Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL. Putu Citra Permana Dewi

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016 ANALISIS KOMPONEN BIOMOTORIK PADA OLAHRAGA PERMAINAN WOODBALL

P S, 2016 PENGARUH METODE LATIHAN KOORDINASI MATA DAN TANGAN TERHADAP HASIL AKURASI PUKULAN JARAK JAUH PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL

BAB I PENDAHULUAN. memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang

Journal of Sport Sciences and Fitness

2016 PENGARUH IMAGERY TRAINING TERHADAP HASIL PUKULAN PARKING DAN GATE-IN WOODBALL DI UKM WOODBALL UPI

Jurnal Keolahragaan Volume 3 Nomor 2, September 2015, ( )

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

LAPORAN KEGIATAN PPM OLAHRAGA WOODBALL SEBAGAI SALAH SATU MODEL PERMAINAN TARGET GAMES

HUBUNGAN KONSENTRASI DENGAN HASIL PUKULAN JARAK JAUH (LONG SROKE) PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN HASIL PUKULAN GATE-IN PADA OLAHRAGA WOODBALL

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

TEKNIK PASING BAWAH. Oleh : Sb Pranatahadi

Pengembangan Prototipe Alat Bantu Latihan Mengayun (Swing Trainer) pada Atlet Woodball

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

MEKANIKA GERAK. Oleh: AGUS MAHENDRA FPOK UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

: LANTAI PERINGKAT 1

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

SILABUS MATA KULIAH. B. Tujuan Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga Bolavoli merupakan cabang olahraga permainan yang

MENERIMA SERVIS (RECEIVE SERVE) DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Oleh: Danang Wicaksono Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

BAB I PERMAINAN BOLA BESAR. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

GOLF MODUL 5: Pendahuluan

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT COACHING CLINICS ATHLETICS

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. AHMAD RITHAUDIN SARYONO

PENGEMBANGAN PROTOTIPE ALAT BANTU LATIHAN MENGAYUN PADA CABANG OLAHRAGA WOODBALL DI JAWA TENGAH

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENGEMBANGAN OLAHRAGA WOODBALL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

MODIFIKASI STIK DALAM PERMAINAN WOODBALL UNTUK PEMBELAJARAN TARGET GAMES. Ahmad Rithaudin Saryono

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL Putu Citra Permana Dewi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN Cabang olahraga yang ada dan diakui di dunia telah banyak mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dilihat dari segi kuantitasnya, dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir terdapat cabang olahraga baru yang mulai diperkenalkan bahkan sudah dipertandingkan pada event olahraga tingkat daerah dan nasional pada masing-masing Negara, bahkan tingkat internasional. Salah satu cabang olahraga yang sedang berkembang di dunia adalah woodball. Soetrisno (2011, p.10) menjelaskan, woodball pertama kali berkembang di Taipei Cina, ditemukan pada tahun 1990 oleh Mr. Ming-Hui Weng dan Mr. Kuang-Chu Young. Di Indonesia sendiri Woodball pertama kali dikembangkan pada tahun 2006 dan mulai berkembang di beberapa daerah seluruh Indonesia. Hingga tahun 2012 Indonesia Woodball Association (IWbA) sudah mempunyai Pengurus Daerah di 14 Provinsi (Kriswantoro & Anas, 2012, p.7). Asosiasi Woodball Indonesia secara resmi menjadi anggota KONI pada tanggal 16 Mei 2013 (Humas Media KONI Pusat, 2013). Woodball merupakan cabang olahraga hasil modifikasi dari cabang olahraga golf. Teknik yang dipergunakan dalam olahraga woodball hampir sama dengan teknik yang dipergunakan pada permaianan golf. Istilah yang digunakan pada permainan woodball juga diadopsi dari golf seperti, course, fairway, par, gating-one (dari: hole in one). Perbedaan yang signifikan terletak pada alat pemukul, bola, dan target permainan yang sebagian besar terbuat dari kayu. Alat pemukul bola dalam woodball disebut mallet dan target permainan bukan berupa hole (lubang) melainkan gate (gawang). Cara bermaian olahraga woodball hampir sama dengan olahraga golf. Woodball dimainkan secara perorangan atau tim dengan cara memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang yang ada di setiap fairway (lintasan) dengan jumlah pukulan sedikit mungkin. Olahraga woodball termasuk open skill, artinya sulit menduga kondisi dan situasi dari lingkungan bermain. Hal ini disebabkan karena bentuk, ukuran tiap fairway, kontur tanah, dan halangan yang ada pada tiap fairway berbeda-beda. Hal ini yang dirasa sulit bagi pemain woodball terutama yang masih pemula. Sehingga selain menguasai teknik dasar yang baik dan benar, seorang pemain harus memiliki keterampilan gerak. Keterampilan gerak merupakan aktifitas yang menempatkan penekanan pada efisiensi. Dalam hal ini efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi pukulan dalam mengatur 31

dan memperhitungkan kehalusan pukulan, arah pukulan, sudut bola dengan gate dan jarak bola dengan gate. Karena, pemain woodball yang baik menguasai teknik dasar bermain dan terampil dalam melaksanakannya. Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengidentifikasi keterampilan pukulan apa saja yang harus dimiliki oleh pemain woodball, sehingga pemain woodball dapat mengontrol pukulannya dan meningkatkan ketepatan pukulannya. Identifikasi yang dilakukan dengan menganalisis teknik dasar, karakterisik permaian, peraturan permainan woodball, dan kemampuan biomotor yang dibutuhkan dalam permainan woodball. Keterampilan Olahraga Woodball Permainan woodball secara teknik mirip permainan golf, tetapi sarana dan prasarana dalam permainan woodball berbeda. Perbedaan tersebut menjadikan karakteristik permainan woodball juga berbeda dengan golf. Peralatan golf terbuat dari bahan logam, sedangkan peralatan (mallet, bola, gate) pada woodball sebagian besar berbahan utama dari kayu. Pada permainan golf bola dapat dipukul melambung/melayang, sedangkan pada permainan woodball bola tidak memungkinkan untuk dipukul melambung atau melayang. Sasaran permainan golf berupa hole, pemain dapat memasukkan bola dari jarak berapapun dan dari sudut manapun. Sedangkan sasaran dalam permainan woodball berupa gate, seorang pemain woodball harus memperhitungkan sudut serta jarak antar bola dan gate untuk dapat memasukkan bola dengan tepat. Gate ditempatkan pada bidang datar. Area gate memilik diameter 5 meter dari titik tengah gate (Dwiyogo & Kriswantoro, 2009: 18). Area gate harus datar tanpa ada halangan apapun. Untuk lebih jelasnya ilustrasi dari area gate dapat dilihat pada gambar 1. Dilihat dari karakteristik penempatan gate dan area gate pada fairway, ilustrasi posisi gate dengan bola menyerupai bidang persegi (gambar 1). Dengan demikian, perhitungan sudut antar bola dan gate dapat menggunakan rumus theorima phytagoras dan trigonometry. Setiap bola yang dipukul dari garis tegak lurus 90 0 memungkinkan untuk langsung masuk ke gawang. Terdapat pula sudut maksimal dan minimal untuk menentukan posisi bola sehingga memungkinkkan bola langsung masuk dalam sekali pukul. 32

Gambar 1 Area Gate dan Ilustrasi Posisi Gate dengan Bola (International Woodball Federation, 2009: 4) dalam bermain woodball disesuaikan dengan kebutuhan. Mengklasifikasikan keterampilan yang harus dimiliki pemain woodball dapat ditentukan melalui peraturan permainan woodball, karakteristik permainan woodball, dan kemampuan biomotor yang diperlukan dalam permainan woodball. Keterampilan yang dimaksud disini adalah bagaimana seorang pemain dapat mengetahui mengapa bola menunjukkan karakter yang berbeda saat bergerak, mengetahui bagaimana kemiringan mallet dapat mempengaruhi gerakan dan kontrol bola, serta bagaimana menerjemahkan ayunan dalam jarak dan ketepatan. Dengan demikian, untuk dapat menjadi pemain woodball yang baik harus dapat mengontrol bola dari gerakan mengayun mallet pada jarak dan sudut yang berbeda. Dalam peraturan permainan woodball jarak fairway dirancang bervariasi dari 30 sampai 120 meter (Dwiyogo & Kriswantoro, 2009: 16). Bola yang dipukul tidak boleh keluar fairway (out of bound), apabila terjadi akan dikenai pinalti satu pukulan. Selain itu, tidak jarang dalam suatu fairway terdapat rintangan yang menghalangi laju bola seperti gundukan tanah, lubang, pohon, atau batu. Hal ini mengharuskan pemain memiliki keterampilan dalam mengatur kontrol dan ketepatan pukulan sehingga berada pada jarak yang diinginkan tanpa mengalami out of bound. Dengan demikian, pemain dapat melakukan pukulan sedikit mungkin dari tee off (pukulan awal) hingga gating (bola melewati gate). Di sisi lain, pemain woodball juga harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, apakah langsung memukul bola ke arah gate dengan asumsi bola langsung masuk atau melakukan pukulan lagi untuk mengatur jarak dan sudut antar bola dan gate. Melakukan pukulan untuk mengatur jarak dan sudut antar bola dan gate sebelum melakukan gating sering disebut dengan parking. Parking biasanya dilakukan apabila sudut yang dibentuk antar bola dan gate tidak memungkinkan untuk melakukan gating langsung walaupun jarak bola dengan gate sudah dekat atau jarak bola terlalu jauh dari gate area. Hal ini mengharuskan pemain memiliki keterampilan dalam mengatur kontrol dan ketepatan pukulan saat melakukan parking dan gating. Berikut dijelaskan analisis keterampilan yang harus dimiliki pemain woodball. 1. Keterampilan Pukulan Jarak Jauh jarak jauh yaitu memukul bola hingga bola berada pada 65 meter atau lebih dari starting area. Pertimbangan ukuran pukulan jarak jauh karena panjang maksimal fairway 130 meter maka diharapkan saat pukulan pertama dapat mencapai setengah dari jarak fairway, sehingga dapat melakukan 33

pukulan hingga gating dengan jumlah pukulan sedikit mungkin. jarak jauh membutuhkan ayunan mallet yang lebih panjang dari keterampilan pukulan lainnya. Ayunan yang lebih panjang didapat dari gerakan full back swing yang dilakukan, yaitu menarik mallet hingga berada di atas kepala bagian belakang. Dengan melakukan gerakan ini posisi mallet lebih jauh dari tanah, hal ini akan meningkatkan energi potensial pada mallet tersebut. Energi potensial pada mallet akan diubah menjadi energi kinetik secara bertahap saat melakukan gerakan down swing. Semakin tinggi energi potensial yang dimiliki mallet maka energi kinetiknya juga semakin tinggi. Tingginya energi kinetik pada mallet akan menghasilkan power yang besar saat terjadi impact dengan bola, sehingga menyebabkan bola meluncur cepat dan jauh. Dengan kata lain, untuk dapat melakukan pukulan jarak jauh diperlukan ayunan yang penuh dengan kecepatan konstan. Yang perlu diperhatikan dalam pukulan jarak jauh yaitu bola tidak harus dipukul sekencang-kencangnya tetapi harus dipukul secara optimal yaitu tepat pada sasarannya. Untuk dapat melakukan pukulan yang optimal selain diperlukan penguasaan teknik dasar yang baik, juga diperlukan kemampuan biomotor yang baik pula seperti koordinasi dan kelentukan. Dengan koordinasi dan kelentukan yang baik, pemain akan dapat melakukan serangkaian gerakan ayunan mulai dari gerak back swing, down swing, hingga follow through yang melibatkan rotasi pinggul dan bahu dengan baik. Gerakan pukulan jarak jauh adalah gerakan pendular. Mallet, tangan, lengan dan bahu harus bergerak sebagai kesatuan (Kriswantoro & Anas, 2012: 41). Lebih lanjut berikut dipaparkan teknik pukulan jarak jauh. a. Tahap persiapan 1. Grip netral (huruf V) pada kedua tangan mengarah pada dagu belakang. 2. Kaki direnggangkan selebar bahu, berat badan rata-rata dikedua kaki. 3. Bola berada di sisi kiri pemain dari tengah posisi berdiri. 4. Bidang tubuh, kaki, pinggul, dan bahu tegak lurus dengan garis arah yang akan dipukul. b. Pelaksanaan 1. Diawali dengan gerakan back swing dimana lengan, tangan, dan mallet memulai gerakan dalam satu kesatuan. 2. Tumpuan berat badan dipindahkan ke kaki kanan, lutut kiri diputar ke arah lutut kanan diikuti pinggul diputar ke sisi kanan. 3. Dilanjutkan dengan gerakan down swing, dimana lengan, tangan, serta mallet bergerak ke bawah dalam satu kesatuan dan tumpuan berat badan dipindahkan ke sisi kiri. 4. Lengan, tangan, dan mallet dalam keadaan lurus saat terjadi kontak dan pinggul diputar ke arah kiri sambil terus mengayun dengan mulus. 5. Tumpuan berat badan pada sisi kiri dimana lutut kanan hampir menyentuh lutut kiri. c. Tahap akhir 34

1. Pinggul dan dada menghadap target. 2. Bahu kanan lebih dekat ke target dari pada bahu kiri. 3. Tahan posisi akhir untuk memeriksa keseimbangan dan hasil pukulan. Gambar 2 Urutan Pelaksanaan Pukulan Jarak Jauh 2. Keterampilan Pukulan Jarak Menengah jarak menengah yaitu memukul bola hingga bola berada pada jarak 30 meter atau lebih dari starting area. Pertimbangan ukuran pukulan jarak menengah ini adalah peraturan permainan woodball yang menyatakan jika pemain melakukan tee off dalam satu fairway panjang, jarak pukulan yang dilakukan harus lebih dari 30 meter, apabila kurang dari 30 meter maka pemain tersebut dikenakan pinalti satu pukulan. Di samping itu, pada suatu perlombaan woodball terdapat 1-2 fairway lurus dengan jarak kurang dari 50 meter yang memungkinkan untuk gate in one. Berbeda dengan keterampilan pukulan jarak jauh, keterampilan pukulan jarak menengah membutuhkan gerak tubuh yang lebih sedikit. Pukulan yang dilakukan membutuhkan ayunan mallet yang lebih pendek dan power yang lebih kecil saat terjadi impact. Kelentukan tubuh juga dibutuhkan dalam melakukan pukulan jarak menengah ini. Kelentukan tubuh yang dibutuhkan ini yang membedakan keterampilan pukulan jarak menengah dengan keterampilan pukulan jarak pendek. Kelentukan tubuh diperlukan dalam keterampilan pukulan jarak menengah karena untuk mencapai jarak 30 meter atau lebih dibutuhkan ayunan back swing yang panjang, dengan ketinggian mallet tidak lebih dari dada pemain. Ayunan yang panjang ini mengharuskan tubuh terutama bahu dan pinggul berotasi karena, gerakan ayunan dalam permainan woodball menyerupai gerakan pendulum jam. Berikut dipaparkan teknik pukulan jarak menengah. Pukulan jarak menengah menggunakan posisi setup dan gerakan mengayun dengan panjang ayunan dikurangi dan posisi kaki tidak terlalu lebar. Gerakan ayunan yang lebih pendek dan posisi kaki yang lebih pendek dari lebar bahu 35

pemain menghasilkan kontrol arah dan jarak yang lebih baik (Kriswantoro & Anas, 2012: 50). Tahapan pelaksanaan pukulan jarak menengah mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga tahap akhir hampir sama dengan tahapan pelaksanaan pukulan jarak jauh. Perbedaan tahapan pelaksanaan pukulan jarak menengah dengan pukulan jarak jauh terletak pada panjang ayunan yang dilakukan saat gerakan back swing. Apabila pada pukulan jarak jauh, saat melakukan back swing mallet ditarik hingga berada di belakang kepala pemain, sedangkan pada pukulan jarak menengah, saat melakukan back swing mallet ditarik hingga sejajar pinggul atau dada pemain. Untuk lebih jelasnya, tahapan pelaksanaan pukulan jarak menengah dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Urutan Pelaksanaan Pukulan Jarak Menengah 3. Keterampilan Pukulan Jarak Pendek jarak pendek yaitu memukul bola hingga bola berada pada jarak 5 meter dari area start (starting area) atau kurang dari 5 meter. Pertimbangan keterampilan pukulan jarak pendek ini dilihat dari karakteristik permainan woodball. Fairway dalam permainan woodball dirancang sesuai dengan bentuk-bentuk alami tanah, benda-benda alami seperti pohon, semak-semak, atau gundukan tanah dapat digunakan sebagai rintangan. Hal ini mengharuskan pemain melakukan pukulan untuk menghindari rintangan yang ada pada fairway. Pada dasarnya, keterampilan pukulan jarak pendek tidak memerlukan gerakan tubuh yang banyak. Pukulan yang dilakukan untuk menghindari rintangan biasanya tidak membutuhkan ayunan mallet yang panjang dan power yang besar saat terjadi impact, karena jarak daerah target tidak terlalu jauh. Faktor dominan yang perlu diperhatikan adalah feeling yang baik. Bagaimana mengontrol panjang ayunan dan kecepatan ayunan untuk menghindari rintangan, sehingga bola berada pada daerah yang diinginkan pemain tanpa mengalami out of bound. Tiap pemain dapat memiliki feeling yang baik apabila memiliki koordinasi yang baik. 36

Dengan koordinasi yang baik irama ayunan mallet mulai dari back swing sampai follow through akan dapat dikontrol. Pertimbangan ukuran pukulan jarak pendek selain digunakan untuk menghindari rintangan, pukulan jarak pendek biasanya juga digunakan saat melakukan parking. Parking dilakukan apabila jarak atau sudut bola tidak memungkinkan untuk melakukan pukulan ke gate. Sama halnya dengan pukulan yang dilakukan untuk menghindari rintangan, untuk melakukan parking juga tidak dibutuhkan ayunan mallet yang panjang dan power yang besar saat terjadi impact, melainkan dibutuhkan feeling yang baik. Selain untuk menghindar dari rintangan dan parking, keterampilan pukulan jarak pendek juga diperlukan dalam melakukan pukulan gating. Peraturan permainan woodball menyatakan jika pemain melakukan pukulan pada jarak 5 meter atau lebih dari gate dan dapat memasukkan bola dengan sekali pukulan maka pukulan tersebut tidak dihitung. Dengan demikian keterampilan pukulan jarak pendek dalam permainan woodball diperlukan untuk membantu pemain dalam menyelesaikan permainan pada tiap fairway. Pemain akan dapat menyelesaikan permainan dengan jumlah pukulan sedikit mungkin. Berikut dipaparkan teknik pukulan jarak pendek. Pukulan jarak pendek lebih mudah dikontrol karena panjang ayunan yang lebih pendek dan hanya memerlukan sedikit gerakan tubuh (Kriswantoro & Anas, 2012: 53). Gerakan back swing pada pukulan jarak pendek hanya menarik mallet tidak lebih dari tinggi pinggul pemain. Bahu, lengan, tangan dan mallet bergerak sebagai satu kesatuan tanpa menggerakkan pergelangan tangan. Untuk lebih jelasnya, tahapan pelaksanaan pukulan jarak pendek dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4 Urutan Pelaksanaan Pukulan Jarak Pendek 4. Keterampilan Pukulan Parking dan Gating parking dan gating ditentukan dengan kemampuan pemain dalam menempatkan bola pada jarak dan sudut yang tepat sehingga dapat melakukan gating pada pukulan 37

selanjutnya. Pukulan gating atau pukulan ke arah gate merupakan keterampilan memukul bola hingga melewati gate. Jarak untuk parking dari gate minimal 5 meter. Pertimbangannya adalah peraturan permainan woodball yang menyatakan jika pemain melakukan pukulan jarak 5 meter atau lebih dari gate dan dapat memasukkan bola dengan sekali pukulan maka, pukulan tersebut tidak dihitung. Untuk tujuan sudut antar bola dan gate yang tepat dalam melakukan parking adalah antara sudut 45 0-135 0 diukur dari titik tengah gawang dengan garis maksimal 5 meter dari gate. Sudut 45 0-135 0 didapat dengan melakukan analisis gerak laju bola ke gate dan persinggunggan titik maksimal antara bola dengan gate. Rumus yang digunakan untuk menganalisis gerak laju bola ke gate dan persinggungan titik maksimal antara bola dengan gate adalah rumus theorima phitagoras dan trigonometry. Rumus ini digunakan karena gerak laju bola ke gate dan persinggunggan titik maksimal antara bola dengan gate menyerupai bentuk segitiga. Gerak laju bola dan persinggungan titik maksimal bola dapat digambarkan sebagai berikut. bola bola A A bola Gambar 5 Laju Bola dan Persinggungan Maksimal Bola pada Gate Keterangan: A = gate = arah bola Sudut 45 0 pada garis 5 meter dari gate didapat dari perhitungan lebar maksimal fairway adalah 10 meter, apabila ditarik garis 5 meter dari titik tengah (sudut 90 0 ) maka titik bola terletak pada sudut 45 0 dari titik tengah gawang. A E B G H 38

F C D Gambar 6 Letak Titik Bola dari Titik Tengah Gate Keterangan: AB = CD = GH = 10 meter AE = BE = GF = HF = AG = BH = 5 meter F = titik tengah gate Sudut maksimal 135 0 pada garis 5 meter dari gate ditentukan karena pada prinsipnya sudut 135 0 sama dengan sudut 45 0. Cara pencarian dan perhitungan sudut 135 0 sama dengan sudut 45 0. Perbedaannya adalah dari segi sisi pukulan terhadap gawang. Sudut 45 0 dilakukan dari sisi kiri gate sedangkan sudut 135 0 dilakukan dari sisi kanan gate. Ditinjau dari biomekanika, sisi pukulan akan mempengaruhi hasil pukulan, di mana pada sudut 45 0 pemain akan memukul bola ke arah bagian dalam gawang pada kaki dalamnya, sedangkan pada sudut 135 0 pemain akan memukul bola ke arah bagian luar gawang pada kaki dalamnya. Teknik pukulan gating ini digunakan untuk menyelesaikan permainan satu fairway. Saat melakukan pukulan gating ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan yaitu membaca sudut dan kontur lapangan untuk membidik bola ke arah gate serta mengembangkan pukulan yang mantap untuk mempermudah pukulan berikutnya (Kriswantoro & Anas, 2012: 56). Lebih lanjut berikut dijelaskan tahapan pelaksanaan pukulan gating. a. Tahap persiapan. 1. Grip netral (huruf V) pada kedua tangan mengarah pada dagu belakang. 2. Kaki direnggangkan selebar bahu, berat badan rata-rata dikedua kaki. 3. Bola berada di sisi kiri pemain dari tengah posisi berdiri. 4. Bidang tubuh, kaki, pinggul, dan bahu tegak lurus dengan garis arah yang akan dipukul. b. Pelaksanaan. 1. Diawali dengan gerakan back swing dimana lengan, tangan, dan mallet memulai gerakan dalam satu kesatuan. Back swing yang dilakukan tidak lebih tinggi dari pinggul pemain. 2. Tidak ada perpindahan berat badan pada saat back swing, pergelangan tangan tidak dimiringkan, dan pinggul serta bahu tidak bergerak. 3. Mallet mengarah pada target yang akan dipukul. c. Tahap akhir. 1. Bahu, lengan, dan tangan bergerak lurus sebagai satu kesatuan saat dan setelah mallet mengenai bola. 2. Bidang mallet tetap pada target atau mengarah ke gate. 3. Tahan posisi akhir untuk memeriksa keseimbangan dan 39

hasil pukulan. Gambar 7 Urutan Pelaksanaan Pukulan Gating Simpulan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, selain memiliki kemmapuan fisik dengan teknik dasar yang baik dan benar, pemain woodball juga harus memiliki beberapa keterampilan untuk dapat berprestasi. Keterampilan tersebut yaitu, keterampilan dalam melakukan kontrol pukulan pada jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh, parking, dan gating, sehingga memiliki kemampuan untuk memperkirakan gerak bola. Dengan demikian bola akan melaju tepat pada sasaran. Saran Untuk dapat menghasilkan pemain woodball yang berprestasi, perlu diadakan pelatihan yang sesuai dengan karakteristik permainan woodball. Selain pelatihan secara fisik, teknik dasar, dan psikis, melatih kemampuan pemain woodball dalam mengatur strategi bermain juga sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Untuk itu, bagi pelatih woodball yang ingin meningkatkan prestasi atletnya dan bagi pemain woodball yang ingin meningkatkan hasil bermainnya dapat menggunakan hasil kajian ini sebagai salah satu acuan dalam berlatih. DAFTAR PUSTAKA Dwiyogo, Wasis D. & Kriswantoro. (2009). Olahraga woodball. Malang: Wineka Media. HUMAS Media KONI Pusat. (16 Mei 2013). Tandiono Jecky dilantik menjadi ketua umum PB. Asosiasi Woodball Indonesia. Diambil pada tanggal 28 Mei 2013, dari http://koni.or.id/articles/re ad/tandiono-jecky-dilantik -menjadi-ketum-pb.-asosia si-woodball-indonesia. International Woodball Federation. (2009). About IWbF. Diambil pada tanggal 30 Juli 2012, dari http://www.iwbf-woodball.org/about_iwbf.aspx. International Woodball Federation. 2009. Woodball rules. Diambil pada tanggal 30 Juli 2012, dari 40

http://www.iwbf-woodball.org/courses.aspx. Kriswantoro & Anas K.A. (2012). Teknik dasar bermain woodball. Semarang: IWbA. Soetrisno. (2011). Mari bermaian woodball (let s play woodball). Semarang: Indonesia Woodball Association. 41