GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2

dokumen-dokumen yang mirip
GREENSHIP untuk Gedung Baru Versi 1.1 GREENSHIP New Building

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

GREENSHIP HOMES Version 1.0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN. Pemahaman. Penilaian. Eksplorasi Data. Sumber Data. Ml S. J TJ GBCI Pernc dll m tm OD G M S. m tm m tm

KONSEP SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN

PENGUKURAN KESESUAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI ITS FRISKARINDI NOOR WAKHIDAH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Green Building Concepts

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

ABSTRACT

BAB III TINJAUAN TATA RUANG DALAM, TATA RUANG LUAR, DAN ARSITEKTUR HIJAU

Penilaian Kriteria Green Building Pada Jurusan Teknik Sipil ITS?

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

PERBANDINGAN RINGKASAN TOLOK UKUR GREENSHIP EB 1.0 & EB 1.1

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING

RINGKASAN TOLOK UKUR

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP

SOLO COMMAND CENTER DENGAN PENERAPAN GREENSHIP NEW BUILDING VERSI 1.2

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan

PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) AHLI PENILAI BANGUNAN HIJAU

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan

GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI

PERATURAN GUBERNUR No. 38 tahun 2012 tentang BANGUNAN GEDUNG HIJAU

GREENSHIP EXISTING BUILDING Version 1.1

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

Konsep Bangunan Hijau Pada Gedung E Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

SERTIFIKASI GREENSHIP

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING.

PERENCANAAN GEDUNG HIJAU PERKANTORAN Kafi uddin, MT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

PENGARUH INDOOR AIR HEALTH AND COMFORT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB III ELABORASI TEMA

TIM PENULIS Tim Rating GBCI TAG untuk Appropriate Site Development TAG untuk Energy Efficiency and Conservation TAG untuk Water Conservation

ENERGY AND CLIMATE CHANGE 2016

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan


PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

EVALUASI KONSEP GREEN BUILDING PADA GEDUNG LAYANAN BERSAMA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGERTIAN GREEN CITY

GREENSHIP NEIGHBORHOOD Version 1.0

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

Deddy el Rashid GP,MCIBSE Advisor ASATHI Core Founder GBCI Chapter President ASHRAE 2013 BOMA Indonesia

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

Pengembangan RS Harum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

Kata Kunci: Water conservation, fitur hemat air, rainwater harvesting, daur ulang grey water.

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

KAJIAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ANALISIS TAPAK. mengatakan metoda ini sebagai Metoda Tulang Ikan. Pada kegiatan Analisa, Dosen

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Latar Belakang KONSEP DESAIN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA RESOR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU

Penilaian Kriteria Green Building pada Gedung Teknik Sipil ITS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORM INSPEKSI. f. Issue Lingkungan : Air/ Udara/ Bunyi/ Keterangan : g. Analisis Resiko : Banjir/ Kebakaran/ Longsor/ Keamanan/

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA ERANGKAT ENILAIAN GREENSHI GREENSHI RATING TOOLS GREENSHI untuk BANGUNAN BARU Versi. RINGKASAN KRITERIA DAN TOLOK UKUR DIVISI RATING DAN TEKNOLOGI GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA ARIL 0

GREENSHI untuk Bangunan Baru Versi. GREENSHI untuk Bangunan Baru Versi. merupakan pengembangan dari perangkat penilaian GREENSHI NB versi.0 dan Ringkasan tolok ukur GREENSHI NB versi. Tahap penilaian GREENSHI terdiri dari :. Tahap Rekognisi Desain (Design Recognition - DR), dengan maksimum nilai 77 pon ada tahap ini, tim proyek mendapat kesempatan untuk mendapatkan penghargaan sementara untuk proyek pada tahap finalisasi desain dan perencanaan berdasarkan perangkat penilaian GREENSHI. Tahap ini dilalui selama gedung masih dalam tahap perencanaan.. Tahap enilaian Akhir (Final Assessment - FA), dengan maksimum nilai 0 poin ada tahap ini, proyek dinilai secara menyeluruh baik dari aspek desain maupun konstruksi dan merupakan tahap akhir yang menentukan kinerja gedung secara menyeluruh. enjabaran nilai pada setiap kategori sesuai tahapan dapat dilihat pada tabel berikut: Kategori Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FA rasyarat Kredit Bonus rasyarat Kredit Bonus ASD -- 7 -- 7 EEC -- 6 5 -- 6 5 WAC -- -- MRC -- -- 4 IHC -- 5 -- 0 BEM -- 6 -- Jumlah Kriteria dan -- 77 5 0 5 Setiap kategori terdapat beberapa kriteria yang memiliki jenis berbeda, yaitu: Kriteria prasyarat adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan harus dipenuhi sebelum dilakukannya penilaian lebih lanjut berdasarkan kriteria kredit dan kriteria bonus. Kriteria prasyarat merepresentasikan standar minimum gedung ramah lingkungan. Apabila salah satu prasayarat tidak dipenuhi, maka kriteria kredit dan kriteria bonus dalam semua kategori tidak dapat dinilai. Kriteria prasyarat ini tidak memiliki nilai seperti kriteria lainnya. Kriteria kredit adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan tidak harus dipenuhi. emenuhan kriteria ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan gedung tersebut. Bila kriteria ini dipenuhi, gedung yang bersangkutan mendapat nilai dan apabila tidak dipenuhi, gedung yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai. Kriteria bonus adalah kriteria yang memungkinkan pemberian nilai tambah. Selain tidak harus dipenuhi, pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di lapangan. Nilai bonus tidak mempengaruhi nilai maksimum GREENSHI, namun tetap diperhitungkan sebagai nilai pencapaian. Oleh karena itu, gedung yang dapat memenuhi kriteria bonus dinilai memiliki prestasi tersendiri. Kelayakan (Eligibility) Kategori Jumlah Kriteria Jumlah rasyarat Kredit Bonus Kriteria ASD 7 8 EEC 4 7 WAC 6 8 MRC 6 7 IHC 7 8 BEM 7 8 Jumlah Kriteria dan 8 7 46 Sebelum melalui proses sertifikasi, proyek harus memenuhi kelayakan yang ditetapkan oleh GBC Indonesia. Kelayakan tersebut antara lain:. Minimum luas gedung adalah 500 m. Kesediaan data gedung untuk diakses GBC Indonesia terkait proses sertifikasi. Fungsi gedung sesuai dengan peruntukan lahan berdasarkan RTRW setempat GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

4. Kepemilikan AMDAL dan/ rencana Upaya engelolaan Lingkungan (UKL)/Upaya emantauan Lingkungan (UL) 5. Kesesuaian gedung terhadap standar keselamatan untuk kebakaran 6. Kesesuaian gedung terhadap standar ketahanan gempa 7. Kesesuaian gedung terhadar standar aksesibilitas difabel GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

RINGKASAN KRITERIA RINGKASAN KRITERIA Kategori dan Kriteria Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD) ASD ASD ASD ASD ASD 4 ASD 5 ASD 6 ASD 7 Area Dasar Hijau (Basic Green Area) emilihan Tapak (Site Selection) Aksesibilitas Komunitas (Community Accesibility) Transportasi Umum (ublic Transportation) Fasilitas engguna Sepeda (Bicycle Facility) Lansekap pada Lahan (Site Landscaping) Iklim Mikro (Micro Climate) Manajemen Air Limpasan Hujan (Stormwater Management) Nilai Kriteria Maksimum Keterangan er Kategori kriteria prasyarat; 7 kriteria kredit Total Nilai Kategori ASD 7 6.8% Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC) emasangan Sub-Meter EEC (Electrical Sub Metering) EEC EEC EEC EEC EEC 4 EEC 5 erhitungan OTTV (OTTV Calculation) Langkah enghematan Energi (Energy Efficiency Measures) encahayaan Alami (Natural Lighting) Ventilasi (Ventilation) engaruh erubahan Iklim (Climate Change Impact) Energi Terbarukan Dalam Tapak (On Site Renewable Energy) (Bonus) 0 4 kriteria prasyarat; 4 kriteria kredit; kriteria bonus Total oin Kategori EEC 6 5.7% 5 GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

RINGKASAN KRITERIA Kategori dan Kriteria Konservasi Air (Water Conservation-WAC) WAC WAC WAC WAC WAC WAC 4 WAC 5 WAC 6 Meteran Air (Water Metering) erhitungan enggunaan Air (Water Calculation) engurangan enggunaan Air (Water Use Reduction) Fitur Air (Water Fixtures) Daur Ulang Air (Water Recycling) Sumber Air Alternatif (Alternative Water Resources) enampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting) Efisiensi enggunaan Air Lansekap (Water Efficiency Landscaping) Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC) MRC MRC MRC MRC Refrigeran Fundamental (Fundamental Refrigerant) enggunaan Gedungdan Material Bekas (Building and Material Reuse) Material Ramah Lingkungan (Environmentally Friendly Material) enggunaan Refrigeran tanpa OD (Non ODS Usage) Nilai Kriteria Maksimum 8 Keterangan er Kategori kriteria prasyarat; 6 kriteria kredit Total Nilai Kategori WAC 0.8% MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) MRC 5 MRC 6 Material rafabrikasi (refab Material) Material Regional (Regional Material) kriteria prasyarat; 6 kriteria kredit Total Nilai Kategori MRC 4.9% xxvi GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

RINGKASAN KRITERIA Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria Maksimum Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC) IHC IHC IHC IHC IHC 4 IHC 5 IHC 6 IHC 7 Introduksi Udara Luar (Outdoor Air Introduction) emantauan Kadar CO (CO Monitoring) Kendali Asap Rokok di Lingkungan (Environmental Tobacco Smoke Control) olutan Kimia (Chemical ollutant) emandangan ke luar Gedung (Outside View) Kenyamanan Visual (Visual Comfort) Kenyamanan Termal (Thermal Comfort) Tingkat Kebisingan (Acoustic Level) Keterangan er Kategori kriteria prasyarat; 7 kriteria kredit Total Nilai Kategori IHC 0 9.9% Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM) Dasar engelolaan Sampah BEM (Basic Waste Management) BEM BEM BEM BEM 4 BEM 5 BEM 6 BEM 7 G Sebagai Anggota Tim royek (G as a Member of roject Team) olusi dari Aktivitas Konstruksi (ollution of Construction Activity) engelolaan Sampah Tingkat Lanjut (Advanced Waste Management) Sistem Komisioning yang Baik dan Benar (roper Commisioning) enyerahan Data Green Building (Green Building Submission Data) Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out (Fit Out Agreement) Survei engguna Gedung (Occupant Survey) kriteria prasyarat; 7 kriteria kredit Total Nilai Kategori BEM.9% Total Nilai Keseluruhan 0 00% GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

RINGKASAN TOLOK UKUR Tepat Guna Lahan 7 ASD Area Dasar Hijau Memelihara memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO dan zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air tanah. Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan taman (hardscape) di atas permukaan tanah di bawah tanah. a. Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal 0% dari luas total lahan. b. Untuk renovasi utama (major renovation), luas areanya adalah minimal 50% dari ruang terbuka yang bebas basement dalam tapak. Area ini memiliki vegetasi mengikuti ermendagri No tahun 007 asal (a) dengan komposisi 50% lahan tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran dewasa, dengan jenis tanaman mempertimbangkan eraturan Menteri U No. 5/RT/M/008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) asal.. tentang Kriteria Vegetasi untuk ekarangan. ASD emilihan Tapak Menghindari pembangunan di area greenfields dan menghindari pembukaan lahan baru. A Memilih daerah pembangunan yang dilengkapi minimal delapan dari prasarana sarana kota. ASD.Jaringan Jalan 7. Jaringan Fiber Optik. Jaringan penerangan dan Listrik 8. Danau Buatan (Minimal % luas area). Jaringan Drainase 9. Jalur ejalan Kaki Kawasan 4. ST Kawasan 0. Jalur emipaan Gas 5. Sistem embuangan Sampah. Jaringan Telepon 6. Sistem emadam Kebakaran. Jaringan Air bersih B Memilih daerah pembangunan dengan ketentuan KLB> Melakukan revitalisasi dan pembangunan di atas lahan yang bernilai negatif dan tak terpakai karena bekas pembangunan dampak negatif pembangunan. Aksesibilitas Komunitas Mendorong pembangunan di tempat yang telah memiliki jaringan konektivitas dan meningkatkan pencapaian penggunaan gedung sehingga mempermudah masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dan menghindari penggunaan kendaraan bermotor. Terdapat minimal tujuh jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 500 m dari tapak..bank.taman Umum.arkir Umum (di luar lahan) 4.Warung/Toko Kelontong 5.Gedung Serba Guna 6.os Keamanan/olisi 7.Tempat Ibadah.Rumah Makan/Kantin.Foto Kopi Umum.Fasilitas Kesehatan 4. Kantor os 5.Kantor emadam Kebakaran 6.Terminal/Stasiun Transportasi Umum 7.erpustakaan GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

ASD ASD 4 ASD 5 8.Lapangan Olah Raga 9.Tempat enitipan Anak 8.Kantor emerintah 9.asar 0.Apotek Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang menghubungkannya dengan jalan sekunder dan/ lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke minimal tiga fasilitas umum sejauh 00 m jarak pencapaian pejalan kaki. Menyediakan fasilitas/akses yang aman, nyaman, dan bebas dari perpotongan dengan akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan secara langsung bangunan dengan bangunan lain, di mana terdapat minimal tiga fasilitas umum dan/ dengan stasiun transportasi masal. 4 Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 0 jam sehari. Transportasi Umum Mendorong pengguna gedung untuk menggunakan kendaraan umum massal dan mengurangi kendaraan pribadi. A Adanya halte stasiun transportasi umum dalam jangkauan 00 m (walking distance) dari gerbang lokasi bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang jembatan penyeberangan dan ramp. B Menyediakan shuttle bus untuk pengguna tetap gedung dengan jumlah unit minimum untuk 0% pengguna tetap gedung. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman dengan mempertimbangkan eraturan Menteri ekerjaan Umum 0/RT/M/006 mengenai edoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Lampiran B. Fasilitas engguna Sepeda Mendorong penggunaan sepeda bagi pengguna gedung dengan memberikan fasilitas yang memadai sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak satu unit parkir per 0 pengguna gedung hingga maksimal 00 unit parkir sepeda. Apabila tolok ukur diatas terpenuhi, perlu tersedianya shower sebanyak unit untuk setiap 0 parkir sepeda. Lansekap pada Lahan Memelihara memperluas kehijauan kota untuk meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi CO dan zat polutan, mencegah erosi tanah, mengurangi beban sistem drainase, menjaga keseimbangan neraca air bersih dan sistem air tanah. A Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah termasuk yang tersebut di rasyarat, taman di atas basement, roof garden, terrace garden, dan wall garden, dengan mempertimbangkan eraturan Menteri U No. 5/RT/M/008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) asal.. tentang Kriteria Vegetasi untuk ekarangan. B Bila tolok ukur dipenuhi, setiap penambahan 5% area lansekap dari luas total lahan mendapat nilai. GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

enggunaan tanaman yang telah dibudidayakan secara lokal dalam skala provinsi, sebesar 60% luas tajuk dewasa terhadap luas area lansekap pada ASD 5 tolok ukur. ASD 6 Iklim Mikro Meningkatkan kualitas iklim mikro di sekitar gedung yang mencakup kenyamanan manusia dan habitat sekitar gedung. A Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area atap gedung sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0, sesuai dengan perhitungan. B Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak digunakan untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk. Menggunakan berbagai material untuk menghindari efek heat island pada area perkerasan non-atap sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0, sesuai dengan perhitungan. A Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari. B Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari terpaan angin kencang. ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan Mengurangi beban sistem drainase lingkungan dari kuantitas limpasan air hujan dengan sistem manajemen air hujan secara terpadu. A engurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan hingga 50%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari. Atau B engurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan hingga 85%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari. Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan. Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan air hujan. Efisiensi dan Konservasi Energi 6 EEC emasangan Sub-meter Memantau penggunaan energi sehingga dapat menjadi dasar penerapan manajemen energi yang lebih baik. Memasang kwh meter untuk mengukur konsumsi listrik pada setiap kelompok beban dan sistem peralatan, yang meliputi: o Sistem tata udara o Sistem tata cahaya dan kotak kontak o Sistem beban lainnya EEC erhitungan OTTV Mendorong sosialisasi arti selubung bangunan gedung yang baik untuk penghematan energi. Menghitung dengan cara perhitungan OTTV berdasarkan SNI 0-689- GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

EEC EEC 0 SNI edisi terbaru tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung. Efisiensi dan Konservasi Energi Mendorong penghematan konsumsi energi melalui aplikasi langkah-langkah efisiensi energi. A Menggunakan Energy modelling software untuk menghitung konsumsi energi di gedung baseline dan gedung designed. Selisih konsumsi energi dari gedung baseline dan designed merupakan penghematan. Untuk setiap penghematan sebesar,5%, yang dimulai dari penurunan energi -0 0 sebesar 0% dari gedung baseline, mendapat nilai nilai (wajib untuk platinum). B Menggunakan perhitungan worksheet, setiap penghematan % dari selisih antara gedung designed dan baseline mendapat nilai nilai. enghematan mulai dihitung dari penurunan energi sebesar 0% dari -5 5 gedung baseline. Worksheet yang dimaksud disediakan oleh GBCI. C Menggunakanperhitungan per komponen secara terpisah, yaitu -0 0 C- OTTV Nilai OTTV sesuai dengan SNI 0-689-0 SNI edisi terbaru tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung. 5 Apabila tolok ukur dipenuhi, penurunan per.5% mendapat nilai sampai maksimal nilai. C- encahayaan Buatan Menggunakan lampu dengan daya pencahayaan lebih hemat sebesar 5% daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI 0 697-0 SNI edisi terbaru tentang Konservasi Energi pada Sistem encahayaan. Menggunakan 00% ballast frekuensi tinggi (elektronik) untuk ruang kerja. Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan sensor gerak (motion sensor). enempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka pintu. C- Transportasi Vertikal Lift menggunakan traffic management system yang sudah lulus traffic analysis menggunakan regenerative drive system. Menggunakan fitur hemat energi pada lift, menggunakan sensor gerak, sleep mode pada eskalator. C-4 Sistem engkondisian Udara Menggunakan peralatan AC dengan CO minimum 0% lebih besar dari SNI 0-690-0 SNI edisi terbaru tentang Konservasi Energi pada Sistem Tata Udara Bangunan Gedung encahayaan Alami Mendorong penggunaan pencahayaan alami yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi dan mendukung desain bangunan yang memungkinkan pencahayaan alami semaksimal mungkin. enggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 0% luas lantai yang digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya 4 GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

alami minimal sebesar 00 lux. erhitungan dapat dilakukan dengan cara manual dengan software. Khusus untuk pusat perbelanjaan, minimal 0% luas lantai nonservice mendapatkan intensitas cahaya alami minimal sebesar 00 lux Jika butir satu dipenuhi lalu ditambah dengan adanya lux sensor untuk otomatisasi pencahayaan buatan apabila intensitas cahaya alami kurang dari 00 lux, didapatkan tambahan nilai EEC Ventilasi Mendorong penggunaan ventilasi yang efisien di area publik (non nett lettable area) untuk mengurangi konsumsi energi. Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami pun mekanik. EEC 4 engaruh erubahan Iklim Memberikan pemahaman bahwa pola konsumsi energi yang berlebihan akan berpengaruh terhadap perubahan iklim. Menyerahkan perhitungan pengurangan emisi CO yang didapatkan dari selisih kebutuhan energi antara gedung designed dan gedung baseline dengan menggunakan grid emission factor yang telah ditetapkan dalam Keputusan DNA pada B/77/Dep.III/LH/0/009 EEC 5 Energi Terbarukan dalam Tapak Mendorong penggunaan sumber energi baru dan terbarukan yang bersumber dari dalam lokasi tapak bangunan. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan. Setiap 0,5% daya listrik yang dibutuhkan gedung yang dapat dipenuhi oleh sumber energi terbarukan mendapatkan nilai (sampai maksimal 5 nilai). -5 5 Konservasi Air WAC Meteran Air Memantau penggunaan air sehingga dapat menjadi dasar penerapan manajemen air yang lebih baik. emasangan alat meteran air (volume meter) yang ditempatkan di lokasilokasi tertentu pada sistem distribusi air, sebagai berikut: o Satu volume meter di setiap sistem keluaran sumber air bersih seperti sumber DAM air tanah. o Satu volume meter untuk memonitor keluaran sistem air daur ulang. o Satu volume meter dipasang untuk mengukur tambahan keluaran air bersih apabila dari sistem daur ulang tidak mencukupi. WAC erhitungan enggunaan Air Memahami perhitungan menggunakan worksheet perhitungan air dari GBC Indonesia untuk mengetahui simulasi penggunaan air pada saat tahap operasi gedung. Mengisi worksheet air standar GBCI yang telah disediakan. WAC engurangan enggunaan Air Meningkatkan penghematan penggunaan air bersih yang akan mengurangi beban konsumsi air bersih dan mengurangi keluaran air limbah. GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

WAC WAC WAC 4 Konsumsi air bersih dengan jumlah tertinggi 80% dari sumber primer tanpa mengurangi jumlah kebutuhan per orang sesuai dengan SNI 0-7065-005 seperti pada tabel terlampir. Setiap penurunan konsumsi air bersih dari sumber primer sebesar 5% 8 sesuai dengan acuan pada tolok ukur akan mendapatkan nilai 7 dengan dengan nilai maksimum sebesar 7 nilai. Fitur Air Mendorong upaya penghematan air dengan pemasangan fitur air efisiensi tinggi. A enggunaan fitur air yang sesuai dengan kapasitas buangan di bawah standar maksimum kemampuan alat keluaran air sesuai dengan lampiran, sejumlah minimal 5% dari total pengadaan produk fitur air. B enggunaan fitur air yang sesuai dengan kapasitas buangan di bawah standar maksimum kemampuan alat keluaran air sesuai dengan lampiran, sejumlah minimal 50% dari total pengadaan produk fitur air. C enggunaan fitur air yang sesuai dengan kapasitas buangan di bawah standar maksimum kemampuan alat keluaran air sesuai dengan lampiran, sejumlah minimal 75% dari total pengadaan produk fitur air. Alat Keluaran Air Kapasitas Keluaran Air WC Flush Valve <6 liter/flush WC Flush Tank <6 liter/flush Urinal Flush Valve/eturasan <4 liter/flush Keran Wastafel/Lavatory <8 liter/menit Keran Tembok <8 liter/menit Shower <9 liter/menit Daur Ulang Air Menyediakan air dari sumber daur ulang yang bersumber dari air limbah gedung untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. A enggunaan seluruh air bekas pakai (grey water) yang telah di daur ulang untuk kebutuhan sistem flushing cooling tower. B enggunaan seluruh air bekas pakai (grey water) yang telah didaur ulang untuk kebutuhan sistem flushing dan cooling tower - nilai Apabila menggunakan sistem pendingin non water cooled, maka kriteria ini menjadi tidak berlaku sehingga total nilai menjadi 00 Sumber Air Alternatif Menggunakan sumber air alternatif yang diproses sehingga menghasilkan air bersih untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. A Menggunakan salah satu dari tiga alternatif sebagai berikut: air kondensasi AC, air bekas wudhu, air hujan. B Menggunakan lebih dari satu sumber air dari ketiga alternatif di atas. C Menggunakan teknologi yang memanfaatkan air laut air danau air sungai untuk keperluan air bersih sebagai sanitasi, irigasi dan kebutuhan lainnya GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

WAC 5 enampungan Air Hujan Mendorong penggunaan air hujan limpasan air hujan sebagai salah satu sumber air untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. A Menyediakan instalasi tangki penampungan air hujan kapasitas 0% dari jumlah air hujan yang jatuh di atas atap bangunan yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari. B Menyediakan instalasi tangki penampungan air hujan berkapasitas 5% dari perhitungan di atas. C Menyediakan instalasi tangki penampungan air hujan berkapasitas 50% dari perhitungan di atas. WAC 6 Efisiensi enggunaan Air Lansekap Meminimalisasi penggunaan sumber air bersih dari air tanah dan DAM untuk kebutuhan irigasi lansekap dan menggantinya dengan sumber lainnya. Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak berasal dari sumber air tanah dan/ DAM. Menerapkan teknologi yang inovatif untuk irigasi yang dapat mengontrol kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sumber dan Siklus Material 4 MRC Refigeran fundamental Mencegah pemakaian bahan dengan potensi merusak ozon yang tinggi Tidak menggunakan chloro fluoro-carbon (CFC) sebagai refrigeran dan halon sebagai bahan pemadam kebakaran MRC enggunaan Gedung dan Material Menggunakan material bekas bangunan lama dan/ dari tempat lain untuk mengurangi penggunaan bahan mentah yang baru, sehingga dapat mengurangi limbah pada pembuangan akhir serta memperpanjang usia pemakaian suatu bahan material. A Menggunakan kembali material bekas, baik dari bangunan lama maupun tempat lain, berupa bahan struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, setara minimal 0% dari total biaya material. B Menggunakan kembali material bekas, baik dari bangunan lama maupun tempat lain, berupa bahan struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, setara minimal 0% dari total biaya material. MRC Material Ramah Lingkungan Mengurangi jejak ekologi dari proses ekstraksi bahan mentah dan proses produksi material. Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada proses produksinya minimal bernilai 0% dari total biaya material. Sertifikat dinilai sah bila masih berlaku dalam rentang waktu proses pembelian dalam konstruksi berjalan. GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

MRC Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur ulang minimal bernilai 5% dari total biaya material. Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya (SD) terbarukan dengan masa panen jangka pendek (<0 tahun) minimal bernilai % dari total biaya material. enggunaan Refrigeran tanpa OD Menggunakan bahan yang tidak memiliki potensi merusak ozon. Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem pendingin gedung MRC 4 Kayu Bersertifikat Menggunakan bahan baku kayu yang dapat dipertanggungjawabkan asal-usulnya untuk melindungi kelestarian hutan. Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan eraturan emerintah tentang asal kayu (seperti faktur angkutan kayu olahan/fako, sertifikat perusahaan, dan lain-lain) dan sah terbebas dari perdagangan kayu ilegal sebesar 00% biaya total material kayu. Jika 0% dari butir di atas menggunakan kayu bersertifikasi dari pihak Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Forest Stewardship Council (FSC). MRC 5 Material rafabrikasi Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan material dan mengurangi sampah konstruksi. Desain yang menggunakan material modular prafabrikasi (tidak termasuk equipment) sebesar 0% dari total biaya material. MRC 6 Material Regional Mengurangi jejak karbon dari moda transportasi untuk distribusi dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada di dalam radius.000 km dari lokasi proyek minimal bernilai 50% dari total biaya material. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada dalam wilayah Republik Indonesia bernilai minimal 80% dari total biaya material. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang 0 IHC Introduksi Udara Luar Menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan dengan melakukan introduksi udara luar ruang sesuai dengan kebutuhan laju ventilasi untuk kesehatan pengguna gedung. Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar minimal sesuai dengan Standar ASHRAE 6.-007 Standar ASHRAE edisi terbaru. IHC emantauan Kadar CO Memantau konsentrasi karbondioksida (CO ) dalam mengatur masukan udara segar sehingga menjaga kesehatan pengguna gedung. GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

IHC IHC IHC 4 IHC 5 IHC 6 Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu <. m per orang dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon dioksida (CO ) yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi C0 di dalam ruangan tidak lebih dari.000 ppm, sensor diletakkan,5 m di atas lantai dekat return air grille return air duct. Kendali Asap Rokok di Lingkungan Mengurangi tereksposnya para pengguna gedung dan permukaan material interior dari lingkungan yang tercemar asap rokok sehingga kesehatan pengguna gedung dapat terpelihara. Memasang tanda Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung dan tidak menyediakan bangunan/area khusus untuk merokok di dalam gedung. Apabila tersedia, bangunan/area merokok di luar gedung, minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela. olutan Kimia Mengurangi polusi udara ruang dari emisi material bangunan yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan pekerja konstruksi dan pengguna gedung. Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds (VOCs) rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia. Menggunakan produk kayu komposit dan laminating adhesive dengan syarat memiliki kadar emisi formaldehida rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia Menggunakan material lampu yang kandungan merkurinya pada toleransi maksimum yang disetujui GBC Indonesia dan tidak menggunakan material yang mengandung asbestos. emandangan keluar Gedung Mengurangi kelelahan mata dengan memberikan pemandangan jarak jauh dan menyediakan koneksi visual ke luar gedung. Apabila 75% dari net lettable area (NLA) menghadap langsung ke pemandangan luar yang dibatasi bukaan transparan bila ditarik suatu garis lurus. Kenyamanan Visual Mencegah terjadinya gangguan visual akibat tingkat pencahayaan yang tidak sesuai dengan daya akomodasi mata. Menggunakan lampu dengan iluminansi (tingkat pencahayaan) ruangan sesuai dengan SNI 0-697-0 tentang Konservasi Energi pada Sistem encahayaan. Kenyamanan Termal Menjaga kenyamanan suhu dan kelembaban udara ruangan yang dikondisikan stabil untuk meningkatkan produktivitas pengguna gedung. Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 5 0 C dan kelembaban relatif 60% GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

IHC 7 Tingkat Kebisingan Menjaga tingkat kebisingan di dalam ruangan pada tingkat yang optimal. Tingkat kebisingan pada 90% dari nett lettable area (NLA) tidak lebih dari sesuai dengan SNI 0-686-000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan erumahan (kriteria desain yang direkomendasikan). Manajemen Lingkungan Bangunan BEM Dasar engelolaan Sampah Mendorong gerakan pemilahan sampah secara sederhana yang mempermudah proses daur ulang. Adanya instalasi fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah sejenis sampah rumah tangga (UU No. 8 Tahun 008) berdasarkan jenis organik, anorganik, dan B BEM G Sebagai Anggota Tim royek Mengarahkan langkah-langkah desain suatu green building sejak tahap awal sehingga memudahkan tercapainya suatu desain yang memenuhi rating. Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang sudah bersertifikat GREENSHI rofessional (G), yang bertugas untuk memandu proyek hingga mendapatkan sertifikat GREENSHI. BEM olusi dari Aktivitas Konstruksi Mendorong pengurangan sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TA) dan polusi dari proses konstruksi. Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri atas: Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem pencatatan. encatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TA, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga. Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota BEM engelolaan Sampah Tingkat Lanjut Mendorong manajemen kebersihan dan sampah secara terpadu sehingga mengurangi beban TA. Mengolah limbah organik gedung yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga menambah nilai manfaat dan dapat mengurangi dampak lingkungan. Mengolah limbah anorganik gedung yang dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga menambah nilai manfaat dan dapat mengurangi dampak lingkungan. BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar Melaksanakan komisioning yang baik dan benar pada bangunan agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan awal. Melakukan prosedur testing- commissioning sesuai dengan petunjuk GBC Indonesia, termasuk pelatihan terkait untuk optimalisasi kesesuaian fungsi dan kinerja peralatan/sistem dengan perencanaan dan acuannya. GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA

BEM 5 BEM 6 BEM 7 Memastikan seluruh measuring adjusting instrument telah terpasang pada saat konstruksi dan memperhatikan kesesuaian antara desain dan spesifikasi teknis terkait komponen proper commissioning. enyerahan Data Green Building Melengkapi database implementasi green building di Indonesia untuk mempertajam standar-standar dan bahan penelitian. Menyerahkan data implementasi green building sesuai dengan form dari GBC Indonesia. Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan menyerahkan data implementasi green building dari bangunannya dalam waktu bulan setelah tanggal sertifikasi kepada GBC Indonesia dan suatu pusat data energi Indonesia yang akan ditentukan kemudian Kesepakatan Dalam Melakukan Aktivitas Fit Out Mengimplementasikan prinsip green building saat fit out gedung. Memiliki surat perjanjian dengan penyewa gedung (tenant) untuk gedung yang disewakan OS untuk gedung yang digunakan sendiri, yang terdiri atas: a. enggunaan kayu yang bersertifikat untuk material fit-out b. elaksanaan pelatihan yang akan dilakukan oleh manajemen gedung c. elaksanaan manajemen indoor air quality (IAQ) setelah konstruksi fit-out. Implementasi dalam bentuk erjanjian Sewa (lease agreement) OS. Survei engguna Gedung Mengukur kenyamanan pengguna gedung melalui survei yang baku terhadap pengaruh desain dan sistem pengoperasian gedung. Memberi pernyataan bahwa pemilik gedung akan mengadakan survei suhu dan kelembaban paling lambat bulan setelah tanggal sertifikasi dan menyerahkan laporan hasil survei paling lambat 5 bulan setelah tanggal sertifikasi kepada GBC Indonesia. Catatan: Apabila hasilnya lebih dari 0% responden menyatakan ketidaknyamanannya, maka pemilik gedung setuju untuk melakukan perbaikan selambat-lambatnya 6 bulan setelah pelaporan hasil survei. GREENSHI GEDUNG BARU/NEW BUILDING VERSI. GBC INDONESIA