2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

2014 PERTUNJUKAN TARI GENDING SRIWIJAYA BAGI MASYARAKAT PERANTAU ASAL PALEMBANG DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA IMLEK 2559 DAN CAP GO MEH 2008 Hari/Tanggal : Kamis, 21 Pebruari 2008 Pukul : 09.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan Tarian Anak Nagari Lurah Kincia Kabupaten 50 Kota.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Bangka Prov. Bangka Belitung

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kusumah Dwi Prasetya, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Bangka adalah suatu pulau yang terdapat di samping timur Sumatera,Indoneseia yang terhitung dalam lokasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau Bangka mengalami pemekaran wilayah menjadi beberapa Kabupaten yang di antaranya adalah Kabupaten Bangka. Kabupaten Bangka merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan alam melimpah serta berpotensi di bidang pariwisata dan seni budayanya. Kabupaten Bangka disebut juga dengan Bumi Sepintu Sedulang yang merupakan semboyan masyarakat Bangka yang bermakna adanya persatuan dan kesatuan serta gotong royong. Kata Sepintu Sedulang diambil dari salah satu budaya masyarakat Pulau Bangka yang bermakna bahwa kata Sepintu yang berarti satu pintu; satu balai (satu rumah) dan Sedulang yang berarti satu dulang (satu makanan). Menurut Hadiono (2015:328) mengungkapkan bahwa : Adanya filosofis abadi Tudung Dulang atau Tudung Saji yang tetap hidup berada dalam lingkungan masyarakat kita (Bangka) dalam budaya Nganggung atau bergotong- royong ataupun budaya makan bersama dan duduk bersama dalam kesetaraan memandang sesuatu harapan dari kehidupan didukung oleh keadaan alam lingkungan yang membentuknya. Nilai- nilai persatuan dan kesatuan ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di bumi Sepintu Sedulang tersebut. Beragam etnis yang ada di Kabupaten Bangka menjadikan kebudayaan di dalamnya mendapat berbagai pengaruh pula dari etnis- etnis tersebut. Etnis yang mendominasi di Kabupaten Bangka terdiri dari etnis Melayu dan Tionghoa yang turut serta mempengaruhi identitas budaya di Kabupaten Bangka. Identitas Bangka Belitung yang sampai saat ini masih berkembang Rusihan, 2017 TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANGDI SANGGAR PESONA WANGKA KOTA SUNGAI LIAT KABUPATEN BANGKA Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 semboyannya yaitu seni budaya seperti seni musik, seni tari dan seni rupa. Seni budaya yang ada di Kabupaten Bangka tak lepas dari adat istiadat atau dapat disebut dengan istilah kebiasaan masyarakat yang didalamnya mencakup kepercayaan, norma-norma artistik dan sejarah-sejarah nenek moyang yang tergambarkan melalui kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Bangka. Adat merupakan salah satu wujud dari kebudayaan. Seperti yang dikatakan oleh Koenjaraningrat (1992: 11) bahwa Adat adalah wujud ideal dari kebudayaan. Beliau juga menambahkan (1992: 9) bahwa...kebudayaan menurut hemat saya antara lain berarti: keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan ciri atau karakter masyarakat yang dihasilkan oleh karya manusia yang dapat dilihat, dipelajari dan dimiliki oleh masyarakat itu sendiri baik dalam bentuk kebudayaan atau kesenian. Kesenian atau adat istiadat yang terdapat di Kabupaten Bangka yaitu Nganggung, Rebo Kasan, Perang Ketupat dan lainnya. Salah satu kesenian atau tarian yang menjadi identitas masyarakat Bangka merupakan murni buah cipta oleh masyarakat Bangka dengan culture Melayu adalah Tari Sambut Sepintu Sedulang. Tarian tersebut berkembang di Kota Sungai Liat. Sungai Liat adalah ibu kota dari Kabupaten yang terdiri dari 6 Kelurahan dan 1 Desa yaitu Kelurahan Kenanga dan Desa Rebo. Kota Sungai Liat adalah pusat kota atau induk dari Kabupaten Bangka dimana seluruh kegiatan pemerintahan dan aktifitas masyarakat berada di Kota Sungai Liat. Selain itu, merupakan daerah pariwisata dan terdapat pula kesenian yang menjadi ciri khas Kota Sungai Liat. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam diri jiwa manusia. Kesenian juga merupakan ekspresi yang dituangkan oleh manusia yang menjadi hasil karya dari manusia atau komunitas tersebut. Seperti yang di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (1967:228) bahwa : Kesenian

3 adalah djiwa perasaan manusia. Para seniman di Bangka membuat satu tarian yang di beri nama Tari Sambut Sepintu Sedulang. Nama tarian tersebut di ambil dari semboyan Bangka Belitung yaitu Sepintu Sedulang seperti yang telah dijelaskan di atas makna dari semboyan tersebut, sedangkan arti kata Sambut yaitu menyambut. Tari Sambut Sepintu Sedulang merupakan adopsi dari kebudayaan yang telah menjadi turun temurun dan identitas dari masyarakat Melayu Bangka yaitu adat Nganggung. Kebudayaan Nganggung adalah kegiatan membawa makanan dari rumah masing-masing dengan menggunakan dulang. Makanan yang di bawa dapat berupa kue, buah-buahan atau makanan berat seperti nasi. Tradisi nganggung adalah budaya yang sudah mendarah daging bagi masyarakat di negeri Serumpun Sebalai ini. Kebudayaan ini dirayakan pada setiap hari-hari besar keagamaan seperti 1 Muharram, Maulid Nabi dan perayaan hari besar seperti Idul fitri dan Idul Adha. Tempat pelaksanaannya sesuai dengan sarana yang tersedia pada masing-masing wilayah baik di Masjid, di Langgar ataupun di Mushola. Selain untuk menyambut dan merayakan hari-hari besar keagamaan, nganggung juga dilakukan untuk menyambut tamu kehormatan, seperti Gubernur, Bupati atau tamu kehormatan lainnya. Dari kebudayaan ini terlihat bahwa rasa solideritas, kepedulian, kebersamaan, gotong royong dan selalu menjaga serta menjalin tali kekeluargaan dan hubungan silaturahmi antara sesama seperti yang dikutip dari :http://gumala.wordpress.com/2009/12/18/nganggung-adat-dan-tradisilambang-kebersamaan/ 16 April 2017. Tari Sambut Sepintu Sedulang adalah tarian persembahan yang sekilas hampir sama dengan tari persembahan lainnya yang ada di daerah Pulau Sumatera. Perbedaan tari ini dengan tari persembahan yang ada di daerah lainnya yaitu latar belakang penciptaan tari atau ide cerita dari isi tarian tersebut. Hasil wawancara kepada salah satu seniman atau pendiri

4 Sanggar Pesona Wangka yang merupakan tempat atau objek penelitian penulis. Sanggar Pesona Wangka berlokasi di Jl. Imam Bonjol, gang Krakatau No, 1 Sungai Liat Bangka. Sanggar ini didirikan pada tahun 1993. Sanggar ini di dirikan untuk melestarikan dan mengembangkan potensi kesenian yang ada di Pulau Bangka. Menurut Ernawati atau yang lebih dikenal dengan Mpok Ati wawancara pada 11 Maret 2017, Tari Sambut Sepintu Sedulang merupakan adopsi dari kebiasaan masyarakat Bangka yaitu Nganggung. Tari yang diciptakan pada tahun 1985 ini dilestarikan sebagai ciri khas dari Kepulauan Bangka. Sampai saat ini belum ada peneliti yang menulis tentang Tari Sambut Sepintu Sedulang karya Muchtar Acros dan Almarhumah Ermanila Hamid (pencipta gerak), Parlind Hutagalung (pencipta musik). Keunikan Tari Sambut Sepintu Sedulang yang ada di Kota Sungai Liat Bangka yaitu diawali dari gerak silat yang dilakukan oleh 2 hingga 4 orang merupakan bentuk kesigapan dan tanggung jawab masyarakat Bangka yang akan selalu melindungi, memberi rasa aman kepada siapa saja yang datang berkunjung ke Pulau Bangka. sedangkan dalam gerak tarinya yang gemulai namun tegas mencerminkan keanggunan dan keramah-tamahan gadis-gadis Bangka serta kegagahan pemuda Bangka sebagai wujud penghormatan kepada para tamu yang datang berkunjung ke Pulau Bangka, serta penari laki-laki yang membawa payung sebagai simbol dari keagungan dan menghormati tamu yang berkunjung, tidak hanya idiom-idiom tersebut, sejumlah simbol-simbol adat istiadat dan tradisi yang berlaku di tengah masyarakat Bangka pun ditampilkan dalam ragam gerak Tari Sambut Sepintu Sedulang maupun properti serta busana yang ditampilkan diantaranya persembahan sekapur sirih yang diletakkan di dalam tepak, tabur kembang rampai dan beras kunyit yang di letakkan di dalam bokor yang dibawa oleh penari wanita yang berkostum pengantin paksian berwarna merah dan ungu serta tudung dulang dan payung lilin yang dibawa oleh penari pria yang berkostum telok belanga, sebagai wujud penghormatan masyarakat

5 Bangka yang senantiasa akan selalu memberikan yang terbaik kepada para tamu yang datang berkunjung. Tari Sambut Sepintu Sedulang ditampilkan pada acara-acara penyambutan tamu-tamu agung di Kabupaten Bangka, serta tarian ini menjadi icon Pulau Bangka pada acara Festival Tari Sumatera di Palembang tahun 1985 yang menjadi latar belakang terciptanya tarian tersebut. Tari Sambut Sepintu Sedulang yang diciptakan dari kebiasaan masyarakat setempat, sayangnya sampai saat ini kurang mendapat apresiasi lebih dari masyarakat serta kesadaran memiliki akan kesenian yang dimiliki Kabupaten Bangka sangatlah kurang. Kesenian yang lahir dari masyarakat suatu daerah pasti tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat daerah tersebut, karena berdasarkan sejarahnya seni tradisional asli suatu daerah adalah jenis kesenian yang tumbuh dan berasal serta berkembangnya di daerah itu (Sudibyo, 2003: 15). Hal ini dapat membuat eksistensi ataupun ketahanan kesenian khas Bangka semakin memudar bahkan bisa punah. Bangka merupakan Provinsi yang memiliki kesenian tradisional yang dapat menjadi asset sebagai daya tarik wisata, sehingga dapat membuat kesenian yang ada di Provinsi Bangka khususnya di daerah Sungai Liat semakin dikenal dan menjadikan kesenian tersebut sebagai identitas dari masyarakat Bangka. Dilihat dari usia Kabupaten Bangka yang sudah mengalami masamasa pemekaran dan pengembangan kabupaten, kesenian ini sangatlah penting untuk asset potensi budaya yang dimiliki Bangka guna mewujudkan misi daerah yakni Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi Cyber Islands. Saat ini pewarisan pelestarian yang dilakukan baru melaksanakan pentas-pentas seni, dan penyambutan tamu dimana masyarakat tidak dilibatkan lebih dalam kesenian tersebut, sehingga masyarakat dan apresiator hanya sekedar mengetahui tetapi tidak mengenali kesenian karena belum ada tulisan skripsi ataupun penelitian

6 terkait kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang. Perlu adanya penelitian sebagai media pewarisan dan pengenalan Tari Sambut Sepintu Sedulang kepada khalayak, supaya masyarakat mengetahui, mengenali lebih dalam terhadap tarian tersebut dan pelestarian tidak terputus. Pada dasarnya setiap daerah memiliki kebudayaan serta kesenian khas daerahnya yang menjadikan kebudayaan tersebut sebagai identitas suatu daerah, perlu disadari pengakuan kebudayaan itu merupakan hal yang penting, sebelum kebudayaan tersebut direbut oleh yang bukan haknya. Terkait dengan kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang yang kurang mendapat apresiasi dari masyarakat sebab kurang tersosialisasikannya kesenian tersebut, peneliti melakukan survei awal dengan melakukan wawancara secara acak kepada beberapa seniman dan masyarakat yang ada di Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka terkait gambaran kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang secara garis besar. Hasil survei awal yang diperoleh dari beberapa sampel, peneliti mendapatkan hasil informasi yang dapat dikatakan simpang siur, dan kurangnya keakuratan mengenai sejarah, latar belakang, dan asal-usul, karena setiap sampel yang diajukan pertanyaan memberikan jawaban dan versi yang berbeda-beda terkait sejarah, latar belakang terciptanya Tari Sambut Sepintu Sedulang, maka peneliti melakukan analisis dari survei awal. Dapat disimpulkan bahwa jawaban dari setiap sampel hakikatnya memiliki keterkaitan satu sama lain. Dengan demikian peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian berkaitan dengan kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang yang memuat manfaat nilai-nilai budaya khas Kabupaten Bangka. Apabila nilai-nilai khas kebudayaan Bangka dibiarkan punah, maka secara tidak langsung dan tidak disadari masyarakat akan kehilangan identitas budaya Bangka Belitung yang mana sebagai asset daerah Kabupaten Bangka. Dengan demikian peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang sehingga memperoleh data otentik yang di dapat langsung dari

7 lapangan kemudian di deskripsikan dan di analisis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang Kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang di Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka, struktur pertunjukan, gerak, busana dan properti serta iringan yang digunakan pada Tari Sambut Sepintu Sedulang. Peneliti tertarik dan akan mengangkat permasalahan Kesenian Tari Sambut Sepintu Sedulang tersebut ke dalam penelitian yang berjudul Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka. Dengan adanya penelitian tentang Tari Sambut Sepintu Sedulang ini diharapkan dapat menambah sumber kepustakaan yang lebih jelas mengenai Tari Sambut Sepintu Sedulang selain itu tari tersebut dapat terjaga kelestariannya, keaslianya, menjadi lebih berkembang, serta memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri sebagai aspek seni budaya penunjang pariwisata daerah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana struktur pertunjukan pada Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka? 2. Bagaimana struktur gerak pada Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka? 3. Bagaimana busana dan properti pada Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka? 4. Bagaimana iringan pada Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang dipaparkan berikut : 1. Tujuan Umum

8 Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai upaya penggalian dan pelestarian budaya khususnya budaya di daerah Bangka, serta sebagai bahan apresiasi bagi mahasiswa, pelaku seni, dan masyarakat pada umumnya. 2. Tujuan Khusus 2.1 Mendeskripsikan struktur pertunjukan Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka 2.2 Mendeskripsikan gerak pada Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka 2.3 Mendeskripsikan busana dan properti Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka 2.4 Mendeskripsikan iringan pada Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Kabupaten Bangka D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi bagi berbagai kalangan di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Peneliti Menambah wawasan pengetahuan, pengalaman dan pemahaman mengenai struktur penyajian, struktur gerak, tata rias dan busana serta iringan padatari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Bangka. 2. Lembaga Kebudayaan Dapat memperoleh tentang informasi struktur penyajian, struktur gerak, tata rias dan busana serta iringan padatari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungai Liat Bangka. 3. Pelaku Seni

9 Menyumbangkan buah pikiran tentang latar belakang dan kelanjutan Tari Sambut Sepintu Sedulang sebagai salah satu bentuk tari tradisi yang sudah lama berkembang di daerah Bangka. 4. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Menambah sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian, bacaan bagi para mahasiswa, dan menambah wawasan keilmuan mengenai penyajian Tari Sambut Sepintu Sedulang di Sanggar Pesona Wangka Kota Sungailiat Bangka, khususnya Program Pendidikan Seni Tari. 5. Peneliti Akademis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. E. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi skripsi dibuat dengan tujuan sebagai langkah untuk peneliti dalam menyusun bab yang belum terselesaikan. Selain itu, bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam menyimak serta memahami keseluruhan bagian dari skripsi. Struktur organisasi penelitian (skripsi) terdiri dari lima bab yaitu : ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN Bab I dalam skripsi ini terdapat beberapa sub bab dan merupkan uraian tentang latar belakang masalah penelitian yang berisi tentang fokus masalah, menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi permasalahan dan alasan mengapa peneliti menjadikan permasalahan ini layak untuk dikaji, selanjutnya rumusan masalah mengenai acuan dalam membahas dari penelitian ini, tujuan penelitian yang berisi maksud dari peneliti

10 mengkaji suatu permasalahan, manfaat penelitian yng berisi mengenai kegunaan dari penelitian ini,serta adanya struktur organisasi skripsi. A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian A. Penelitian Terdahulu B. Memahami Budaya Masyarakat C. Fungsi Pertunjukan Dalam Kehidupan Masyarakat D. Koreografi E. Tata Rias dan Busana F. Tata Busana G. Iringan BAB III METODE PENELITIAN berisi tentang A. Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data C. Definisi Istilah D. Fokus Penelitian E. Lokasi Penelitian F. Instrument Penelitian G. Tahap-tahap Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan B. Rekomendasi

11 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP