BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang cepat. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH METODE PENYAJIAN KOLEKSI TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG DI MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Sri Baduga merupakan Museum umum yang di dalamnya terdapat koleksi peninggalan sejarah ilmu, seni, dan budaya yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia.

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepatutnyalah potensi Sumberdaya Budaya (Culture Resources) tersebut. perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan.

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pariwisata di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dan terus

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jogi Morrison, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang melakukan perjalanan wisata bertambah banyak, dan hampir seluruh

TAHAPAN CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 ESELON II DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. HULU SUNGAI SELATAN

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. adalah Kabupaten Bojonegoro. Terdapat suatu tempat wisata yang disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

MUSEUM GUNUNG KRAKATAU DI ANYER, BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara. Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam pemasaran. Menurut Carl I. Hovland 1, Ilmu komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kini semakin berkembang, dilihat dari Indonesia yang memiliki banyak potensi dan kekayaan alam dan kebudayaan yang melimpah dan sudah dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Perkembangan pariwisata semakin meningkat karena didukung dengan adanya UU No 10 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam budaya setempat. Jawa Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia. Provinsi ini adalah salah satu destinasi yang memiliki sumber daya alam dan budaya yang sangat beragam. Salah satunya adalah Kota. sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang memberikan kontribusi cukup besar dalam bidang pariwisata di Jawa Barat. Pariwisata Kota berkembang cukup pesat hal ini terbukti dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Adapun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota dapat dilihat secara lengkap pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di 2009-2012 Tahun Jumlah Wisatawan Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara 2009 5.007.608 185.076 4.822.532 2010 5.179.888 228.449 4.951.437 2011 6.712.824 225.585 6.487.239 2012 5.257.439 176.855 5.080.584 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota (2012) Tabel 1.1 menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Kota setiap tahunnya relatif meningkat, pada tahun 2010 Kota mampu meningkatkan kunjungan wisatawan hingga 172.280. Tahun 2011 kunjungan wisatawan ke Kota kembali meningkat hingga 1.532.936. Sedangkan Pada Tahun 2012 mengalami penurunan wisatawan sebesar 1.455.385. Dari tabel tersebut membuktikan bahwa Kota memiliki daya tarik wisatawan yang cukup besar untuk menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. memiliki beraneka ragam daya tarik wisata dari mulai wisata alamnya yang indah dan asri, wisata budayanya, hingga wisata kuliner dan wisata belanja. Dengan segala daya tarik tersebut maka wajar saja bila kota menjadi salah satu kota yang di buru oleh wisatawan. Salah satu Daya tarik wisata di Kota adalah museum yang menjadi tempat menambah wawasan dan pengetahuan bagi wisatawan. Definisi museum yang diberikan International Countil Of Museum (ICOM) adalah institusi permanen nirlaba yang melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan Pendidikan, dan kesenangan. Museum merupakan tempat representasi kekayaan budaya bangsa. Museum sebagai media yang universal untuk pelestarian warisan budaya, sebagai wahana pembelajaran masyarakat, serta sebagai objek wisata edukasi. Bagi kebanyakan orang museum adalah tempat yang menjenuhkan dan membosankan. Rata-rata orang yang berkunjung kemuseum mereka hanya

datang kemuseum, melihat-lihat benda koleksi kemudian meninggalkannya dan bahkan mereka enggan untuk berkunjung kembali ke museum. Dari kondisi tersebut kurangnya ketertarikan wisatawan terhadap museum, padahal di museum mereka dapat menggali banyak ilmu pengetahuan. Menteri kebudayaan dan pariwisata Jero Wacik mengungkapkan pada tahun 2010 mencanangkan program tahun kunjungan museum (visit museum year). Program ini memiliki peranan strategis sebagai wahana penguat program revitalisasi museum. Program ini didukung dengan berbagai kegiatan di museum dengan diharapkan menambah gairah masyarakat berkunjung ke museum sehingga museum lebih banyak dikunjungi dan menjadi hidup dalam pengelolaanya. Tahun kunjungan museum 2010 merupakan sebuah momentum awal memulai Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) yang akan dilaksanakan selama lima tahun (2010-2014). Museum dikota sebagian besar menyimpan kisah-kisah sejarah Kota dan Indonesia untuk dijadikan tempat pembelajaran dan menambah wawasan wisatawan, di antaranya adalah: Museum Geologi, Museum Sri Baduga, Museum Konperensi Asia Afrika, Museum Pos Indonesia, Museum Mandala Wangsit, Museum Barli, dan Museum Zoologi. Salah satu museum yang sering dikunjungi wisatawan ke Kota adalah Museum Konperensi Asia Afrika. Museum ini berada dijalan Asia Afrika no 65. Museum ini adalah memoribilia terjadinya Konperensi Asia Afrika yang merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok pertama. Tingkat kunjungan Museum Konperensi Asia Afrika dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Berikut ini adalah tabel jumlah pengunjung yang datang ke museum Konperensi Asia Afrika.

Tabel 1.2 Data Pengunjung Museum Konperensi Asia Afrika 2009-2012 Pengunjung 2009 2010 2011 2012 TK/ Play Group - 721 656 797 SD/ MI 12.807 20.942 21.185 20.548 SMP/ MTS 46.063 65.837 64.242 65.853 SMA/ SMK/ MA 21659 25024 23.121 18.394 Perguruan tinggi 2945 3423 5.212 4.005 Peneliti 257 86-4 Wartawan 104 117 63 48 Organisasi/instansi asing 1545 1218 777 1.112 Organisasi/ instansi 6715 9829 6.293 5.661 non asing Wisatawan nusantara 18180 35886 59.292 50.948 Wisatawan 3524 5190 5.203 7.233 mancanegara Tamu negara 157 81 142 42 Jumlah (Orang) 113.956 168.354 186.200 174.645 Sumber: Museum Konferensi Asia Afrika 2012 Tabel 1.2 menjelaskan jumlah pengunjung di Museum Konperensi Asia Afrika tahun 2009-2012, mengalami peningkatan jumlah kunjungan dalam setiap tahunnya. Tahun 2010 museum Konperensi Asia Afrika mengalami kenaikan sebesar 543.398 pengunjung atau naik sebesar 47 %. Dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 17.856 atau sebesar 10%. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah pengunjung mengalami penurunan sebesar 11.555 atau sebesar 6% dari tahun sebelumnya. Tingkat kunjungan Museum Konperensi Asia Afrika dari tahun ketahun mengalami kenaikan yang signifikan. Pengunjung yang meningkat belum tentu merasa puas saat berkunjung ke museum. Museum Konperensi Asia Afrika menginginkan pengunjung merasa loyal setelah berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika dengan program cinta museum melalui program Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika (SMKAA). Museum Konperensi Asia Afrika memiliki strategi untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke museum adalah dengan produk-produk pameran yang bukan hanya berupa pameran tetap yang berada di ruang utama Museum Konperensi Asia Afrika. Museum merancang beberapa pameran untuk public

berupa pameran temporer. Produk-produk yang telah dirancang dan dijalankan oleh Museum Konperensi Asia Afrika dapat dilihat dalam tabel 1.3 berikut Tabel 1.3 Produk Pameran yang Dirancang Oleh Museum Konperensi Asia Afrika (2010-2012) No Jenis pameran Produk Lokasi Pameran 1 Pameran Tetap Museum Museum Pameran Tetap Konperensi Asia Afrika Konperensi Asia tentang sejarah Afrika Konperensi Asia Afrika 1 Pameran temporer sejarah 50 tahun Gerakan Non Blok 2 Pameran temporer sejarah 50 tahun Gerakan Non Blok 3 Pameran temporer sejarah Lambang Negara RI 4 Pameran temporer sejarah lambang negara RI 5 Pameran temporer sejarah Diplomasi untuk Papua 6 Pameran temporer sejarah Pameran Temporer Kontingen Garuda 7 Pameran temporer sejarah Focus Eastern Lesser Sunda Island 8 Pameran temporer sejarah Diplomasi untuk Papua 9 Pameran temporer sejarah Diplomasi untuk Papua 10 Pameran temporer sejarah Diplomasi untuk Papua 11 Pameran temporer sejarah Diplomasi untuk Papua Sumber : Museum Konperensi Asia Afrika, 2013 Museum Konperensi Asia Afrika Universitas Pasundan Gedung pancasila Museum kapuas raya Museum Kapuas Raya Museum Konperensi Asia Afrika Museum Konferensi Asia Afrika Karawang Garut Kuningan Ciamis Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika adalah orang-orang yang berkontribusi dengan cara apapun untuk mendukung Museum. Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika adalah sebuah komunitas yang dibentuk pada tahun 2010. Komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika terdiri dari berbagai

macam golongan tua maupun muda diantaranya adalah pelajar, organisasi, pegawai swasta/negri dan lain-lain. Berikut adalah data jumlah member Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Tabel 1.4 Jumlah Member Komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika No Tahun Jumlah Member Persentase % 1 2010 492-2 2011 176 20,7% 3 2012 179 0.01% Total Member 847 Sumber : Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika, 2013 Tabel 1.4 mengenai jumlah member sahabat Museum Konperensi Asia Afrika pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 20,7% dari tahun pertama, sedangkan pada tahun 2012 hanya mengalami kenaikan sebesar 0,01% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Desmon selaku pengelola Museum Konperensi Asia Afrika hal ini dikarenakan dilakukan penyaringan atau filtering dengan cara diadakan wawancara terlebih dahulu kepada calon anggota sahabat museum dengan tujuan agar para calon anggota sahabat museum paham mengenai fungsi dan tugas menjadi anggota sahabat museum. Fungsi dibentuknya sahabat Museum Konperensi Asia Afrika adalah selain sebagai media penyampaian edukasi kepada public, sahabat museum adalah sebagai mediator penghubung antar pihak pengelola museum dan pihak lain seperti pengunjung, selain itu juga sahabat Museum Konperensi Asia Afrika adalah sebagai media promosi untuk Museum Konperensi Asia Afrika. Berdasarkan hasil observasi peneliti dan wawancara dengan pihak pengelola Museum Konperensi Asia Afrika setiap tahun member sahabat museum meningkat namun pada kenyataanya sahabat Museum Konperensi Asia Afrika kurang aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum Konperensi Asia Afrika Dengan bertambahnya setiap tahun jumlah member komunitas sahabat museum belum menunjukan bahwa member sahabat museum loyal terhadap

museum Konperensi Asia Afrika, dapat dilihat dari data kunjungan kegiatan komunitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika per enam bulannya. Tabel 1.5 Jumlah Kunjungan Kegiatan Komunitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika Per Enam Bulan (2010-2012) Kegiatan 2010 2011 2011 2012 SMKAA Jul s.d Des Jan s.d Jun Jul s.d Des Jan s.d Jun Movie week 310 332 313 307 Reading club 393 272 325 292 Gathering SMKAA 223 215 211 201 Jumlah 926 819 849 794 Total pertahun 1745 1643 Sumber : Museum Konperensi Asia Afrika (2012) Tabel 1.4 menunjukan bahwa kunjungan kegiatan komunitas sahabat museum mengalami naik turunnya jumlah kunjungan per enam bulannya. Satu tahun pertama yaitu bulan Juli s.d Desember 2010 dan bulan Januari s.d Juni 2012 jumlah kunjungan sahabat museum sebesar 1745 pengunjung. Dan pada tahun kedua yaitu bulan Juli s.d Desember 2011 dan bulan Januari s.d Juni 2012 jumlah kunjungan sebesar 1643 pengunjung. Pada tahun kedua jumlah kunjungan kegiatan sahabat museum mengalami penurunan sebesar 102 pengunjung. Keberadaan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika adalah dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung museum, karena selain sebagai media komunikasi dengan pengunjung, program kegiatan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika dapat dijadikan suatu atraksi wisata, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia Afrika tidak hanya melihat pameran yang ada dimuseum tetapi wisatawan dapat ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Selain itu keberadaan Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika adalah untuk menjaga suatu intensitas lembaga di Museum Konperensi Asia Afrika itu sendiri. Tingkat loyalitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika belum mencapai maksimal. Pihak Museum Konperensi Asia Afrika terus berupaya untuk menciptakan sahabat museum yang loyal salah satunya dengan program event yang diselenggarakan oleh Museum Konperensi Asia Afrika. Event harus

diterapkan dalam museum sebagai strategi meningkatkan loyalitas sahabat museum. Berikut tabel 1.5 adalah program event yang telah dilaksanakan oleh Museum Konperensi Asia Afrika. Tabel 1.6 Daftar Program Event yang Telah Dilaksanakan Oleh Museum Konperensi Asia Afrika( 2011-2013) No Program Tanggal Pelaksanaaan 1 Peringatan tahunan ulang tahun Konferensi Asia Afrika 24 April 2 Peringatan tahunan hari Museum Internasional 18 Mei 3 Peringatan tahunan hari international penyandang disabilitas 3 Desember 4 Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 5 Pemutaran dan Diskusi film Sang Perintis dalam rangka hari pahlawan 10 November 2012 tahun 6 Napak Tilas Kamari,Kiwari,Bihari 24 April 2012 7 Napak Tilas Historical Study Games 24 April 2013 Sumber: Museum Konferensi Asia Afrika (2013) Museum Konperensi Asia Afrika setiap tahunya menyelenggarakaan event berupa event tahunan seperti yang ditunjukan pada tabel 1.6. Tentunya dalam penyelenggarakan di setiap event museum tidak lepas dari peran Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Dengan adanya Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika itu sangat membantu pihak pengelola museum agar disetiap event yang dilaksankan berjalan sukses diselenggarakan event tersebut. Event yang diselenggarakan oleh Museum sesuai dengan tujuan dan maksud Konperensi Asia Afrika dengan tujuan untuk menciptakan loyalitas sahabat museum, agar museum tidak merasa jenuh dan bosan dengan sahabat keadaan museum pada umumnya. Oleh karena itu, event di museum mempunyai fungsi untuk menghidupkan suasana dengan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum Konperensi Asia Afrika. Pentingnya menciptakan loyalitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika bagi Museum Konperensi Asia Afrika adalah untuk membantu pengelola

museum dalam menghidupkan suasana museum melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika. Membantu pengelola museum untuk berinteraksi langsung dengan wisatawan,karena salah satu fungsi dari sahabat museum adalah media komunikasi antara wisatawan dan Museum Konperensi Asia Afrika, dan membantu mensukseskan disetiap acara yang akan diselenggarakan oleh Museum Konperensi Asia Afrika. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis akan melakukan penelitian lebih dalam mengenai pengaruh program event yang diselenggarakan oleh museum terhadap loyalitas wisatawan di salah satu museum di kota bandung sehingga skripsi ini diberi judul : Hubungan Program Event Dengan Loyalitas Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika Di Kota B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas,dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat program event yang dilakukan oleh Museum Konperensi Asia Afrika 2. Bagaimana tingkat loyalitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika 3. Bagaimana pengaruh program event terhadap loyalitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini memperoleh hasil kajian mengenai: 1. Mengidentifikasi tingkat program event yang dilakukan oleh Museum Konperensi Asia Afrika 2. Mengidentifikasi tingkat loyalitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika 3. Menganalisis pengaruh program event terhadap loyalitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika

D. Manfaat Penelitian Adapun mamfaat penelitian yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran guna menambah wawasaan mengenai pariwisata yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Manfaat Praktis a. Akademik Penelitian ini diharapkan akan mempeluas kajian ilmu mengenai kepariwisataan, di jurusan manajement resort dan leisure khususnya mengenai pengaruh program event terhadap loyalitas sahabat museum konperensi asia afrika. b. Pengelola Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Museum Konperensi Asia Afrika untuk melakuan pengembangan pengaruh program event terhadap loyalitas sahabat Museum Konperensi Asia Afrika.