I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian sebagai salah satu sektor yang dapat diandalkan dan memiliki potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional. Hal ini karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang terjadi (Husodo,dkk.2004). Menurut Saragih (2001) pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih akan tetap berbasis pertanian secara luas. Kegiatan jasajasa dan bisnis yang berbasis pertanian akan semakin meningkat. Kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan (a lending sector) pembangunan nasional dalam berbagai aspek yang luas. Kegiatan ekonomi yang berbasis pada tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan yang sangat penting (strategis) di Indonesia. Disamping melibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi, produknya juga merupakan bahan pangan pokok dalam konsumsi pangan di Indonesia. Dilihat dari sisi bisnis, kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di Indonesia. Perannya sebagai penghasil bahan pangan dan pokok, menyebabkan setiap orang dari 200 juta penduduk Indonesia terlibat setiap hari dalam kegiatan ekonomi tanaman pangan dan hortikultura (Saragih, 2001). Menurut Ariyanto (2006), komoditas hortikultura khususnya buah-buahan memiliki prospek cerah dalam sektor pertanian. Pengembangan buah-buahan berpola agribisnis dan agroindustri yang sangat cerah karena permintaan terhadap komoditas tersebut cenderung naik, baik di pasar dalam maupun luar negeri. 1
2 Komoditas holtikultura yang memiliki prospek agribisnis yang cerah salah satunya yaitu buah naga (Hylocereus sp). Buah naga merupakan komoditas yang sebelumnya merupakan komoditas yang berasal dari negara negara Amerika Latin yaitu Chile, Argentina, Peru, dan Mexico. Buah ini dibawa ke Vietnam sebagai tanaman hias yang kemudian ditanam secara besar besaran setelah diketahui rasa buahnya yang enak. Kini buah naga telah dikembangkan di beberapa Negara di antaranya ialah Vietnam, Australia, Israel, dan Thailand. Vietnam saat ini telah menjadi pengekspor utama dunia buah naga (Anonim,2003). Buah naga kaya akan potassium, ferum, protein, serat, sodium, vitamin C, dan kalsium yang baik untuk kesehatan, dibandingkan dengan buah buahan lain yang diimpor. Manfaat yang ada pada buah naga salah satunya ialah kandungan vitamin C pada buah naga mengandung antioksidan yang tinggi untuk mencegah kanker dan melawan radikal bebas. Serta serat yang bermanfaat untuk menanggulangi diabetes serta melancarkan sistem pencernaan untuk mencegah kanker usus (Zain, 2002). Pengembangan Buah Naga di Indonesia telah dilakukan di beberapa kebun besar di Pasuruan, Mojokerto, Batu, dan Jember. Komoditas ini mulai diminati sejumlah perkebunan karena budidayanya mudah dan berprospek cerah. (Redaksi Trubus, 2003). Buah naga kini menjadi primadona baru bagi petani di daerah selatan Banyuwangi. Di lahan kering yang dahulu sulit ditanami padi, justru dengan mudah bisa ditanami buah naga. Buah naga juga ditanam hampir di semua pekarangan warga di wilayah selatan Banyuwangi seperti Kecamatan Bangorejo, Tegal Dlimo, Pesanggaran, Purwoharjo, dan Siliragung. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian
3 dan Perkebunan Banyuwangi, luas lahan tanam buah naga mengalami peningkatan, pada tahun 2013 luas tanaman buah naga seluas 678 hektar meningkat menjadi 1.152 hektar di tahun 2014. Jumlah penen buah naga juga mengalami kenaikan dari tahun 2013 mencapai 16.631 ton dan meningkat di tahun 2014 dengan jumlah panen mencapai 28.819 ton. Kecamatan Bangorejo menyumbang 39% dari total produksi di Banyuwangi atau setara 11.000 ton per tahun dengan luas lahan mencapai 449 ha (Banyuwangikab, 2014). Salah satu kelompok tani buah naga di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi pelopor dalam memperkenalkan tanaman buah naga di Kecamatan Bangorejo khususnya kalangan para petani di Desa Sambirejo adalah Kelompok Tani Berkah Naga. Selama beberapa tahun terakhir ini petani buah naga di Desa Sambirejo yang tergabung dalam Kelompok Tani Berkah Naga konsisten menanam buah naga menggunakan pupuk kompos dalam budidaya buah naga. Tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit bahan kimia menjadikan produksi buah naga dari Desa Sambirejo banyak diminati dan dicari konsumen. Selain itu, buah naga dari Desa Sambirejo ini terkenal dengan rasa buahnya yang lebih manis dari buah naga di daerah lain. Melihat peluang dan potensi dalam pengembangan buah naga, tentunya langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usahatani buah naga adalah analisis usahatani yang ditinjau dari aspek finansial. Hal ini, karena keberhasilan kegiatan usahatani tidak semata mata dilihat dari peningkatan produksi panen. Keberhasilan usahatani juga diukur dengan menganalisa apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Oleh karena itu analisis kelayakan
4 finansial penting dilakukan. Menurut Soekartawi (1991) analisis finansial dilakukan karena analisis ini didasarkan pada keadaan sebenarnya dengan menggunakan data harga yang sebenarnya ditemukan di lapangan, sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian bila proyek tersebut berlangsung menyimpang dari rencana semula. Berdasarkan fenomena seperti di atas maka menarik untuk dikaji mengenai analisis finansial dan sensitivitas usahatani buah naga pada Kelompok Tani Berkah Naga di Desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Apakah usahatani buah naga pada Kelompok Tani Berkah Naga di Desa Sambirejo, Kabupaten Banyuwangi layak diusahakan ditinjau dari aspek finansial? 2. Bagaimana sensitivitas usahatani buah naga bila terjadi kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual produksi? 1.3 Tujuan Penelelitian Berdasarkan latar belakang rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Menganalisis kelayakan usahatani buah naga pada Kelompok Tani Berkah Naga di Desa Sambirejo, Kabupaten Banyuwangi layak diusahakan ditinjau dari aspek finansial.
5 2. Menganalisis sensitivitas usahatani buah naga bila terjadi kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual produksi. 1.4 Manfaat Penelitian berikut. Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat sebagai 1. Memberikan sumbangan pemikiran kepada para petani umumnya berkaitan analisis usaha buah naga. 2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan usaha buah naga. 3. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang berminat mengkaji masalah yang sama pada aspek yang berbeda dimasa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian ini mencakup analisis finansial usahatani buah naga di Desa Sambirejo, Kabupaten Banyuwangi dengan metode deskriptif kuantitatif dengan kriteria kelayakan investasi yang meliputi Net present value (NPV), Net benefit-cost ratio (Nett B/C), Internal rate of return (IRR), Payback period (PBP), dan analisis sensitivitas yang dilakukan untuk menjawab ketidakpastian di masa mendatang. Umur ekonomis proyek diasumsikan sampai 15 tahun.