BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Telekomunikasi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Profil Umum Perusahaan GAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globlisasi saat ini telekomunikasi dan informasi sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

GAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia Sumber: 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Objek Penelitian

Gambar 1. 1 Logo PT. Telkom Sumber: (diakses pada tanggal 7 Maret 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Berikut grafik proyeksi tahun pengguna internet Indonesia keluaran APJII:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Indihome Sumber; indihome.co.id

BAB 1 PENDAHULUAN. atas dasar harga berlaku triwulan terhadap triwulan tumbuh 5,01

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang melalui UU No 36 tahun 1999tentang Telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Telekomunikasi memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan

LAPORAN GELADI DIVISI MARKETING WITEL BALI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 80% pengguna internet Indonesia adalah remaja berusia tahun. dengan total

BAB I PENDAHULUAN. membuat perusahaan internet service provider di Indonesia berlomba dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

LAPORAN GELADI. Disusun Oleh: Frinza Marcelino Hasiholan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat berbicara, melakukan transaksi, dan masih banyak lagi. Menurut Laios

LAPORAN AKHIR KEGIATAN GELADI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WILAYAH TELEKOMUNIKASI JAWA BARAT SELATAN UNIT CONSUMER SERVICE

BAB I PENDAHULUAN. Sumber :

Gambar I.1 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia (Sumber: Indonesia Netizen Survey 2013 by Mark Plus Insight, Marketeers Magazine November 2013)

BAB I PENDAHULUAN. dimana para produsen per-telekomukasian berlomba-lomba untuk menarik

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Assalamualaikum Wr Wb.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Televisi Berbayar Dunia. Televisi berbayar merupakan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha untuk menarik konsumen untuk menggunakan atau mengkonsumsi barang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Agus Sugiono (2000) secara umum ada faktor-faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan internet kita bisa mengakses dan menemukan segala informasi di

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Internet Service Provider dalam Layanan Fixed Broadband

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB I PENDAHULUAN. negara, di mana melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berubah adalah fenomena yang harus dihadapi perusahaan. Fenomena ini

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

PT.TELKOM INDONESIA REGIONAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

BAB 1 BAB 1. PENDAHULUAN

Kelompok 5 1. Indonesia 2. Amerika Serikat

Expansi Bisnis Telekomunikasi Pada Area Non-Telecommunication. I. Pendahuluan. II. Study Case

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh semua pelaku usaha. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengakses berbagai informasi. Informasi merupakan hal terpenting bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi telepon bergerak adalah penurunan pendapatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh MAYA WELIZA SARI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dan promosi yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat taraf hidup manusia mempengaruhi gaya hidup yang dijalankan selain itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia dan Penetrasinya

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

I. PENDAHULUAN. Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan. terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi komunikasi membuat persaingan produsen smartphone kian ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga merambah ke banyak sektor. Internet adalah salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. serat optik (fiber optic), kabel koaksial (coaxial cable), satelit atau dengan koneksi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menjadikan semua aspek kehidupan dirasakan sama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Laporan Geladi PT. Telkom Indonesia,Tbk DIVRE 1 Medan. Divisi Home Service

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom Grup merupakan perusahaan telekomunikasi yang memberikan layanan telekomunikasi yang lengkap dan mempunyai jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani sekitar 9,10 juta telpon rumah, 3,75 juta pelanggan fixed broadband dan 144,06 juta pelanggan seluler di seluruh Indonesia. Layanan telekomunikasi yang diberikan oleh Telkom Grup sangat lengkap yaitu mencakup sambungan telepon kabel, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi, serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-payment and IT enabler, e-commerce serta layanan portal lainnya. (Telkom.co.id, 2015) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut PT Telkom, selaku perusahaan induk dari Telkom Grup mempunyai tujuh Telkom Regional yang melayani seluruh wilayah di Indonesia. Telkom Regional 2 Jakarta, merupakan salah satu dari tujuh Telkom Regional dengan cakupan geografis wilayah administratif Provinsi DKI Jakarta, Pemda Bogor, Pemda Bekasi, dan Provinsi Banten (Telkom, 2015). Telkom Regional 2 Jakarta dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) yang berkedudukan di Jakarta dan memimpin 9 Wilayah Telekomunikasi (Witel) yaitu Witel Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jabar Barat, Jabar Barat Utara, Banten Barat, dan Banten Timur. Telkom Regional 2 Jakarta memberikan layanan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services (TIMES) kepada pelanggan. Pada tahun 2015 layanan PT Telkom berfokus pada produk IndiHome. Adapun IndiHome adalah layanan Triple Play dari PT Telkom, terdiri dari: Internet Fiber atau High Speed Internet (Internet Cepat), Interactive TV (UseeTV) dan Phone (Telepon Rumah). Adapun Internet Fiber merupakan layanan internet super cepat yang menggunakan FIBER optik dari PT Telkom, dengan keunggulan, antara lain: 1

cepat, stabil, handal, dan canggih. Sedangkan Interactive TV merupakan layanan Interactive TV pertama di Indonesia yang memberikan tayangan yang berkualitas dan berbagai macam fitur yang tidak ada di penyedia layanan TV kabel lainnya, seperti: Pause&Rewind TV, Video on Demand, Video Recorder, dan sebagainya. Layanan lainnya adalah telepon rumah, yaitu layanan komunikasi telepon dengan keunggulan biaya menelpon yang lebih murah, kualitas suara yang jernih, gratis nelpon lokal dan interlokal 1000 menit, pilihan fitur bebas nelpon ke semua nomer Telkomsel sepuasnya dan nelpon ke 10 negara pilihan. (Indihome.co.id, 2016). 1.2 Latar Belakang Penelitian Industri telekomunikasi, terutama layanan fixed broadband, bertumbuh sangat pesat saat ini. Fixed Broadband merupakan layanan internet pita lebar yang berkecepatan tinggi dan beroperasi melalui jaringan kabel. Pertumbuhan yang pesat ini ditunjukkan oleh trend pertumbuhan jumlah pelanggan layanan fixed broadband yang meningkat terus dari waktu ke waktu sesuai dengan grafik pada Gambar 1.1 berikut : pelanggan 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 - Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 bulan Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Gambar 1.1 Grafik Pelanggan Fixed Broadband Nasional (Sumber : Laporan Marketing Intelligent Direktorat Consumer s/d bulan Feb 2016) Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa kenaikan jumlah pelanggan fixed broadband selama 17 bulan sebesar 26,90 %, atau rata-rata kenaikan perbulannya sebesar 1,60 %. 2

Pasar fixed broadband yang terus berkembang ini menarik banyak operator untuk ikut berkompetisi didalamnya, sehingga persaingan layanan fixed broadband semakin ketat. Semakin banyak operator telekomunikasi yang menawarkan layanan fixed broadband dengan tarif yang murah dan koneksi yang cepat. Operator telekomunikasi berkompetisi dalam memperebutkan market share. Adapun market share merupakan salah satu faktor yang utama dalam mengukur kinerja suatu perusahaan (Kotler&Keller, 2016). Semakin tinggi market share, maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan, sehingga kinerja perusahaan menjadi meningkat pula. Kondisi kompetisi di layanan broadband saat ini sudah sangat ketat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya operator yang menawarkan produk fixed broadband. Saat ini terdapat 7 kompetitor layanan fixed broadband yaitu : Firstmedia, Biznet, CBN, Melsa, Innovate, Cepat Net, dan MNC Play. Kompetisi yang ketat tersebut mengakibatkan tergerusnya market share fixed broadband PT Telkom. Berdasarkan laporan Marketing Inteligent bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Februari 2016, terlihat bahwa market share fixed broadband PT Telkom mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut : Market Share 100.00% 1,29 % 2,08% 1,24 % 2,07% 90.00% 12,10 % 12,57% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% Market Share Fixed Broadband Nasional 85,37% 83,28% Other Biznet First Media Telkom Others Biznet Firstmedia Telkom 40.00% bulan Gambar 1.2 Grafik Market Share Fixed Broadband Nasional (Sumber: Laporan Marketing Intelligent Direktorat Consumer s/d bulan Feb 2016) 3

Sesuai dengan trend pada Gambar 1.2, dapat dilihat bahwa market share fixed broadband PT Telkom mengalami penurunan dari 85,37% menjadi 83,28%, sedangkan market share dari kompetitor mengalami kenaikan, yaitu FirstMedia dari 12,10% menjadi 12,57%, Biznet dari 1,24% menjadi 2,07%, operator lain dari 1,29% menjadi 2,08 %. Market share Fixed Broadband PT Telkom di Telkom Regional II Jakarta lebih rendah dibandingkan market share nasional dan menunjukkan trend penurunan sesuai dengan grafik pada Gambar 1.3 berikut : 100.00% 90.00% Market Share Fixed Broadband T Reg 2 1,29 % 3,10 % 2,08% 4,86% Other Biznet Market Share 80.00% 30,33 % 70.00% 60.00% 63,86 % 29,41% 61,36 % First Media Telkom 50.00% 40.00% bulan Gambar 1.3 Grafik Market Share Fixed Broadband Regional 2 (Sumber: Laporan Marketing Intelligent s/d bulan Feb 2016) Sesuai dengan grafik dari Gambar 1.3, dapat diketahui bahwa market share fixed broadband PT Telkom mengalami penurunan dari 63,86 % menjadi 61.36 %. Untuk market share Firstmedia juga mengalami penurunan, sedangkan market share Biznet dan operator lain mengalami kenaikan. Apabila dibandingkan dengan Telkom Regional lain, maka market share di Telkom Regional 2 adalah yang paling rendah. Adapun data tren market share di setiap regional dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut : 4

Tabel 1.1 Tabel Trend Market Share per Regional Regional Oct-14 Feb-16 Growth Reg 1 100.00% 99.97% -0.03% Reg 2 63.86% 61.36% -2.50% Reg 3 97.67% 98.23% 0.56% Reg 4 99.89% 99.10% -0.79% Reg 5 98.37% 97.55% -0.82% Reg 6 99.77% 99.92% 0.14% Reg 7 100.00% 100.00% 0.00% Nasional 85.37% 83.28% -2.09% (Sumber: Laporan Marketing Intelligent Direktorat Consumer s/d bulan Feb 2016) Sesuai dengan data pada Tabel 1.1, maka market share di Telkom Regional 2 sebesar 61,36% adalah yang paling rendah dibanding dengan regional lain, serta mengalami trend penurunan yang paling besar dibanding regional lain yaitu sebesar -2,50 % selama 17 bulan. Selain itu, jumlah kompetitor di Telkom Regional 2 paling banyak dibandingkan dengan Regional lain. Data kompetitor setiap regional dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut : Tabel 1.2 Tabel Kompetitor Fixed Broadband per Regional Regional Firstmedia Biznet CBN Melsa Innovate CepatNET MNC Play Jumlah Reg 1 0 Reg 2 V V V V V V 6 Reg 3 V V V V 4 Reg 4 V V 2 Reg 5 V V V V V 5 Reg 6 V 1 Reg 7 0 (Sumber: Laporan Marketing Intelligent Direktorat Consumer s/d bulan Feb 2016) Sesuai dengan Tabel 1.2, maka dapat diketahui bahwa jumlah kompetitor di Telkom Regional 2 sebanyak 6 merupakan kompetitor yang paling banyak dibandingkan dari Telkom Regional lain. 5

Berdasarkan pemaparan data-data di atas, maka penulis berniat untuk memfokuskan penelitian di Telkom Regional 2 Jabodetabek pertimbangan sebagai berikut: dengan a) Kompetisi fixed broadband di daerah Jabodetabek sudah sangat ketat, dimana terdapat 6 kompetitor fixed broadband yang beroperasi di area ini. b) Penurunan market share Fixed Broadband di Telkom Regional 2 Jabodetabek lebih besar bila dibandingkan market share secara nasional c) Market share Fixed Broadband di Telkom Regional 2 paling rendah bila dibandingkan dengan market share di regional lain. Produk andalan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk saat ini adalah IndiHome yang menggantikan produk Speedy. Pada bulan Januari 2015 manajemen PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk mencanangkan brand IndiHome untuk menggantikan Speedy mulai bulan Januari 2015. Brand IndiHome mulai ditawarkan kepada pelanggan secara nasional. IndiHome merupakan layanan bundling triple play, terdiri dari: phone, high speed internet, dan Usee TV. Dengan adanya produk bundling IndiHome ini, diharapkan dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk berlangganan produk PT Telkom karena layanan dalam produk ini sudah lengkap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di segmen perumahan. Hasil survei kualitatif pelanggan IndiHome (Telkom, 2015) menunjukkan bahwa Net Promotor Score (NPS) adalah 6% dengan kelompok promoter (33%), kelompok passive (41%) dan kelompok detractor (27%). Sedangkan bagi PT Telkom sendiri, dengan adanya layanan bundling IndiHome ini telah berhasil meningkatkan performansi bisnis dari sisi peningkatan performansi sales dan peningkatan performansi revenue. Data detailnya dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut : Tabel 1.3 Tabel Pertumbuhan Sales dan Revenue Indikator Growth 2012 2013 2013 2014 2014 2015 Sales 27.1% -24.2% 31.1% Revenue -1.3% -1.9% 11.9% (Sumber: Laporan Performansi Direktorat Konsumer, 2016) 6

Sesuai dengan Tabel 1.3, maka performansi sales meningkat 31,1 % dan pertumbuhan revenue naik sebesar 11,9 %. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa brand IndiHome dengan bundling produk memberikan brand value yang lebih baik bila dibandingkan dengan brand Speedy yang single produk, baik bagi pelanggan maupun bagi PT Telkom. Berdasarkan hasil analisis unit Marketing Intelligent terhadap profil brand IndiHome, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa indikator brand IndiHome dengan profil kekuatan dan kelemahannya. Indikator brand yang termasuk kategori Strength (+) yaitu: brand awareness. Adapun indikator brand yang termasuk kategori Weakness (-), antara lain: brand perception, market share, perceived quality, dan brand loyalty. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini. Tabel 1.4 Analisis Brand Indicator Brand Brand Indicator Strengh (+) / Weakness (-) Keterangan IndiHome Brand awareness Brand Perception Market Share Perceived quality Brand loyalty (+) TOM dan Total Awareness paling tinggi di kategori layanan akses broadband (-) Brand IndiHome masih dipersepsi memiliki kualitas yang rendah oleh pelanggan (-) Tren penurunan market share IndiHome di kategori fixed broadband (-) Tingkat kualitas produk di bawah kompetitor. (-) Pelanggan tidak cukup loyal untuk terus berlangganan IndiHome (Sumber: Unit Marketing Inteligent Direktorat Konsumer, 2015) 7

Analisis brand indicator pada Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat beberapa indikator brand IndiHome yang masih rendah dan harus ditingkatkan. Berdasarkan survei top brand, maka terlihat bahwa terjadi penurunan top brand index, sesuai dengan Tabel 1.5 di bawah ini : Tabel 1.5 Top Brand Index Kategori ISP Fixed Brand 2014 2015 2016 Speedy / IndiHome Speedy Speedy IndiHome 56,7% 57% 48.1% First Media/ FastNet 19,6% 13.50% 18.60% Telkomnet Instant 3,1% 5.60% 4.70% Biznet Na 1.40% Na Acces.net Na 1.40% Na Indosat.net 4,8% 1.40% Na (Sumber: http://www.topbrand-award.com, 2016) Berdasarkan pada data di Tabel 1.5, maka Top Brand Index IndiHome pada tahun 2016 mengalami penurunan bila dibandingkan Top Brand Index Speedy pada tahun 2015 dan tahun 2014. Menurut TopBrand-award.com, menurunnya Top Brand Index dari brand IndiHome dibandingkan dengan Speedy pada tahun sebelumnya menunjukkan terjadinya penurunan pada Top Of Mind Awareness, Last Used, dan Future Intention dari brand Indihome. Dari hasil analisis indikator brand IndiHome, dimana beberapa indikator brand IndiHome masih rendah, serta hasil survey top brand award yang menunjukkan menurunnya top brand index IndiHome, menunjukkan bahwa brand equity IndiHome masih rendah sehingga menyebabkan rendahnya brand preference dari IndiHome, sesuai dengan penelitian dari Buil et.al. (2013), Mahfooz et.al (2015), dan Moradi dan Zarei (2011) yang menyatakan bahwa brand equity berpengaruh secara positif terhadap brand preference. Turunnya market share fixed broadband PT Telkom diduga disebabkan oleh purchase intention dari produk Indihome yang lebih rendah dibandingkan dengan purchase intention dari produk kompetitor lain, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan purchase intention dari IndiHome. 8

Berdasarkan beberapa studi literatur pada penelitian terdahulu, diketahui bahwa variabel-variabel yang dapat berpengaruh terhadap purchase intention, antara lain: 1. Brand equity yang terbentuk dari dimensi-dimensi, antara lain: brand awareness, perceived quality, brand association, dan brand loyalty (Buil et al., 2013; Mahfooz, et.al., 2015; Moradi&Zarei, 2011). 2. Brand preference (Buil et al., 2013; Mahfooz, et.al., 2015; Moradi&Zarei, 2011). Analisis pengaruh brand equity terhadap brand preference dan purchase intention mutlak dilakukan untuk mengetahui persepsi pelanggan terhadap brand equity, brand preference dan purchase intention serta pengaruh hubungan antara ketiga variabel tersebut. Merujuk pada permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Brand Equity terhadap Brand Preference dan Purchase Intention Produk IndiHome. 1.3 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini, sebagai berikut: 1) IndiHome merupakan produk yang diharapkan dapat menjadi kontributor utama revenue Telkom Regional 2 Jakarta menggantikan brand Speedy, namun pertumbuhan market share di regional 2 menunjukkan penurunan. Sementara dari hasil analisis brand indicator, dan survei Top Brand menunjukkan rendahnya brand equity IndiHome. Berdasarkan penelitian sebelumnya (Buil et al., 2013; Mahfooz, et.al., 2015; Moradi&Zarei, 2011), menyatakan adanya hubungan positif antara brand equity, brand preference dan purchase intention, dimana apabila brand equity rendah akan menyebabkan brand preference rendah sehingga purchase intention juga akan rendah. Dan rendahnya purchase intention akan menyebakan turunnya market share. 9

2) Perlu mengetahui penilaian dari pelanggan terhadap dimensi brand equity produk Indihome yang mempengaruhi brand preference dan purchase intention serta hubungan antara ketiga variabel tersebut. 1.3.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan review literatur dan perumusan masalah, maka pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana brand equity (yang terbentuk dari dimensi-dimensi, sebagai berikut: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty), brand preference, purchase intention, dipersepsikan oleh calon pelanggan? 2) Apakah brand equity (yang terbentuk dari dimensi-dimensi, sebagai berikut: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) memberikan dampak positif terhadap brand preference? 3) Apakah brand equity (yang terbentuk dari dimensi-dimensi, sebagai berikut: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) memberikan dampak positif terhadap purchase intention? 4) Apakah brand preference memberikan pengaruh positif terhadap purchase intention? 5) Apakah faktor brand equity memberikan dampak positif terhadap brand preference dan purchase intention baik secara langsung maupun tidak langsung? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui persepsi pelanggan terhadap faktor-faktor yang digunakan dalam model penelitian ini, yaitu brand equity (yang terbentuk dari dimensi-dimensi, antara lain: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty), brand preference, purchase intention. 10

2) Mengevaluasi dampak positif dari brand equity (yang terbentuk dari dimensi-dimensi, antara lain: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) terhadap brand preference. 3) Mengevaluasi dampak positif dari brand equity (yang terbentuk dari dimensi-dimensi, antara lain: brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty) terhadap purchase intention. 4) Mengevaluasi dampak positif dari brand preference terhadap purchase intention. 5) Mengevaluasi dampak positif dari brand equity terhadap brand preference dan purchase intention, baik secara langsung maupun tidak langsung. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu aspek teoritis dan aspek praktis. 1.5.1 Aspek Teoritis : Dalam penelitian ini menggunakan model hubungan antara brand equity, brand preference, dan purchase intention, dimana peneliti menggunakan PLS dalam proses analisis data dan penelitian dilaksanakan pada industri telekomunikasi, khususnya pada bisnis fixed broadband yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sebagai pemantapan ilmu bagi peneliti yang tertarik dalam meneliti tentang brand equity, brand preference, dan purchase intention. 1.5.2 Aspek Praktis : Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk tentang kekuatan dari brand equity dikaitkan dengan brand preference dan purchase intention produk IndiHome. Dengan demikian PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk dapat mencari solusi terbaik dan menyusun strategi yang tepat dalam membangun dan mengelola brand equity, sehingga diharapkan dapat meningkatkan brand preference dan purchase intention produk IndiHome. 11

1.6 Sistematika Penelitian Tesis ini terdiri atas lima bab, dengan BAB I PENDAHULUAN telah diuraikan sebelumnya. Selanjutnya, empat bab berikutnya, sebagai berikut: BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Menguraikan tinjauan terhadap berbagai literatur yang dipakai untuk mengembangkan kerangka teoritis yang akan diuji dalam penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk melakukan pengujian hipotesis secara empiris. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menyajikan data dan hasil analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Menyajikan kesimpulan dan implikasi dari temuan penelitian terhadap dunia praktik dan akademik, serta disebutkan adanya keterbatasan penelitian dan saran penelitian lebih lanjut. 12