BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. non tunai yang saat ini sedang digemari adalah kartu kredit dan e-money.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti

BAB I PENDAHULUAN. Di era moderen saat ini, masyarakat cenderung berperilaku boros. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Namun kebanyakan masyarakat di Indonesia pada saat ini sudah tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mereka mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup setiap orang. Seseorang akan berusaha memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat memberikan penekanan lebih besar untuk aspek perilaku keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Cude, B. J, Lawrence (2006), melakukan penelitian dengan judul College

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian dan untuk memperkuat penelitian yang dilakukan. Teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin besar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraannya. Tujuan hidup yang berbeda-beda antar individu mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Tujuan hidup ini

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, tingkat pengetahuan keuangan atau financial knowledge dari

BAB I PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan perilaku konsumsi masyarakat. Bagi individu yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Adopsi internet

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN jiwa memiliki karakteristik dan juga gaya hidup yang berbeda-beda.

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik serta menerapkan corporate sosial responsibility

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dihadapi agar dapat memenuhi kebutuhannya. Meningkatnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini. Perilaku financial management sangat erat kaitannya dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya (Krishna, 2010). Menurut President s Advisory Council dalam

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha. Perkembangan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

Strategi Volume 6, No. 10, April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat pesat. Penurunan hanya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal Istora Senayan, Jakarta, 12 Npvember 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun Dan dalam waktu sepuluh

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor jasa terutama jasa perbankan. transaksi ekonomi terus mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan dan perekonomian Indonesia, serta menjadi intermediary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perekonomian Suatu Negara

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Pemahaman Kelompok Ibu Rumah Tangga Di Kota Palembang Terhadap Literasi Keuangan Dan Penggunaan Produk Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan semakin liberal. Perjanjian perjanjian perdagangan internasional telah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Keuangan yang menjadi suatu ilmu yang mengelola keuangan pribadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat tetap hidup setiap hari. Setiap manusia butuh makan dan minum.

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


EASTSPRING SYARIAH FIXED INCOME AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Haruman, 2008) (Sari dan Riduan, 2011) Zarkasyi (2008:36)

BAB I PENDAHULUAN. atau surat berharga. Financial Market sendiri terbagi menjadi dua yaitu Capital

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan pasti melakukan kegiatan konsumsi. Kegiatan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. fluktuasi karena pengaruh dari kondisi perekonomian dunia. Beberapa contoh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Grafik Kinerja Investasi

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan penekanan lebih besar untuk aspek financial behavior. Financial behavior

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trend pola hidup masyarakat yang berkembang saat ini adalah kemudahan. Masyarakat cenderung menyukai sesuatu yang dianggap mudah dan praktis. Kemajuan perkembangan teknologi saat ini, telah membawa banyak kemudahan dalam pola hidup masyarakat. Salah satu kemudahan yang ada adalah alat pembayaran. Berbagai macam metode pembayaran dapat digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kini untuk melakukan transaksi, masyarakat tidak perlu lagi untuk membawa uang tunai. Selain memiliki resiko uang tersebut hilang, membawa uang tunai kemana-mana untuk melakukan transaksi yang cukup besar juga dianggap sulit dan tidak praktis. Masalah ini kemudian dijadikan dasar oleh bank untuk menciptakan berbagai macam alat pembayaran yang sifatnya memudahkan. Bank Indonesia pun saat ini berupaya untuk mendorong masyarakat menggunakan sistem pembayaran dan instrumen pembayaran non tunai melalui GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai). Contoh alat pembayaran non tunai yang saat ini sedang digemari adalah kartu kredit dan e-money. Jika dihadapkan pada dua pilihan antara kartu kredit dan e-money. Penggunaan e-money masih tergolong sulit, karena tidak semua merchant menyediakan pembayaran menggunakan e-money. Namun jika berbicara mengenai kartu kredit, hampir semua merchant menyediakan metode 1

2 pembayaran menggunakan kartu kredit. Salah satu keuntungan lain penggunaan kartu kredit adalah konsumen dapat langsung membawa barang yang ia inginkan, tanpa harus membayarnya sekaligus karena barang tersebut bisa dibayar secara bertahap. Hal ini sangat berguna, khususnya untuk pembelian barang elektronik yang cukup mahal dan membebani konsumen jika harus membayarnya sekaligus. Dengan penggunaan kartu kredit, konsumen dapat menyicil pembayaran tersebut dalam kurun waktu enam bulan dengan cicilan 6 kali, beberapa diantaranya bahkan memberikan jangka waktu satu tahun dengan cicilan 12 kali. Yang lebih mengesankan lagi, beberapa insitusi baik itu bank ataupun non bank penerbit kartu kredit pun berani menawarkan bunga 0% untuk cicilan barang. Bahkan tidak hanya kemudahan yang menyebabkan masyarakat tertarik untuk menggunakan kartu kredit, tetapi juga karena adanya berbagai tawaran menarik berupa potongan harga. Tawaran tersebut cukup membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan kartu kredit. Oleh karena itu, tidak heran jika penggunaan kartu kredit sangat diminati oleh masyarakat luas. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, Steve Marta, minat masyarakat terhadap kepemilikan kartu kredit terus meningkat. Hingga akhir tahun lalu (2012), jumlah kartu kredit yang sudah beredar di Indonesia sekitar 15,5 juta -15,6 juta (liputan6.com).

3 Peningkatan jumlah kartu kredit yang terbit juga diikuti dengan peningkatan jumlah transaksi kartu kredit dari tahun ke tahun. Berikut data jumlah transaksi kartu kredit 8 tahun terakhir : Gambar 1.1 Grafik Jumlah Transaksi Kartu Kredit 500000000 400000000 300000000 200000000 100000000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber : Bank Indonesia Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah transaksi kartu kredit dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari grafik, peningkatan yang signifikan terjadi dari tahun 2014 ke tahun 2015. Fenomena peningkatan tersebut juga tercermin dari data yang diperoleh dari Asosiasi Kartu Kredit Indonesia yang mencatat bahwa jumlah kartu kredit yang terbit setiap tahun meningkat diikuti dengan nilai transaksinya. Jumlah Transaksi Kartu Kredit (juta) Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kartu Kredit dan Nilai Transaksi Tahun Jumlah Kartu Jumlah Transaksi Nilai Transaksi (Juta) 2009 12.259.295 177.817.542 132.651.567 2010 13.574.673 194.675.233 158.687.057 2011 14.785.382 205.303.560 178.160.763 2012 14.817.168 217.956.183 197.558.986 2013 15.091.684 235.695.969 219.026.985 2014 16.043.347 250.543.218 250.177.517 2015 16.863.842 274.719.267 273.141.964 Agustus 2016 17.033.436 195.027.131 179.749.389 Sumber : Asosiasi Kartu Kredit Indonesia

4 Peningkatan jumlah kartu kredit yang terbit dan nilai transaksinya selama 8 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa kartu kredit bukanlah sesuatu yang dianggap asing lagi di mata masyarakat. Masyarakat telah menjadikan kartu kredit sebagai alat pembayaran utama dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan mereka. Bagi masyarakat, menggunakan kartu kredit dapat memberikan manfaat positif karena memberikan kenyamanan, kemudahan, dan keamanan. Namun sesungguhnya, dibalik dampak positif tersebut, kartu kredit juga membawa dampak negatif atas penggunaanya. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah kartu kredit dapat mendorong pembelian barang yang sebenarnya tidak terlalu penting / atau sangat mendorong timbulnya perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif juga dapat didefinisikan sebagai perilaku membeli barang atau jasa yang berlebihan, walaupun tidak dibutuhkan (Moningka, 2006). Konsumsi Makanan 46% Gambar 1.2 Tingkat Konsumsi Tahun 2014 Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga 20% Barang dan Jasa 19% Sumber : bps.go.id Keperluan Pesta dan Upacara 1% Pajak dan Asuransi 2% Barang - barang tahan lama 5% Pakaian, Akas kaki dan Tutup Kepala 7%

5 Pada tahun 2014, dapat terlihat bahwa masyarakat memenuhi basic needs berupa fasilitas rumah tangga, barang dan jasa, pakaian, keperluan pesta dan barang-barang tahan lama sebesar 98%, sedangkan hanya 2 % saja yang digunakan untuk asuransi. Peningkatan perilaku konsumtif diimbangi dengan penurunan investasi memperburuk keadaan perilaku keuangan. Di Indonesia, kesadaran untuk melakukan investasi masih tergolong rendah. Jumlah penduduk menurut beberapa data berkisar antara 250-270 juta penduduk. Artinya, jumlah investor pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya sebesar kurang dari 1 persen penduduk Indonesia (Kompas.com, diakses 14 Oktober 2016). Perilaku ini termasuk dalam kategori Financial Behavior. Financial Behavior adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan manajemen atas keuangannya (Hira & Mugenda, 1999) dalam (Yopie dan Dewi, 2015). Dalam penelitian tersebut, Financial Behavior diukur dengan spending dan saving behavior. Financial Behavior mendapatkan perhatian khusus akhirakhir ini, dimana ditandai dengan menurunnya Marginal Propensity to Save / MPS dalam 3 tahun terakhir dan naiknya Marginal Propensity to Consume / MPC (Otoritas Jasa Keuangan, 2015). Fenomena ini mendukung pernyataan bahwa masyarakat Indonesia semakin konsumtif karena Personal Financial Behavior yang tidak baik. Pengguna kartu kredit dengan Financial Behavior yang tidak baik ditandai dengan keterlambatan waktu dalam membayar tagihan kartu kredit, berperilaku konsumtif, menggunakan kartu kredit yang berlebihan, dll. Perilaku perilaku ini pada akhirnya akan menurunkan kepuasan finansial.

6 Setiap orang dituntut untuk memiliki financial knowledge agar bisa mengambil keputusan keuangan yang tepat. Menurut Volpe (1998) dalam Yopie & Dewi (2015) financial knowledge adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengelola keuangan untuk membuat suatu keputusan keuangan yang tepat agar terhindar dari masalah keuangan. Pengetahuan keuangan merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dimiliki bagi setiap orang, khususnya bagi orang yang sudah bekerja dan memiliki penghasilan. Masalah keuangan tidak hanya timbul karena rendahnya pendapatan, tetapi juga bisa disebabkan akibat kesalahan dalam pengelolaan keuangan karena kurangnya pengetahuan. Financial knowledge penting, karena seseorang yang memiliki financial knowledge yang baik akan menggunakan uang sesuai apa yang mereka butuhkan. Perkembangan financial skill dan belajar untuk menggunakan financial tools diperlukan bagi seseorang yang ingin memiliki Financial Knowledge. Financial skill adalah sebuah teknik untuk membuat keputusan dalam personal financial management. Menyiapkan sebuah anggaran, memilih investasi, memiliki rencana asuransi, dan menggunakan kredit adalah contoh yang dipergunakan dalam pembuatan keputusan personal financial management (seperti cek, kartu kredit, kartu debit) (Garman, 1985). Namun tingkat financial knowledge masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan survey Ototoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2003, diperoleh hasil bahwa hanya sebesar 22 persen saja masyarakat Indonesia yang well-literate (memiliki pengetahuan keuangan yang baik).

7 Tingkat literasi keuangan di negara-negara maju cenderung lebih tinggi dibandingkan di negara-negara sedang berkembang, dan salah satu permasalahan yang mengemuka di Indonesia adalah kesenjangan sektor keuangan yang masih terbilang tinggi jika dibandingkan negara-negara tetangga. Kesenjangan sektor keuangan di Indonesia tidak hanya menyangkut keterjangkauan (inklusi), tetapi juga tentang pemahaman (literasi). Gambar 1.3 Kondisi Akses Masyarakat Indonesia Sumber : Worldbank (2011) Survey Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut diperkuat dengan adanya survei indeks MasterCard (Tabel 1.2). Untuk seluruh negara Asia Pasifik yang disurvei, Indonesia menduduki peringkat terendah ketiga. Khusus komponen indeks investasi, posisi Indonesia terbelakang di antara seluruh negara Asia Pasifik. Padahal eseorang dengan financial knowledge yang baik akan mampu

8 mengambil keputusan keuangan yang tepat dan meningkatkan kepuasan finansialnya / financial satisfaction. Tabel 1.2 Tingkat Literasi Keuangan Global Scores Ranking Overall Components Financial Literacy Index Financial Basic Money Financial Investment Literacy Index Management Planning Asia / Pacific 66 63 77 58 1 New Zealand 74 77 74 63 2 Singapore 72 73 80 58 3 Taiwan 71 68 83 63 4 Australia 71 75 70 63 5 Hong Kong 71 71 72 67 6 Malaysia 70 67 82 62 7 Thailand 68 63 81 61 8 Philippines 68 67 74 58 9 Myanmar 66 54 88-10 China 66 58 79 68 11 Bangladesh 63 56 76 60 12 Vietnam 63 57 80 52 13 Korea 62 58 78 48 14 Indonesia 60 56 75 47 15 India 59 50 76 57 16 Japan 57 58 68 39 Sumber : Mastercard, diakses 6 November 2016 Berdasarkan artikel yang ditulis di Bareksa.com (diakses pada tanggal 13 Oktober 2016), Enam dari tujuh bank yang telah melaporkan laporan keuangannya mengalami kenaikan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL), akibat terimbas dampak perekonomian nasional yang belum membaik. Rata-rata nilai gross NPL tujuh bank ini naik menjadi 3,3 persen pada akhir kuartal I-2015, dibanding 2,9 persen pada waktu yang sama tahun lalu. Hal ini berarti kemampuan seseorang / perusahaan untuk memenuhi kewajiban / hutang semakin menurun. Ketidakmampuan ini pada akhirnya akan

9 menimbulkan financial stress. Seringkali pinjaman atau kredit bank memang memanjakan, karena masyarakat tidak bisa membedakan yang mana uang pribadi atau uang pinjaman. Biasanya hal ini berasal dari rasa percaya diri yang menganggap penghasilan sendiri pasti akan mampu membayar cicilan. Pendapatan pun akan tergerus karena membayar begitu banyak cicilan, dan pada akhirnya tidak mampu membayar tagihan kartu kredit. Singkatnya, seorang pengguna kartu kredit memiliki kecenderungan mengalami personal financial stress akibat ketidakmampuan membayar tagihan kartu kredit di akhir bulan. Financial stress yang timbul akan membuat seseorang merasa tidak puas dengan keadaaan finansialnnya. Berbagai macam situasi lainnya juga dapat menjadi penyebab timbulnya financial stress, beberapa diantaranya karena kehilangan pekerjaan, ataupun tidak mampu untuk membayar hutang Berbagai macam penelitian sudah dilakukan terkait permasalahan ini. Beberapa diantaranya adalah penelitian (Ida dan Dwinta, 2010) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh financial knowledge terhadap financial management behavior mahasiswa. Hal ini sejalan dengan penelitian (Yopie dan Dewi, 2015) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifkan antara financial knowledge dengan kepuasan finansial penduduk Surabaya. Semakin tinggi tingkat financial knowledge seseorang, maka orang tersebut akan cenderung lebih puas dengan kondisi finansialnya. Hasil Penelitian (Takaendengan, 2015) juga tidak kalah menarik, peneliti menemukan bahwa terdapat pengaruh antara financial knowledge dan Financial Behavior terhadap keputusan membeli dengan kartu kredit. Peneliti berpendapat

10 bahwa seseorang dengan financial knowledge dan financial behavior yang baik akan mengetahui kapan penggunaan kartu kredit dibutuhkan, dan menghindari penggunaan kartu kredit untuk sesuatu yang tidak terlalu penting sehigga dapat terhindar dari sikap konsumtif. Menurut Joo & Grable (2004), financial stressors, financial behavior, dan financial knowledge merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan finansial atau financial satisfaction. Kepuasan finansial perlu dicapai agar setiap orang bisa merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup. Financial satisfaction menunjukkan kondisi keuangan seseorang yang baik serta orang tersebut merasa bahagia dan bebas dari rasa khawatir terhadap kondisi keuangan pribadi (Joo, 2008) dalam (Jesslyn & Gesti, 2015). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengaruh financial knowledge, financial behavior, financial stress terhadap financial satisfaction pengguna kartu kredit di Palembang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Financial Knowledge berpengaruh terhadap Financial Satisfaction pengguna kartu kredit masyarakat Palembang? 2. Apakah Financial Behavior berpengaruh terhadap Financial Satisfaction pengguna kartu kredit masyarakat Palembang?

11 3. Apakah Financial Stress berpengaruh terhadap Financial Satisfaction pengguna kartu kredit masyarakat Palembang? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Financial Knowledge terhadap Financial Satisfaction pengguna kartu kredit masyarakat Palembang. 2. Untuk mengetahui pengaruh Financial Behavior terhadap Financial Satisfaction pengguna kartu kredit masyarakat Palembang. 3. Untuk mengetahui pengaruh Financial Stress terhadap Financial Satisfaction pengguna kartu kredit masyarakat Palembang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pihak pemerintah untuk bisa lebih memperhatikan pengetahuan keuangan dan pengelolaan keuangan masyarakat. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pengetahuan keuangan, pengelolaan keuangan secara baik, stress keuangan, dan kepuasan finansial. 3. Bagi Akademisi

12 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitianpenelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kepuasan finansial / financial satisfaction. E. Sistematika Penulisan Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan tentang sistematika penulisan yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah yang dijadikan topik dalam penelitian, fakta yang ada, dan fenomena yang terjadi, rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian ini dilakukan, manfaat penelitian ini bagi pihak pihak terkait, dan sistematika penulisannya. Bab II Landasan Teori Berisi teori teori terkait dengan masalah yang diteliti untuk dijadikan dasar dalam memecahkan permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah teori terkait variabel financial knowledge, financial behavior, financial stress, dan financial satisfaction. Bab III Metode Penelitian Berisi metode penelitian dan langkah langkah yang digunakan peneliti dalam menentukan ukuran sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel yang digunakan beserta

13 pengukurannya, serta teknik analisis yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti oleh peneliti. Bab IV Analisis dan Pembahasan Berisi hasil pengolahan sampel dan hasil pengolahan data yang akan digunakan untuk menjawab hipotesis, serta menganalisis data agar bisa ditarik kesimpulan dari penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan serta saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian empiris selanjutnya.