5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Pembelajaran Pembelajaran dinilai berhasil bila siswa dapat belajar sesuai dengan tujuan yang dirancang. Oleh sebab itu proses pembelajaran harus diwujudkan atau diciptakan melalui kegiatan yang menimbulkan interaksi dua arah. Dalam upaya meraih keberhasilan dalam pembelajaran IPA, guru senantiasa berupaya mengembangkan strategi pembelajaran, misalnya dengan menerapkan penggunaan metode dan media atau alat peraga yang sesuai. Dengan metode yang baik serta penggunaan alat peraga yang sesuai diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep serta dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Penanaman konsep IPA yang abstrak akan lebih mudah dipahami oleh siswa dan dapat membuat siswa lebih efektif, menyenangkan, sistematik, teratur dan terarah dalam belajarnya. 2.1.2 Pembelajaran IPA Dewasa ini telah dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran IPA di sekolah. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA sekolah dasar adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivis karena dianggap paling sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA. Disarankan oleh bell (1993 : 16) agar pengetahuan siswa yang diperoleh dari luar sekolah di pertimbangan sebagai pengetahuan awal dalam sasaran pembelajaran, karena sangat mungkin terjadi miskonsepsi. Pembentukan sistem konseptual bukan dengan cara memasangkan (match) dengan kenyataan dialam, melainkan dengan mencocokan (fit) dengan kenyataan. Sistem konseptual IPA sebagai suatu pengetahuan logik-matematik dan fisik hanya dipelajari melalui penyesuaian arti antara pengajar dan pelajar (Herron, 1978). Model pembelajaran sebagai suatu rencana atau kerangka yang dapat digunakan untuk merancang mekanisme pengajaran yang bermakna. Menurut Westbook dan Rogers (1994) jenis program pembelajaran yang diterapkan mempengaruhi pengembangan kemampuan penalaran 5
6 siswa. Komponen utama yang secara langsung yang membentuk model pembelajaran adalah materi subjek yang dibahas, guru pengajar, tahap berpikir siswa sebagai subjek belajar, pendekatan dan metode, serta alat evaluasi yang digunakan. Konsep tersebut dipelajari dengan menggunakan analogi terhadap konsep-konsep yang berhubungan dan ditemukan dalam kehidupannya sehari-hari yang merupakan pemahaman terhadap konsep-konsep IPA (Flick, 1991). 2.1.3 Hasil Belajar Keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan seharihari ( Carin, 1992 ). Sejak lahir manusia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa anggota tubuh dari kepala hingga ujung kaki. Sejak dini terutama bagi siswa kelas I SD dikenalkan nama-nama anggota tubuh, dalam pembelajaran di tuangkan dalam kegiatan menulis yang menyebutkan beberapa nama anggota tubuh. Secara singkat materi terkesan mudah, tetapi bagi siswa kelas I membutuhkan kesabaran dan pengetahuan yang bertahap tubuh masing-masing siswa. Dalam kehidupan sehari-hari siswa telah melakukan praktek cara perawatan anggota tubuh dibawah pengawasan orang tuanya. Namun di sekolah juga ditekankan supaya lebih mandiri serta mengetahui manfaatnya. 2.1.4 Penerapan Metode Demonstrasi Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya maupun bentuk tiruan yang sering disertai dengan penjelasan guru ( Surakhmad, 1994 : 10 ) Metode demonstrasi digunakan untuk memperjelas gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan deng an proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, serta menggunakan suatu komponen-komponen tertentu. Menurut Winaputra ( 2004 : 4 : 24 ) Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Sedangkan
7 menurut Fat Hurrahman Metode demonstrasi adalah metode mengejar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperhatikan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan pada siswa. Pendapat para ahli yang tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi ialah upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan ditunjukkan pada siswa yang tujuannya ialah agar semua siswa lebih mudah memahami dan mempraktekkan dari apa yang telah diperolehnya dan dapat mengatasi permasalahan apabila terdapat perbedaan. Dengan mencermati pengertian metode demonstrasi di atas maka ada beberapa aspek penting dalam menggunakan metode demonstrasi adalah : 1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alat terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. 2) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikut oleh aktifitas dimana siswa sendiri tidak dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktifitas mereka sebagai pengalaman yang berharga. 3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada ditempatlain, yang tempatnya jauh dari kelas. 4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang sifatnya praktis Adapun dalam metode demonstrasi ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagaimana akan dipaparkan di bawah ini : 1) Kelebihan metode Demonstrasi adalah a) Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati. b) Perhatian anak didik akan lebih berpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi pada proses pembelajaran anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain. c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar. d) Dapat menambah pengalaman anak didik. e) Bisa membuat siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan. f) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan konkrit.
8 g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan langsung. 2) Kelemahan metode demonstrasi adalah a) Memerlukan waktu yang cukup banyak b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien. c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya. d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif. Hal-hal yang mesti dilakukan adalah : 1) Merumuskan tujuan 2) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa. 3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai sasaran. 4) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif. 6) Menghindari ketegangan. 7) Evaluasi, dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan tentang metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas I SD Negeri 3 Belor pada semester I tahun pelajaran 2011 / 2012 adalah diambil dari Sri Nurkhayati guru SD Negeri 1 Kedungwaru Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora yang berjudul : Peningkatan Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh dan Cara Perawatannya Melalui Metode Demonstrasi Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas I. Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan sesuatu, yang dipertunjukkan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model alat atau suatu keterampilan tertentu. Dalam metode ini saya dituntut untuk memperhatikan suatu obyek atau proses. Dalam metode ini dapat dikembangkan keterampilan proses,
9 yaitu mengamati, mengklasifikasi, membuat kesimpulan sementara, menerapkan dan mengkomunikasikan. Kebaikan dari metode demonstrasi antara lain adalah (1) guru dan siswa aktif dalam pembelajaran, (2) bakat dan keterampilan tertentu siswa mudah dikembangkan, (3) mengembangkan sikap dan tindakan ilmiah, dan (4) guru tidak banyak memberikan keterangan tetapi pengertian siswa dapat jelas. Sedangkan kekurangan metode demonstrasi adalah (1) banyak membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, (2) memerlukan kemampuan dan kecekatan guru yang lebih bila dibanding metode lain, (3) dalam demonstrasi memerlukan perhatian dan konsentrasi siswa yang sungguh-sungguh, (4) terkadang hasil demonstrasi perlu diulangi, jika hasilnya tidak sesuai seperti yang diharapkan. 2.3 Kerangka Berpikir Keadaan siswa SD Negeri 3 Belor khususnya kelas I dalam proses pembelajaran selama ini tingkat konsentrasinya kurang sehingga akan mempengaruhi terhadap hasil belajar rendah. Dalam proses pembelajaran sebagian siswa ramai sendiri, tidak memperhatikan guru pada saat proses belajar mengajar. Sehingga akan berdampak bila diberi pertanyaan siswa tidak bisa menjawab dengan benar, disamping itu sebagian siswa malas mengerjakan bila diberi tugas PR maupun kelas. Melihat kondisi seperti ini maka sekarang guru dituntut untuk melakukan berbagai upaya. Dalam upaya perbaikan pembelajaran guru merupakah salah satu pendukung, unsur pelaksana pendidikan mempunyai tanggung jawab sebagai pelaksana yang dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep pembelajaran yang ideal dan efektif. Dalam upaya perbaikan pembelajaran guru tidak hanya membuat perangkat pembelajaran saja, tetapi yang lebih penting guru dituntut memilih media, bahan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran akan berhasil ditandai dengan siswa mampu menguasai materi pelajaran yang dibuktikan lewat hasil nilai yang diperolehnya. Penerapan metode demonstrasi merupakan upaya guru dalam perbaikan belajar mengajar harapannya dengan menerapkan metode demonstrasi ini maka seorang siswa menjadi tertarik pada mata pelajaran IPA sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Sehingga skematis dapat d
10 Dan berikut adalah bagan dari kerangka berpikir : Kondisi awal Guru : Belum menggunakan metode demonstrasi Siswa = Hasil belajar mata pelajaran IPA rendah Tindakan Menggunakan metode demonstrasi Siklus I Menggunakan metode demonstrasi dengan kelompok besar Siklus II Menggunakan metode demonstrasi dengan kelompok kecil Kondisi akhir Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi hasil belajar IPA meningkat Bagan Kerangka Berpikir
11 2.3.1 Uraian Bagan 2.3.1.1 Kondisi awal Pada kondisi awal guru belum menggunakan metode demonstrasi, pembelajaran masih didominasi oleh metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan anak belum aktif, kreatif, efektif dan tidak menyenangkan bahkan anak jenuh atau bosan belum banyak bertanya. Maka hasilnya pun tidak efektif artinya belum sesuai harapan atau rendah. 2.3.1.2 Tindakan yang dilakukan Dengan hasil belajar yang rendah perlu adanya tindakan yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi, yaitu melakukan 2 tindakan, siklus I dan siklus II. Menggunakan metode demonstrasi pada siklus I siswa dibagi dalam kelompok besar yaitu dari 33 anak dibagi menjadi 5 kelompok. Pada siklus II pembelajaran dengan kelompok kecil yaitu dari 33 anak dibagi menjadi 10 kelompok. Dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan hasil belajar IPA meningkat. 2.3.1.3 Kondisi Akhir Melalui 2 siklus yang dilakukan dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi pada kompetensi dasar mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya, hasilnya meningkat dan mencapai KKM. 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA bagi siswa kelas I SD Negeri 3 Belor pada semester I tahun pelajaran 2011/2012.