MEKANISME TAX AMNESTY (Studi Kasus Tuan X) Oleh : I GUSTI AYU VINGKY SURYA DEWI NIM : 1406013057 Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar 2017 i
Tugas Akhir Studi dengan judul Mekanisme Tax Amnesty (Studi Kasus Tuan X) ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta di uji pada tanggal :. Tim Penguji Tanda Tangan 1. Ketua : Dr.Drs. A.A.N.B. Dwirandra, M.Si.,Ak 2. Sekretaris : Made Yenni Latrini,SE.,M.Si... Mengetahui, Ketua PS. D III Akuntansi FEB UNUD Dosen Pembimbing Ni Luh Sari Widhiyani, SE.,M.Si. NIP. 19671119 199203 2 003 Dr.Drs. A.A.N.B. Dwirandra, M.Si., Ak. NIP. 19641223 199303 1 001 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul Mekanisme Tax Amnesty (Studi Kasus Tuan X). Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 3. Ibu Ni Luh Sari Widhiyani, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Bapak Dr.Drs. A.A.N.B. Dwirandra, M.Si.,Ak, selaku Dosen Pembimbing Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. 5. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE.,M.Com.,Ak, selaku Pembimbing Akademik (PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. iii
6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7. Bapak I Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak, selaku pimpinan Kantor Konsultan Pajak Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak dan Rekan yang telah memberikan penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). 8. Bapak Anak Agung Gde Sedana Putra selaku pembimbing lapangan di Kantor Konsultan Pajak Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak dan Rekan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL). 9. Seluruh karyawan dan karyawati di Kantor Konsultan Pajak Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak dan Rekan yang telah banyak membantu penulis saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. 10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu karena berbagai keterbatasan, atas perhatian, semangat, dan motivasi serta segala bantuan kepada penulis selama penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan. Denpasar, 25 April 2017 Penulis iv
Judul : Mekanisme Tax Amnesty (Studi Kasus Tuan X) Nama : I Gusti Ayu Vingky Surya Dewi NIM :1406013057 ABSTRAK Sesuai dengan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan Membayar Uang Tebusan. Wajib Pajak dapat mengungkapkan Harta, Utang, nilai Harta Bersih, serta perhitungan dan pembayaran Uang Tebusan menggunakan Surat Pernyataan Harta (SPH). Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pernyataan Harta paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu terhitung sejak Undang-Undang Pengampunan Pajak mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2017. Apabila setelah masa pengampunan pajak berakhir dan DJP menemukan harta yang belum dilaporkan maka wajib pajak akan dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 18 Undang-Undang No.11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme tax amnesty. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan kualitatif. Jenis data berdasarkan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Semua data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mekanisme tax amnesty meliputi objek tax amnnesty, syarat mengikuti tax amnesty, tarif tebusan tax amnesty, dan perhitungan, pengisian surat pernyataan harta dan lampiran, pembayaran, serta pelaporan tax amnesty. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Kata Kunci : Tax Amnesty, Uang Tebusan, Surat Pernyataan Harta, Sanksi v
DAFTAR ISI Isi Halaman JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN. ii KATA PENGANTAR. iii ABSTRAK v DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Tujuan... 4 1.3 Kegunaan Penelitian... 5 1.4 Sistematika Penulisan... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior... 7 2.2 Definisi Pajak... 9 2.3 Fungsi Pajak... 10 2.4 Tax Amnesty... 11 2.5 Wajib Pajak... 14 2.6 Tujuan Tax Amnesty... 14 2.7 Kemauan Membayar Pajak... 17 2.8 Kesadaran Wajib Pajak... 18 2.9 Pelayanan Fiskus... 19 2.10 Sanksi Pajak... 21 2.11 Kesadaran Membayar Pajak... 24 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Lokasi Penelitian..26 3. 2 Objek Penelitian 26 vi
3. 3 Identifikasi Variabel..26 3. 4 Definisi Operasional Variabel.. 26 3. 5 Jenis dan Sumber Data. 27 3. 6 Metode Pengumpulan Data... 28 3. 7 Teknik Analisis Data... 29 BAB IV PEMBAHASAN HASI PENELITIAN 4. 1 Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian.. 30 4.1.1 Sejarah Berdirinya KKP Kadek Sumadi dan Rekan...30 4.1.2 Bidang Tugas/Kegiatan Instansi...32 4.1.3 Struktur Organisasi...33 4.1.4 Uraian Tugas dan Wewenang...33 4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian 36 4.2.1 Objek Tax Amnesty...36 4.2.2 Syarat Mengikuti Tax Amnesty...37 4.2.3 Tarif Tebusan Tax Amnesty...38 4.2.4 Perhitungan Tax Amnesty...38 4.2.5 Pengisian Surat Pernyataan Harta Tax Amnesty...40 4.2.6 Pembayaran Tax Amnesty...41 4.2.7 Pelaporan Tax Amnesty...42 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Simpulan... 44 5. 2 Saran. 44 DAFTAR RUJUKAN. 45 Lampiran vii
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 2.4 Tarif Tebusan Tax Amnesty bagi WPOP dan WP Badan..... 13 4.2.3 Tarif Tebusan Tax Amnesty bagi WPOP dan WP Badan... 38 viii
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 4.1 Struktur Organisasi KKP Kadek Sumadi SE.,MSi.,Ak & Rekan..33 4.2 Alur Mekanisme Tax Amnesty...36 ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak Daftar Rincian Harta dan Utang Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak A1 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak A2 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak B1 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak B2 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak C1 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak C2 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak D1 Lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak D2 Surat Pernyataan Tidak Mengalihkan Harta Tambahan Surat Pengakuan Kepemilikan Harta Surat Setoran Pajak SPT Tahunan 2015 Formulir 1770 S Lampiran I SPT Tahunan 2015 Formulir 1770 S-I Lampiran II SPT Tahunan 2015 Formulir 1770 S-II Kode Harta Tax Amnesty Kode Negara Tax Amnesty x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan bagi Negara Indonesia ini ditegaskan dalam Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2003 pasal 11 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa "Pendapatan Negara terdiri atas pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah". Pajak adalah penyumbang pendapatan Negara paling besar diantara sumber pendapatan lainnya. Pajak juga menjadi sektor yang potensial dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional. Pemerintah akan membutuhkan dana yang meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan pembangunan. Pemenuhan dalam pembayaran pajak merupakan pekerjaan dan tanggung jawab masyarakat dan pemerintah. Kepatuhan, kesadaran, dan rasa kepedulian sangat diharapkan karena iuran rakyat ini merupakan sumber penerimaan negara yang dapat mewujudkan kesejahteraan bangsa. Pemungutan pajak sering menimbulkan permasalahan rasa keadilan dan kepastian dalam perumusan kebijakan serta pelaksanaannya. Pemerintah berusaha untuk melakukan pengawasan, menganalisis, mengkaji, dan menyempurnakan administrasi sehingga dapat menuju kearah pelayanan pajak yang lebih baik. Kemauan membayar wajib pajak diharapkan menjadi lebih meningkat dengan adanya suatu sistem perpajakan dalam pemungutan pajak yang sederhana terkait perhitungan, penyetoran, dan pelaporannya. 1
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melaksanakan terobosan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Salah satu langkah yang diambil oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah melakukan reformasi dibidang perpajakan (tax reform). Reformasi perpajakan di Indonesia disebabkan oleh tata cara penyelenggaran perpajakan yang tidak dikelola dengan baik, dan menimbulkan masalah seperti praktek pengindaran pajak (tax avoidance) dan penggelapan pajak (tax evasion). Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Ditjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Perubahan sistem perpajakan dari Official Assessment menjadi Self Assessment, memberikan kepercayaan wajib pajak untuk mendaftar, menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri. Hal ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak (Arum,2010). Self Assessment System menuntut adanya peran serta aktif dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Dianutnya sistem Self Assessment membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga masyarakat untuk membayar pajak secara sukarela (voluntary compliance). Kepatuhan memenuhi kewajiban pajak secara sukarela merupakan tulang punggung dari Self Assessment System. Fenomena kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan Indonesia belakangan ini membuat masyarakat dan wajib pajak khawatir untuk 2
membayar pajak. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, karena para wajib pajak tidak ingin pajak yang telah dibayarkan disalahgunakan oleh aparat pajak itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa masyarakat dan wajib pajak berusaha menghindari pajak. Mengingat pentingnya pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara, upaya pengoptimalan penerimaan pajak terus dilakukan oleh Dirjen Pajak. Salah satunya adalah dengan cara menerbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty merupakan salah satu kebijakan dibidang perpajakan yang dilaksanakan oleh Dirjen Pajak. Tax Amnesty adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Tujuan dari pengampunan pajak adalah untuk mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi. Pengampunan pajak juga bertujuan untuk mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi, selain itu juga untuk meningkatkan penerimaan pajak (UU No.11 Tahun 2016). Sanksi bagi wajib pajak yang tidak menyampaikan Surat Pernyataan sampai dengan periode Tax Amnesty berakhir diatur dalam Pasal 18 Undang- 3
Undang No.11 Tahun 2016. Sanksi perpajakan merupakan pemberian sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi administrasi yang diberikan berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) diberikan kepada wajib pajak yang belum atau kurang mengungkap hartanya dalam Surat Pemyataan sampai dengan akhir periode Tax Amnesty. Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya dalam membangun kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak. Hal yang paling menentukan dalam keberhasilan pemungutan pajak adalah kemauan wajib pajak untuk membayar kewajiban pajaknya. Sosialisasi mengenai Tax Amnesty telah dilakukan pemerintah melalui media elektronik dan cetak guna menarik kemauan wajib pajak untuk mengikuti Tax Amnesty. Kemauan wajib pajak untuk melaporkan hartanya yang diperolehnya yang belum diungkap dalam SPT adalah merupakan hal yang menentukan keberhasilan dari program Tax Amnesty. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana mekanisme tax amnesty?. 1.2 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme tax amnesty. 4
1.3 Kegunaan Penelitian Kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat mengaplikasikan teori akuntansi dan teori pajak yang diperoleh dalam masa perkuliahan. 2) Kegunaan Praktis a. Dapat membantu mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku kuliah dan diterapkan di dunia kerja. b. Memberikan informasi dan masukkan dalam melakukan pengisian formulir tax amnesty dan cara perhitungan nilai tebusan tax amnesty. c. Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran, pedoman, atau acuan untuk menjadi pertimbangan evaluasi kinerja di lokasi penelitian. 1.4 Sistematika Penulisan Agar lebih mudah dalam pembahasan materi Laporan Tugas Akhir Studi ini, maka sistematika penulisan laporan ini disajikan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab I Pendahulan, menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 5
Bab II Kajian Pustaka Bab II Kajian Pustaka, membahas tentang teori-teori yang sesuai dengan topik atau judul yang digunakan dalam dalam penyusunan tugas akhir. Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian, menguraikan tentang deskripsi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran, menguraikan tentang bagian akhir laporan yang berisi kesimpulan dan saran. 6