BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI ANTENA MIKROSTRIP DAN WIRELESS LAN

BAB I PENDAHULUAN. wireless dimana transmisi sinyal tanpa menggunakan perantara konduktor / wire.

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER-PARAMETER PRIMER ANTENA MIKROSTRIP

Bab II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI. Gbr. 2.1 Grafik Faktor Refleksi Terhadap. Faktor Refleksi

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2,3 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 GHz

DAFTAR PUSTAKA. 1. Balanis Constatantine, A John Wiley - Sons Analysis And Design Antena Theory Third Edition.

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP DOUBEL BIQUAD PADA FREKUENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

: Widi Pramudito NPM :

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. Antena merupakan perangkat telekomunikasi yang berfungsi untuk

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA CO-PLANAR DENGAN METODE BAND GAP UNTUK PENINGKATAN BANDWIDTH PADA FREKUENSI S-BAND

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

BAB I PENDAHULUAN. Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

DESAIN ANTENA TEKNOLOGI ULTRA WIDEBAND

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

BAB II DASAR TEORI. tipis dan mampu bekerja pada frekuensi yang sangat tinggi. Antena mikrostrip

PERANCANGAN RECTIFIER ANTENNA MIKROSTRIP ARRAY TIGA ELEMEN UNTUK PEMANEN ENERGI ELEKTROMAGNETIK PADA FREKUENSI GSM 900 MHz

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. Antena adalah komponen pada sistem telekomunikasi nirkabel yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Antena mikrostrip..., Slamet Purwo Santosa, FT UI., 2008.

Lower Frequency (MHz) Center Frequency (MHz)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

BAB I PENDAHULUAN. daripada layanan suara. Karena itu, saat ini dikembangkan teknologi akses dan system

BAB II TINJAUAN TEORITIS

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Perancangan Antena Mikrostrip Dual-Band Patch Persegi Panjang Plannar Array 6 Elemen dengan Defected Ground Structure

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PLANAR ARRAY

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

BAB IV PENGUKURAN ANTENA

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

Tabel 4.7 Perhitungan Penguatan Frekuensi 3550 MHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PERSEGI PANJANG 2,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIRELESS FIDELITY (WI-FI)

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz

KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA SAMASISI DENGAN FREKUENSI KERJA 2,4 GHz UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS

PPET-LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

BAB III PERHITUNGAN, SIMULASI DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP INSET-FED PADA FREKUENSI 2,4 GHZ UNTUK APLIKASI WIFI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan dan Unjuk Kerja Antena Mikrostrip Biquad Ganda pada Wireless Fidelity b

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY UNTUK APLIKASI WIRELESS-LAN

Martinus Mareta Paska¹, Tengku Ahmad Riza², Yuyu Wahyu³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP TRIANGULAR UNTUK APLIKASI WiMAX PADA FREKUENSI MHz dan MHz

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2,4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN INSET

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP PADA FREKUENSI K- BAND UNTUK RADAR OTOMOTIF

ANALISA PENENTUAN UKURAN SLOT PADA KARATERISTIK ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN PENCATU APERTURE COUPLED

Simulasi Antena Mikrostrip Patch Persegi Panjang Planar Array 6 Elemen dengan Pencatuan Aperture Coupled

[Type the document title]

DESAIN dan IMPLEMENTASI PATCH ANTENNA DENGAN PENCATUAN L-SHAPED PROBE UNTUK APLIKASI WLAN

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP. bahan substrat yang digunakan. Kemudian, menentukan bentuk patch yang

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

BAB II DASAR TEORI. digunakan sebagai radiator yang efisien untuk sistem telekomunikasi modern saat

Desain Antena Hexagonal Patch Array untuk Peningkatan Gain dan Bandwidth pada Frekuensi 2,4 GHz

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MEANDER LINE UNTUK SISTEM TELEMETRI ROKET UJI MUATAN

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA MIKROSTRIP BENTUK E MODIFIKASI DENGAN ELEMEN PARASIT UNTUK RADIO ALTIMETER PADA FREKUENSI

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

Desain dan Implementasi Antena Mikrostrip VSAT Bergerak pada Frekuensi Downlink Ku Band

RANCANG BANGUN ANTENA MICROSTRIP 900 MHz UNTUK SISTEM GSM

PERANCANGAN ANTENA ARRAY 1 2 RECTANGULAR PATCH DENGAN U-SLOT UNTUK APLIKASI 5G

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Transkripsi:

BAB TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI.1 Pendahuluan Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam ruang bebas, dan juga menangkap dan mengumpulkan gelombang EM dari ruang bebas dan menstransformasikannya kedalam bentuk pada saluran transmisi. Beberapa antena yang dapat kita kenal sehari-hari dan mudah terlihat adalah antena televisi. Jenis antena ini adalah antena yagi. Selain antena yagi terdapat juga banyak jenis antena lain, yaitu antena parabola, antena dipole, antena discone, antena heliks, antena mikrostrip dan antena yang lain. Dari beberapa antena yang dikenal sehari-hari, penulis memilih antena mikrostrip dengan kelebihannya yang low profile, compact, dan bisa beroperasi pada single, dual ataupun multi band []. Pada Tugas Akhir ini digunakan kuningan untuk plate dan alumunium untuk groundplane nya yang berbentuk persegi panjang dan menggunakan model L- Shaped Probe sebagai pencatunya yang merupakan metode EMC (Electromagnetically Coupled). Dengan demikian diharapkan antena yang dirancang bekerja sesuai dengan spesifikasi perancangan dan menghasilkan bandwidth yang lebar. Pada Tugas Akhir sebelumnya milik Muhammad Ridwan Widyantara, 008, Realisasi Antena Mikrostrip Rectangular Patch dengan Teknik Pencatuan EMC (Electromagnetically Coupled) untuk Aplikasi WiMax. Dalam laporan Tugas Akhir merealisasikan antena mikrostrip persegi panjang dengan menggunakan teknik pencatuan feed-line dan menggunakan metode EMC (Electromagnetically Coupled).. WLAN Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan sebuah sistem komunikasi data yang fleksibel yang dapat diaplikasikan sebagai alternatif pengganti untuk jaringan LAN kabel [9]. Teknologi WLAN ini pada prinsipnya sama dengan LAN Nurul Amaral Istiqomah 08334019 4

biasa, namun perbedaannya terletak pada media penghubungnya. LAN menggunakan media kabel, sedangkan WLAN menggunakan ruang bebas. Sistem komunikasi wireless tidak terlepas dari perangkat yang mampu mengubah energi atau signal dalam medium pemandu ke ruang bebas (udara). Perangkat tersebut dinamakan antena. Antena bekerja sebagai alat untuk mengirim atau menerima energi dan mengoptimalkan energi radiasi pada arah tertentu [10]..3 Antena Mikrostrip.3.1 Pendahuluan Antena mikrostrip adalah antena yang saat ini popular untuk aplikasi mobile seperi WLAN, WiFi dan WiMax, karena memiliki keunggulan-keunggulan yang memenuhi permintaan akan antena yang kecil dan ringan sehingga kompatibel dan mudah diintegrasikan untuk aplikasi yang sifatnya mobile communication. Secara fisik antena mikrostrip ini terlihat sangat sederhana karena hanya berupa lempengan PCB pada umumnya. Pada dasarnya antena mikrostrip terdiri dari tiga bagian yaitu patch, substrat, dan groundplane, ini terlihat pada Gambar.1 (a) Tampak Atas (b) Tampak Samping Gambar.1 Konstruksi Antena Mikrostrip a. Patch ini berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara, terletak paling atas dari keseluruhan sistem antena. Patch tebuat dari bahan konduktor, misal tembaga. Bentuk patch bisa bermacammacam, circular (lingkaran), rectangular (persegi panjang), segitiga, Nurul Amaral Istiqomah 08334019 5

ataupun bentuk annular ring. Dalam Tugas Akhir ini bentuk yang digunakan adalah rectangular (persegi panjang). b. Substrat dielektrik, berfungsi sebagi media penyalur GEM dari catuan menuju daerah dibawah patch. Substrat sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter antena. Pengaruh ketebalan substrat dielektrik terhadap parameter antena adalah pada bandwidth. Semakin tebal substrat dan semakin kecil permitivitas relatif maka akan memperbesar bandwidth. c. Groundplane, groundplane berfungsi sebagai reflektor yang memantulkan sinyal yang tidak diinginkan. Groundplane antena mikrostrip biasanya terbuat dari bahan konduktor. Kelebihan dan kekurangan antena mikrostrip dibandingkan dengan antena konvensional, antara lain sebagai berikut : 1. Kelebihan : a) Low-profile, ringan serta ukuran kecil dan compact. b) Low-fabrication, fabrikasi mudah dan murah dan diproduksi dengan menggunakan teknik printed-circuit atau dengan teknik pemotongan biasa. c) Bisa menghasilkan polarisasi sirkular maupun linier. d) Bisa dibuat compact sehingga cocok untuk komunikasi bergerak. e) Bisa beroperasi pada single, dual, ataupun multi band.. Kekurangan a) Bandwidth yang kecil, <1% (dengan teknik pencatuan konvensional). b) Gain yang rendah, berkisar 3-10 dbi untuk satu patch. c) Membutuhkan substrat bekualitas baik (mahal). d) Sistem pencatuan yang kompleks untuk array. e) Efisiensi rendah. Nurul Amaral Istiqomah 08334019 6

.3. RMSA (Rectangular Mikrostrip Antena) Antena mikrostrip dengan patch berbentuk persegi panjang (rectangular) merupakan yang paling banyak digunakan konfigurasinya. Metode yang biasanya digunakan dalam menganalisis antena mikrostrip empat persegi panjang adalah model saluran transmisi. Dapat dilihat pada Gambar.1.3.3 Dimensi Fisik Konstruksi dari mikrostrip terdiri dari konduktor strip (line) dan sebuah konduktor bidang tanah yang dipisahkan oleh medium dielektrik dengan konstanta dielektrik ( ε r ). Di atas strip adalah udara sehingga bila tanpa shielding sebagian medan elektromagnetik akan meradiasi, dan sebagian lagi ada yang masuk kembali ke dalam substrat dielektrik[5]. Fenomena ini disebut fringing effect. a) Tampak Atas b) Tampak Samping Gambar. Panjang efektif antena mikrostrip Fringing effect menyebabkan dimensi antena mikrostrip terlihat lebih besar dari dimensi fisiknya[5]. Seperti terlihat pada Gambar., panjang antena mikrostrip bertambah sebesar ΔL. Sehingga panjang efektif dari antena mikrostrip menjadi [5]: L eff = L + ΔL (-1) dengan : ΔL = 0.41 ε W eff+0.3 h +0.64 (-) h ε eff 0.58 W h +0.8 dan : W = v 0 f r ε r +1 (-3) Nurul Amaral Istiqomah 08334019 7

.3.4 Impedansi Input Besarnya nilai impedansi input antena dihitung dengan terlebih dahulu menghitung admitansi pada slot#1 (admitansi input), yaitu dengan cara mentransfer admitansi pada slot# pada terminal output ke terminal input. Pada kondisi ideal, kedua slot dipisahkan oleh jarak sebesar λ g /. Akan tetapi karena adanya fringing effect maka panjang antena mikrostrip menjadi lebih lebar, oleh karena itu panjang antenna mikrostrip sesungguhnya kurang dari λ g /. Besarnya admitansi yang telah ditransformasi pada slot# menjadi [5] : Y = G + jb = G 1 jb 1 (-4) dengan : W G 1 = 1 1 (k 10λ 0 4 0h), untuk h < 1 λ 0 10 W B 1 = [1 0.636 ln(k 10λ 0 h)], untuk h < 1 0 λ 0 10 (-5) (-6) sehingga besarnya admitansi input menjadi : Y in = Y 1 + Y = G 1 (-7) dan impedansi input antena menjadi : Z in = 1 Y in = 1 G 1 (-8) Selain besarnya konduktansi diri dari masing masing slot, terdapat pula konduktasni mutual yang harus ikut diperhitungkan, sehingga besarnya resistansi input antenna mikrostrip ini menjadi : R in = 1 (G 1 ±G 1 ) (-9) dengan : K0W G 1 = 1 π sin J 10π cos θ 0 (K 0L sin θ) (sin θ) 3 dθ (-10) 0 Nurul Amaral Istiqomah 08334019 8

Pada umumnya impedansi input terdiri dari bagian real dan imajiner dan berubah terhadap frekuensi. Nilai reaktansi dari antenna relatif jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai resistansinya, oleh karena itu untuk alasan praktis nilai reaktansi dari antenna biasanya di abaikan [5]. Dengan mengetahui nilai impedansi input, selanjutnya dapat dihitung dimensi inset feed untuk mempermudah proses penyesuaian impedansi, yaitu : R in (y = y 0 ) = R in (y = 0) cos π L y 0 (-11) Gambar.3. Antena Mikrostrip dengan inset feed.3.5 Saluran Mikrostrip Konstruksi dari mikrostrip terdiri dari konduktor strip (line) dan sebuah konduktor bidang tanah yang dipisahkan oleh medium dielektrik dengan konstanta dielektrik ( ε r ). Di atas strip adalah udara sehingga bila tanpa shielding sebagian medan elektromagnetik akan meradiasi, dan sebagian lagi ada yang masuk kembali ke dalam substrat dielektrik. Jadi, terdapat dua dielektrik yang melingkupi strip yaitu udara dengan konstanta dielektrik satu dan substrat dengan konstanta dielektrik ( ) 1 ε r >. Dengan demikian saluran mikrostrip, secara keseluruhan, dapat kita pandang sebagai sebuah saluran dengan dielektrik homogen yang lebih besar dari satu tetapi lebih kecil dari ε r. Konstanta dielektrik ini disebut konstanta dielektrik efektif (effective dielectric constant) [8]. Nurul Amaral Istiqomah 08334019 9

ε r d W Gambar.4 Pola medan listrik pada saluran mikrostrip Kita dapat mengetahui nilai konstanta dielektrik efektif ( ε e ) dengan menggunakan persamaan dibawah ini: ε e = ε r+1 1 + ε r 1 1 + 1 d + 0.41 1 Wo Wo d, untuk Wo 1 (-1) d 1 ε e = ε r+1 + ε r 1 1 + 1 d Wo, untuk Wo d > 1 (-13) Untuk keperluan perancangan, bila diketahui impedansi karakteristik Z 0 dan konstanta dielektrik ε r, lebar strip dapat dicari dengan persamaan [8]: W d = 8eA e A, untuk Wo d < (-14) W = B 1 ln(b 1) + ε r 1 ln(b 1) + 0.39 0.61, untuk Wo > (-15) d π ε r ε r d dengan A = Z 0 60 ε r+1 + ε r 1 0.11 0.3 + (-16) ε r +1 ε r B = 377π Z 0 ε r (-17) Bila pengaruh ketebalan konduktor diperhitungkan, maka lebar strip seolaholah akan bertambah lebar, karena adanya medan limpahan (fringing field) yang tidak dapat diabaikan. Dengan demikian besaran W d diganti dengan lebar efektif, W e d, yaitu [8]: W e d = W d + 1.5 t πd 1 + ln d t, untuk W d 1 π (-18) Nurul Amaral Istiqomah 08334019 10

W e d = W d + 1.5 t πd 1 + ln 4πW, untuk W < 1 d t π (-19) Untuk mempermudah proses penyesuaian impedansi dibutuhkan juga sebuah transformator λ 4. Transformator λ 4 merupakan sebuah saluran mikrostrip yang panjangnya λ 4 dan besarnya : Gambar.5 Tansformator λ 4 Z 0.1 Z 0 Z L (-0).4 Pola Radiasi Antena Mikrostrip Pola radiasi merupakan bentuk radiasi gelombang elektromagnetik dari sebuah antena sebagai fungsi dari koordinat ruang. Pola radiasi atau bentuk penyebaran daya gelombang elektromagnetik tersebut bergantung pada bentuk atau susunan antena dan atau sistem pencatuan []. Sistem koordinat yang digunakan untuk masalah radiasi adalah koordinat bola (spherical coordinate). Dalam sistem koordinat bola, sebuah titik dalam ruang (misal titik A) dinyatakan dalam persamaan[]: A(r, θ, φ) dimana 0 θ π, 0 φ π (-1) x A r z Gambar.6 Sistem Koordinat Bola[11] Nurul Amaral Istiqomah 08334019 11

Pola radiasi dari antena mikrostrip persegi panjang di dapatkan dari persamaan berikut[11]: E-plane : sin K 0h sin θ E θ (θ) θ=0 = K T K 0h sin θ cos K 0W sin θ π, dengan k 0= λ (-) H-plane : E φ (φ)i φ π sin ( k 0bsinθ = K T ( k 0bsinθ ) ) cos θ, dengan k 0= π λ (-3).5 Teknik Pencatuan Antena Mikrostrip Teknik pencatuan pada antena mikrostrip persegi panjang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung menggunakan kopling elektromagnetik, tidak adanya kontak metalik langsung antara feedline dan patch. Pemilihan teknik pencatuan akan mempengaruhi impedansi input dan karakteristik antena..5.1 Teknik Pencatuan Langsung Teknik pencatuan langsung ada dua jenis, yaitu : 1. Coaxial probe Pada teknik ini, pencatuan dilakukan dengan melubangi patch untuk dihubungkan dengan elemen pencatu atau yang biasa disebut konektor. Penentuan titik letak catu yang tepat menyebabkan antena ini tidak membutuhkan rangkaian penyepadan dalam pengaplikasiannya. Gambar.7 Teknik Pencatuan Langsung Coaxial Probe Nurul Amaral Istiqomah 08334019 1

Kelebihan dari teknik pencatuan ini adalah pabrikasi yang mudah, radiasi spurious rendah, dan tidak perlunya penyepadan karena dapat dilakukan dengan menentukan titik catu yang tepat pada patch. Namun kekurangannya adalah bandwidth yang relatif sempit, sulit menemukan letak titik catu yang tepat, dan pemodelan yang sulit, terutama untuk substrat dengan ketebalan h > 0.0 λ 0.. Microstrip line Pada teknik ini, pencatuan dilakukan dengan cara menghubungkan saluran pencatuan dengan patch, dimana patch dan saluran pencatu menggunakan bahan yang sama. Gambar.8 Teknik Pencatuan Langsung Microstip Line Teknik pencatuan microstrip line adalah teknik pencatuan yang paling sering dipakai karena memiliki kemudahan dalam pabrikasi, penyesuaian impedansi, dan pemodelannya. Namun akan muncul radiasi spurious dari saluran dan membutuhkan rangkaian penyepadan dalam pengaplikasiannya..5. Teknik Pencatuan Tidak Langsung Pada teknik ini, tidak ada kontak metallic antara patch dengan elemen lainnya, pencatuan pada patch dilakukan dengan cara kopling elektromagnetik dari elemen pencatunya. Teknik pencatuan tidak langsung ini disebut teknik pencatuan electromagnetically coupled (EMC). Nurul Amaral Istiqomah 08334019 13

Gambar.9 Teknik Pencatuan Tidak Langsung Electromagnetically Coupled Kelebihan dari teknik pencatuan ini adalah bandwidth yang relative lebar, radiasi spurious yang rendah dan tidak diperlukannya rangkaian penyepadan dalam pengaplikasiannya. Namun pabrikasi dan pemodelan yang sulit menjadi kendalanya. Nurul Amaral Istiqomah 08334019 14