HERU SURAWlAT WIDIA. Analisis Saluran Pemasaran Paprika Hidroponik di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat @i bawah bimbingan ARIF IMAM SUROSO). Pengembangan agribisnis sayur-mayur di Indonesia ditujukan dalam rangka melanjutkan usaha untuk mewujudkan swasembada pangan, meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan meningkatkan devisa negara dengan menjadikan sayur-mayur sebagai salah satu komoditi ekspor andalan. Paprika (Capsicum annum var. grosnmz) adalah salah satu jenis sayur-mayur yang relatif baru dan memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan, karena adanya permintaan pasar yang terns meningkat. Negara yang menjadi tujuan ekspor paprika Indonesia adalah Belanda, USA, Eropa, Jepang, Taiwan, Hongkong dan Singapura. Kabupaten Bandung merupakan salah satu sentra produksi paprika di Jawa Barat yang perkembangan produksinya mengalami peningkatan. Paprika yang ditanam secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah kuantitas dan kualitas produk lebih baik dibanding hasil penanaman secara konvensional. Permasalahan dalam aspek pemasaran banyak ditentukan oleh peranan lembaga pemasaran yang berfungsi sebagai penghubung antara petanilprodusen dengan konsumen dan akan membentuk pola saluran pemasaran paprika. Kurangnya informasi pasar menyebabkan lemahnya posisi petani dalam rantai pemasaran sehingga harga yang diterima lebih rendah. Di samping itu, sebaran marjin pemasaran pun belum merata. Dari permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui saluran pemasaran paprika di lokasi penelitian, 2) mengetahui pelaksanaan hngsi-fungsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar yang terjadi pada setiap lembaga pemasaran paprika, 3) mengetahui sebaran marjin pemasaran dari setiap saluran pemasaran paprika, 4) mengetahui efisiensi saluran pemasaran paprika pada setiap saluran pemasaran yang tejadi.
Penelitian ini dilakukan di Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pemilihan responden dalam penelitian dilakukan dengan mengikuti arus paprika dari petani sampai konsumen. Data dalam penelitian ini berasal dari data primer hasil wawancara dan data skunder dari instansi terkait. Metode analisis untuk saluran pemasaran adalah dengan menelusuri jalur paprika dari petani sampai ke pengecer akhir. Analisis terhadap struktur pasar didasarkan pada saluran pemasaran yaitu jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, mudah tidaknya keluar atau masuk pasar, jenis komoditi yang diperdagangkan serta praktek penentuan harga. Perilaku pasar paprika diketahui dengan mengamati praktek pembelian dan penjualan, sistem penentuan harga dan kerjasama di antara lembaga pemasaran. Marjin pemasaran diuraikan sebagai perbedaan harga di tingkat produsen (harga beli) dengan harga di tingkat konsumen (harga jual) atau dapat pula diperoleh melalui penjumlahan biaya pemasaran dengan keuntungan yang diperoleh setiap lembaga pemasaran. Sedangkan efisiensi saluran pemasaran dianalisis berdasarkan indeks efisiensi teknis dan ekonomis, marjin pemasaran serta farmer's share. Secara umum terdapat sebelas pola saluran pemasaran. Lembaga yang menerima paprika langsung dari petani ada lima yaitu bandar desa, koperasi, pedagang besar, pedagang grosir PIC (Pasar Induk Caringin) dan PIKJ (Pasar Induk Kramat Jati). Daerah pemasaran paprika terbagi tiga yaitu untuk daerah pemasaran Bandung, Jakarta dan daerah pemasaran untuk ekspor. Setiap lembaga pemasaran yang terlibat melakukan fungsi pemasaran yang berbeda-beda seperti hngsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani dan bandar desa cenderung mengarah ke pasar oligopsoni. Hal ini didasarkan pada jumlah pembeli yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penjual. Struktur pasar yang dihadapi koperasi dan pedagang grosir mengarah ke pasar oligopoli, dimana jumlah pembeli lebih banyak dibandingkan jumlah penjual. Struktur pasar yang dihadapi pedagang besar untuk pasar lokal mengarah ke pasar oligopoli, sedangkan untuk pasar ekspor mengarah ke pasar yang bersaing. Untuk pengecer, struktur pasar yang dihadapi mengarah ke pasar yang bersaing dimana jumlah pembeli dan penjual banyak. Sistem penentuan harga paprika antara pelaku pasar
yang terjadi adalah tawar-menawar dan lebih banyak ditentukan oleh lembaga pemasaran yang lebih tinggi (pihak pembeli), namun untuk pedagang besar penentuan harga adalah secara standar. Sistem pembayaran yang tejadi adalah sistem uang tunai, sistem bayar dimuka dan sistem cek. Tidak ditemukannya kerjasama di antara lembaga pemasaran disebabkan lembaga tersebut membeli sendiri paprika yang akan dijual kembali. Hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan bahwa marjin terkecil untuk pasar dalam negeri dimiliki oleh saluran pemasaran 8. Dalam saluran 8 farmer's share adalah sebesar 50 persen dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 840,- per kg dan total keuntungan sebesar Rp. 2.660,- per kg. Majin pemasaran terbesar terdapat pada saluran pemasaran 7. Dalam saluran 7 farmer's share adalah sebesar 21,88 persen dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 7.282,50 per kg dan total keuntungan sebesar Rp. 5.317,50 per kg. Besamya marjin pemasaran pada saluran 7, disebabkan komponen biaya pemasaran yang cukup besar untuk transportasi udara ke negara tujuan. Secara keselumhan, sebaran marjin pemasaran belum merata dan share yang diterima petani masih rendah. Hasil analisis efisiensi saluran pemasaran menunjukkan bahwa untuk daerah pemasaran Bandung, saluran yang paling efisien ditinjau dari indeks efisiensi teknis, ekonomis, marjin pemasaran adalah saluran pemasaran 8, yaitu sebesar 52,s; 6,35; 50, sedangkan ditinjau dari fnrmer's share adalah saluran 4, 6 dan 8 yaitu sebesar 50 persen. Untuk pemasaran daerah Jakarta, saluran yang paling efisien adalah saluran pemasaran 9, untuk indeks efisiensi teknis dan majin pemasaran dengan nilai sebesar 5,22 dan 53,33 persen, untuk indeks efisiensi ekonomis pada saluran pemasaran 10 yaitu sebesar 4,04 dan untuk farmer's share pada saluran 5 dan 9 yaitu sebesar 46,67 persen. Sedangkan untuk pemasaran ekspor saluran yang paling efisien adalah saluran pemasaran 11 dengan indeks efisiensi teknis, ekonomis, marjin pemasaran dan farmer's share sebesar 35,26; 0,63; 72,s dan 28,13 persen.
ANALISIS SALURAN PEMASARAN PAPRIKA HDROPONIK DI DESA CIGUGUR GIRANG, KECAMATAN PARONGPONG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Heru Surahmat Widia A07495037 SKRPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Institut Pertanian Bogor JURUSAN ILMU-JLMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000