BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA

dokumen-dokumen yang mirip
Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Hadits-hadits Shohih Tentang

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Iman Kepada KITAB-KITAB

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Syarah Istighfar dan Taubat

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH


SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

PUASA DI BULAN RAJAB

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Transkripsi:

BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA A. Definisi al-sunnah Secara etimologi al-sunnah berarti jalan dan adat kebiasaan, baik jalan itu baik ataupun buruk 1, Allah swt. berfirman : و م ا م ن ع الن اس أ ن ي ؤ م ن وا إ ذ ج اء ه م ا ل د ى و ي س ت غ ف ر وا ر ب ه م إ ل أ ن ت أ ت ي ه م ن ا ل و ل ني أ و ي أ ت ي ه م ال ع ذ اب ق ب ا ل. Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata. 2 Sunnah orang-orang terdahulu di dalam ayat tersebut merupakan sunnah yang buruk dikarenakan mereka tidak mau untuk beriman kecuali azab yang nyata sudah datang kepada mereka. 3 Dalam ayat yang lain Allah swt. berfirman : 1 Muhammad bin Mukarram bin Ali Abu al-fad}l Jama>l al-di>n bin Manz{u>r, Lisa>n al-arab, Vol 13 (Beirut: Da>r S{a>dir, 1414 H.), 225. 2 Al-Qur an, 18: 55. 3 Muhammad al-t{a>hir bin Muhammad bin Muhammad al-t{a>hir bin Ashu>r, al-tah}ri>r wa al- Tanwi>r, Vol 15 (Tunisia : al-da>r al-tunisiah li al-nashr, 1984), 350. 14

15 ق د خ ل ت م ن ق ب ل ك م ن ن ف س ري وا ف ا ل ر ض ف ان ظ ر وا ك ي ف ك ان عاق ب ال ك بذ ب ني. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orangorang yang mendustakan (rasul-rasul) 4. Kata sunan dalam ayat di atas bermakna jalan dan tradisi buruk orang-orang yang mendustakan rasul. Makna ini diperkuat oleh sebuah hadis Rasulullah saw. : م ن ن ف ا ل ل م ن ا ح س ن ا ف ع ل ب ا ب ع د ه ك ت ب ل ه م ث ل أ ج ر م ن ع ل ب ا و ل ي ن ق ص م ن أ ج ور ه م ش ي ء و م ن ن ف ا ل ل م ن ا يب ئ ا ف ع ل ب ا ب ع د ه ك ت ب ع ل ي ه م ث ل و ز ر م ن ع ل ب ا و ل ي ن ق ص م ن أ و ز ار ه م ش ي ء. 5 Barang siapa yang membiasakan suatu kebiasaan yang baik di dalam Islam, lalu kebiasaan itu dikerjakan oleh orang setelahnya, maka ia akan mendapat seperti pahala orang yang mengerjakannya sedang pahala mereka tidak dikurangi sedikitpun. Dan barang siapa yang membiasakan suatu kebiasaan yang buruk, lalu dikerjakan oleh orang setelahnya, maka ia akan mendapat seperti dosa orang yang mengerjakan kebiasaan buruk tersebut sedang dosa mereka tidak dikurangi sedikitpun. Dalam tradisi fiqh, al-sunnah didefinisikan secara terminologi sebagai sesuatu yang jika dikerjakan maka orang yang mengerjakannya 4 Al-Qur an, 03: 137. 5 Muslim bin al-h}ajja>j Abu al-hasan al-qushairi{ al-naisa>bu>ri>, S{ah{i>h Muslim, Vol 4 (Beirut: Da>r Ih{ya> al-turath al- Arabi>, t.th), 2055.

16 mendapatkan pahala namun jika tidak dikerjakan maka orang yang tidak mengerjakannya tidak mendapat dosa, sehingga menurut definisi ini al- Sunnah termasuk di dalam kategorisasi hukum yang lima yaitu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah. Namun di dalam tradisi ushul fiqh, al-sunnah didefinisikan secara terminologis sebagai apa yang bersumber dari Nabi saw. baik itu berupa perkataan yang bukan mukjizat, perbuataan, dan pernyataan atau taqi>r. Jadi, dalam ushul fiqh, al-sunnah dibagi menjadi tiga; pertama sunnah qawliyah, kedua sunnah fi liyah, dan ketiga sunnah taqri>riyah. 6 Dalam definisi ini disebutkan sebuah batasan yaitu perkataan yang bukan mukjizat untuk mengindikasikan bahwa al-qur an merupakan firman Allah swt. B. Kedudukan al-sunnah di dalam Syariah Yang penulis maksud dari pembahasan ini adalah bagaimana kedudukan al- Sunnah di dalam pengambilan hukum berkenaan dengan para mukallaf, apakah ia bersifat ta abbudiah secara keseluruhan ataukah tidak? dan apakah jika ia bersifat ta abudiah maka apa yang dilakukan oleh nabi saw. seperti apa yang ia tinggalkan menurut hukum? 6 Muhammad Abu> al-nu>r Zuhayr, Us}u>l al-fiqh, Vo3 (Kairo: al-maktabah al-azhariyah li al-tura>ts, t.th), 87.

17 Abdul Wahab Khalla>f menyatakan di dalam bukunya bahwa ada kesepakatan ulama tentang kehujjahan al-sunnah baik itu berupa perkataan, perbuatan, atau pernyataan dari Rasulullah saw. yang dimaksudkan untuk menjelaskan syariat dan memiliki kualitas transmisi yang s}ah{i>h baik itu menunjukkan sebuah pemahaman yang qat} i ataupun z}anni>. 7 Meskipun al- A<midi> menyebutkan bahwa ada perbedaan ulama di dalam kehujjahan al- Sunnah. Menurutnya, sebagian besar imam ahli fiqh dan ahli kalam bersepakat bahwa mengikuti Nabi baik itu dalam hal yang wajib, sunnah, dan mubah merupakan unsur ibadah. Adapun sebagian dari mereka imam ahli fiqh dan ahli kalam- ada yang menolak hal tersebut secara mutlak, adapula yang memerinci permasalahannya. 8 Perbedaan ulama di dalam kehujjahan al-sunnah di atas permasalahannya terletak dari apa saja perbuatan-perbuatan Nabi yang dapat ditiru dan diamalkan, dan apakah semua perbuatan Nabi bersifat ta abbudiah? Apalagi selain sebagai Nabi dan Rasul, Muhammad saw. adalah manusia biasa yang memiliki tabiat kemanusiaan yang sama dengan manusia lainnya. Nah, apakah tabiat kemanusiaan tersebut juga dianggap memiliki nilai ta abbudiah? 7 Abdul Wahab Khalla>f, Ilm Us}u>l al-fiqh (Kairo: Maktabah al-da wah al-islamiah, t.th), 37. 8 Abu al-hasan Sayyid al-di>n Ali bin Abi Ali bin Muhammad bin Sa>lim al-tha labi> al-a<midi>, al- Ih>ka>m fi> al-us{u>l al-ah{ka>m, al-vol 01 (Beirut: al-maktabah al-isla>mi>, t.th), 186.

18 Disini penulis akan menyebutkan beberapa klasifikasi ulama terhadap perbuatan Rasulullah saw. sebagaimana berikut : 1. Perbuatan yang dilakukan sebelum kenabian. Menurut al-isnawi, perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. sebelum beliau menjadi rasul tidak bersifat ta abbudiah karena tidak mengandung unsur syariat, dan hukumnya adalah tawaqquf yaitu tidak diambil sebagai landasan hukum untuk membolehkan atau mengharamkan sesuatu. 9 2. Perbuatan beliau sebagai manusia biasa. Yaitu perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Nabi sebagai seorang manusia biasa dalam kesehariannya, seperti cara tidur, cara makan, dan lain sebagainya. Ulama bersepakat bahwa perbuatan Rasul saw. yang semacam ini hukumnya adalah mubah dan tidak wajib. 3. Perbuatan Nabi yang khusus. Perbuatan-perbuatan yang hanya khusus bagi Rasulullah saw. seperti beristri lebih dari empat. {Perbuatan yang semacam ini tidak harus diikuti karena ada dalil-dalil khusus yang menjelaskan tentang kekhususan Rasulullah saw. atas umatnya. 9 Abd al-rah{i>m bin al-hasan bin Ali al-isnawi al-sha>fi i, al-tamhi>d fi> Takhri>j al-furu> ala al-us}u>l (Beirut : Muassasah al-risa>lah, t.th), 487.

19 4. Perbuatan Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti memakai wewangian, memanjangkan rambut dan jenggot, memotong kumis dan lain sebagainya. Dalam menyikapi perbuatan Nabi dalam kehidupan sehari-harinya, ulama merumuskan dua hal yaitu apakah perbuatan tersebut hanya bernilai tradisi dan budaya ataukah juga bernilai penjelasan syariat? Dalam contoh memanjangkan jenggot dan mencukur kumis, ada sebuah أ ح ف وا الش و ار ب و أ ع ف وا hadis اللب ح ى yang berarti potonglah kumis dan panjangkanlah jenggot. Ulama yang memahami bahwa hadis tersebut merupakan penjelasan syariat berpedoman bahwa teks hadis tersebut merupakan dalil tentang hukum memotong kumis dan memanjangkan jenggot. Adapun ulama yang memahami bahwa hadis tersebut hanya lah tradisi semata berpedoman bahwa tidak semua larangan dipahami sebagai sesuatu yang haram, apalagi ketika hadis di atas dipahami dengan perintah Rasulullah saw. untuk menyelisihi orang-orang Yahudi yang memanjangkan kumis dan memotong janggut mereka. 10 5. Perbuatan Nabi dalam perkara keduniaan. 10 Muhammad Abu Zahrah, Us}u>l al-fiqh (t.t: Da>r al-fikr al- Arabi>, t.th), 114-115.

20 Yaitu perbuatan-perbuatan yang dimaksudkan untuk mendapat sebuah manfaat atau mencegah kemudharatan baik itu pada badan atau harta, seperti berobat, berkebun, berdagang dan mengatur peperangan. Perkara-perkara tersebut tidaklah wajib ditiru. 6. Perbuatan yang mengandung nilai syariat. Yaitu semua perbuatan yang mempunyai nilai syariat sehingga mengikutinya adalah sebuah keharusan. Seperti sholat dan haji yang harus mengikuti Nabi Muhammad saw. seperti disebutkan di dalam hadis : ص لوا ك ا ر أي ت وين أ ص لب ي 11 Sholatlah kalian sebagaimana aku sholat. Dan hadis : خ ذ وا ع ب ن م ن ا ك ك م 12 Ambillah dariku manasik haji kalian. Dari sini kita bisa melihat bahwa semua perbuatan Nabi saw. yang bernilai syariat maka semua umatnya wajib untuk mengikutinya, 11 Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin al- Abbas bin Ushman bin Sha>fi bin Abd. Mut}t}alib, Musnad al-ima>m al-sha>fi, Vol 01 (Beirut : Da>r al-kutub al- Ilmiah, 1551), 108. 12 Ahmad bin al-husain bin Ali bin Musa al-khusraujardi> al-khu>ra>sa>ni>, al-sunan al-kubra, Vol 05 (Beirut: Da>r al-kutub al- Ilmiah, 2003), 204.

21 begitupun segala perkara yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw. dengan syarat bahwa perkara yang ditinggalkan tersebut harus dimaksud oleh Rasulullah saw. baik perkara itu memiliki hukum wajib, sunnah, boleh, atau makruh sesuai dengan indikator yang melingkupinya. 13 Perbuatan yang mengandung nilai syariat tersebut dapat dijadikan dalil kebolehan perbuatan tersebut atau bisa menjadi penjelas dari hukum global yang dikandung oleh al-qur an. Pada dua contoh di atas, antara sholat dan haji, keduanya merupakan dalil atas pensyariatan haji juga sekaligus menjadi penjelas dari tata cara sholat dan haji yang disebutkan secara global di dalam al-qur an. C. Macam-macam al-sunnah Berdasarkan klasifikasi bentuknya, al-sunnah terbagi menjadi beberapa macam yaitu : 1. Al-Sunnah al-qawliah Yaitu hadis-hadis yang disabdakan oleh Rasulullah saw. dalam berbagai macam keadaan dan untuk berbagai maksud, baik itu dikatakan tanpa ada sebab atau dengan adanya sebab. Bentuk al-sunnah yang semacam 13 Abdu al-ila>h bin Husain al- Arfaj, Mafhu>m al-bid ah wa Atharuhu fi Id{t{ira>b al-fata>wa> al- Mu a>s}irah (Jordania: Da>r al-fath} li al-dira>sa>t wa al-nashr, 2009), 105.

22 ini merupakan bentuk yang paling banyak ditransmisikan kepada kita seperti sabda Nabi saw. إ ن ا ا ل ع ال ب النب ي ا ت 14 Sesungguhkan pekerjaan itu sah atau sempurna dengan niatnya. Hadis-hadis ini merupakan salah satu sumber dari sumber-sumber syariat tanpa ada perbedaan pendapat dalam hal tersebut. 2. Al-Sunnah al-fi liyah Yaitu perbuatan-perbuatan Rasulullah saw. baik itu perbuatan beliau sebagai manusia biasa, perbuatan yang berkaitan dengan tradisi dan urusan duniawi, perbuatan yang khusus bagi beliau, seperti yang sudah penulis jelaskan di depan. 3. Al-Sunnah al-taqri>riah Yaitu apa yang Rasulullah saw. tegaskan dari perkataan atau perbuatan sebagian sahabat beliau dengan cara diam atau tidak mengingkarinya, atau dengan persetujuan dan menganggap baik hal tersebut. Penegasan dan persetujuan dari Rasulullah saw. ini kemudian dianggap sebagai sesuatu yang bersumber dari Rasulullah saw. sendiri. Seperti 14 Muhammad bin Isma il Abu Abdillah al-bukha>ri al-ju fi>, S{ah}i>h al-bukha>ri>, Vol 01(t.tt: Da>r T{auq al-najah, 1422 H.), 06.

23 yang diriwayatkan di dalam sebuah hadis bahwa ada dua orang sahabat yang sedang dalam perjalanan, ketika masuk waktu sholat, mereka tidak menemukan air sehingga mereka berdua bertayammum lalu sholat. Setelah mereka sholat, ternyata mereka menemukan air sehingga salah satu dari mereka mengulang kembali sholatnya namun sahabat yang satu lagi tidak mengulang sholatnya, kemudian mereka menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. menegaskan apa yang mereka lakukan. Beliau lalu berkata kepada sahabat yang tidak mengulang sholatnya bahwa ia telah mengikuti sunnah dan sholatnya sah. Rasulullah saw. lalu berkata kepada sahabat yang mengulang sholatnya bahwa ia mendapatkan dua pahala. 15 15 Khalla>f, Ilm Us{u>l, 36-37.