BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur pokok yang harus diperhatikan dalam proses pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia pendidikan dalam upaya mengembangkan pemahaman diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. 1. Sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar self control (kontrol diri)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya Offset, 2008), hlm Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

UPAYA GURU PAI DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI SMP ISLAM NURUL HUDA PAJARAN PONCOKUSUMO MALANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mutu Pendidikan Nasional dan Interpretasinya sendiri. 1. memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sekolah merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

Partono 1 Tri Minarni 2

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan oleh Allah SWT. yang disebut dengan sunnatulllah. Jadi, tidak seorangpun di

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara di dunia dan membawa berbagai perubahan pada kehidupan

BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur pokok yang harus diperhatikan dalam proses pendidikan adalah bagaimana upaya sekolah menjadikan para siswa berkepribadian sehat, yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri secara tepat, baik terhadap dirinya sendiri, lingkungan, maupun terhadap Tuhan. Salah satu ciri pribadi yang sehat itu adalah disiplin. Individu yang disiplin akan mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan batasan-batasan norma yang berlaku, dan mampu mengarahkan dirinya kepada aktivitas-aktivitas yang positif. Menurut Dolet Unaradjan disiplin merupakan salah satu asas dalam menentukan keberhasilan kegiatan pendidikan khususnya di dalam proses belajar mengajar. Siswa akan dapat belajar dengan efektif dan efisien bilamana di dukung oleh disiplin yang tinggi. Tegaknya disiplin di sekolah sangat ditentukan oleh keikutsertaan atau peranan dari kepala sekolah, pegawai, dan tenaga pendidik (guru). Oleh karena itu, diperlukanlah keterpaduan dan kesinambungan serta upaya dari semua warga sekolah dalam menjalankan dan mematuhi tata tertib sekolah. Semakin tinggi usaha atau peranan yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin, maka tendensi siswa untuk mematuhi tata tertib akan semakin baik pula. 1 Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan tentu tidak terlepas dari sikap disiplin yang diterapkan oleh kepala sekolah, dewan guru kepada siswa, baik disiplin dalam belajar maupun disiplin terhadap peraturan yang berlaku di sekolah tersebut. Semua ini akan dapat berhasil apabila semua komponen sekolah dapat mendisiplinkan diri dalam tugas dan tanggung jawabnya. 1 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin, (Jakarta : Grasindo, 2008), hal.36

Setiap sekolah pasti memiliki peraturan tentang kedisiplinan yang diterapkan pada warga sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah merupakan pelopor bagi terciptanya kedisiplinan dalam sekolah. Kepala sekolah adalah motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan umumnya direalisasikan. Membuat seperangkat peraturan atau tata tertib tentang kedisiplinan, seperti disiplin terhadap waktu, disiplin dalam belajar, disiplin terhadap berpakaian maupun disiplin terhadap semua peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut yang dimana peraturan tersebut tidak hanya diberlakukan kepada para siswa saja, melainkan juga diberlakukan kepada seluruh warga sekolah. Tujuan tata tertib yang dibuat sekolah adalah untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran di sekolah, yaitu proses pengaplikasian ketaatan dan kedisiplinan siswa dalam menjalankan fungsi selaku peserta didik di lingkungan sekolah yang akhirnya akan berdampak terhadap kualitas belajar siswa 2. Dengan adanya peraturan yang ditetapkan oleh sekolah siswa, secara tidak langsung bersedia untuk tunduk dan patuh terhadap peraturan tersebut dengan demikian, peraturan tentang kedisiplinan dapat mengontrol tingkah laku dari para siswa tersebut supaya dapat belajar dengan baik 3. Berdasar uraian di atas, dampak positif kedisiplinan warga sekolah terhadap tata tertib yang belaku adalah: Terciptanya suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran di sekolah 4. Khusus bagi siswa dampak positif yang diperoleh dari 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 56-57 3 Ibid. Hal.59 4 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin, (Jakarta : Grasindo, 2008, ), hal.46

kedisiplinan adalah tumbuhnya kesadaran akan hidup disiplin yang memang harus dimiliki 5. Dengan kedisiplinan yang biasa dilakukan oleh siswa, maka akan terbentuk karakter disiplin dalam keseharian di mana pun ia berada. Siswa yang terbiasa disiplin akan menghargai waktu, Menghindarkan diri dari perbuatanperbuatan yang menghambat kelancaran belajar, taat pada peraturan 6. Sedangkan dampak negatif kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah adalah siswa hanya taat jika ada peraturan saja. Secara psikologis, peraturan yang diterapkan menyebabkan peserta didik menjadi ketakutan terhadap tata tertib sehingga berkurangnya kreativitas dari peserta didik 7. Disamping itu, adanya tata tertib sekolah yang dalam penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMP, dimana masih tergolong remaja yang mempunyai jiwa yang masih labil, sehingga terkadang acuh tak acuh terhadap tata tertib yang berlaku 8. Permasalahan yang dihadapi pada siswa SMP yang pada umumnya berumur sekitar 12 sampai dengan 15 tahun yang tergolong remaja ini begitu kompleks dan sulit untuk di tangani 9. Di antara permasalahan tersebut adalah mereka lebih cenderung bersifat suka membangkang, sulit untuk diatur, emosinya mudah naik serta selalu ingin kepada hal-hal yang baru 10. Tindakan-tindakan yang bertentangan dari peraturan sekolah seperti bolos, keluar tanpa ijin ketika pergantian jam pelajaran, tidak sholat berjamaah, memakai pakaian yang tidak 5 Mulyani S. Sumantri, Penegakan Disiplin dalam Upaya Meningkatkan Mutu Guru/Pendidikan ( Makalah IKIP Bandung 1987) 6 Syamsu Yusuf LN, Disiplin Diri dalam Belajar Dihubungkan dengan Penanaman Disiplin yang Dilakukan Orang Tua dan Guru (Tesis FPS IKIP Bandung 1989), hal.55-56 7 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, ( Bandung: Sinar Baru, 1992), hal. 87 8 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja Bogor, (Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 109 9 Monalisa, Perilaku Menyimpang Siswa Studi Deskriptif di SMP N 2 Kapur IX Kab. Lima puluh Kota (Skripsi BK FIP UNP 2010) 10 Moh. Ali dan Moh. Asrori, Psikologi Siswa, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2004), hlm. 149

sopan, merokok, melawan guru, berambut gondrong, dan lain-lain juga rentan terjadi pada masa usia ini 11. Dari permasalahan di atas, perlu adanya peraturan yang ditetapkan oleh sekolah untuk para siswa agar mereka tunduk dan patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan demikian, dapat mengontrol tingkah laku dari para siswa tersebut supaya dapat belajar dengan baik. Disiplin merupakan suatu alat pendidikan yang efektif, sehingga dengan adanya disiplin tersebut proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar, tanpa adanya gangguan dan hambatan. Sebab dengan disiplin hal-hal yang memungkinkan dapat menganggu atau menghambat kelancaran proses belajar mengajar dapat diatasi. Perbuatan disiplin bukan saja dalam menepati janji, melainkan juga menggunakan waktu dengan baik, mematuhi peraturan, berbuat dan bersikap. Menurut Mujito, keberhasilan dalam mendisiplinkan siswa tersebut sangat ditentukan oleh keterkaitan oleh semua komponen pendidikan dan pengajaran yang salah satunya adalah guru. Guru adalah komponen utama pendidikan karena para guru lebih banyak berintegrasi dan sebagai pembentuk pola pikir dan kepribadian anak didik. Pola pikir dan keberhasilan belajar anak didik sangat ditentukan oleh kemampuan atau profesionalisme seorang guru dalam bidangnya 12. Dari pendapat di atas, menurut peneliti, guru yang professional tentunya tidak hanya memberikan materi kepada siswanya, akan tetapi aplikasi materi terhadap praktek kehidupan sehari-hari sesuai tujuan utama, termasuk tentang kedisiplinan. Begitu pentingnya arti disiplin dalam proses pembelajaran, dalam ajaran Islam pun sangat menganjurkan kepada manusia untuk hidup disiplin, maka 11 Ibid.hal. 152 12 Mujito, Guru Yang Efektif, ( Surabaya, Usaha Nasional, 1998), hal.27-28

sudah merupakan keharusan bagi guru untuk menegakan disiplin dalam proses belajar mengajar 13. Pembelajaran Agama Islam itu sendiri seperti halnya pembelajaran lainnya, juga menuntut sebuah proses yang baik sampai tercapainya tujuan dari pembelajaran, sehingga pada akhirnya siswa mengalami perubahan yang bersifat positif dalam arti pemahaman dan pengamalan Agama Islam dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. 14 Dengan tidak mengenyampingkan peran dan upaya guru mata pelajaran lain, upaya guru agama untuk mengatasi ketidaksiplinan siswa betul-betul sangat dibutuhkan terutama dengan kedisiplinan beribadah siswa yang sangat memprihatinkan. Mental siswa yang lemah dan labil dapat mendorong siswa menerima pengaruh-pengaruh yang datang dari lingkungan sekitarnya, sehingga mereka menjadi siswa yang tidak disiplin. Kehadiran guru agama sangatlah dibutuhkan oleh para siswa. Menasihati dan mendidik siswa untuk melakukan kebaikan, dan mencegah kepada kepada halhal yang tidak baik, diharapkan dapat dikembangkan melalui kedisiplin terhadap tata tertib secara efektif di lingkungan sekolah. Hal ini diperkuat oleh pendapat Zuhairini yang mengatakan: guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya kearah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak dicapai yaitu membimbing anak agar 13 Syamsu Yusuf LN, Disiplin Diri dalam Belajar Dihubungkan dengan Penanaman Disiplin yang Dilakukan Orang Tua dan Guru (Tesis FPS IKIP Bandung 1989), hal. 101 14 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1988), hal. 25

menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara. 15 Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan guru pendidikan agama Islam adalah seorang guru yang tugasnya tidak hanya mangajar pelajaran yang hanya mencerdaskan siswa dari segi kognitifnya saja, melainkan juga mendidik, menuntun dan memberi contoh para siswa agar memiliki sikap dan mental yang beriman, berakhlakul karimah sesuai tujuan agama Islam, sehingga menjadi manusia dewasa yang sadar dengan peraturan yang telah diterapkan itu untuk kebaikannya. Guru PAI juga dituntut untuk mengajarkan atau membiasakan disiplin di sekolah dan di luar sekolah. Alasan penulis memilih guru PAI, karena guru PAI memiliki porsi yang lebih untuk membentuk kedisiplinan siswa, terutama dalam pembinaan akhlak Islam siswa ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan guru lain. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi di SMP Islam Pajaran Poncokusumo Malang dengan meneliti permasalahan tersebut untuk dijadikan karya ilmiah yang peneliti beri judul Upaya Guru PAI Dalam Mendisiplinkan Siswa di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 15 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta, Aksara, 1994). hlm:45

1. Apa bentuk-bentuk kedisiplinan yang diterapkan di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apa upaya guru PAI dalam mendisiplinkan siswa di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Apa sanksi yang diterapkan bagi siswa yang melanggar kedisiplinan di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kedisiplinan yang diterapkan di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Untuk mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam mendisiplinkan siswa di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mendeskripsikan sanksi yang diterima bagi para siswa yang tidak disiplin di SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk: 1. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam membimbing anak didiknya sehingga dapat membantu memecahkan masalah ketidaksiplinan yang dilakukan oleh para siswa SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo.

2. Siswa, diharapkan dapat melatih diri untuk bisa hidup disiplin dan taat pada peraturan yang diterapkan oleh SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo. 3. Kepala sekolah, sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijaksanaan dalam rangka mendisiplinkan para siswa SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo. 4. Orang tua, sebagai masukan untuk mendisiplinkan putra putrinya menaati tata tertib yang diberlakukan SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo. 5. Peneliti, sebagai sarana penelitian untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, wawasan berpikir kritis, dan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi S1 jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang. E. Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan istilah, maka dalam penulisan ini, penulis perlu mempertegas istilah yang dipergunakan dalam judul penelitian skripsi ini, istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Upaya Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan suatu maksud. Upaya juga diartikan sebagai usaha untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang bertujuan 16. Sedangkan menurut Andre Martin mengatakan bahwa upaya adalah usaha syarat untuk menyampaikan hal, usaha, dan ikhtiar 17. 16 DEPDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hal. 88 17 Mallary M. Collins dan Don H. Fontehelle, Mengubah Perilaku Siswa, ( terj. Kathleen Sri Wardhani,. Jakarta, 1992), hal. 96

berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan kata upaya adalah sebuah usaha atau cara dalam menuju keinginan, tujuan dan harapan dengan menggunakan langkah-langkah yang disusun secara matang, sehinga hasil yang diinginkan akan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Guru PAI: Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik 18. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau (mushola), di rumah dan sebagainya 19. Dalam pengertian lain, guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran disekolah. Secara khusus guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaanya masing-masing 20. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa guru adalah seorang manusia dewasa yang mempunyai tugas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada seseorang untuk memberikan ilmu dan bekal dalam mencapai kedewasaanya. Sedangkan Pendidikan Agama yang dimaksud di sini adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang tercakup dalam beberapa aspek yang meliputi: akidah akhlak, syari ah (fiqih), sejarah kebudayaan Islam (SKI) dan bahasa arab. 18 Syaifudin Bahri Djamarah,. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka cipta, 2000), hlm. 31 19 Ibid. 20 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), hlm : 138

3. Mendisiplinkan Mendisiplinkan dengan imbuhan me dan kan berasal dari kata disiplin, yang berarti adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban 21. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa disiplin merupakan hal-hal yang berkenaan dengan pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan 22. Dolet Unaradjan mengatakan bahwa disiplin memiliki tujuan sebagai alat untuk menciptakan keteraturan. Dengan adanya penegakan disiplin dalam bentuk aturan, maka tingkat kesalahan siswa dapat diminimalisir oleh guru 23. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa disiplin itu adalah suatu perbuatan yang senantiasa mentaati berbagai aturan yang berlaku. Adapun aturan yang dimaksud adalah aturan yang tertuang dalam suatu tata tertib baik tertulis maupun tidak. Selain itu juga, dalam rangka meningkatkan disiplin dan rasa tanggungjawab siswa disekolah hendaknya seorang guru harus memiliki peraturan yang disertai dengan konsekuensi bila siswa melanggarnya. 4. Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa adalah orang yang sedang berguru 24. Adapun menurut Imam Sutari Barnabib, siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses 21 Tulus Tu u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar, (Gramedia, Wiasarana Indonesia, Jakarta, 2004), hal. 48-49 22 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1993), hal. 13 23 Dolet Unaradjan, Manajemen Disiplin, (Jakarta : Grasindo, 2008), hal.36-37 24 DEPDIKBUD RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal. 1077

pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu 25. Abu Ahmadi juga menuliskan tentang pengertian peserta didik, peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu 26. Dari definisi yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa adalah orang yang mempunyai fitrah (potensi) dasar, baik secara fisik maupun psikis, yang perlu dikembangkan, untuk mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan pendidikan dari pendidik. 5. SMPI Nurul Huda SMP Islam Nurul Huda merupakan sekolah swasta yang berakreditasi B yang bralamatkan di: JL. Gajahmada 2 Pajaran Kec. Poncokusumo Kab. Malang adalah sekolah menengah pertama yang berada dalam naungan Al-Maarif NU. Letak sekolah ini berada di dalam pedesaan yang asri dan menyatu dengan pondok pesantren salafiyah Nurul Huda dalam satu yayasan, dimana dengan adanya pondok pesantren tersebut menjadikan siswa-siswi SMP Islam Pajaran Poncokusumo ini banyak dipilih dari siswa-siswi berbagai desa sekitar kecamatan Poncokusumo, bahkan terdapat siswa-siswi yang berasal dari luar kecamatan Pocokusumo, sehingga menarik bagi peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah ini. 25 Imam sutari barnadib, Pengantar Pendidikan Sistematis, (yogyakarta, FIP IKIP, Yogyakarta, 1984), hal.27 26 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hlm. 26

F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, secara keseluruhan terdiri dari lima bab, dan masingmasing bab terdapat sub-sub bab yang merupakan rangkaian untuk disusun dalam sistematika sebagai berikut : Bab I : Merupakan pendahuluan yang didalamnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Bab II : Merupakan kajian Pustaka yang menguraikan tentang: a. pembahasan tentang kedisiplinan dan ruang lingkupnya yang meliputi: pengertian mendisiplinkan siswa, tujuan disiplin, fungsi disiplin, Macam-macam disiplin, b. Upaya guru PAI dalam mendisiplinkan siswa yang meliputi: aspek-aspek yang terkandung dalam mendisiplinkan siswa, unsur- unsur disiplin, faktor faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa. Bab III: Membahas metode penelitian yang memuat tentang: pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data,. Bab IV: Membahas laporan hasil penelitian yang terdiri dari: a. Latar belakang obyek penelitian yang meliputi: sejarah berdirinya SMP Islam Nurul Huda Pajaran Poncokusumo Malang, keadaan guru di SMP Islam Nurul Huda Poncokusumo Malang, keadaan siswa SMP Islam Nurul Huda Poncokusumo Malang. b. Penyajian data dan

analisis data yang meliputi: bentuk-bentuk kedisiplinan yang diterapkan di SMP Islam Nurul Huda Poncokusumo Malang, upaya guru agama dalam mendisiplinkan siswa di SMP Islam Nurul Huda Poncokusumo Malang, sanksi siswa yang melanggar kedisiplinan di SMP Islam Nurul Huda. BAB V: Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan dilengkapi dengan saran-saran.