PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SMESH KEDENG DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA KELAS IX MA.MUHAMMADIYAH KOTA GORONTALO (Sirajudin Pano, Sarjan Mile, Mirdayani Pauweni) sirajudin@yahoo.co.id Pendidikan Keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan power otot tungkai tehadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas IX Ma.muhammadiya kota gorontalo. Dalam penelitian ini menggunakan Metode Experiman. Populasi dan sampel, yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni seluruh siswa putra kelas IX Ma.Muhammadiyah Kota Gorontalo dan sampel penelitian sebanyak 20 orang. Tehnik analisis data menggunakan tehnik uji t. Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan di peroleh Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa, setelah di analisis menunjukan harga t hitung = 79.05 dan t tabel sebesar 1.729 dengan demikian harga t hitung lebih besar dari pada harga t tabel atau harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. muhamadiah, di tiolak dan menerima hipotesis HA yang menyatakan ; Terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX Ma. Muhammadiyah. Kata Kunci : Sepak Takraw, Smesh Kedeng PENDAHULUAN Sepak Takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makassar), Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat (Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah inilah yang terlebih
dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan meningkatkan olahraga Sepak Takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada kejuaraan-kejuaraan nasional. Dewasa ini permainan Sepak Takraw tidak lagi dimainkan dengan bola terbuat dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber (Synthetic Fiber). Sepak Takraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah sewajarnya dapat dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah satu cabang yang kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun internasional yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa. Olahraga sepak takraw telah banyak dikenal dan berkembang di seluruh Masyarakat Indonesia yang telah terbukti dengan adanya klub-klub Sepak Takraw dari masing-masing propinsi di Indonesia yang ikut serta dalam kejuaraan tingkat nasional. Dalam meningkatkan prestasi optimal pada berbagai kejuaraan atau pertandingan di tingkat regional, nasional, dan internasional perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas pelatih, atlet, dan penataan organisasi yang baik. Khususnya pembinaan klub-klub atau pelajar yang merupakan aset paling esensial dan potensial untuk digarap, apalagi sepak takraw merupakan cabang olahraga yang sedikit unik bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Keunikan sepak takraw yang kita ketahui dominannya unsur senam dan gerakan akrobatik sebagai dasar keterampilan menuju kematangan prestasi dapat digarisbawahi, bahwa tanpa pembinaan sejak usia dini akan sulit melahirkan atlet yang berprestasi optimal. Permainan sepak takraw bukan lagi olahraga tradisional rekreatif yang hanya dimainkan sebagian masyarakat Indonesia, tetapi sepak takraw telah menjadi olahraga modern kompetitif yang dimainkan dan diakui keberadaannya oleh masyarakat dunia. Sepak takraw memiliki satu teknik untuk mematika bola yakni smesh. Smesh merupakan serangan terakhir yang banyak menghasilkan angka, salah satunya adalah smesh kedeng. Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat melakukan smesh dengan baik membutuhkan penguasaan teknik melompat, menendang serta ketepatan mengarahkan bola pada sasaran. Penguasaan smesh tersebut dapat dilatih dengan cara atau metode tertentu. Salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan unsur fisik dan unsur teknik tersebut adalah latihan pliometrik.
Sesuai dengan pengamatan di lapangan masih banyak siswa yang kurang menguasai keterampilan smesh kedeng, terkhusus pada siswa MA.Muhammadiyah Kota Gorontalo yang berpotensi untuk melahirkan atlet-atlet sepak takraw masa depan. Smash Kedeng http://tikafardina.blogspot.com/2012/10/belajar-buat-proposal-dulu-perbedaan.html. smash adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak akhir dari gerak kerja serangan kedaerah lawan. Jenis smash pada sepak takraw ada dua yakni smash kedeng dan smash guling, smash kedeng lebih mudah karna gerakanya lebih simplek dibandingkan smash guling,maka pada tahap awal smash kedeng akan diberikan terlebih dahulu. (http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/hubungan-antarakecepatan-reaksi-dan.html) Smash kedeng merupakan jenis smash yang sering dilakukan pada pemain sepak takraw guna memberikan serangan pada pihak lawan. Smash kedeng merupakan smash yang biasanya bola dipukul dengan punggung kaki atau kaki bagian luar. Untuk dapat mengembangkan teknik dasar smash maka harus ditunjang dengan komponen-komponen kondisi fisik yang baik dalam melakukan serangan smash yang benar.seperti ekuatan,kecepatan,keseimbangan,kelentukan, kelincahan dan pengembangan koordinasi. Diantara komponen-komponen kondisi fisik dalam melakukan smash,power dan fleksibilitas tampak lebih mendominasi dibandingkan komponen kondisi fisiklainya. Power yang utama terletak pada power otot tungkai. Latihan Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli olahraga tentang makna dari latihan. Para ahli fisiologi lebih cenderung memberikan definisi tentang latihan ini sebagai sesuatu untuk memperbaiki system organ atau alat tubuh dan fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau kualitas atlet.. Menurut Tegartia, (2010:12) latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban. Dikatakan sistematis dalam pengertian bahwa latihan dilaksanakan secara teratur, berencana, sesuai jadwal menurut pola dan sistem tertentu, metodis berkesinambungan dari yang sedehana ke arah yang lebih kompleks. Untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek
latihan yang perlu diperhaikan dalam melakukan suatu latihan seperti : (1) latihan fisik (2) latihan teknik (3) latihan taktik (4) latihan mental. Keempat aspek yang di setbukan tersebut, harus dilatih dengan cara dan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang semaksimal mungkin sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal. Http://Al-Falaasifah.Blog.Friendster.com/2011/01/13rangk-Pembinaan- Kondisi-Fisik-Olahraga-I. Pengertian latihan ini dapat mengandung beberapa makna dalam bahasa inggris yaitu practise, exrcise, dan training. Dalam istilah bahasa indonesia kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu latihan dan setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak sama kegiatannya yaitu aktivitas fisik. Pengertian latihan yang berasal dari kata: Practise : aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolaraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Exercise : perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Training : suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan dan sasaran latihan dapat tercapai tepat pada waktunya. Latihan : proses berlatih yang dilakukan secara teratur, terencana berulangulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang sederhana ke yang lebih kompleks (sistematis dan metodis). http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan. Latihan adalah perangkat utama dalam proses meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh manusia, sehingga dapat menyempurnakan gerakannya. Lebih lanjut ditambahkan oleh Eric Batty, (2008:2) tumbuh tenaga demi menjaga organ dan fungsi dalam keadaan sehat : kegiatan higenis seperti yang dilakukan demi berolahraga. Pelatihan atau mempromosikan keterampilan, kesehatan, mental,
perbaikan disiplin moral, yang diberikan untuk tujuan tersebut. Sehinggah sebuah penyelidikan, pelajaran tugas, latihan militer, atau angkatan laut, latihan musik sebuah latihan dalam komposisi. Pliometrik Pliometrik adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulangulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan reaksi yang eksplosif. Radcliffe dan Farentinos menyatakan latihan pliometrik adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respons dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Pliometrik juga disebut dengan reflek regangan atau reflek miotatik atau reflek pilinan otot (Radcliffe,1985). Chu mengatakan bahwa latihan pliometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Istilah lain dari latihan pliometrik adalah stretchshortening cycle. Menurut Dintiman, Ward dan Tellez latihan pliometrik mempergunakan tenaga gravitasi untuk menyimpan energi dalam otot dan dengan segera melepaskan energi yang berlawanan. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan pliometrik adalah metode latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik (eksentrik-kosentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik. Regangan yang terjadi secara mendadak sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot-otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Konsep latihan pliometrik menggunakan multiple box-to-box jumps, yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan mendarat di atas box, kemudian lompat ke bawah lagi dan lompat ke box dan seterusnya, dapat juga dilakukan dengan variasi lainnya akan tetapi mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus. HASIL Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan melakukan smash kedeng baik pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel I
TABEL I DATA HASIL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKKAN SMASH KEDENG Pre-Tes Post-Tes No (X 1 ) (X 2 ) Subjek 1 2 3 4 5 TS 1 2 3 4 5 TS 1 4 0 0 4 2 10 4 3 3 4 4 18 2 0 2 1 4 4 10 3 2 4 4 4 17 3 2 1 2 3 1 9 3 4 3 4 4 18 4 3 1 4 2 1 11 4 3 4 4 4 19 5 0 3 3 0 3 9 2 4 4 4 4 18 6 1 3 0 3 3 10 4 4 4 4 3 19 7 4 3 1 0 1 10 4 2 4 4 4 18 8 0 1 3 1 4 9 3 4 3 3 4 18 9 1 2 3 0 3 9 3 4 3 4 3 17 10 2 3 0 4 2 11 4 4 3 4 4 19 11 3 1 1 4 1 10 2 4 4 4 4 18 12 0 3 3 0 4 10 4 2 4 4 4 18 13 4 4 0 2 0 10 4 4 4 4 3 19 14 3 0 2 2 3 10 4 3 3 4 4 18 15 2 1 4 0 2 9 3 4 3 3 4 17 16 4 1 2 3 1 11 4 4 4 4 3 19 17 0 2 1 4 4 10 4 3 3 4 4 18 18 3 1 4 2 1 11 3 4 4 4 4 19 19 1 3 0 3 3 10 4 3 3 4 4 18 20 4 3 1 0 1 10 4 4 4 4 2 18 Ʃ X 1 = 199 Ʃ X 2 = 363 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah kemampuan melakukan smash kedeng data yang di peroleh melalui pengukuran pre- test atau tes awal peningkatan kemampuan smash kedeng sebelum eksperimen dilakukan atau sebelum diberikan perlakuan (threatment). Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu
11 dan skor terendah adalah 9. Setelah dilakukan analisis dipeoleh kemampuan melakukan smash kedeng rata-rata sebesar 9.95, varians 0.47,standar deviasi sebesar 0.68. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan bahwa peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX Ma.muhamadiah, sebelum diberikan latihan power otot tungkai, menunjukkan kemampuan melakukan smash kkedeng, akan tetapi kemampuan melakukan smash kedeng tersebut masih di bawah rata-rata. Variabel X 2 adalah kemampuan melakukan smash kedeng data yang diperoleh melalui pengukuran post test atau tes akhir peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng setelah eksperimen dilakukan atau setelah diberikan latihan power otot tungkai. Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 19 dan skor terendah adalah 17. setelah dilakukan analisis diperoleh kemampuan melakukann smash kedeng rata-rata sebesar 18,15 ; varians 0.45, sandar deviasi sebesar 0.67. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa, terdapat peningkatan kemampuan melakukan smah kedeng kearah sasaran pada cabang olahraga sepak takraw pada siswa kelas IX ma.muhamadiah. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan power otot tungkai sebesar 9.95 dan sesudah diberikan power otot tungkai sebesar 18,15. Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa pemberian latihan power otot tungkai, memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan melakukan smah kedeng pada cabang olahraga sepak takraw pada siswa kelas IX Ma. Muuhamadiah. Dengan demikian perlu adanya pembuktian terhadap asumsi tersebut. Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan pengujiain analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata. Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis statistika parametrik, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari populasi dengan varians yang homogen. Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut : F = Dari perhitungan di atas diperoleh nilai F hitung (F h ) sebesar1.18 dan L tabel (Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2.21. Jadi F h lebih
kecil dari Ft (F hitung = 1.04 < F tabel = 2.21). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika F hitung F tabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki kesamaan varians atau sampel berasal dari populasi yang homogen. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pelatihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX Ma. Muhamadiah, maka hal ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus (uji t). Hasil pengujian di peroleh t hitung = 79.05. nilai t tabel pada ɑ = 0,05; dk = n- 1 (20-1 =19) di peroleh harga sebesar 1.729. Dengan demikian t hitung lebih besar dari t table (t hitung = 79.05 > t tabe l = 1.729). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak : Jika t hitung > t tabel pada α = 0,05; n 1, oleh karena itu hipotesis alternativ atau H a dapat di terima karena harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan H 0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng dalam permainan sepak takraw. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini. Daerah Penerimaan Ho Ha 0 1.729 79.05 PEMBAHASAN Olahraga sepak takraw dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak mengeluarkan biaya yang banyak. Akan tetapi untuk mengembangkan kemampuan ataupun teknik dalam olahraga takraw diperlukan adanya proses melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana.
Dalam usaha untuk meningkatkan komponen-komponen kondisi fisik yang dominan yaitu; komponen kekuatan, komponen kelentukan, kompenen kelincahan, komponen reaksi, dan komponen ketepatan. Dalam usaha untuk meningkatkan komponen-komponen fisik tersebut sangatlah dipengaruhi oleh sekian banyak jenis latihan sepak takraw salah satunya latihan power otot tungkai sehingga benar-benar diperlukan kemampuan untuk dapat mengaplikasikan pendekatan secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu. Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan power otot ttungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX Ma. Muhamadiyah. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik, menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng yang signifikan setelah dilakukan eksperimen atau latihan power otot tungkai tersebut. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata kemampuan melakukan smas kedeng yaitu, Sebelum di berikan latihan power otot tungkaii rata-rata frekwensi pukulan adalah 9.95 dan sesudah diberikan latihan memperoleh rata-rata sebesar 18.4. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan power otot tungkai selama 2 bulan, memberikan pengaruh terhadap kemampuan melakukan smash kedeng. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa, setelah di analisis menunjukan harga t hitung = 79.05 dan t tabel sebesar 1.729 dengan demikian harga t hitung lebih besar dari pada harga t tabel atau harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. muhamadiah, di tiolak dan menerima hipotesis HA yang menyatakan : Terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. Muhamadiah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan latihan power tot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. muhamadiyah
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa : Terdapat pengaruh latihan latihan Power Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Melakukan Smash Kedeng Pada Siswa kelas IX Ma. Muhamadiyah. latihan Power otot Tungkai memberikan dampak yang signifikan terhadap Kemampuan Melakukan Smash Kedeng. DAFTAR PUSTAKA http://tikafardina.blogspot.com/2012/10/belajar-buat-proposal-dulu-perbedaan.html. http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot/. Martiningsih. 2007, Metodologi Mengajar. Jakarta. Balai Pusat. (http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/hubungan-antara-kecepatanreaksi-dan.html). (http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/proposal-kontribusi-power-tungkaidan.html) Http://Al-Falaasifah.Blog.Friendster.com/2011/01/13rangk-Pembinaan-Kondisi-Fisik- Olahraga-I. http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan. Suharsimi Arikunto, 2006 : 85 : Rancangan penelitian Saenong Abbas. 2011 http://sman3polewali.wordpress.com Shalimow Yunan. 2008 http://www.shalimow.com/sepak-bola/sejarah-sepakbola.html Sujarwadi Dwisarjianto. 2010, Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk kelas VIII SMP/MTs, Klaten Utara, PT Macana Jaya Cemerlang. Tegartia. 2010. Manfaat-olahraga. http://duniafitnesfeatured.com http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan.