalah penurunan tekanan, perubahan temperatur, dan bercampurnya dua macam mineral yang berbeda [4]. Terganggunya aliran fluida akibat scale pada pipa, dapat menyebabkan kenaikan tekanan dan suhu yang memungkinkan pipa akan pecah. Kemampuan untuk melihat bagian dalam obyek merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam proses industri untuk mendiagnosis malfungsi ataupun dalam rangka peningkatan produksi. Untuk melihat bagian dalam obyek tanpa harus merusak maupun menghentikan proses dibutuhkan suatu teknik yang dapat menembus dan membawa informasi yang dibutuhkan dari obyek tersebut. Radiasi gamma telah banyak digunakan pada proses industri untuk telah banyak diaplikasikan di bidang kesehatan. Aplikasi teknik tomografi di bidang industri memiliki tantangan tersendiri. Sistem tomografi tersebut harus dapat disesuaikan terhadap obyek yang akan diinvestigasi maupun kondisi sekitarnya dan juga mudah untuk dipindahkan (portabel). Pengembangan teknik seperti penggunaan banyak detektor dan menggunakan sumber yang berotasi telah dilakukan untuk diaplikasikan pada industri skala besar [7]. Sistem tomografi yang dapat dipindah (transportable) juga dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri [8]. Data hasil pemindaian direkonstruksi menjadi citra menggunakan metode fitlered back projection (FBP). Citra hasil rekonstruksi dianalisis untuk mendapatkan area aliran fluida yang tersisa akibat scale. Bentuk pipa pada citra diidentifikasi dengan menggunakan fungsi pengenalan tepi (boundary recognition). Dengan didapatkannya batas luar dan batas dalam obyek, maka total area dalam obyek dapat dihitung. Kemudian, persentase area alir fluida yang tersisa pada pipa yang mengalami scaling dibanding dengan pipa normal (tanpa scale) dapat ditentukan. Tabel 1. Scale yang umum dijumpai pada ladang minyak [4] Nama Formula Kimia Variabel Primer Calcium Carbonat (Calcite) CaCO 3 Suhu parsial CO 2, suhu total garam terlarut Calcium Sulfat Gypsum Hemi-hydrate Anhydrate Barium Sulfat Strontium Sulfat Iron Compound Ferrous Carbonat Ferrous Sulfite Ferrous Hydroxide Ferric Hydroxide Ferric Oxide CaSO 4. H 2 O CaSO 4. H 2 O CaSO 4 BaSO 4 SrSO 4 FeCO 3 FeS Fe(OH) 2 Fe(OH) 2 Fe 2 O 3 Suhu, total garam terlarut, tekanan Suhu, total garam terlarut, tekanan Karat, gas terlarut, ph mendiagnosis malfungsi pada unit produksi karena energinya yang tinggi dan tidak membutuhkan pembangkit radiasi [5]. Tomografi merupakan pencitraan tampang lintang sebuah obyek dari data transmisi maupun refleksi yang didapat dengan mengukur obyek dari banyak arah yang berbeda [6]. Teknik tomografi BAHAN DAN METODE Bahan dan peralatan Obyek pipa dengan scale menggunakan potongan pipa dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pipa furnace ditunjukkan pada Gambar 1. Selain itu, sampel air, parafin, dan 2

Pengukuran Scaling pada Pipa menggunakan Tomografi Gamma (Bayu Azmi, dkk.) pertalite digunakan untuk menguji kemampuan sistem tomografi dalam hal membedakan material yang memiliki nilai densitas yang berdekatan. Nilai densitas air, parafin, dan pertalite berturutturut adalah 1 g/cm3, 0,9 g/cm3, dan 0,72-0,77 g/cm3. diakuisisi dan direkam pada personal komputer. Sistem pemindai dan akuisisi data seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Proses dimulai dari pemindaian translasi (sudut 0o), yaitu sumber dan detektor gamma bergerak secara bersamaan pada gantry. Intensitas radiasi yang tertangkap oleh (a) (b) (a) (b) Gambar 1. Sampel pipa dengan scale, (a) pipa PLTP, (b) pipa furnace. Sumber radiasi gamma yang digunakan adalah 137Cs dengan aktivitas 80 mci. Energi dari 137 Cs adalah sebesar 0,662 MeV, sehingga cukup baik untuk digunakan dalam membedakan densitas bahan. Detektor Ludlum Model 44-2 Gamma Scintillator digunakan sebagai pendeteksi foton gamma yang kemudian dicacah menggunakan pencacah radiasi Ludlum Model 2200 Scaler Ratemeter. Pengambilan data Sistem pemindai terdiri dari gantry, aktuator, dan pengendali. Data pemindaian detektor adalah intensitas radiasi yang ditransmisikan oleh sumber radiasi dikurangi oleh radiasi yang telah diserap oleh udara dan atau obyek pada perjalannya menuju detektor [9]. Gerak translasi berhenti setiap 5 mm dan sistem akan mencacah radiasi. Setelah proses pencacahan radiasi selesai dan data telah disimpan di personal komputer, maka sumber dan detektor bergerak translasi sejauh 5 mm berikutnya sampai seluruh obyek terpindai. Data hasil pemindaian translasi sudut 0o menjadi data proyeksi pertama. Untuk membangun sebuah citra dari data pemindaian Gambar 2. Diagram sistem pemindai dan akuisisi data 3

Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation Vol. 13 No. 1 Juni 2017 dibutuhkan beberapa proyeksi. Pada penelitian ini sistem memindai separuh dari obyek (180 o ). Jika ditentukan akan membangun citra dari 32 proyeksi, artinya pada proyeksi kedua dan seterusnya, gantry melakukan gerak rotasi dengan interval 180 o /32= 5,625 o. Semakin banyak jumlah proyeksi maka akan meningkatkan resolusi spasial dari citra akan tetapi akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pengambilan data [10]. Rekonstruksi dan analisis citra Perangkat lunak perekonstruksi citra pada penelitian ini menggunakan algoritma Filtered Back Projection (FBP). Metode FBP merupakan teknik yang paling dikenal dalam hal rekonstruksi citra karena mudah dikombinasikan dengan akurasi yang baik [11]. Proyeksi dapat dinyatakan sebagai transformasi radon dari objek yang akan direkonstruksi. Transformasi radon dinyatakan sebagai berikut: Analisis citra hasil rekonstruksi dapat untuk mengenali dan mengukur area scale secara otomatis, kemudian sistem menghitung persentase area aliran fluida yang tersisa di dalam pipa. Fungsi boundary recognition digunakan untuk mengenali tepi bagian dalam dan bagian luar pipa. Untuk melakukan analisis diperlukan informasi dimensi obyek pipa yaitu diameter luar pipa dan ketebalan dinding pipa. Jumlah piksel area pipa (termasuk scale dan area aliran fluida) dikurang oleh jumlah area pipa dan scale (tanpa area aliran fluida) akan menghasilkan area aliran fluida yang tersisa akibat scale dalam piksel. Kemudian dengan memperhitungkan luas aktual area pipa dan ketebalan dinding pipa, maka didapatkan persentasi area aliran fluida yang tersisa akibat scaling dibanding dengan area aliran fluida pada pipa normal. (1) Integral garis sepanjang sinar tomografi pada sudut θ dari sumbu x dan pada jarak t dari asal. Dengan memutar sistem kordinat (Gambar 3): (2) (3) (4) (5) rekonstruksi citra didapatkan dengan cara mengembalikan nilai radon kepada sumbu x,y dengan menggunakan invers radon: HASIL DAN PEMBAHASAN Citra hasil rekonstruksi Percobaan pertama adalah memindai 3 bahan yang memiliki densitas yang berdekatan dan dilakukan pemindaian sebanyak 32 proyeksi. Citra hasil rekonstruksi air, parafin, dan pertalite ditunjukkan pada Gambar 4. Dapat diamati citra air (densitas paling tinggi) berwarna lebih terang dibanding citra parafin (densitas sedikit di bawah air), sedangkan citra pertalite yang paling redup dikarenakan memiliki densitas paling rendah di (6) Gambar 3. Sumbu x dan y rekonstruksi citra 4

Pengukuran Scaling pada Pipa menggunakan Tomografi Gamma (Bayu Azmi, dkk.) antara ketiganya. Hasil ini menunjukkan sistem dapat membedakan materi dengan perbedaan densitas yang relatif kecil (0.1 g/cm3). Data hasil pemindaian 128 proyeksi pada pipa geothermal, dikurangi menjadi 64, 32, dan 16 proyeksi kemudian dibangun menjadi citra. Gambar 4. (a) Air, parafin, dan pertalite, (b) citra hasil rekonstruksi 32 proyeksi Percobaan kedua adalah pemindaian sample pipa geothermal plant (PLTP). Diameter pipa adalah 275 mm dengan ketebalan dinding 10 mm. Pada percobaan ini dilakukan pemindaian sebanyak 128 proyeksi. Citra hasil rekonstruksi mengidentifikasi dinding pipa, scale, dan area aliran fluida (void) seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Ketebalan dinding maupun profil scale pada pipa fit dengan citra hasil rekonstruksi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui efek dari jumlah proyeksi terhadap citra hasil rekonstruksi. Gambar 6 menunjukkan perbedaan citra hasil rekonstruksi. Pada 16 proyeksi terlihat bintik di luar pipa maupun di dalam void pipa. Pada citra 32 proyeksi masih terdapat sedikit bintik di luar dan di dalam pipa. Pada citra 64 dan 128 proyeksi tidak terdapat bintik di luar dan di dalam pipa, akan tetapi citra hasil rekonstruksi Gambar 5. (a) Pipa geothermal, (b) citra hasil rekonstruksi 128 proyeksi 5

Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation Vol. 13 No. 1 Juni 2017 dari 128 proyeksi terlihat lebih halus dan lebih kontras dibandingkan dengan citra hasil rekonstruksi lainnya. Untuk mendapatkan data 128 proyeksi dari pipa geothermal dibutuhkan waktu yang cukup lama (9 jam). Waktu yang dibutuhkan tergantung pada dimensi obyek yang akan dipindai, jumlah proyeksi, dan interval pemindaian translasi. Hal ini disebabkan karena sistem masih menggunakan metode pemindaian parallel beam (menggunakan 1 sumber radiasi dan 1 detektor). Metode pemindaian fan beam (1 sumber radiasi dan multi detektor) bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah waktu pemindaian obyek. Jika sistem menggunakan 10 detektor, maka waktu yang diameter 170 mm dengan ketebalan dinding 10 mm. Pada percobaan ini dilakukan pemindaian sebanyak 32 proyeksi. Citra hasil rekonstruksi ditunjukkan pada Gambar 7. Teramati citra hasil rekonstruksi fit dengan obyek pipa yang dipindai. Analisis citra Citra hasil rekonstruksi dianalisis untuk menghitung area aliran fluida yang tersisa setelah terjadi scale pada pipa. Dengan menggunakan fungsi boundary recognition, maka didapatkan tepi luar dinding pipa dan tepi dalam scale pada pipa (Gambar 8 (a)). Luas area scale didapatkan dengan cara menghitung area seluruh pipa (Gambar 8 (b)) dikurangi dengan luas area pipa Gambar 6. Citra hasil rekonstruksi pipa geothermal dari 16, 32, 64, dan 128 proyeksi dibutuhkan untuk memindai obyek akan menjadi sepersepuluh dari waktu yang dibutuhkan dengan menggunakan 1 detektor. Percobaan ketiga adalah pemindaian sampel pipa furnace berbentuk elbow. Pipa ini memiliki dan scale (Gambar 8 (c)). Kemudian didapatkan persentase area aliran fluida terkini (dengan scale) dibanding dengan area aliran fluida normal (tanpa scale) seperti ditunjukkan pada Gambar 8 (d). 6

Pengukuran Scaling pada Pipa menggunakan Tomografi Gamma (Bayu Azmi, dkk.) Gambar 7. (a) Pipa furnace, (b) citra hasil rekonstruksi 32 proyeksi Gambar 8. Analisis citra pipa geothermal 16 proyeksi (a) boundary recognition, (b) whole pipe Analisis citra pipa geothermal dilakukan terhadap citra hasil rekonstruksi 16, 32, 64, dan 128 proyeksi. Hasil analisis citra seperti ditunjukkan pada Gambar 9 dan Tabel 2. Terdapat perbedaan hasil analisis citra dikarenakan kualitas citra yang dianalisis. Pada citra 16 proyeksi area aliran fluida yang tersisa adalah 10,06 %. Hasil ini relatif jauh berbeda dibanding citra 32, 64, dan 128 berturut-turut yaitu 9,86 %, 9,75%, dan 9,76%. Hal ini disebabkan oleh citra hasil rekonstruksi 16 proyeksi memiliki resolusi spasial yang kurang baik dibanding dengan citra dari proyeksi yang lebih banyak. Analisis kedua dilakukan terhadap citra pipa furnace. Hasil analisis ditunjukkan pada Gambar 10. Didapatkan 26,08 persen area aliran fluida yang tersisa yang disebabkan oleh scaling. 7

Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation Vol. 13 No. 1 Juni 2017 Gambar 9. Persentase area aliran fluida yang tersisa dari pipa geothermal dari citra 16, 32, 64, dan 128 proyeksi. Tabel 2. Hasil Analisis Citra Pipa Geothermal Plant. Proyeksi Area Pipa (Piksel) Area Dinding Pipa Area Fluida dan Scale (%) 16 84143,88 76866,75 10,06 32 83672,38 76574,88 9.86 64 83677,50 76664,75 9,75 128 83548,00 76537,36 9,76 Gambar 10. Analisis citra pipa furnace 32 proyeksi (a) boundary recognition, (b) whole pipe area, (c) pipe wall and scale, dan (d) fluid area percentage 8

Pengukuran Scaling pada Pipa menggunakan Tomografi Gamma (Bayu Azmi, dkk.) KESIMPULAN Sistem yang telah dibangun berhasil memindai obyek, mengakuisisi dan mengumpulkan data, serta membangun dan menganalisis citra untuk menginvestigasi scale di dalam pipa. Pemindaian menggunakan sumber radiasi gamma 137 Cs mampu membedakan material dengan nilai densitas yang berdekatan seperti air (1 g/cm 3 ), parafin (0,9 g/cm 3 ) maupun pertalite (0,72-0,77 g/cm 3 ). Algoritma analisis citra berhasil mengenali obyek pipa dan scale di dalamnya. Hasil analisis citra area fluida yang tersisa pada pipa geothermal plant adalah 10,06% dengan 16 proyeksi, 9,86% dengan 32 proyeksi, 9,75% dengan 64 proyeksi, dan 9,76% dengan 128 proyeksi, sedangkan 26,08% pada pipa furnace dengan 32 proyeksi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Indonesia untuk dana penelitiannya dan Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk dukungannya terhadap penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. C.H. de Mesquita, A.F. Velo, D.V.S. Carvalho, J.F.T. Martins, and M.M. Hamada, Industrial tomography using three different gamma ray, Flow Meas. Instrum., vol. 47, pp. 1 9, 2016. 2. F.N. Kemmer, The Nalco Water Hand Book. The Nalco Chemical Co. Mc Graw Hill Book Co, 2nd ed. New York, 1979. 3. E. Gunnlaugsson, H. Armannsson, S. Thorhallsson, and B. Steingrimsson, Problems in Geothermal Operation Scaling and Corrotion, Short Course VI Util. Low- Mediu. Geotherm. Resour. Financ. Asp. Util., pp. 1 18, 2014. 4 M. Syahri and B. Sugiarto, Scale Treatment Pada Pipa Distribusi Crude Oil Secara Kimiawi, vol. 104, no. 274, pp. 33 37. 5. J.S. Charlton, Radioisotope Techniques for Problem-solving in Industrial Process Plants. Leonard Hill, 1986. 6. A.C. Kak and M. Slaney, Principles of Computerized Tomographic Imaging. 1987. 7. J. Kim, S. Jung, J. Moon, and G. Cho, Industrial gamma-ray tomographic scan method for large scale industrial plants, Nucl. Instruments Methods Phys. Res. Sect. A Accel. Spectrometers, Detect. Assoc. Equip., vol. 640, no. 1, pp. 139 150, 2011. 8. J. Kim, S. H. Jung, J. Moon, J. G. Park, J. Jin, and G. Cho, Development of transportable gamma-ray tomographic system for industrial application, Nucl. Instruments Methods Phys. Res. Sect. A Accel. Spectrometers, Detect. Assoc. Equip., vol. 693, pp. 203 208, 2012. 9. Glenn F. Knoll, Radiation Detection and Measurement, 2nd ed. John Wiley & Sons, Ltd, 2010. 10. J. Abdullah, M. C. F. Cassanello, M. P. Dudukovic, T. Dyakowski, M. M. Hamada, J. H. Jin, G. a. Johansen, J. B. Kim, S. a. Legoupil, R. Maad, C.. Mesquita, J. Nowakowski, F. P. Ramirez-Garcia, D. Sankowski, S. M. Sipaun, and J. Thyn, Industrial Process Gamma Tomography, IAEA-Tecdoc- 1589, 2008. 11. G.T. Herman, Advances in Pattern Recognition - Fundamentals of Computerized Tomography, Second ed. Springer, 2009. 9

Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation Vol. 13 No. 1 Juni 2017 10