digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Laba merupakan salah satu poin penting bagi sebuah perusahaan. Keberadaan laba sebagai salah satu daya jual perusahaan untuk menarik investor. Perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama akan saling berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh perhatian investor. Suatu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk mendesain laba dari perusahaan, yaitu manajemen laba. Manajemen laba atau yang disebut dengan earnings management telah banyak dibahas dalam penelitian akuntansi. Ketika perusahaan berada dititik kritis, manajemen laba terjadi (Hastuti, 2011). Penelitian Hastuti (2011) menyebutkan bahwa manajemen laba dilakukan perusahaan dengan meningkatkan laba pada saat laba perusahaan mengalami penurunan dan perusahaan juga akan melakukan manajemen laba dengan mengurangi laba ketika akan melaporkan pajak sehingga perusahaan lebih sedikit untuk membayar pajak. Manajemen laba juga berhubungan dengan tingkah laku manajer atau pembuat laporan keuangan. Laba memiliki keterkaitan yang erat dengan manajemen laba (Gumanti, 2000). Penelitian Gumanti (2000), menyatakan prestasi manajemen dapat dinilai dari cerminan besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan untuk digunakan dalam penentuan jumlah bonus yang akan didapat oleh manajer. 1
digilib.uns.ac.id 2 Gunny (2005), manajemen laba dibagi kedalam tiga bentuk yaitu fraudulent accounting, manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil. Manajemen laba akrual memang lebih dulu dijadikan bahan dalam berbagai topik bahasan yang menyajikan tentang manajemen laba. Dengan berkembangnya penelitian, manipulasi aktivitas riil mulai muncul dalam pembahasan manajemen laba. Penelitian mengenai manajemen laba sudah banyak dilakukan, beberapa penelitian mengenai manajemen laba akrual, yaitu penelitian Jones (1991) dan Dechow et al. (1995). Akan tetapi, penelitian Zang (2012) menyatakan bahwa untuk mencapai target laba perusahaan menggunakan lebih dari satu cara manajemen laba. Survei yang dilakukan oleh Graham et al. (2005) menyatakan manajer puncak perusahaan untuk memenuhi target lebih memilih menggunakan manipulasi aktivitas riil daripada manajemen laba akrual. Dari hasil survei, terlihat 80 persen dari CFO yang disurvei menyatakan bahwa untuk memberikan penghasilan, perusahaan melakukan pengurangan terhadap biaya penelitian dan pengembangan (R & D), biaya periklanan, serta pengeluaran pemeliharaan, sedangkan 55 persen menyatakan menunda proyek baru. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manipulasi aktivitas riil. Roychowdhury (2006) menyebutkan bahwa manipulasi aktivitas riil dilakukan oleh perusahaan yang melaporkan laba positif kecil. Keberadaan manipulasi aktivitas riil mampu dicapai dengan cara mengubah kegiatan operasi yang mendasari perusahaan (Gunny, 2005).
digilib.uns.ac.id 3 Ewert dan Wagenhofer (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa manipulasi aktivitas riil dilakukan oleh perusahaan ketika fleksibilitas akuntansi yang dimiliki berkurang. Adanya auditor yang kurang setuju terhadap manajemen laba dapat menjadi suatu cara yang mengakibatkan fleksibilitas akuntansi perusahaan berkurang. Hal ini mengasumsikan tingginya manipulasi aktivitas riil berkaitan dengan kualitas audit yang tinggi pula. Sama halnya dengan penelitian Cohen et al. (2008), setelah periode Sarbanes-Oxley Act (SOX) manajer lebih memilih untuk menggunakan manipulasi aktivitas riil daripada manajemen laba akrual agar tidak terdeteksi oleh regulator dan auditor. Penelitian tentang manajemen laba terbaru menyebutkan penting untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil selain manajemen laba berbasis akrual (Roychowdhury, 2006; Gunny, 2005; Cohen et al., 2008; Zang, 2012). Zang (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat trade off pada saat manajer mengambil keputusan terkait perbedaan biaya dan waktu untuk dua strategi manajemen laba yang berbeda yaitu manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil. Pertama, karena dua jenis manajemen laba tersebut memiliki perbedaan biaya maka perusahaan mempunyai trade off antara manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil. Apabila salah satu jenis manajemen laba yang dipilih relatif lebih mahal, perusahaan menggunakan aktivitas manajemen laba yang lain. Karena adanya perbedaan biaya tersebut, perusahaan juga menunjukkan kemampuan yang berbeda
digilib.uns.ac.id 4 dalam penggunaan dua jenis strategi manajemen laba. Kedua, rentang waktu terjadinya manipulasi aktivitas riil harus selama tahun fiskal dan dapat direalisasikan pada akhir tahun fiskal, setelah itu manajer masih berkesempatan menyesuaikan tingkat manajemen laba akrual. Perbedaan waktu tersebut mengindikasikan bahwa penyesuaian terakhir yang dilakukan manajer merupakan hasil dari manipulasi aktivitas riil. Hubungan substitusi yang terjadi diantara keduanya, yaitu apabila manipulasi aktivitas riil tinggi maka manajer akan menurunkan jumlah manajemen laba akrual yang dilakukan. Penelitian Zang (2012) memberikan bukti empiris yang menunjukkan bahwa perusahaan mengambil pilihan melakukan manipulasi aktivitas riil ketika manajemen laba akrual dibatasi oleh tingkat yang lebih tinggi dari pengawasan praktek akuntansi pasca Sarbanes-Oxley Act (SOX) dan fleksibilitas akuntansi yang terbatas karena manipulasi akrual pada tahun sebelumnya, serta memiliki siklus operasi yang lebih pendek. Adapun perusahaan mengambil pilihan melakukan manajemen laba akrual karena memiliki status kompetitif perusahaan yang kurang dalam industri, kondisi keuangan yang kurang sehat, tingkat monitoring yang lebih tinggi dari investor institusional, dan biaya pajak yang lebih besar pada periode berjalan. Di Indonesia, salah satu penelitian mengenai manipulasi aktivitas riil oleh Ratmono (2010). Perusahaan publik yang memiliki kinerja keuangan buruk telah melakukan manipulasi aktivitas riil. Tindakan manipulasi aktivitas riil hanya membawa dampak baik untuk jangka pendek, terutama reputasi
digilib.uns.ac.id 5 manajer dapat hilang karena kinerja buruk perusahaan apabila tidak mengambil tindakan oportunistik tersebut. Namun, dampak buruk akan dialami oleh perusahaan dalam jangka panjang yaitu apabila investor mengetahui tindakan tersebut maka dapat menyebabkan turunnya harga saham perusahaan. Auditor lebih sulit mendeteksi manipulasi aktivitas riil daripada manajemen laba akrual. Penelitian Ferdawati (2009), manajemen yang melakukan manipulasi aktivitas riil dapat dikontrol oleh auditor eksternal. Berdasarkan dari penelitian Zang (2012) tentang faktor faktor yang mempengaruhi manajer melakukan substitusi dalam penerapan manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil pada perusahaan, penelitian Ratmono (2010) yang menyebutkan perusahaan dengan kinerja buruk melakukan manipulasi aktivitas riil dan tindakan tersebut dilakukan karena lebih sulit dideteksi oleh auditor. Adapun penelitian Widyaningdyah (2001) menyebutkan kualitas auditor dengan reputasi baik mampu mendeteksi manajemen laba lebih dini, penelitian Roychowdhury (2006) yang menyatakan manipulasi aktivitas riil tidak dipengaruhi oleh kepemilikan institusional dimana penelitian ini bertentangan dengan Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan dalam penelitiannya kepemilikan institusional mampu membatasi manajemen laba maka dengan adanya beberapa faktor tersebut, melatarbelakangi untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor faktor yang Mempengaruhi Manipulasi Aktivitas Riil.
digilib.uns.ac.id 6 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang dalam penelitian tersebut, maka rumusan masalah berupa: 1. Apakah kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh terhadap manipulasi aktivitas riil? 2. Apakah status kompetitif perusahaan dalam industri berpengaruh terhadap manipulasi aktivitas riil? 3. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap manipulasi aktivitas riil? 4. Apakah NOA dan siklus operasi yang merupakan proksi dari fleksibilitas akuntansi berpengaruh terhadap manipulasi aktivitas riil? 5. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manipulasi aktivitas riil? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris: 1. Pengaruh kesulitan keuangan terhadap manipulasi aktivitas riil 2. Pengaruh status kompetitif perusahaan dalam industri terhadap manipulasi aktivitas riil 3. Pengaruh kualitas audit terhadap manipulasi aktivitas riil 4. Pengaruh NOA dan siklus operasi yang merupakan proksi dari fleksibilitas akuntansi terhadap manipulasi aktivitas riil 5. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap manipulasi aktivitas riil.
digilib.uns.ac.id 7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Akademisi Diharapkan penelitian ini mampu memberikan tambahan pemahaman dan kontribusi bagi pengembangan literatur atas penilaian kesulitan keuangan, status kompetitif perusahaan dalam industri, kualitas audit, fleksibilitas akuntansi, dan kepemilikan institusional terhadap manipulasi aktivitas riil. Sehingga, penelitian ini bisa menjadi salah satu acuan untuk penelitian mendatang. 2. Bagi Praktisi Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran manfaat kepada investor dan pemakai laporan keuangan untuk dapat mendeteksi perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil dan menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan di masa mendatang.