TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2016/2017

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

Silakan kunjungi My Website

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA HUKUM

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada seseorang

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 Tentang : Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INGGRIS HUKUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018

BAB II. Pada tahap pelaksanaan dalam pengadaan tanah yang dilakukan oleh. Pemerintah Kota Binjai, terjadi pada Tahun 2005, sehingga mengacu kepada

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2015/2016

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII TAHUN 2017/2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Tanah adalah sumber daya alam terpenting bagi bangsa Indonesia untuk

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dari tanah.

BAB II PENGATURAN TANAH TERLANTAR MENURUT HUKUM AGRARIA. tidak terpelihara, tidak terawat, dan tidak terurus.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

BAB I P E N D A H U L U AN

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBAGUNAN KEPENTINGAN UMUM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

MENURUT KETENTUAN HUKUM TANAH NASIONAL

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dan mempunyai hubungan yang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

KAJIAN ATAS DASAR HUKUM PENGADAAN TANAH BANJIR KANAL TIMUR TA 2008 DAN Landasan hukum pelaksanaan pengadaan tanah Banjir Kanal Timur (BKT)

BAB III SEWA MENYEWA TANAH PERTANIAN DALAM KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA DAN PERATURAN LAINNYA YANG BERLAKU DI INDONESIA

PENDAFTARAN TANAH RH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. Tinjauan Pustaka. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian mengenai tanah, adalah

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH KAS DESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAM UMUM PROPINSI JAWA TIMUR

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendaftaran tanah menurut PP No. 24 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 1. Pendaftaran tanah adalah

PERALIHAN HAK TANAH ABSENTE BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI. Disusun Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Hukum Tanah dan Hak Penguasaan

Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Laboratorium Fakultas Hukum. Universitas Islam Indonesia

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH TERMINOLOGI HUKUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

RESUME PROSEDUR PEMECAHAN TANAH PERTANIAN DAN CARA-CARA KEPEMILIKAN TANAH ABSENTEE DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN JOMBANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 16 Tahun : 2008 Seri : E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK-HAK ATAS TANAH. perundang-undangan tersebut tidak disebutkan pengertian tanah.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya kemakmuran rakyat, sebagaimana termuat dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:

PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

PEMINDAHTANGAN BMN YANG TIDAK PERLU MENDAPAT PERSETUJUAN DPR. Abstract

PENDAFTARAN TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

LAND REFORM INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGADAAN TANAH UNTUK PERLUASAN KAWASAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN INTERNASIONAL TANJUNG PRIOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, oleh karena itu perlindungan

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

PP 3/1994, PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN; ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH; ATAU TANAH DAN BANGUNAN

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULAN. penting untuk kepentingan pembangunan perekonomian di Indonesia, sebagai

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KEBIJAKSANAAN DALAM HAL PENCABUTAN HAK ATAS TANAH DAN BENDA-BENDA YANG ADA DIATASNYA

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

8. PENDAFTARAN KARENA PERUBAHAN DATA YURIDIS

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER III TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK LK I/2016-II muh.jamal08 16jamal D070AF70 Muh_Nur_Jamal muh.nurjamaluddin Halaman 1

Silakan follow ya muh.jamal85@yahoo.com muh.jamal1608@gmail.com muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id Muhammad Nur Jamaluddin ASAL Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia SAAT INI Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia Halaman 2

Renungan Ya Tuhan, saya lupa Saya benar-benar lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat: Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat: Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat: Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia Dan juga kebahagiaan di akhirat Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat: Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat Halaman 3

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261 UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017 MATA KULIAH : HUKUM AGRARIA HARI, TANGGAL : SELASA, 24 JANUARI 2017 KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G-H/III WAKTU : 90 MENIT DOSEN : TIM DOSEN SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK SOAL 1. PP No. 24 Tahun 1997 mengatur tentang Pendaftaran Tanah, yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari pasal 19 UUPA: a. Kemukakan tujuan dan asas-asas dari Pendaftaran Tanah disertai pasal yang mengaturnya? Tujuan pendaftaran tanah ditetapkan dalam pasal 19 UUPA yaitu pada dasarnya pendaftaran tanah merupakan tugas pemerintah, yang diselenggarakan dalam rangka menjamin kepastian hukum. Adapun tujuannya sebagai berikut: 1) Memperoleh kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, untuk itu kepada pemegang haknya diberikan sertifikat sebagai surat tanda bukti sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (1) UUPA. 2) Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Untuk mencapai tertib administrasi tersebut setiap bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya wajib daftar sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (3) UUPA. 3) Menghimpun dan menyediakan informasi lengkap mengenai bidang-bidang tanah dipertegas dengan dimungkinkannya pembukuan bidang-bidang tanah yang data fisiknya belum lengkap atau masih disengketakan sebagaimana diatur dalam pasal 30 dan 31 UUPA. 4) Memberikan identitas tanah di seluruh Indonesia, dan memberikan informasi/data suatu tanah sebagaimana ditegaskan kembali dalam PP No. 4 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Halaman 4

Menurut pasal 2 UUPA pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas: 1) Sederhana, Pendaftaran Tanah dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah. 2) Aman, dimaksudkan untuk menunjukkan, bahwa Pendaftaran Tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. 3) Terjangkau, dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi menengah ke bawah, pelayanan yang diberikan dalam rangka pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. 4) Mutakhir, yaitu dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan kesinambungan dalam memelihara datanya, data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang terbaru. 5) Terbuka, dimaksudkan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data pendaftaran tanah yang benar setiap saat. 6) Asas kepastian hukum, pengadaan tanah dilakukan menurut tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan sehingga para pihak mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing, sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA. 7) Asas bebas biaya, artinya kebebasan pengeluaran uang dalam mengadakan tanah utamanya untuk rakyat yang belum mampu. b. Meliputi apa saja kegiatan Pendaftaran Tanah, jelaskan disertai pasal yang mengaturnya! Kegiatan pedaftaran diatur dalam pasal 19 ayat (2) UUPA dan pasal 12 PP No. 4 Tahun 1997 tentang Pendafataran Tanah, yaitu: 1) Pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah. 2) Pendaftaran hak-hak dan peralihan hak. 3) Pemberian surat tanda bukti hak sebagai alat pembuktian kegiatannya meliputi pengumpulan dan data fisik. 4) Adanya penerbitan sertifikat. 5) Adanya perjanjian data fisik dan yuridis. 6) Penyimpanan daftar umum dan dokumen oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Halaman 5

c. Jelaskan bagaimana keterkaitan antara prinsip pendaftaran tanah, perlindungan hukum dan negara Hukum! Sebagaimana menurut pasal 2 UUPA pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka. Kemudian sebagaimana tujuan dari UUPA dan PP No. 24 tahun 1997 tentang Pendafataran Tanah bahwa setiap tindakan pendafataran tanah harus berlandaskan hukum agar sah perbuatan tersebut serta selalu menjunjung asas legalitas dalam pendaftaran tanah yakni di Pasal 19 ayat (1) UPPA. Sehingga hal tersebut merupakan wujud perlindungan hukum sebagai negara hukum bahwa negara menjamin hak atas tanah seseorang demi kepentingan bersama dan dapat mengelola serta memelihara tanah tersebut sebagaimana mestinya. 2. Keberadaan Tanah dalam Pembangunan untuk Kepentingan Umum sifatnya wajib (Pemerintah wajib menyediakan tanah), sehubung dengan pengadaan tanah tersebut: a. Sesungguhnya pengadaan tanah dilakukan secara Pelepasan Hak, bahkan dapat dilaukan dengan Pencabutan Hak. Kemukakan apa yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah, Pelepasan Hak dan Pencabutan Hak? Menurut kesimpulan Perpres No. 65 tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum pasal 1 angka 1 s.d. 3 bahwa pengadaan tanah merupakan kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak yang bertujuan untuk kepentingan umum. Kemudian pelepasan hak adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya, dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musyawarah. Selanjutnya pencabutan hak adalah sarana untuk memperoleh tanah secara paksa yang dilakukan secara musywarah untuk mencapai kesepakatan bersama, semata-mata untuk kepentingan umum. Halaman 6

b. Kemukakan Hakikat dan Tujuan Pengadaan Tanah? Tanah merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia di muka bumi. Oleh karena itu memang sudah menjadi kewajiban manusia untuk memelihara dan mengatur peruntukannya secara adil dan berkelanjutan demi kelangsungan hidup umat manusia di masa mendatang. Sehingga hakikat pengadaan tanah itu tiada lain untuk kepentingan umum yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan mewujudkan tujuan pembangunan nasional yakni masyarakat adil dan makmur. Adapun tujuan pengadaan tanah, yaitu: 1) Pengandaan tanah untuk kepentingan umum, artinya untuk keperluan, kebutuhan atau kepentingan orang banyak atau tujuan yang luas. Namun demikian rumusan tersebut terlalu umum dan tidak ada batasannya. Kepentingan umum adalah termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, dengan memperhatikan segisegi sosial, politik, psikologis dan petahanan dan keamanan nasional atas dasar asas-asas Pembangunan Nasional dengan mengindahkan Ketahanan Nasional serta Wawasan Nusantara. Wujud untuk kepentingan umum berupa jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya termasuk saluran irigasi, rumah sakit umum dan pusat-pusat kesehatan masyarakat, pelabuhan atau bandara atau terminal, peribadatan, pendidikan atau sekolahan, pasar umum atau pasar inpres, fasilitas pemakaman umum, fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar, pos dan telekomunikasi, sarana olahraga, stasiun penyiaran radio, televisi beserta sarana pendukungnya, kantor pemerintah, fasilitas angkatan bersenjata republik Indonesia. 2) Pengadaan tanah untuk kepentingan swasta adalah kepentingan yang diperuntukkan memperoleh keuntungan semata, sehingga peruntukan dan kemanfaatannya hanya dinikmati oleh pihak-pihak tertentu bukan masyarakat luas. Sebagai contoh untuk perumahan elit, kawasan industri, pariwisata, lapangan golf dan peruntukan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan semata. Jadi tidak semua orang bisa memperoleh manfaat dari pembangunan tersebut, melainkan hanya orang-orang yang berkepentingan saja. Halaman 7

c. Jelaskan akibat hukum jika pemegang hak tidak mau (membangkang) dalam pelaksanaan pengadaan tanah, jawaban disertai dasar hukumnya! Akibat hukum jika pemegang hak tidak mau (membangkang) dalam pelaksanaan pengadaan tanah, maka pemerintah memaksa supaya memperoleh tanah tersebut atas dasar semata-mata demi kepentingan umum. Seperti halnya pasal 18 UUPA ayat (1 ) bahwa untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama rakyat demikian pula kepentingan pembangunan, dalam keadaan memaksa Presiden dapat mencabut hak-hak atas tanah. Jika tidak menemukan kesepakatan dalam musyawarah juga mengenai persetujuan ganti kerugian maka pemerintah dapat melakukan pencabutan hak sebagaimana hal ini diatur pula dalam Undang-undang No. 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah. 3. UUPA lahir dengan misi utamanya Agrarian Reform dan targetnya Landerform: a. Landreform diatur dalam Pasal 7, 10, 11 dan 17 UUPA. Jelaskan pemahaman saudara tentang pasal tersebut! UUPA sebagai induk dari program landreform di Indonesia maka beberapa pasal-pasal UUPA yang sangat berkaitan dengan landreform yaitu pasal 7, 10, 11 dan 17. Untuk mencegah hakhak perseorangan yang melampaui batas diatur secara tegas dalam pasal 7 yang berbunyi untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak diperkenankan. Ketentuan dalam pasal tersebut berhubungan dengan pasal-pasal lainnya seperti dalam pasal 10 yang menentukan bahwa setiap orang yang mempunyai suatu hak atas tanah pertanian pada asasnya wajib mengerjakan sendiri secara aktif. Sudargo Gautama menyatakan bahwa ketentuan pasal 10 ini hendak menghalangi terwujudnya tuan-tuan tanah yang tinggal di kota-kota besar, menunggu saja hasil tanah-tanah yang diolah dan digarap oleh orang yang berada di bawah perintah/kuasanya. Kemudian di Pasal 11 mengatur tentang pembatan hak atas tanah dengan fungsi sosial, dengan kata lain tidak boleh mencegah orang untuk mencari nafkah di atas tanah seseorang. Selanjutnya dalam pasal 17 UUPA menunjuk kepada apa yang ditentukan dalam pasal 7 dan 10, maka pasal 17 mengemukakan tentang batas-batas maksimum luasnya tanah. Dengan adanya ketentuan ini dapat dihindarkan tertumpuknya tanah pada golongan-golongan tertentu saja. Dasar hukum yang tercantum di sini sejalan pula dengan tujuan landreform. Halaman 8

Arman Makanu menyatakan bahwa pasal 17 UUPA ini juga mencerminkan ciri-ciri khas serta kebijaksanaan dalam pelaksanaan landreform di Indoensia yaitu pemberian/pembayaran ganti rugi oleh pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan dan tanah absentee. Boedi Harsono menyatakan bahwa tujuan landreform yang diselenggarakan di Indonesia adalah untuk mempertinggi penghasilan dan taraf hidup para petani terutama petani kecil dan petani penggarap tanah, sebagai landasan atau prasyarat untuk menyelenggarakan pembangunan ekonomi menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. b. Kemukakan ciri pokok landreform Indonesia? 1) Tidak menghapus hak milik perseorangan atas tanah bahkan secara kuantitatif menambah jumlah pemilik tanah. 2) Adanya suatu jaminan pembayaran ganti rugi (kompensasi) bagi para bekas pemilik tanahtanah pertanian kelebihan dan absentee yang dikuasai oleh pemerintah. 3) Menghapus atau adanya penghapusan hukum agraria kolonial dan pembangunan hukum agraria nasional. 4) Adanya perombakan dan penetapan kembali sistem kepemilikan dan penguasaan tanah. 5) Adanya perombakan dan penetapan kembali sistem penggunaan tanah. c. Jelaskan hakikat landreform! Hakikat landreform yaitu untuk memperbaharui pertanahan Indonesia agar sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia yakni Pancasila. Kemudian dalam rangka untuk mewujudkan penyelenggaraan ekonomi dan meningkatkan penghasilan serta taraf hidup utamanya petani demi terciptanya masyarakat adil dan makmur. 4. Jelaskan yang dimaksud: a. Tanah Absentee. Tanah Absentee yaitu pemilikan tanah yang letaknya diluar daerah tempat tinggal yang empunya. Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) tidak mengizinkan pemilikan tanah secara absentee, dengan alasan kepentingan sosial dan perlindungan tanah. Halaman 9

Dikhawatirkan jika tanah absentee yang tidak diolah akan menjadi tanah telantar atau tidak produktif sebab pemiliknya jauh. Tanah absentee dapat dimiliki oleh penduduk yang berdomisili di kecamatan yang masih berbatasan dengan kecamatan dimana tanah berada. Selain itu, tanah absentee juga dapat dimiliki oleh pegawai negeri atau TNI, dengan alasan keduanya adalah abdi negara yang dapat berpindah tugas dari satu wilayah ke wilayah lain. Untuk itu, pemilik tanah absentee dapat menjual tanah tersebut kepada masyarakat sekitar. Bisa juga menukar tanah tersebut, tanah disewa, atau memberikan dengan sukarela dalam bentuk hibah kepada penduduk sekitar. Akan tetapi jika tetap ingin memilikinya, pemilik dapat meminta salah satu anggota keluarganya untuk pindah ke lokasi tanah tersebut. b. Sistem Rechtverwerking dalam Pendaftaran Tanah. Sistem rechtverwerking dalam Pendaftaran Tanah, bahwa rechtverwerking merupakan lembaga yang terdapat dalam hukum adat, jika seseorang selama dalam jangka waktu membiarkan tanahnya tidak dikerjakan atau tidak dikelola, kemudian tanah itu dikerjakan atau dikelola orang lain, yang memperolehnya dengan itikad baik, maka pemilik tanah dianggap telah melepaskan haknya atas bidang tanah yang bersangkutan dan karenanyalah hilanglah haknya untuk menuntut kembali tanah tersebut sebagaimana hal ini ditegaskan pula dalam pasal 32 ayat (1) PP No. 24 tahun 1997 tentang Pendafataran Tanah. c. Asas Kesepakatan dan Musyawarah dalam Pengadaan Tanah. Asas kesepakatan dan musyawarah dalam pengadaan tanah bahwa kegiatan pengadaan tanah dan pemegang hak atas tanah dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak yang memerlukan tanah dengan pemegang hak tanah. Kegiatan fisik pembangunan baru dapat dilaksanakan bila telah terjadi kesepakatan antara para pihak dan ganti kerugian telah diserahkan. Halaman 10