Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

dokumen-dokumen yang mirip
Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

MAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

Bab 9 Masalah-masalah Bedah yang sering dijumpai Luka Bakar

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

Pola buang air besar pada anak

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

PPG ( PUSAT PEMULIHAN GIZI )

BAB I PENDAHULUAN. http ://digilip.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

TFC ( Therapeutic Feeding Centre ) / PPG ( Pusat Pemulihan Gizi )

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

MUTU(QUALITY) ADALAH KESESUAIAN DENGAN STANDAR(CONFORMANCE TO REQUIREMENTS) (CROSBY) MUTU ADALAH GAMBARAN DARI PRODUK YANG MEMENUHI KEBUTUHAN

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Sub bagian Gastroenterologi bagian Ilmu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan titipan illahi dan merupakan suatu investasi bangsa

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 : PENDAHULUAN. kembang. Gizi buruk menyebabkan 10,9 Juta kematian anak balita didunia setiap tahun. Secara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PEMBAHASAN. Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

Transkripsi:

Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi di daerah terpencil. Dia mempunyai riwayat episode gastroenteritis sejak usia 5 (lima) bulan. Selama 8 hari terakhir dia mengalami kejadian diare cair akut frekuen. Sehingga dia menjadi lebih mudah gelisah dan tidak mampu makan dengan baik, kemudian ibu membawa Joshua ke rumah sakit. Di rumah sakit, Joshua didiagnosis menderita malnutrisi berat. Joshua memiliki beberapa faktor resiko terjadi malnutrisi yaitu status sosio-ekonomi yang rendah, sebuah keluarga besar yang tidak mampu memberi makan dengan baik, penghentian menyusui/penyapihan lebih dini, pemberian susu formula yang buruk, terkadang diencerkan, episode infeksi berulang disertai dengan penolakan makan selama infeksi. Di rumah sakit dia mendapatkan terapi yang tepat untuk beberapa komplikasi akut, termasuk hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, defisiensi mikronutrien dan infeksi. Orang tua Joshua diajarkan untuk memberikan ASI sesering mungkin dengan ditambah pemberian makanan kaya energi dan padat nutrisi dan memberikan terapi bermain terstruktur untuk membantu perkembangan mental dan perilakunya yang banyak dipengaruhi secara nyata oleh malnutrisi berat. Joshua dipulangkan dari rumah sakit setelah 28 hari dirawat di rumah sakit dan berat badan berdasar tinggi badan mencapai -1SD atau 90% median. Orang tua Joshua menerima beberapa nasehat tentang bagaimana melanjutkan praktik pemberian asupan makanan yang baik dan memberikan rangsang sensoris di rumah. Mereka juga diberi penekanan tentang perlunya kunjungan ulang untuk pemantauan. Seminggu setelah keluar dari rumah sakit Joshua terlihat pada saat kunjungan untuk pemantauan kondisi. Tampak bahwa dia kembali mengalami kehilangan berat badan. Sebuah anamnesa terhadap cara pemberian makan dirumah dilakukan dan didapatkan temuan bahwa Joshua kembali memperoleh asupan makanan yang tidak adekuat. Kemudian diadakan diskusi lebih lanjut dengan orangtua Joshua mengenai pemberian asupan makanan yang baik untuk bayi tua. Kunjungan untuk pemantauan membantu Joshua untuk meningkatkan berat badannya.

Tujuan Setelah menyelesaikan studi kasus ini, para peserta diharapkan mampu: o melakukan penilaian kegawat daruratan dan tata laksana pada anak dengan gizi buruk o mengetahui dan memahami sifat dasar yang kompleks dan multifaktorial gizi buruk. o membiasakan diri dengan sistem perawatan anak dengan gizi buruk, yang termasuk didalamnya penilaian klinis secara cermat, tata laksana yang benar keadaan mengancam jiwa, sistem pemberian ASI dan rencana pemulangan (rawat jalan) pasien meliputi komunikasi yang efektif dengan pasien yang sudah pulang dan pusat pelayanan masyarakat. o Memahami bahwa anak dengan gizi buruk mempunyai resiko untuk mendapatkan beberapa permasalahan akut yang dapat mengancam jiwa (misalnya hipotermi, hipoglikemia, infeksi berat, anemia berat, gangguan keseimbangan elektrolit, dan kemungkinan masalah hilangnya penglihatan pada kedua mata). Oleh karena itu mereka memerlukan tindakan yang nyata dan cepat. o Memahami bahwa proses kesembuhan dalam kasus ini memerlukan waktu beberapa minggu. Rencana pemulangan pasien harus disusun secara cermat dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang tepat mengenai apa yang diperlukan oleh para pasien yang telah keluar dari rumah sakit untuk mengoptimalkan fase rehabilitasi dan mencegah kekambuhan Pemeriksaan o Hemoglobin (anemia berat, yang diterapi dengan tablet besi oral setelah nafsu makan pasien membaik) o Gula darah (menurun, memerlukan terapi emergensi dengan Dekstrosa 10%) o Rontgen thorax dalam batas normal o Pemeriksaan feses rutin dan mikroskopis menunjukkan adanya trofozoit Giardia lambia

Pengelolaan yang diberikan: o Menjaga suhu dengan menggunakan pakaian hangat, topi, dan dengan selimut hangat.(rujuk hal. 198) untuk mengontrol hipotermia o Pemberian 50 ml glukosa 10% melalui pipa nasogastrik diikuti dengan pemberian asupan makanan yang pertama (dimulai F-75) dalam interval terbagi (Rujuk hal.197) untuk mengontrol dan mencegah hipoglikemia. o Pemberian Cairan rehidrasi ReSoMal melalui pipa nasogastrik secara perlahan (Rujuk hal. 200) untuk mengelola dehidrasi. o Pemberian tambahan elektrolit dan mikronutrien selama dua minggu untuk mengoreksi gangguan keseimbangan elektrolit (Rujuk hal. 202) o Pemberian makanan dimulai dengan F-75 dengan diikuti peningkatan jumlah asupan dan penurunan frekuensi asupan (Rujuk hal 205) untuk memberikan energi dan protein yang cukup untuk memelihara proses fisiologis dasar. Hal ini diikuti dengan pemberian formula F-100 untuk mencapai tahap kesuksesan asupan yang tinggi dan peningkatan berat badan yang cepat (Rujuk hal.209) o Pemberian injeksi ampisilin intramuskular selama dua hari diikuti dengan amoksisilin oral dan injeksi gentamisin intramuskular selama 7 hari (Rujuk hal.203) untuk mengontrol infeksi. o Tambahan tablet besi oral untuk anemia setelah berat badan Joshua mulai meningkat o Terapi bermain terpola untuk perkembangan mental dan kepribadiannya Perawatan pendukung lain yang dapat diberikan: o Monitor pasien dengan cermat o Setelah melakukan manajemen awal untuk hipoglikemia, kadar glukosa diperiksa ulang setelah 60 menit untuk memastikan bahwa kadar glukosa darah kembali ke batas normal o Suhu tubuh pasien diukur dan dicatat 2 jam setelah masuk bangsal untuk memastikan bahwa kondisi hipotermia telah dikelola dan dilanjutkan dengan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat dengan pakaian yang hangat dan selimut (Rujuk hal.198) o Mengukur respirasi dan denyut nadi, frekuensi buang air kecil dan buang air besar dan episode muntah (Rujuk hal 202) o Jumlah asupan makanan yang telah diberikan, berat badan pasien per hari, frekuensi BAB dan konsistensinya dicatat dengan cermat tiap hari.(rujuk hal. 202)

Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk peserta Studi kasus V Permasalahan : Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari tempat tinggalnya di daerah terpencil. Dia mempunyai riwayat menderita diare cair akut selama 8 hari. Pada dua hari terakhir dia menjadi lebih mudah gelisah dan tidak dapat makan dengan baik

Apakah langkah-langkah anda dalam mengelola keparahan kasus anak ini?

Urutkan informasi kunci dari permasalahan yang telah dipaparkan Apakah tanda kegawatdaruratan dan tanda prioritas yang anda temukan dari riwayat perjalanan penyakit dan dari ilustrasi gambar? Apa diagnosis anda? Apa saja pemeriksaan yang akan anda lakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis anda? Interpretasi apa saja yang dapat anda buat berdasarkan laporan yang telah tersedia? Bagaimana cara anda untuk mengelola dan mengobati kasus anak dengan gizi buruk ini? Apa saja langkah-langkah yang diperlukan dalam pengelolaan kasus gizi buruk? Bagaimana anda mengawasi perkembangan dan respon terapi pada pasien ini? Bagaimana anda dapat mengetahui bahwa pasien ini berada dalam tahap rehabilitasi? Bagaimana tata laksana selanjutnya untuk pasien ini? Apa saja yang dapat menyebabkan pasien ini kehilangan berat badannya? Bagaimana anda selanjutnya memahami bahwa mengapa berat badan Joshua tidak naik? Ringkasan kasus: Joshua menderita gizi buruk akibat berbagai faktor resiko seperti: status sosio-ekonomi yang buruk, jumlah anggota keluarga yang cukup banyak, makanan yang disediakan dalam keluarga kurang mencukupi dari aspek gizi, penggunaan dan pengenceran susu formula yang tidak

benar, kejadian episode infeksi berulang dan penolakan makan selama proses infeksi. Di rumah sakit dia mendapatkan terapi yang tepat dalam manajemen permasalahan yang dihadapinya yakni hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, defisiensi mikronutrien dan infeksi. Orang tua Joshua telah dibimbing untuk mengetahui bagaimana memberikan asupan makan secara teratur dengan makanan yang kaya energi dan padat nutrisi, serta merancang suatu terapi bermain terpola yang diperlukan untuk perkembangan akspek mental dan tingkah lakunya. Joshua dipulangkan dari rumah sakit setelah dirawat selama 28 hari ketika berat badan berdasarkan panjang badan mencapai -1SD atau 90% median dengan saran dan nasehat untuk melanjutkan praktik pemberian makanan yang baik dan perangsangan sensorik di rumah serta jadwal kunjungan untuk pemantauan pasien yang telah keluar dari rumah sakit. Pada kunjungan untuk pemantauan ditemukan bahwa Joshua kembali mengalami penurunan berat badan yang cukup bermakna. Sehingga dilakukan evaluasi ulang dan digarisbawahi bahwa dia tidak mendapat asupan makanan yang adekuat. Oleh karena itu orang tua Joshua diberi peringatan agar tetap memberikan asupan makanan yang adekuat bagi Joshua yang dapat membantu menaikkan berat badannya terutama pada kunjungan berikutnya. Ada banyak sekali penyebab gizi buruk. Anak dengan gizi buruk mempunyai potensi resiko mengalami permasalahan yang dapat mengancam jiwanya seperti hipoglikemia, hipotermia, infeksi serius, dan gangguan keseimbangan elektrolit. Oleh karena itu mereka memerlukan pendekatan yang cukup cermat, terapi dan pengelolaan khusus dengan pengawasan dan pemberian asupan makanan secara rutin. Perhatian lebih harus diberikan untuk menghindari komplikasi seperti gagal jantung, kekambuhan dan juga kematian. Dukungan sensorik dan emosional merupakan tindakan yang penting untuk mencegah keterlambatan perkembangan mental dan kepribadian anak. Pemantauan berkala merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa anak telah mendapatkan pengelolaan kasusnya dengan baik.