Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

lkan tuna merupakan komoditi yang mempunyai prospek cerah di dalam perdagangan internasional. Permintaan terhadap komoditi tuna setiap tahunnya

PENDAHULUAN. Jumlah penduduk lndonesia yang besar dengan laju tingkat

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus

BAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh beberapa negara di Asia

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang

1. PENDAHULUAN Perkernbangan perturnbuhan perekonornian lndonesia kurang

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

BAB l PENDAHULUAN. Produk kecantikan pada saat ini telah berkembang sedemikian rupa,

PDB 59,4 % dan terhadap penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

1. PENDAHULUAN. lndonesia memiliki keunggulan komparatif yang dapat diandalkan. dibandingkan negara lain. Salah satu keunggulan komparatif tersebut

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan

TREND PEMASARAN BERAS DI INDONESlA

BAB I PENDAHULUAN dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak cepat ke arah rnasyarakat tanpa

industri hilir pengolahan kayu yang menggunakan bahan baku kayu lndustri kayu lapis lndonesia di pasaran dunia mengalami

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan

Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di. sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku

Besamya jurnlah penduduk, kondisi geografis dan pendapatan. bagi usaha penjualan kendaraan roda dua khususnya sepeda motor. PT.

I. PENDAHULUAN Sejak lndonesia merdeka, sektor agribisnis menempati tempat yang

Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada. konsumsi (consumer good), kondisi persaingan

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

I. PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global pada mileniurn baru, sistern pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. bank. Pesatnya pertumbuhan sektor perbankan memicu timbulnya. persaingan yang ketat di industri perbankan. Bank-bank berlomba untuk

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

MASYARAUAT KE LAS ATAS

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A

ANALISIS BAURAN PEMASARAN WIDANINGRUM A

I. PENDAHULUAN. Dalarn rangka pernbangunan bidang ekonomi, sektor pertanian sangat

demikian potensi yang dimiliki Indonesia dalam bidang kelautan sangat besar, utamanya antara lain perikanan (tangkap) laut dan biota laut,

MASYARAUAT KE LAS ATAS

I. PENDAHULUAN. Dalarn kehidupan ini rnanusia tidak pernah lepas dari risiko, yaitu

VII. DAMPAK BERBAGAI ALTERNATIF KEBIJAKkM-TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK SAWlT INDONESIA

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

ditunjukkan oleh kenaikan RGDP, disebabkan karena biaya produksi yang relatif lebih murah mampu mendorong kenaikan produksi barang-barang

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini lndustri kehutanan di lndonesia telah berkembang pesat. sejaian dengan era industrialisasi yang sedang berkembang, disatu sisi

BAB l PENDAHULUAN. Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia. dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga

Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di. lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada

Manusia rnerupakan unsur utarna dalam setiap organisasi. Jika rnernperhatikan gambaran sebuah organisasi,

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyebabkan setiap negara harus mampu. bersaing satu dengan lainnya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan

Sejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa

I. PENDAHULUAN Usaha jasa dibidang pengurusan transportasi barang atau freight

Karet mempakan salah satu komoditi non migas yang mempunyai peranan. penting dalam perekonomian Indonesia. Peranan penting itu antara lain sebagai

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri.

memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di yang baik dan benar akan mampu mengeliminasi

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun

1997. Untuk Validasi pada simulasi dasar digunakan root-mean squares

I. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang

STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN. Dl KABUPATEN BOGOR. Oleh RITA ARIANI F

STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN. Dl KABUPATEN BOGOR. Oleh RITA ARIANI F

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan. (Nongkojajar) Jawa Tirnur rnerupakan daerah sentra produksi ape1

Globalisasi ekonomi dan perkembangan teknologi yang relatif cepat. menyebabkan persaingan dalam dunia industri semakin tajam, khususnya antar

Dari hasil penelitian terhadap perkernbangan nilai. penjualan bulanan selarna Januari 1990 sarnpai September 1994

Oleh : Sumiawati A

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Perturnbuhan rnulai rnenunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

IV. PERKEMBANGAN IMPOR BUAH-BUAHAN DI INDONESIA

- Untuk lebih meningkatkan fokus perusahaan kepada hat-ha1

I. PENDAHULUAN Kebijakan otonomi daerah yang bersifat desentralisasi telah merubah

I PENDAHULUAN. Perkernbangan sistem inforrnasi yang terjadi dewasa ini memungkinkan

L PENDAHULUAN. Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong. sayuran rernpah. Bawang merah banyak sekali dibutuhkan untuk

Oleh : PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C

I. PENDAHULUAN. laku perekonomian kota ini. Sebagai pintu gerbang internasional yang

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

penelitian ini. Data yang tersedia di Biro Pusat statistik yaitu tabel I-O tahun 1971, 1975, 1980 dan

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB l PENDAHULUAN

(Rice to Rice Processing Technology)

I. PENDAHULUAN Anggrek merupakan tanarnan hortikultura yang rnempunyai

1. PENDAHULUAN. Krisis yang berkepanjangan telah memberikan pelajaran yang. berharga bagi perekonomian lndonesia. lndustri yang berbasis impor

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha

dirnensi kehidupan terrnasuk sektor agribisnis akan sangat berpengaruh pada derajat persaingan pada tingkat lokal, wilayah dan nasional tetapi

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

A&2db. Disetujui. Eko bri Wiyono, SPi..MSi. ~ehbimbing II. II. FAKULTAS PERIKANAIq DAN ILMU KELAUTAN IPB

ANALISIS EKONOMI PEMASARAN SAYUR MAYUR Dl WILAYAH KOTA BOGOR ANT0 GUSTANTO A

7. KESIMPULAN DAN SARAN. model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut terpadu kualitas ekspor

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk. merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan

Statistik (1999) menunjukkan bahwa Standar Nasional kebutuhan protein. hewani belum terpenuhi, dan status gizi masyarakat yang masih

Oleh : YANTl ANGGRAlNl A

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen terhadap produk olahan perikanan yang berrnutu, dewasa ini rnuncul industri pengolahan perikanan yang rnengalarni kernajuan pesat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Perturnbuhan perusahaan yang cukup pesat ini didorong oleh perrnintaan pasar ekspor dan lokal yang kecenderungannya rneningkat dari tahun ke tahun dan dengan terdepresiasinya nilai rnata uang rupiah serta pangsa pasar lokal yang tidak kalah rnenariknya. Dari data Unit Pelaksanaan Teknis Laboratorium Pengolahan Hasil Mutu Perikanan Dinas Perikanan DKI Jakarta, jurnlah perusahaan yang rnelakukan ekspor khusus untuk produk olahan beku, olahan kering dan olahan segar dalarn kurun waktu 1997, 1998, 1999 rneningkat dari 90 perusahaan rnenjadi 123 perusahaan dan turun lagi rnenjadi 119 perusahaan. Bertarnbahnya jurnlah perusahaan-perusahaan pengolahan perikanan rnenyebabkan rneningkatnya jurnlah berat total produk olahan secara keseluruhan. Pada tahun 1997 volume ketiga jenis produk olahan ini sebesar 21.900.952,86 Kg, 1998 volume produk olahan perikanan sebesar 21.938.725,74 Kg dan pada tahun 1999 rnelonjak drastis rnenjadi 28.748.343,81 Kg.

Pernenuhan kebutuhan ekspor rnaupun konsurnsi lokal telah didukung surnber daya alarn yang ada dengan luas lautan yang rnencapai 213 dari total wilayah Indonesia. Narnun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh para pengusaha Indonesia yang terindikasi dari nilai ekspor tuna dan cakalang sebesar US$ 213.817 ribu yang rnencapai 92.764 ton pada tahun 1993 dan turun menjadi 82.868 ton dengan nilai US$ 189.433 pada tahun 1997(Tabel 1). Tabel.1 Ekspor Tuna dan Cakalang Indonesia (1993-1998) Surnber : Biro Pusat Statistik (diolah) Tahun 1998 sarnpai bulan April Negara Jepang merupakan negara pengkonsurnsi ikan terbesar dunia dan telah rnengimpor dari Indonesia pada tahun 1997 untuk tuna segar sebesar 10.692 ton dengan nilai $ 58.628.000, tuna beku sebesar 26.207 ton dengan nilai $ 29.023.000 dan tuna olahan sebesar 7.787 ton dengan nilai $ 25.508.000. Didaerah DKI Jakarta, total volume produksi ikan yang rnasuk rnelalui pelelangan dalarn menunjang kebutuhan pasar lokal dan ekspor pada tahun 1999 sebesar 65.508.195,lO Kg dengan nilai RP. 123.692.176.493. Selarna tahun 1999 khusus untuk kontribusi cakalang sebesar 10.528.261 Kg dengan nilai Rp. 18.884.138.918 dan

untuk tuna (Yellow Fin) sebesar 4.570.494 Kg dengan nilai Rp. 15.998.676.254. PT. Bonecorn rnerupakan salah satu perusahaan pengolahan produk perikanan yang telah rnernpunyai pangsa pasar luar negeri dan dalarn negeri. Perusahaan ini sebelurnnya hanya rnenfokuskan pada pasar ekspor saja tetapi dengan naiknya tingkat konsurnsi ikan dalarn negeri yang rnelonjak, PT. Bonecorn ikut rnerarnaikan produk olahan perikanan untuk pasar lokal. Untuk konsurnsi dalarn negeri, berdasarkan hasil perhitungan Indocornrnercial diketahui ikan tuna dan cakalang didalarn negeri yang diperoleh dari produksi ditarnbah dengan irnpor dikurangi dengan ekspor dalarn lirna tahun terakhir ini terus rneningkat dengan laju sebesar 15,7% per tahun. Dalarn periode tersebut lonjakan konsurnsi terjadi pada tahun 1994 yaitu rnencapai 25,5% atau rneningkat dari 137.027 ton melonjak rnenjadi 171.953 ton. Tiga tahun berikutnya konsumsi terus meningkat dan rnencapai 243.438 ton pada tahun 1997 sebagairnana tercantum dalarn tabel berikut ini (Tabel 2) : Tabel.2 Perkernbangan Konsurnsi Tuna dan Cakalang di Indonesia. Tahun Produksi Impor Ekspor Konsumsi dalam Pertumbuhan Negeri (Oh) 1993 223.941 5.850 92.764 137.027 1994 246.993 4.689 79.729 171.953 25.5 1996 297.696 2.199 82.047 217.848 21,8 1997 325.679 627 82.868 243.438 11,7 Rata-Rata Konsumsi (%/tahun) 1 15,7 Surnber : Indocornrnercial Dalam mernenuhi kebutuhan konsurnsi dalarn negeri, konsurnen sering merasa kekurangan akan produk olahan PT. Bonecorn terutarna pada saluran pernasarannya. Perrnasalahan ini yang akan rnenjadi

topik utama dalam tesis ini dan pemecahannya ditinjau dari sisi manajemen operasionalnya saja. B. Identifikasi Masalah Dalam memasarkan produk tuna untuk pasar lokal khususnya untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, PT. Bonecom memiliki beberapa agen di Jakarta untuk dapat menyalurkan produk-produk olahannya agar sampai ketangan konsumen. Permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu PT. Bonecom hanya memiliki level distribusi yang sangat sederhana yaitu pabrik, agen, konsumen. Adanya Kebijakan rnengenai manajemen distribusi yang belum jelas diindikasikan dengan bebasnya pihak konsumen dapat membeli produk secara langsung ke pabrik. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung dapat mematikan kelangsungan hidup dari para agen yang tersebar diseluruh wilayah JABOTABEK dan Bandung. Jika agen tersebut tidak dapat melanjutkan peranannya, maka produk olahan tuna PT. Bonecom tidak akan sampai ke tangan konsumen sehingga omzet penjualan dapat turun. Kebijakan distribusi lokal PT. Bonecom yang menyebarkan tiap agen kesetiap kelurahan yang ada didaerah DKI Jakarta sebenarnya memiliki banyak kelemahan, karena dalam ha1 ini pihak perusahaan masih menanggung biaya transportasi kesetiap agen sehingga membutuhkan biaya overhead dari setiap produk yang dipasarkan akan meningkat. Discount penjualan sebesar 10% yang diberikan

kepada setiap agen, dinilai terasa kecil dan tidak membuat para agen termotivasi dalam menjual produk PT. Bonecom. Permintaan yang tidak konsisten dari para agen menyebabkan pihak perusahaan mengalami kesulitan dalarn menentukan jumlah yang tepat kepada agen dalam menyalurkan produknya dan sistem penjualan yang hanya bersifat menunggu pesanan dari setiap agen. PT.Bonecorn mempunyai rencana untuk membuat sistem distribusi produk untuk pangsa pasar lokal menjadi saluran distribusi level dua yaitu pabrik, distributor, agen dan konsumen. C. Perurnusan Masalah Dari pemaparan identifikasi rnasalah yang ada di PT. Bonecom terutama di dalam manajemen distribusi maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pihak perusahaan menentukan jumlah produk yang akan didistribusikan secara optimal melalui agen penjualannya agar permintaan produk tuna PT. Bonecom dapat terpenuhi. 2. Apakah setiap agen penjualan pada waktu sekarang telah mencapai tingkat efisiensi yang optimal. 3. Bagaimana cara menilai prestasi dari agen penjualannya untuk kurun waktu ke depan. D. Tujuan Berdasarkan perurnusan masalah yang telah dikemukakan diatas, pembuatan tesis ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji distribusi produk tuna untuk pasar lokal yang telah dijalankan oleh pihak manajemen PT.Bonecom. 2. Mengukur kinerja dari masing-masing agen penjualan khususnya untuk wilayah JABOTABEK. 3. Membandingkan model simulasi distribusi lokal produk dengan model nyata sehingga dapat menilai prestasi masing-masing agen penjualan, selain itu menentukan agen yang dapat dijadikan distributor. E. Manfaat Adapun manfaat dari tesis ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini merupakan sarana dalam mengaplikasikan teori yang telah diberikan selama perkuliahan untuk memecahkan masalah yang ada didalam perusahaan. 2. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen dalam menjalankan proses distribusi secara ideal. F. Ruang Lingkup Batasan dari penelitian ini adalah mengkaji dan mengevaluasi distribusi lokal produk tuna untuk wilayah JABOTABEK yang ada pada PT. Bonecom serta hanya terbatas pada tahap pemberian rekomendasi alternatif pemecahan masalah kepada pihak manajemen.