Gambaran Profil Lipid Terhadap Derajat Hipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 1990, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ke-27 di

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang terpenting di dambakan oleh setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. Singapura dan 9,1% di Thailand (Susalit, 2009). Di Indonesia sendiri belum ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS YANG MELAKUKAN SENAM DIABETES

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius, menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

Transkripsi:

The Description of Lipid Profile on The Stage of Hypertension in Chronic Kidney Disease Patients Gambaran Profil Lipid Terhadap Derajat Hipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Sigit Wahyu Santoso 1, Suryanto 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstract Chronic renal disease is a condition in which the kidneys gradually and progressively lose their functional nephrons which are chronic and irreversible. Many factors influence the occurrence of chronic renal failure, one of which is hypertension. The causes hypertension, one of which is the increasing of the undesirable lipid profile level (total cholesterol, LDL, TG) and the decreasing of the desired lipid profile level (HDL). The purpose of this research is to describe the lipid profile in each stage of hypertension in patients with chronic renal failure. This research is a descriptive observational research with cross-sectional approach. Samples are taken from all patients diagnosed with chronic renal failure based on medical records in RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta from January 2013 to September 2014. Based on the inclusion and exclusion criteria, it is obtained 45 research samples. In patients with pre-hypertension, it is obtained the highest total cholesterol level of <200 mg / dl are 3 patients. The highest HDL of <40 mg / dl by 2 patients. The highest LDL of 130-159 mg / dl are 3 patients. TG obtained the same number that is 1 in every classification. In patients with hypertension stage 1, it is obtained the highest total cholesterol level of <200 mg / dl are 13 patients. The highest HDL of <40 mg / dl are 12 patients. The highest LDL of 130-159 mg / dl are 13 patients. The highest TG of 150-199 are 12 patients. In patients with hypertension stage 2, it is obtained the highest total cholesterol level of <200 mg / dl are 13 patients. The highest HDL of <40 mg / dl are 12 patients. The highest LDL of 130-159 mg / dl are 17 patients. The highest TG of 150-199 as are 9 patients. In patients with hypertension stage 3, it is obtained the highest amount of total cholesterol <200 mg / dl are 4 patients. The highest HDL of <40 mg / dl and 60 mg / dl are 3 patients each. The highest LDL most of 130-159 mg / dl are 7 patients. The highest TG of 150-199 are 5 patients. In patients with hypertension stage 4, it is obtained the same cholesterol level that is 1 in each classification. The highest HDL of <40 mg / dl are 2 patients. The highest LDL of 130-159 mg / dl are 2 patients. The highest TG of 500 mg / dl are 3 patients. Intisari Penyakit gagal ginjal kronis adalah suatu kondisi dimana ginjal secara bertahap dan progresif kehilangan fungsi nefronnya yang bersifat kronis dan irreversibel. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal ginjal kronik, salah satunya yaitu hipertensi, dimana penyebab hipertensi salah satunya yaitu peningkatan kadar profil lipid yang tidak diinginkan (kolesterol total, LDL, TG) dan penurunan kadar profil lipid yang diinginkan (HDL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profil lipid pada setiap derajat hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosis gagal ginjal kronis berdasarkan rekam medis di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari periode Januari 2013 sampai dengan September 2014. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan 45 sampel penelitian. Pada pasien dengan pre hipertensi didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 3 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 2 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 3 pasien. TG didapatkan jumlah yang sama yaitu 1 pada setiap klasifikasi.pada pasien dengan hipertensi derajat 1 didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 13 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 12 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 13 pasien. TG terbanyak sebesar 150-199 sebanyak 12 pasien.pada pasien dengan hipertensi derajat 2 didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 13 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 12 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 17 pasien. TG terbanyak sebesar 150-199 sebanyak 9 pasien.pada pasien dengan hipertensi derajat 3 didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 4 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl dan 60 mg/dl sebanyak masing-masing 3 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 7 pasien. TG terbanyak sebesar 150-199 sebanyak 5 pasien.pada pasien dengan hipertensi derajat 4 didapatkan kadar kolesterol yang sama yaitu 1 pada setiap klasifikasi. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 2 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 2 pasien. TG terbanyak sebesar 500 mg/dl sebanyak 3 pasien. Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Hipertensi, Profil Lipid (Kolesterol Total, HDL, LDL, Trigliserid) 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY 2 Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Pendahuluan Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun 1996 terjadi 166.000 kasus gagal ginjal tahap akhir dan pada tahun 2000 menjadi 372.000 kasus. Angka ini diperkirakan akan terus naik. Pada tahun 2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari 650.000 kasus. Selain itu, sekitar 6 juta hingga 20 juta individu di Amerika diperkirakan mengalami gagal ginjal kronik tahap awal. Hal yang sama juga terjadi di Jepang, pada tahun 1996 didapatkan sebanyak 167.000 penderita yang menerima terapi pengganti ginjal. Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan lebih dari 200.000 penderita 1. Semua proses penyakit yang mengakibatkan kehilangan nefron secara progresif dapat menyebabkan GGK. Patofisiologi GGK pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya tetapi pada tahap selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama 2. Jika terjadi kerusakan nefron, maka ginjal mempunyai kompensasi untuk mempertahankan LFG dengan cara meningkatkan daya filtrasi dan rearbsobsi zat terlarut dari nefron yang tersisa. Pengurangan masa ginjal ini menyebabkan hipertrofi secara struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa sebagai upaya kompensasi. Hipertofi kompensatori ini akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan aliran glomerulus. Kemudian proses adaptasi yang berlangsung

singkat ini diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa dan akhirnya terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif 3. Gagal ginjal dan hipertensi berkaitan erat, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan kerusakan ginjal menyebabkan utama yang dapat dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Peningkatan kolestrol sangat berhubungan erat dengan peningkatan penyakit kardiovaskular. hipertensi. Kekhawatiran akan Sejumlah penelitian timbulnya penyakit ginjal kronik (PGK) akibat hipertensi tidaklah berlebihan. Prevalensi hipertensi di populasi cukup tinggi dan data mengindikasikan adanya kaitan antara PGK dan hipertensi 4. Salah satu penyebab hipertensi yaitu peningkatan kadar profil lipid. Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid mengidentifikasi faktor risiko yang sangat berpotensi terhadap penyakit kardiovaskuler termasuk salah satunya peningkatanan kolestrol total, trigliserida, kolestrol LDL, dan penurunan konsentrasi HDL yang dihubungkan dengan kelainan vaskular termasuk tekanan darah 5. Pada penelitian kali ini peneliti akan meneliti tentang gambaran profil lipid terhadap derajat hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik.

Alat dan Cara Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional mengenai gambaran profil lipid pada setiap derajat hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik dengan pendekatan cross sectional dan disajikan dalam bentuk tabel. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosis gagal ginjal kronis berdasarkan rekam medis di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari bulan Januari 2013 - September 2014. Penelitian ini dilakukan di RSU PKU Muhammadiyah dengan mengambil catatan rekam medik pasien, khususnya pasien gagal ginjal kronis. Penelitian dilakukan sejak bulan April 2014 sampai dengan Januari 2015 Setelah data terkumpul dari rekam medis, data diolah dan dideskripsikan dalam bentuk tabel dan diagram kemudian dianalisis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak pada program SPSS for windows untuk melihat gambaran profil lipid dan derajat hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik. Hasil dan Diskusi Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik pada pasien gagal ginjal kronik dengan hipertensi yang memiliki kadar profil lipid yang berarti, yang di dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode. Penelitian dilakukan sejak bulan April 2014 sampai dengan Januari 2015. Berdasarkan pasien rawat inap dan rawat jalan di RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta dari periode Januari 2013 sampai September 2014 didapatkan 45

sample yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan tabel 1, dari 45 sampel didapatkan pasien dengan pre hipertensi sebanyak 3 orang (6,7%), derajat 1 sebanyak 15 orang (33,3%), Derajat 2 sebanyak 17 orang (37,8%), derajat 3 sebanyak 7 orang (15,6%), dan derajat 4 sebanyak 3 orang (6,7%). Ginjal dan hipertensi cukup tinggi dan data mengindikasikan adanya kaitan antara PGK dan hipertensi 4. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tekanan darah berkaitan dengan erat, hipertensi dapat dipengaruhi oleh aktivitas dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan kerusakan ginjal dapat fisik, dimana akan lebih tinggi saat melakukan aktivitas dan lebih rendah menyebabkan hipertensi. ketika beristirahat. Tekanan darah Kekhawatiran akan timbulnya penyakit ginjal kronik (PGK) akibat hipertensi tidaklah berlebihan. dalam satu hari juga berbeda, dimana paling tinggi di pagi hari dan paling tinggi di malam hari 6. Prevalensi Hipertensi di populasi Tabel 1. Deskriptif Derajat Hipertensi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Hipertensi N % Pre Hipertensi 3 6,7% Derajat 1 (Ringan) 15 33,3% Derajat 2 (Sedang) 17 37,8% Derajat 3 (Berat) 7 15,6% Derajat 4 (Maligna) 3 6,7% Total 45 100% Sumber : data sekunder rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Tabel 2. Deskriptif Profil Lipid pada Pasien GGK N Minimum Maximum Mean SD (mg/dl) Kolesterol Total 45 68 315 167,3 49,1 HDL 45 6 171 38,4 25,3 LDL 45 23 199 96,7 38,8 Trigliserid 45 31 434 152 89,2 Sumber : data sekunder rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tabel 3. Deskriptif Kolestrol Total pada GGK Terhadap Derajat Hipertensi Kolestrol total <200 mg/dl 200-239 mg/dl >240 mg/dl Total Hipertensi Pre Hipertensi 3 0 0 3 Hipertensi Derajat 1 13 1 1 15 Hipertensi Derajat 2 13 3 1 17 Hipertensi Derajat 3 4 2 1 7 Hipertensi Derajat 4 1 1 1 3 34 7 4 45 75,6% 15,6% 8,9% 100% Sumber: data sekunder rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tabel 4. Deskriptif HDL pada GGK Terhadap Derajat Hipertensi HDL <40 mg/dl 60 mg/dl < 150 mg/dl Total Hipertensi Pre Hipertensi 2 1 0 3 Hipertensi Derajat 1 12 3 0 15 Hipertensi Derajat 2 12 3 2 17 Hipertensi Derajat 3 3 3 1 7 Hipertensi Derajat 4 2 1 0 3 31 11 3 45 68,9% 24,4% 6,7% 100% Sumber : data sekunder rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tabel 5. Deskriptif LDL pada GGK Terhadap Derajat Hipertensi LDL 130-159 mg/dl 160-189 mg/dl 190 mg/dl Total Hipertensi Pre Hipertensi 3 0 0 3 Hipertensi Derajat 1 13 2 0 15 Hipertensi Derajat 2 17 0 0 17 Hipertensi Derajat 3 7 0 0 7 Hipertensi Derajat 4 2 0 1 3 42 2 1 45 93,3% 4,4% 2,2% 100% Sumber: data sekunder rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tabel 6. Deskriptif Trigliserid pada GGK Terhadap Derajat Hipertensi Trigliserid 150-199 mg/dl 200-499 mg/dl 500mg/dl Total Hipertensi Pre Hipertensi 2 1 0 3 Hipertensi Derajat 1 13 2 0 15 Hipertensi Derajat 2 12 5 0 17 Hipertensi Derajat 3 6 1 0 7 Hipertensi Derajat 4 0 3 0 3 33 12 0 45 73,3% 26,7% 0% 100% Sumber: data sekunder rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Berdasarkan Tabel 2, dari 45 pasien pada nilai kolesterol total didapatkan nilai tertinggi 315, terendah 68, rata-rata 167,3, dan standar deviasi 49,1. Berdasarkan Tabel 2, dari 45 pasien pada nilai HDL didapatkan nilai tertinggi 171, terendah 6, rata-rata 38,4, dan plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid. Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Peningkatan kolestrol sangat berhubungan erat dengan peningkatan penyakit kardiovaskular. standar deviasi 25,3. Berdasarkan Sejumlah penelitian Tabel 2, dari 45 pasien pada nilai LDL didapatkan nilai tertinggi 199, terendah 23 rata-rata 96,7, dan standar deviasi 38,8. Berdasarkan Tabel 2, dari 45 pasien pada nilai Trigliserid didapatkan nilai tertinggi 434, terendah 31, rata-rata 152, dan standar deviasi 89,2. Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam mengidentifikasi faktor risiko yang sangat berpotensi terhadap penyakit kardiovaskuler termasuk salah satunya peningkatanan kolestrol total, trigliserida, kolestrol LDL, dan penurunan konsentrasi HDL yang dihubungkan dengan kelainan vaskular termasuk tekanan darah, dimana diketahui juga bahwa tekanan darah tinggi merupakan resiko gagal ginjal kronik 5. Berdasarkan tabel 3 didapatkan pasien GGK dengan pre hipertensi yaitu 3 pasien (100%)

dengan kadar kolestrol total <200 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 1 terdapat 13 pasien (86,7%) dengan kadar kolestrol total <200 mg/dl, 1 pasien (6,7%) dengan kadar kolestrol total 200-239 mg/dl, 1 pasien (6,7%) dengan kadar kolestrol total >240 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 2 terdapat 13 pasien (76,5%) dengan kadar kolestrol total <200 mg/dl, 3 pasien derajat 4 terdapat 1 pasien (33,3%) dengan kadar kolestrol total <200 mg/dl, 1 pasien (33,3%) dengan kadar kolestrol total >240 mg/dl. Dengan demikian dapat di simpulkan dari keseluruhan pasien GGK dengan hipertensi di dapatkan 34 pasien (75,6%) dengan kolestrol total <200 mg/dl, 7 pasien (15,6%) dengan kadar kolestrol total 200-239 mg/dl, dan 4 pasien (8,9%) dengan kadar kolestrol total >240 mg/dl. (17,6%) dengan kadar kolestrol total Kolesterol merupakan 200-239 mg/dl, 1 pasien (5,9%) dengan kadar kolestrol total >240 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 3 terdapat 4 pasien (57,1%) dengan kadar kolestrol total <200 mg/dl, 2 pasien (28,6%) dengan kadar kolestrol total 200-239 mg/dl, 1 pasien (14,3%) dengan kadar kolestrol total >240 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi komponen esensial dari setiap sel dan di perlukan oleh tubuh melakukan banyak fungsi dasar. Kolesterol membantu hati menghasilkan empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak, dan merupakan bahan pembentuk kelenjar adrenal dan hormon seks. Kolesterol juga membentuk jubah pelindung disekitar dinding sel dan

selubung mielin saraf, serta bekerja sebagai pelumas pada dinding arteri, membantu kelancaran aliran darah. Kolesterol dalam jumlah seimbang sangat penting bagi tubuh. Kadar kolesterol rendah atau di bawah 135 merupakan tanda adanya stres kelenjar adrenal, kerusakan hati yang berat, serta gangguan auto imun. Kadar kolesterol yang rendah juga telah dihubungkan dengan kanker dan gangguan fungsi kekebalan tubuh secara umum yang tampak melalui kelelahan. Sedangkan peningkatan kolesterol sangat berhubungan erat dengan peningkatan penyakit kardiovaskular. penurunan konsentrasi HDL yang dihubungkan dengan kelainan vaskular termasuk tekanan darah 7. Kolesterol dibawa melalui aliran darah dalam 2 komponen protein : LDL dan HDL. LDL dianggap sebagai kolesterol yang "jahat", atau merusak, karena membawa kolesterol dari hati ke selsel tubuh dan pembuluh darah dimana kolesterol itu kemudian tinggal di dalam sel-sel yang melapisi dinding arteri. Sedangkan HDL dianggap "baik", atau melindungi, karena membawa kolesterol dari dinding arteri ke hati, di mana kolesterol dipecah untuk di Sejumlah penelitian buang dari tubuh. Jika kadar mengidentifikasi faktor risiko yang sangat berpotensi terhadap penyakit kardiovaskuler termasuk salah satunya peningkatanan kolestrol total, trigliserida, kolestrol LDL, dan kolesterol di dalam tubuh melebihi dari nilai normal maka akan menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis, yang

mengganggu sirkulasi darah sehingga menyebabkan hipertensi 8. Berdasarkan tabel 4 di atas didapatkan kadar HDL pada pasien GGK dengan pre hipertensi yaitu 2 pasien (66,7%) dengan kadar HDL <40 mg/dl, 1 pasien (33,3% ) dengan kadar HDL 60 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 1 terdapat 12 pasien (80%) dengan kadar HDL <40 mg/dl, 3 pasien (30% ) dengan kadar HDL 60 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 2 terdapat 12 pasien (70,6%) dengan kadar HDL <40 mg/dl, 3 pasien (17,6% ) dengan kadar HDL 60 mg/dl, 2 pasien (11,8% ) dengan kadar HDL < 150 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 3 terdapat 3 pasien (14,3% ) dengan kadar HDL < 150 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 4 terdapat 2 pasien (66,7%) dengan kadar HDL <40 mg/dl, 1 pasien (33,3% ) dengan kadar HDL 60 mg/dl. Dengan demikian dapat di simpulkan dari keseluruhan pasien GGK dengan hipertensi di dapatkan 31 pasien (68,9%) dengan HDL <40 mg/dl, 11 pasien (24,4%) dengan kadar HDL 60 mg/dl, dan 3 pasien (6,7%) dengan kadar HDL < 150 mg/dl. HDL merupakan bagian dari kolesterol, ketika kolesterol seeorang tinggi, HDL cenderung menurun sedangkan LDL meningkat dan trigliserid meningkat. Kolesterol HDL dianjurkan memiliki kadar yang harus lebih tinggi dibanding (42,9%) dengan kadar HDL <40 kolesterol LDL. Karena kolesterol mg/dl, 3 pasien (42,9% ) dengan kadar HDL 60 mg/dl, 1 pasien HDL adalah penolong dalam mencegah terjadinya timbunan plak

lemak yang disebabkan oleh kolesterol LDL 7. Berdasarkan Tabel 5 didapatkan kadar LDL pada pasien GGK dengan pre hipertensi yaitu 3 pasien (100%) dengan kadar LDL 130-159 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 1 terdapat 13 pasien (86,7%%) dengan kadar LDL 130-159 mg/dl, 2 pasien (13,3% ) dengan kadar LDL 160-189 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 2 terdapat 17 pasien (100%) dengan kadar LDL 130-159 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 3 terdapat 7 pasien (100%) dengan kadar LDL 130-159 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 4 terdapat 2 pasien (66,7%) dengan kadar LDL 130-159 mg/dl, 1 pasien (33,3% ) dengan kadar LDL 190 mg/dl. Dengan demikian dapat di simpulkan dari keseluruhan pasien GGK dengan hipertensi di dapatkan 42 pasien (93,3%) dengan LDL 130-159 mg/dl, 2 pasien (4,4%) dengan kadar LDL 160-189 mg/dl, dan 1 pasien (2,2%) dengan kadar LDL 190 mg/dl. LDL yaitu jenis lipoprotein yang sering kita sebut cholesterol jahat. LDL ini bertugas untuk mengangkut kolesterol dari hati ke sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan dasar membangun dan merawat dinding sel. Jika terlalu banyak kolesterol yang diangkut, atau terlalu banyak untuk dipergunakan oleh sel tubuh, maka akan timbul keadaan berbahaya karena jumlah LDL yang berlebihan dalam tubuh. Jenis lipoprotein LDL ini bisa meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah arteri 7. Pada orang yang memiiki kolesterol tinggi biasanya di sertai dengan

peningkatan kadar LDL, penurunan HDL, dan peningkatan trigliserid 8. Berdasarkan tabel 6 didapatkan kadar trigliserid pada pasien GGK dengan pre hipertensi yaitu 2 pasien (66,7%) dengan kadar trigliserid 150-199 mg/dl, 1 pasien (33,3%) dengan kadar trigliserid 200-499 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 1 terdapat 13 pasien (86,7%) dengan kadar trigliserid 150-199 mg/dl, 2 pasien (13,3% ) dengan kadar trigliserid 200-499 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 2 terdapat 12 pasien (70,6%) dengan kadar trigliserid 150-199 mg/dl, 5 pasien (29,4% ) dengan kadar trigliserid 200-499 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 3 terdapat 6 pasien (85,7%) dengan kadar trigliserid 150-199 mg/dl, 1 pasien (14,3% ) dengan kadar trigliserid 200-499 mg/dl. Pada pasien GGK dengan hipertensi derajat 4 terdapat 3 pasien (100%) dengan kadar trigliserid 200-499 mg/dl. Dengan demikian dapat di simpulkan dari keseluruhan pasien GGK dengan hipertensi di dapatkan 33 pasien (73,3%) dengan trigliserid 150-199 mg/dl, dan 12 pasien (26,7%) dengan kadar trigliserid 200-499 mg/dl. Seperti kolestrol LDL, kadar triglierid yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit vaskuler lainnya. Orang dengan kadar trigliserid tinggi, seringkali memiliki kadar kolesterol tinggi, kolesterol LDL tinggi dan HDL rendah. Hal tersebut seperti tiga serangkai yang saling berkaitan, walaupun kadar trigliserid yang tinggi membawa risiko sendiri, namun risiko itu semakin bertambah bila disertai kadar kolesterol HDL

rendah. Trigliserida dalam kadar pengelompokan pasien normal sangat diperlukan tubuh. Kadar trigliserida tinggi biasanya disebabkan oleh kegemukan dan gaya hidup kurang berdasarkan derajat hipertensi sebagai berikut : pre-hipertensi sebanyak 3 pasien (6,7%), hipertensi ringan sebanyak 15 berolah raga. Diabetes, gangguan pasien (33,3%), hipertensi sedang ginjal dan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan kadar trigliserida. Kadar trigliserida 200 mg/dl atau lebih adalah salah satu faktor risiko sindrom metabolik yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke 8. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada penelitian ini didapatkan pasien gagal ginjal kronik sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 45 pasien, dengan sebanyak 17 pasien (37,8%), hipertensi berat sebanyak 7 pasien (15,6%), dan hipertensi maligna sebanyak 3 pasien (6,7%). Dapat di simpulkan bahwa pasien GGK memiliki kecenderungan tekanan darah yang diatas normal. 2. Pada penelitian ini didapatkan pasien gagal ginjal kronik sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 45 pasien, dengan gambaran profil lipid pada GGK menunjukkan : a. Pengelompokan pasien sesuai klasifikasi kadar Kolestrol total sebagai berikut : <200 mg/dl sebanyak 34 pasien (75,6%),

200-239 mg/dl sebanyak 7 pasien (15,6%) dan >240 mg/dl sebanyak 4 pasien (8,9%). b. Pengelompokan pasien sesuai klasifikasi kadar HDL sebagai berikut : <40 mg/dl sebanyak 31 pasien (68,9%), 60 mg/dl sebanyak 11 pasien (24,4%) dan <150 sebanyak 3 pasien (6,7%). c. Pengelompokan pasien sesuai klasifikasi kadar LDL sebagai berikut : 130-159 mg/dl sebanyak 42 pasien (93,3%), 160-189 mg/dl sebanyak 2 pasien (4,4%) dan 190 mg/dl sebanyak 1 pasien (2,2%). d. Pengelompokan pasien sesuai klasifikasi kadar trigliserid sebagai berikut : 150-199 mg/dl sebanyak 27 pasien (60%), 200-499 mg/dl sebanyak 6 pasien (13,3%) dan 500 mg/dl sebanyak 12 pasien (26,7%). 3. Pada penelitian ini gambaran derajat hipertensi dan profil lipid pada pasien GGK menunjukkan : a. Pada pasien dengan pre hipertensi didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 3 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 2 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 3 pasien. TG didapatkan jumlah yang sama yaitu 1 pada setiap klasifikasi. b. Pada pasien dengan hipertensi derajat 1 didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 13 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 12 pasien. LDL terbanyak sebesar

130-159 mg/dl sebanyak 13 pasien. TG terbanyak sebesar 150-199 sebanyak 12 pasien. c. Pada pasien dengan hipertensi derajat 2 didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 13 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 12 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 17 pasien. TG terbanyak sebesar 150-199 sebanyak 9 pasien. d. Pada pasien dengan hipertensi derajat 3 didapatkan kadar kolesterol total terbanyak sebesar <200 mg/dl sebanyak 4 pasien. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl dan 60 mg/dl sebanyak masing-masing 3 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 7 pasien. TG terbanyak sebesar 150-199 sebanyak 5 pasien. e. Pada pasien dengan hipertensi derajat 4 didapatkan kadar kolesterol yang sama yaitu 1 pada setiap klasifikasi. HDL terbanyak sebesar <40 mg/dl sebanyak 2 pasien. LDL terbanyak sebesar 130-159 mg/dl sebanyak 2 pasien. TG terbanyak sebesar 500 mg/dl sebanyak 3 pasien. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian serupa secara langsung untuk mengetahui lebih lanjut hubungan profil lipid terhadap pasien gagal ginjal kronik dengan hipertensi. 2. Bagi instansi rumah sakit, kelengkapan dalam pencatatan dan dokumentasi rekam medis pasien sangat diperlukan sehingga data yang ada menjadi lebih

akurat dan komprehensif serta mudah dibaca dan dipahami. Hal ini sangat diperlukan dalam keperluan penelitian. 3. Tenaga kesehatan diharapkan Penyakit Dalam Jilid I. Edisi keempat. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 527-530. 5. Riswanto. (2010). Pemeriksaan Lipid Terhadap Ke sehatan. Diakses 14 Mei 2014 dari http://www.labkesehatan.blogspot.com/2010/02/pe meriksaan-lipid.html/. 6. Triyanto. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Jakarta : Penerbit Graha Ilmu. 7. Hasdianah. (2014) Patologi dan Patofisiologi Penyakit. Jakarta : Penerbit Nuha Medika. 8. Suprapto. (2014) Patologi dan Patofisiologi Penyakit. Jakarta : Penerbit Nuha Medika. memberikan wawasan mengenai gagal ginjal dan hipertensi terutama dalam langkah-langkah pencegahan akan faktor risiko dari terjadinya penyakit gagal ginjal kronik. 4. Perlunya pembinaan masalah gizi dan gaya hidup sebagai langkah pencegahan terjadinya gagal ginjal kronik dengan hipertensi yang memiliki kadar profil lipid tak diinginkan. Daftar Pustaka 1. Djoko, Santoso. (2008). Angka Kejadian Sakit Ginjal di Indonesia. Diakses dari http://www.angka.kejadian.int/publication//ab%20 AGUSS.htm. 2. Suwitra, K. (2006). Penyakit Ginjal Kronik.Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,Marcellus, S.K., Setiati, S. Edisi keempat. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 570-573. 3. O Callaghan, C. (Eds.). (2009). At a Glance Sistem Ginjal (Terjemahan) (2 nd ed). Jakarta: Erlangga. 4. Prodjosudjadi, W. (2006). Glomerulonefritis. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu