Oleh: Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, SE.,MM Profesor Ilmu Manajemen Undiknas University
FENOMENA PLAGIASI: KASUS PELANGGARAN ETIKA KARYA ILMIAH Beberapa waktu lalu, seorang dosen dari Universitas Islam di Jakarta ketahuan melakukan tindakan kejahatan intelektual dalam penulisan artikel ilmiah. Ia melakukan plagiat dengan melakukan penjiplakan karya skripsi mahasiswa bimbingannya untuk kenaikanjabatanfungsionalakademik. Rektor UIN langsung memberi sanksi pemecatansebagaidosenpadayang bersangkutan https://www.google.co.id/search?ei=jmcnwptcb8 my0gtuokuybq&q=fenomena+plagiasi+karya+ilm iah
FENOMENA PLAGIASI: KASUS PELANGGARAN ETIKA KARYA ILMIAH Sejumlah dosen dari beberapa perguruan tinggi yang sedang mengajukan jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar ke Dikti ketahuan melakukan tindakan plagiasi dalamsejumlahkaryailmiahnya. Dirjen Dikti mengembalikan berkas akademik dari para plagiator tersebut dan meminta pimpinan perguruan tingginya masing-masing untuk memberi sanksi tegas https://www.google.co.id/search?ei=jmcnwptcb8 my0gtuokuybq&q=fenomena+plagiasi+karya+ilm iah
FENOMENA PLAGIASI: KASUS PELANGGARAN ETIKA KARYA ILMIAH Tahun 2010, masyarakat dikejutkan oleh perilaku tidak etis seorang profesor dari salah satu PTS terkenal di Bandung yang melakukan plagiasi dalam penulisan artikel populer di koran nasional. Gelar profesornya dicopot. Ia juga dipecat sebagai dosen. Seorang profesor lainnya dari Sumatera juga ketahuan melakukan plagiasi dalam penulisan buku. Akibatnya, penerbit terpaksa menarik kembali buku itu dan yang bersangkutan juga dikenakan sanksi berat. https://www.google.co.id/search?ei=jmcnwptcb8my 0gTUoKuYBQ&q=fenomena+plagiasi+karya+ilmiah
Fenomena Plagiasi JERMAN-Menteri Pendidikan Nasional Jerman Anette Schavan menghadapi dugaan bahwa sebagian dari tesisnya merupakan plagiat. Schavan diduga telah mencantumkan kutipan hasil penelitian Sigmund Freud yang diklaimnya melalui sumber asli. Padahal, politikus dari partai Demokrat ini mendapatkan kutipan tersebut dari literatur lain yang mengutip Freud. Artinya, Schavan mengutip Freud dari sumber sekunder. Tuduhan yang dialamatkan ke beberapa halaman tesis Schavan ini memang tidak segamblang tuduhan plagiat yang dialamatkan ke Menteri Pertahanan Jerman Karl-Theodor zu Guttenberg tahun sebelumnya. Akibat kasus tersebut, Guttenberg bahkan dipaksa mundur dari jabatannya. http://krjogja.com/read/129058/mendiknas-jerman-terlibat-kasus-plagiat.kr
Presiden Hongaria Pal Schmitt meletakkan jabatan pada tgl 2 Apri 2012 setelah gelar doktornya pada 1992 dicabut sesudah adanya pernyataan ia menjiplak sebagian dari disertasi setebal 200 halaman. http://internasional.kompas.com/read/2012/04/03/0745 4695/Presiden.Hongaria.Mundur.karena.Kasus.Plagiat
Plagiat didefinisikan sebagai: Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. PLAGIARISM Pada Pasal 1 Ayat (2) disebutkan: praktik plagiat mencakup sesuatu yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, ataupun dimuat
Plagiarism berasal dari bahasa Latin: Plagiari(us) = penculik Plagi(um) = menculik Melihat akar kata di atas, plagiarism dalam penulisan makalah ilmiah mengandung unsur penganiayaan intelektual, karena terjadi pengambilan secara paksa kata-kata / gagasan tanpa seizin pemiliknya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan: Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri. Menurut Oxford American Dictionarydalam Clabaugh (2001) plagiarisme adalah: to take and use another person s ideas or writing or inventions as one s own Menurut Reitz dalam Online Dictionary for Library and Information Science(http://www.abc-clio.com/ODLIS/ odlis_p.aspx) Plagiarisme adalah : Copying or closely imitating take work of another writer, composer etc. without permission and with the intention of passing the result of as original work
PLAGIAT (1) Berdasarkan beberapa definisi plagiarisme di atas, berikut ini diuraikan ruang lingkup plagiarisme: Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya; Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya; Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya; Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri; Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya sendiri tanpa menyatakan sumber secara memadai.
Tipe Plagiarisme Menurut Soelistyo (2011) ada beberapa tipe plagiarisme: Plagiarisme kata demi kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan kata-kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas). Plagiarisme kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai pengarang karya tulis karya orang lain.
Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi, dan mendaurulangkaryatulis/ karyailmiah. Hal penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambilkaryasendiri, makaciptaankaryabaruyang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya karyalama merupakanbagiankecildarikaryabaruyang dihasilkan, sehingga pembaca akan memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama
Mengapa Plagiarisme Terjadi? Ada beberapa alasan pemicu atau faktor pendorong terjadinya tindakan plagiat yaitu: 1. Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi beban tanggungjawabnya,sehingga terdorong untuk copy-paste atas karya orang lain. 2. Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang dimiliki. 3. Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan. 4. Kurangnya perhatian dari pimpinan PT serta dosen terhadap persoalan plagiarisme. Apapun alasan seseorang melakukan tindakan plagiat, bukanlah satu pembenaran atas tindakan tersebut.
Menghindari Tindakan Plagiarisme Beberapa upaya telah dilakukan institusi perguruan tinggi untuk menghindarikan masyarakat akademisnya, dari tindakan plagiarisme, sengaja maupun tidak sengaja. Berikut ini, pencegahan dan berbagai bentuk pengawasan yang dilakukan antara lain (Permen Diknas No. 17 Tahun 2010 Pasal 7): Karyamahasiswa(skripsi, tesisdandisertasi) dilampiridengansurat pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat. PimpinanPerguruanTinggiberkewajibanmengunggahsemuakarya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. SosialisasiterkaitdenganUU HakCiptaNo. 19 Tahun2002 dan Permendiknas No. 17 Tahun 2010 kepada seluruh masyarakat akademis
Selain bentuk pencegahan yang telah disebutkan di atas, sebagaimana ditulis dalam http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism, ada langkah yang harus diperhatikan untuk mencegah atau menghindarkan kita dari plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan dan/atau melakukan paraphrase. Pengutipan Menggunakanduatandakutip, jikamengambillangsungsatukalimat, dengan menyebutkan sumbernya. Menuliskandaftarpustaka, ataskaryayang dirujuk, denganbaikdanbenar. Yang dimaksud adalah sesuai panduan(gaya selingkung) yang ditetapkan masing-masing institusi dalam penulisan daftar pustaka. Paraphrase Melakukanparafrasedengantetapmenyebutkansumbernya. Parafrase adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan katakata sendiri, tanpa mengubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.
Ada beberapa aplikasi pendukung antiplagiarisme baik yang berbayar maupun gratis. Misalnya: Menggunakan alat/aplikasi pendeteksi plagiarisme. Misalnya : Turnitin, Wcopyfind, www.plagiarismchecker.com, www.articlechecker.com, www.plagiarismdetect.com, www.textbroker.com, www.scanmyessay.com dan sebagainya. Penggunaan aplikasi Zotero, Endnote dan aplikasi sejenis untuk pengelolaan sitiran dan daftar pustaka.
Sanksi Plagiarisme Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengatur sanksi bagi orang yang melakukan plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut (Pasal 70): Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi bagi mahasiswa yang melakukan tindakan plagiat. Jika terbukti melakukan plagiasi maka seorang mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai berikut: 1.Teguran 2.Peringatan tertulis 3.Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa 4.Pembatalan nilai 5.Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa 6.Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa 7.Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
VALIDASI KARYA ILMIAH?
BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO.92 TAHUN 2014
A. Buku Referensi : PUBLIKASI ILMIAH Substansi pembahasan pada satu bidang ilmu Isi buku sesuai kompetensi bidang ilmu penulis Memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan yang utuh (rumusan masalah yang mengandung nilai kebaharuan, metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutahir yg lengkap dan jelas, kesimpulan, dan daftar pustaka) Tebal paling sedikit 40 halaman (format UNESCO) Ukuran 15 x 23 cm Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Oganisasi/PT/Penerbit Resmi ISBN, editor bereputasi, dan disebarluaskan Tidak menyimpang dari Pancasla dan UUD 1945
A. Buku Referensi...(lanjutan) Isinya bukan diambil dari Disertasi atau Tesis (Tidak dapat dinilai untuk kenaikan jabatan akademik/pangkat) Dapat ditelusuri secara on-line (direpositori di laman resmi PT) Batas kepatutan : 1 buku/tahun
PUBLIKASI ILMIAH(2) B. Monograft Substansi pembahasan pada satu topik/hal dalam satu bidang ilmu Isi buku sesuai kompetensi bidang ilmu penulis Memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan yang utuh (rumusan masalah yang mengandung nilai kebaharuan, metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutahir yg lengkap dan jelas, kesimpulan, dan daftar pustaka) Dalam bentuk buku (referensi) Tebal paling sedikit 40 halaman (format UNESCO) Ukuran 15 x 23 cmditerbitkan oleh Badan Ilmiah/Oganisasi/PT/Penerbit Resmi ISBN, editor bereputasi, dan disebarluaskan Tidak menyimpang dari Pancasla dan UUD 1945
B. Monograft... (lanjutan) Isinya bukan diambil dari Disertasi atau Tesis (Tidak dapat dinilai untuk kenaikan jabatan akademik/pangkat) Dapat ditelusuri secara on-line (direpositori di laman resmi PT) Batas kepatutan : 1 buku/tahun
C. Jurnal Ilmiah Nasional Substansi satu masalah dalam satu bidang ilmu Memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan yang utuh (rumusan masalah yang mengandung nilai kebaharuan, metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutahir yg lengkap dan jelas, kesimpulan, dan daftar pustaka) Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Oganisasi/PT Bahas Indonesia dan atau Bahasa Inggris Memuat karya ilmiah dari penulis yang berasal dari minimal dua institusi berbeda Dewan redaksi terdiri dari para ahli dalam bidangnya dan beasal dari minimal dua institusi berbeda Memiliki ISSN
C. Jurnal Ilmiah Nasional(lanjutan..) Diedarkan secara nasional Terakreditasi DIKTI atau Tidak Terakreditasi DIKTI, atau Tidak Terakreditasi DIKTI tetapi terindeks oleh DOAJ (Directory of Open Acces Journal) Dapat ditelusuri secara On-line (jurnal ber website )/ direpositori di laman resmi PT) Batas kepatutan : 1. 2 (dua) artikel/sem/tidak terakr 2. 1 (satu) artikel/sem/terakred
D. JURNAL INTERNASIONAL D.1. Jurnal Internasional Bereputasi (Kriteria) Terindeks di Web of Sciences dan atau Scopus Mempunyai faktor dampak (impact factor) dari ISI Web of Science (Thomson Reuters) atau Scimago Journal Rank (SJR) Mempunyai urutan tertinggi dalam penilaian karya ilmiah
JURNAL INTERNASIONAL D. 2. Jurnal Internasional Terindek oleh data base internasional (Web of Science,Scopus, atau Microsoft Academic Search), tetapi ; Belum mempunyai faktor dampak(impact factor) dariisi Web of Science (Thompson Reuters) atau Scimago Journal Raks (SJR)
D. 3. JURNAL INTERNASIONAL Belum Terindeks di data base Scopus dan Web of Science Tapi Terindeks di DOAJ, CABI, Copernicus, EBSCO
E. KARYA ILMIAH DISAJIKAN DLM 1. Kriteria Seminar SEMINAR INTERNASIONAL Diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi atau Lembaga Ilmiah bereputasi Pengarah (SC) adalah para pakar yang berasal dari berbagai negara ( min. 4 negara) Bahasa Pengantar Bahasa PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia, Cina) Pemakalah dan peserta dari berbagai negara (min. 4 negara) 2. Artikel Dimuat dalam Prosiding Memenuhi Kaidah penulisan Ilmiah
Lanjut... K. Internasional 3. Prosiding Ditulis dalam bahasa resmi PBB Editor berasal dari berbagai negara (min. 4 negara) Penulis dari berbagai negara (min. 4 negara) Memiliki ISBN Diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Bereputasi : Organisasi Profesi, PT, Lembaga Penelitian Memiliki terbitan on-line Batas Kepatutan : 1 (satu) artikel per semester
F. SEMINAR NASIONAL 1. Kriteria Seminar Diselenggarakan oleh Asosias Profesi atau Lembaga Ilmiah yang bereputasi Dewan Pengarah terdiri dari para pakar dalam bidangnya Bahasa Indonesia yang baik dan benar Pemakalah dan peserta berasal dari berbagai PT, Lembaga Ilmiah, Lingkup Nasional 2. Artikel Dimuat dalam Prosiding Memenuhi kaidah penlisan Ilmiah
G. PROSIDING Ditulis dalam bahasa Indonesia Editor sesuai bidang ilmunya Memiliki ISBN Diterbitkan oleh organisasi Profesi, PT, Lembaga Penelitian Dapat ditelusuri secara on-line atau direpositori di laman resmi PT Batas kepatutan 2 (dua) makalah/semester Angka Kredit : 10 (maksimal 25% dari AK yg diperlukan semua jenjang).
HASIL PENELITIAN YANG TIDAK DIPUBLIKASIKAN Memenuhi kaidah penulisan ilmiah Dalam bentuk buku Tidak dipublikasikan Disimpan diperpustakaan (ada bukti pengesahan dari pejabat berwenang) Dapat ditelusuri secara online (repositori di laman resmi PT) Angka kredit maksimal 2 (dua) Batas kepatutan : 10 % dari angka kredit minimal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian/publikasi ilmiah
MENTERJEMAHKAN DAN MENGEDIT Menterjemahkan/Menyadur Buku Ilmiah Dari bahasa asing ke bahasa Indonesia Dari bahasa Indonesia ke bahasa asing Diterbitkan dan diedarkan dalam bentuk buku (kriteria buku ajar/referensi) Dapat ditelusuri secara online(repositori di laman resmi PT) Angka kredit : 15 (lima belas) Batas kepatutan 1 buku/semester Mengedit/Menyunting Buku Ilmiah Suntingan/editing terhadap isi buku ilmiah Memudahkan pemahaman bagi pembaca Diterbitkan dan diedarkan dalam bentuk buku (kriteria buku ajar/referensi) Angka kredit 10 (sepuluh) Batas kepatutan : 1 (satu) buku/semester
RANCANGAN DAN KARYA TEKNOLOGI Membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan : Membuat rancangan dan karya Teknologi yang tidak dipatenkan (Rancangan dan karya seni monumental, seni pertunjukan)
SISTEMONLINE Surat Edaran Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti No. 1864/E4/2015
SURAT PERNYATAAN DAN VALIDASI