PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana; 2. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada; 3. menjamin terselenggaranya PB secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh; 4. menghargai budaya lokal; 5. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta; 6. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan 7. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2
FUNGSI BNPB a. perumusan dan penetapan kebijakan PB dan penanganan pengungsi dgn bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan PB secara terencana, terpadu, dan menyeluruh c. Monitoring dan evaluasi 3
STRATEGI PENGURANGAN RISIKO 1 2 3 4 Meningkatkan kesadartahuan masyarakat terhadap potensi ancaman di wilayahnya Mengurangi kerentanan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengurangi risiko bencana Mengintegrasikan upaya-upaya tersebut ke dalam pembangunan demi keberlanjutan
PRIORITAS TARGET The Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030 1. Pengurangan yang berarti dalam angka kematian akibat bencana di dunia 2. Pengurangan yg berarti dlm jumlah masy terdampak 3. Pengurangan kerugian ekonomi terkait dengan GDP dunia 4. Pengurangan yang berarti dalam kerusakan terhadap infrastruktur penting/kritis dan gangguan pelayanan dasar, termasuk kesehatan dan fasilitas pendidikan 5. Penambahan jumlah Negara yang memiliki strategi PRB di tingkat nasional dan daerah pada tahun 2020 6. Peningkatan kerjasama Internasional 7. Bertambahnya akses pada system peringatan dini multi bencana dan informasi risiko bencana dan pengkajian 5 1. Pemahaman Risiko Bencana 2. Penguatan pengaturan risiko bencana untuk mengelola risiko bencana 3. Investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketangguhan 4. Peningkatan kesiapsiagaan bencana untuk response yang lebih baik, dan untuk pembangunan kembali yang lebih baik dalam pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi
RPJMN 2015-2019 bidang Penanggulangan Bencana 6 Sasaran Nasional Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi Arah Kebijakan 1. Mengurangi risiko bencana 2. Meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana Strategi Internalisasi PRB dlm kerangka pembangunan berkelanjutan di Pusat & daerah (inarisk) Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana Peningkatan kapasitas penyelenggaraan PB EWS : Early Warning System 1. Mainstreaming PRB dalam perencanaan pembangunan sektoral & kewilayahan 2. Penyusunan peta & kajian risiko Kab/Kota 3. Pemanfaatan kajian & peta risiko untuk penyusunan RPB & RAD PRB, sebagai referensi penyusunan RPJMD Kab/Kota 4. Integrasi kajian dan peta risiko bencana dalam penyusunan & review RTRW 5. Harmonisasi kebijakan & regulasi PB di Pusat & daerah 6. Penyusunan renkon Kab/Kota 1. Mendorong dan menumbuh kembangkan budaya sadar bencana 2. Peningkatan sosialisasi & diseminasi PRB kepada masyarakat 3. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk mengurangi kerentanan sos-ek 4. Peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah pasca bencana 5. Pemeliharaan & penataan lingkungan di daerah rawan bencana 6. Membangun dan menumbuhkan kearifan lokal dalam membangun & mitigasi bencana 1. Penguatan kapasitas kelembagaan & aparatur 2. Meningkatkan koordinasi pusat dan (antar) daerah dalam PB 3. Penyediaan EWS bencana dan memastikan keberfungsiannya 4. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK & pendidikan 5. Simulasi & geladi kesiapsiagaan secara berkala & berlanjut 6. Penyediaan infrastruktur mitigasi & kesiapsiagaan 7. Perlindungan bagi prasarana vital 8. Pengembangan desa tangguh 9. Pembangunan pusat logistik kebencanaan 10.Pembentukan & penguatan forum PRB di daerah
KEBIJAKAN STRATEGIS BNPB (2015-2019) Hasil survey di Jepang, Great Hansin Earthquake 1995, korban selamat karena diselamatkan oleh: diri sendiri 34.9% anggota Keluarga 31,9 % Teman/Tetangga 28,1% Orang lewat 2,60% Tim SAR 1,70 % Lain-Lain 0,90% 1. Mempercepat penyelesaian pembangunan Sistem Peringatan Dini Nasional untuk bencana alam, 2. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui program pembentukan Desa Tangguh Bencana di 136 kabupaten/kota, 3. Membangun sistem logistik kebencanaan nasional di 6 wilayah pulau, beserta kelengkapan sarana transportasinya, 4. Meningkatkan ketersediaan logistik dan peralatan kebencanaan daerah, 5. Meningkatkan jumlah kajian risiko bencana, 6. Meningkatkan kesiapan sumber daya nasional dalam menghadapi kejadian keadaan darurat bencana (pendidikan, pelatihan dsb), 7. Percepatan manajemen pemulihan pascabencana, 8. Mengkoordinasikan upaya-upaya khusus untuk pengurangan dampak bencana hidrometeorologi.
TANTANGAN Tingginya jumlah penduduk rentan karena kurang pemahaman risiko Karakteristik ancaman bencana (jenis dan perilaku) dan ancaman bencana baru (wabah, kegagalan Teknologi/kimia/pencemaran)) Perencanaan tata ruang berbasis PRB untuk menghadapi pertumbuhan penduduk, eksploitasi lahan dan urbanisasi (luas lahan tetap vs kebutuhan meningkat) Kondisi geografis Komunikasi Risiko (sampai, dipahami, merubah perilaku) Keterbatasan perencanaan siaga dan sarana prasarana response Perubahan iklim Perusakan lingkungan sangat intensif (illegal logging, perkebunan, tambang, permukiman), bencana kebakaran hutan sudah mulai teridentifikasi 8
1 2 3 Mengurangi Risiko Bencana Menyiapkan tanggap darurat Peningkatan Kualitas Hidup Direktorat Pengurangan Risiko Bencana PETA RISIKO RENCANA PENANGGULANGAN Masterplan per ancaman - Tsunami - Longsor - Banjir - Gempabumi - Gunungapi - Kajian PRB - Pencegahan 1 - Tata Ruang - Standarisasi - Mitigasi Struktural - Mitigasi Non Struktural - Regionalisasi PRB Direktorat Kesiapsiagaan KEDEPUTIAN TANGGAP DARURAT Direktorat Pemberdayaan Masyarakat 2 PERINGATAN DINI 2 RENCANA KONTIJENSI - Relawan PB - Forum PRB - Penyiapan Sumberdaya - Perencanaan Siaga - Lembaga Usaha - Organisasi Sosial - Masyarakat Catatan : Karena bencana adalah proses dinamik maka analisis risiko, peringatan dini dapat lintas fase 2 KEDEPUTIAN REHABILITASI DAN REKONTRUKSI KEDEPUTIAN LOGISTIK DAN PERALATAN DESA TANGGUH KOTA TANGGUH 3 3
STRUKTUR ORGANISASI KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Kedeputian Pencegahan dan Kesiapsiagaan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana Subdit Pencegahan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Subdit Peran Masyarakat Direktorat Kesiapsiagaan Subdit Peringatan Dini Subdit Mitigasi Subdit Peran Organisasi Sosial Masyarakat Subdit Penyiapan Sumberdaya Subdit Peran Lembaga Usaha Subdit Perencanaan Siaga
KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN PENGURANGAN RISIKO PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KESIAPSIAGAAN 1) PETA RISIKO 2) RENCANA PENANGGULANGAN 3) MITIGASI STRUKTURAL 4) SOSIALISASI PRB 5) KOTA TANGGUH 6) SEKOLAH/MADRASAH AMAN Event : 1) PERINGATAN BULAN PRB 2) PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN RISET KEAN 1) RELAWAN PB 2) MASYARAKAT TANGGUH (DESA TANGGUH) 3) INISIASI DAN FASILITASI FORUM PRB 4) PERAN LEMBAGA USAHA Event : 1) JAMBORE NASIONAL PENANGGULANGAN 1) PENGEMBANGAN SUMBERDAYA NASIONAL DAN DAERAH 2) PENGUATAN KAPASITAS KESIAPSIAGAAN (RENKON + GELADI) 3) PENGEMBANGAN SISTEM PERINGATAN DINI Event : 1) HARI KESIAPSIAGAAN
TERIMA KASIH DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN