PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MEI 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

TINJAUAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2008

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA MARET 2014

Daftar Daerah yang Melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2018 (Masa Jabatan Kepala Daerah & Wakil Kepala Daerah Berakhir Tahun 2018 dan Tahun 2019)

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA APRIL 2014

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. bencana alam. Gambar 1.1 menggambarkan kondisi geologi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian alam di dunia yang terjadi selama tahun mengalami fluktuasi dengan kecenderungan terus mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN SATKER LINGKUP BKP PER 11 NOVEMBER 2013

Review upaya PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KEKERINGAN DIPROVINSI NTB 2014

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BNPB. Unit Pelaksana Teknis. Penyelenggaraan. Pembentukan. Kajian. Pedoman.

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.32/MEN/2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN MINAPOLITAN

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 517 K/81/MEM/2003 TANGGAL : 14 April 2003

Sifat : dilaksanakan pada. Nomor 4r5/K7u/Yljr/2an. NPHD paling lambat. NPHD pa.ling lambat. Jakarta, I {guatus 20 1?

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

PENANGANAN DARURAT BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA. Oleh : Ir, Tri Budiarto, M.Si (Direktur Tanggap Darurat BNPB)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

NAMA SATKER LINGKUP BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

RINCIAN PEMBIAYAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2014 BIDANG MINERAL DAN BATUBARA

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok II

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 783/MENKES/SK/X/2006. TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN PER SATKER PER KEWENANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KONDISI PER TANGGAL 4 JULI 2015

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DALAM MENGHADAPI ERUPSI GUNUNG SINABUNG

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

Transkripsi:

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER ACEH Angin Puting Beliung Banjir Banjir Bandang KALBAR Tanah Longsor KALSEL Kebakaran Hutan KALTENG Kebakaran Hutan SULUT Konflik Sosial SUMUT Erupsi Gunung Api SUMSEL Kabut Asap LAMPUNG Kecelakaan Transportasi Darat DKI JAKARTA Kebakaran Konflik Sosial JAWA BARAT Kecelakaan Transportasi Keracunan Kebakaran Tanah Longsor Angin Puting Beliung JAWA TENGAH Konflik Sosial Angin Puting Beliung JAWA TIMUR Keracunan Kecelakaan Transportasi NTT Kecelakaan Transportasi Laut PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN Jumlah total kejadian krisis kesehatan sampai dengan bulan sebanyak 363 kali kejadian dengan korban meninggal sebanyak 793 orang, luka berat/rawat inap sebanyak 1.739 orang, luka ringan/rawat jalan sebanyak 678.350 orang yang hilang sebanyak 215 orang serta jumlah pengungsi sebanyak 826.385 orang. Pada Bulan terjadi 37 kali kejadian krisis kesehatan yang disebabkan oleh bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan melakukan pemantauan selama 24 jam dan menyediakan informasi penanggulangan krisis kesehatan. Dari hasil pemantauan kejadian krisis kesehatan selama bulan di peroleh gambaran sebagai berikut : 1. Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Jumlah kejadian krisis kesehatan pada bulan sebanyak 37 kejadian jika dibandingkan dengan kejadian krisis kesehatan pada bulan September sebanyak 36 kejadian, maka pada bulan terjadi peningkatan jumlah kejadian krisis kesehatan sebesar 1 kejadian (3%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Kejadian krisis kesehatan pada bulan disebabkan oleh 11 jenis bencana, seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Jenis Kejadian Krisis kesehatan pada Bulan dan September di Indonesia OKTOBER SEPTEMBER 1. Banjir 1. Banjir 2. Banjir Bandang 2. Angin Puting Beliung 3. Angin Puting Beliung 3. Kebakaran hutan 4. Kebakaran Hutan/Kabut Asap 4. Kebakaran 5. Erupsi Gunung Api 5. Ledakan 6. Keracunan 6. Keracunan 7. Kecelakaan Transportasi 7. Kecelakaan Transportasi 8. Tanah Longsor 8. Tanah Longsor 9. Konflik Sosial 9. Gempa Bumi 10. Kebakaran Pemukiman 10. Kabut Asap 11. Kecelakaan Industri 11. KLB

Kejadian krisis kesehatan pada Bulan paling banyak disebabkan oleh Kecelakaan Transportasi dan Kebakaran Pemukiman, masing-masing sebanyak 7 kejadian (19%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 dan 2 berikut : Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan Berdasarkan Jenis Bencana 7 7 7 6 5 4 3 2 1 4 4 4 3 3 2 1 1 1 0 Grafik 2 Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan Berdasarkan Jenis Bencana Angin Puting Beliung 19% 8% 11% 5% 8% 19% 11% 11% 3% 2% Banjir Banjir Bandang Erupsi Gunung Api Kebakaran Hutan Kebakaran 3% Kecelakaan Industri Kecelakaan Transportasi Keracunan Makanan 2

Kejadian krisis kesehatan pada bulan disebabkan oleh : 1. Bencana Alam, 15 kejadian, terdiri dari : Banjir : 4 kejadian Kebakaran Hutan : 4 kejadian Angin Puting Beliung : 3 kejadian Tanah Longsor : 2 kejadian Banjir Bandang : 1 kejadian Erupsi Gunung Api : 1 kejadian 2. Bencana Non Alam, 19 kejadian, terdiri dari : Kecelakaan Transportasi : 7 kejadian Kebakaran Pemukiman : 7 kejadian Keracunan Makanan : 4 kejadian Kecelakaan Industri : 1 kejadian 3. Bencana Sosial, 3 kejadian konflik sosial Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 3 di bawah ini Grafik 3 Jumlah dan Proporsi Kejadian Krisis Kesehatan di Indonesia Pada Bulan Berdasarkan Jenis Bencana 3, 8% 15, 41% 19, 51% Alam Non Alam Sosial

Tanah Longsor Konflik Sosial Keracunan Kecelakaan Transportasi Kecelakaan Industri Kebakaran Pemukiman Kebakaran Hutan Erupsi Gunung Api Banjir Bandang Banjir Angin Puitng Beliung B. Berdasarkan Provinsi Kejadian Krisis Kesehatan pada bulan terjadi di 14 provinsi. Jika dibandingkan dengan bulan September (16 Provinsi) maka pada bulan terdapat penurunan jumlah provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan sebanyak 2 provinsi. Kejadian krisis kesehatan pada bulan terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 8 kejadian, diikuti oleh Provinsi Aceh, DKI Jakarta dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 6 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut provinsi di Indonesia pada bulan dapat dilihat pada Grafik 4 dan Tabel 2 berikut. Tabel 2 Frekuensi Kejadian dan Jenis Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi di Indonesia JENIS KEJADIAN KRISIS KESEHATAN NO PROVINSI JUMLAH 1 ACEH 1 4 1 6 2 DKI JAKARTA 5 1 6 3 JAWA BARAT 1 2 1 1 2 1 8 4 JAWA TENGAH 1 1 2 5 JAWA TIMUR 4 2 6 6 KALIMANTAN BARAT 1 1 7 KALIMANTAN TENGAH 1 1 8 KALIMANTAN SELATAN 1 1 9 KALIMANTAN TIMUR 1 1 10 LAMPUNG 1 1 11 NUSA TIMUR TENGGARA 1 1 12 SULAWESI UTARA 1 1 13 SUMATERA UTARA 1 1 14 SUMATERA SELATAN 1 1 JUMLAH 3 4 1 1 4 7 1 7 4 3 2 37 4

Grafik 2 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan Provinsi 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8 6 6 6 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Kejadian krisis kesehatan pada bulan terjadi di wilayah 6 PPK Regional. Wilayah PPK Regional yang paling banyak mengalami kejadian krisis kesehatan adalah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 16 kejadian. Krisis PPK Regional DKI Jakarta terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 6 kejadian dan Jawa Barat 8 kejadian, Lampung dan Kalimantan Barat masing-masing 1 kejadian. Kejadian krisis kesehatan tidak terjadi di Wilayah PPK Sub Regional Sumatera Barat dan Papua. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut PPK Regional/Sub Regional di Indonesia pada bulan dapat dilihat pada Grafik 3 berikut:

Grafik 3 Frekuensi Kejadian Krisis Kesehatan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional 16 14 12 10 8 6 4 2 0 7 0 1 16 2 6 1 3 1 0 0 6

BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT KRISIS KESEHATAN Jumlah korban akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan sebesar orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban krisis kesehatan pada bulan Juli sebanyak 334 orang, pada bulan Agustus terjadi peningkatan jumlah korban krisis kesehatan sebesar 554 orang (165%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Krisis Indonesia Bulan September dan No Korban dan Pengungsi September 1 Korban 2.773 14.970 Meninggal 61 80 Luka berat/ Rawat inap 71 116 Luka ringan/rawat jalan Hilang 2.622 19 14.709 65 2 Pengungsi 4.504 12.051 1. Korban Meninggal Dari tabel 3 di atas tampak bahwa jumlah korban meninggal pada bulan sebanyak 80 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban meninggal pada bulan September sebesar 61 orang, maka pada bulan terdapat peningkatan jumlah korban meninggal sebanyak 19 orang (23 %). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban meninggal pada bulan terbanyak diakibatkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 47 orang (59%), diikuti oleh kejadian tanah longsor sebanyak 21 orang (26%). Kejadian kecelakaan transportasi yang paling banyak menyebabkan korban meninggal adalah kecelakaan transportasi darat di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 6 yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 22 orang. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 3 dan 4 berikut.

Grafik 3 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 47 21 4 3 2 1 1 1 Grafik 4 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan 1% 5% 4% 3% 1% 1% Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor 26% 59% Keracunan Makanan Kebakaran Konflik Sosial Banjir Kebakaran Hutan Kecelakaan Industri 8

B. Berdasarkan Provinsi Korban meninggal pada bulan paling banyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 35 orang ( 44%), dimana sebanyak 22 orang diantaranya meninggal akibat kecelakaan transportasi laut di Kabupaten Situbondo. Korban meninggal terbanyak berikutnya terdapat di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 18 orang (22%) yang seluruhnya diakibatkan oleh kejadian tanah longsor di pertambangan emas di Kabupaten Bengkayang. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis provinsi dapat dilihat pada grafik 5 dan 6 berikut. Grafik 5 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Bulan 35 30 25 20 15 10 5 0 35 18 8 6 6 3 1 1 1 1

Grafik 6 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Bulan 1% 4% 1% 1% 1% JAWA TIMUR 8% KALIMANTAN BARAT 1 8% 44% JAWA BARAT LAMPUNG NUSA TENGGARA TIMUR DKI JAKARTA 22% ACEH KALIMANTAN SELATAN SULAWESI UTARA JAWA TENGAH 10

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah korban meninggal pada bulan paling banyak terdapat di wilayah PPK Regional DKI Jakarta dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 35 orang (44%). Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban meninggal pada bulan adalah PPK Regional Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada grafik 7 dan 8 berikut. Grafik 7 Jumlah Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 35 30 25 20 15 35 35 10 6 5 1 0 0 1 1 1 0 0 0

Grafik 8 Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 44% 1% SUMATERA UTARA 1% 1% 8% SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN 44% DKI JAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN SELATAN 1% SULAWESI UTARA SULAWESI SELATAN PAPUA 2. Korban Luka Berat/Rawat Inap Korban Luka Berat/Rawat Inap akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan sebanyak 116 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka berat/rawat inap bulan September sebanyak 71 orang, maka pada bulan terdapat peningkatan sebanyak 45 orang (63 %). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban luka berat/rawat inap pada bulan terbanyak disebabkan oleh keracunan makanan sebanyak 66 orang (57%), diikuti oleh kecelakaan transportasi sebanyak 28 orang (24%). Keracunan makanan pada bulan yang paling banyak mengakibatkan pasien rawat inap terbanyak adalah keracunan makanan di Pondok Pesantren Djadid, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur sebanyak 30 orang pada tanggal 25. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi korban luka berat/rawat inap berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 9 dan 10. 12

Grafik 9 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 70 66 60 50 40 30 20 28 16 10 3 2 1 0 Keracunan Makanan Kecelakaan Transportasi Konflik Sosial Kebakaran Kebakaran Hutan Kecelakaan Industri Grafik 10 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 14% 2% 2% 1% Keracunan Makanan Kecelakaan Transportasi Konflik Sosial 24% 57% Kebakaran Kebakaran Hutan Kecelakaan Industri

B. Berdasarkan Provinsi Korban luka berat/rawat inap pada bulan terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 41 orang (35%) yang diakibatkan oleh keracunan makanan sebanyak 34 orang, kecelakaan transportasi 4 orang, kecelakaan kerja 1 orang dan kebakaran mobil tangki 1 orang. Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara masing-masing sebanyak 1 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 11 dan 12 berikut ini. Grafik 11 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi Bulan 45 41 40 35 30 25 20 15 10 5 0 36 18 17 2 1 1 14

Grafik 12 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi Bulan 2% 1% 1% 15% 15% 31% 35% JAWA BARAT JAWA TIMUR LAMPUNG DKI JAKARTA KALIMANTAN TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI UTARA C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban luka berat/rawat inap pada bulan terbanyak terdapat di Wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 76 orang (65%), terdiri dari Provinsi DKI Jakarta (17 orang), Provinsi Jawa Barat (41 orang) dan Provinsi Lampung (18 orang). Korban luka berat/rawat inap paling sedikit terpat di wilayah PPK Regional Bali dan Sulawesi Utara masing-masing sebanyak 1 orang. Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban luka berat/rawat inap adalah wilayah PPK Regional Sumatera Utara, PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Sumatera Selatan, dan PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Jawa Tengah, PPK Regional Sulawesi Selatan dan PPK Sub Regional Papua. Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 13 dan 14 berikut ini.

Grafik 13 Jumlah Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 0 0 76 0 36 1 2 1 0 0 Grafik 14 Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 1% 2% 1% SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT 31% SUMATERA SELATAN DKI JAKARTA 65% JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN SELATAN SULAWESI UTARA SULAWESI SELATAN 16

3. Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan sebanyak 14.709 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan September sebanyak 2.622 orang maka jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan mengalami peningkatan sebanyak 12.087 orang (46). Peningkatan jumlah korban luka ringan/rawat jalan pada bulan ini paling banyak disebabkan oleh kebakaran hutan sebanyak 14.509 orang. A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban luka ringan/rawat jalan pada bulan paling banyak disebabkan oleh kebakaran hutan, yaitu sebanyak 14.509 orang (99%). Kejadian kebakaran hutan menyebabkan terjadinya kabut asap yang mengakibatkan gangguan pernafasan, penyakit ISPA, iritasi mata (konjungtivitis) dan iritasi kulit (dermatitis). Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 15 dan 16 berikut ini. Grafik 15 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000-14,509 105 64 17 12 2

Grafik 16 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 1% 99% Kebakaran Hutan Kebakaran Keracunan Makanan Konflik Sosial Kecelakaan Transportasi Angin Puting Beliung B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 10.210 orang (69%) yang seluruhnya merupakan korban luka ringan/rawat jalan akibat kabut asap/kebakaran hutan. Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 17 dan 18 berikut ini. Grafik 17 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Bulan 12,000 10,210 10,000 8,000 6,000 4,299 4,000 2,000 0 103 68 13 7 5 4 18

Grafik 18 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Bulan 29% 1% 1% 69% KALIMANTAN TENGAH SUMATERA SELATAN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR SULAWESI UTARA C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional Kalimantan Selatan sebanyak 10.210 orang (7), di mana seluruhnya merupakan korban luka ringan/rawat jalan akibat kejadian kebakaran hutan/kabut asap di Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayah PPK Regional yang tidak memiliki korban luka ringan/rawat jalan adalah PPK Regional Sumatera Utara, PPK Sub Regional Sumatera Barat, PPK Regional Sulawesi Selatan dan PPK Sub Regional Papua. Untuk lebih jelasnya, jumlah korban luka ringan/rawat jalan berdasarkan PPK Regional/Sub Regional dapat dilihat pada Grafik 19 dan 20 berikut ini.

Grafik 19 Jumlah Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 12000 10000 10.210 8000 6000 4000 4.299 2000 0 0 0 171 13 7 5 4 0 0 Grafik 20 Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 7 SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT 29% SUMATERA SELATAN DKI JAKARTA 1% JAWA TENGAH JAWA TIMUR BALI KALIMANTAN SELATAN SULAWESI UTARA 4. Korban Hilang Jumlah korban hilang pada bulan sebanyak 65 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban hilang pada bulan September sebanyak 19 orang korban hilang maka jumlah korban hilang pada bulan mengalami peningkatan sebanyak 46 orang (24). 20

A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Korban hilang terbanyak pada bulan disebabkan oleh kecelakaan transportasi sebanyak 62 orang (95%) diikuti oleh tanah longsor sebanyak 2 orang (3%) dan banjir sebanyak 1 orang (2%). Untuk lebih jelasnya jumlah dan proporsi korban hilang dapat dilihat pada grafik 21 dan 22 di bawah ini. Grafik 21 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Jenis Krisis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 70 60 50 40 30 20 10 0 62 Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor 2 1 Banjir Grafik 22 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Jenis Krisis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 3% 2% Kecelakaan Transportasi Tanah Longsor 95% Banjir

B. Berdasarkan Provinsi Jumlah korban hilang pada bulan terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 62 orang (97%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi laut di Perairan Kabupaten Situbondo yang terjadi tanggal 6. Korban hilang lainnya sebanyak 2 orang (3%) diakibatkan oleh tanah longsor di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat yang terjadi pada tanggal 5. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 23 dan 24 di bawah ini. Grafik 23 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan Provinsi Bulan 80 60 40 20 0 62 JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT 2 0 ACEH Grafik 24 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan Provinsi Bulan 3% 97% JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT ACEH 22

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Korban hilang akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan terdapat di wilayah PPK Regional Jawa Timur sebanyak 62 orang (97%) yang diakibatkan oleh kecelakaan transportasi laut di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur dan wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 2 orang (3%) yang diakibatkan oleh tanah longsor di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban hilang berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 25 dan 26 di bawah ini. Grafik 25 Jumlah Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 70 60 50 40 30 20 10 0 0 0 0 2 0 62 0 0 0 0 0 Grafik 26 Proporsi Korban Hilang Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 3% 97% JAWA TIMUR DKI JAKARTA

5. Pengungsi Kejadian krisis bulan mengakibatkan terjadinya pengungsi sebanyak 12.051 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan September sebanyak 4.504 jiwa, pada bulan terdapat peningkatan jumlah pengungsi sebanyak 7.547 jiwa (168%). A. Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Jumlah pengungsi pada bulan paling banyak disebabkan oleh banjir di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh yang mengakibatkan 7.922 jiwa mengungsi (66%). Pengungsian juga disebabkan oleh erupsi gunung api Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara sebanyak 3.287 jiwa (27%). Untuk lebih jelasnya gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan jenis kejadian krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 27 dan 28 berikut. Grafik 27 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 8,000 7,922 7,000 6,000 5,000 4,000 3,287 3,000 2,000 1,000 462 300 44 36 0 Banjir Erupsi Gunung Api Konflik Sosial Kebakaran Angin Puting Beliung Banjir Bandang 24

Grafik 28 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Jenis Kejadian Krisis Kesehatan Bulan 27% 4% 3% 66% Banjir Erupsi Gunung Api Konflik Sosial Kebakaran Angin Puting Beliung Banjir Bandang B. Berdasarkan Provinsi Jumlah pengungsi pada bulan terbanyak terdapat di Provinsi Aceh sebanyak 7.978 jiwa (66%) yang disebabkan oleh banjir di Kabupaten Aceh Barat sebanyak 7.922 jiwa pada tanggal 8, angin putting beliung di Kabupaten Bireun sebanyak 20 jiwa serta banjir bandang di Kabupaten Gayo Lues sebanyak 36 jiwa. Pengungsian juga terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 3.287 jiwa (27%) yang dikaibatkan oleh erupsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 29 dan 30 berikut.

Grafik 29 Jumlah Pengungsi Berdasarkan Provinsi Bulan 7,978 8,000 7,000 6,000 5,000 3,287 4,000 3,000 2,000 462 300 24 1,000 0 ACEH SUMATERA UTARA SULAWESI UTARA DKI JAKARTA JAWA TENGAH Grafik 30 Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi Bulan 4% 3% 27% ACEH SUMATERA UTARA 66% SULAWESI UTARA DKI JAKARTA JAWA TENGAH 26

C. Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Jumlah pengungsi pada bulan terbanyak terdapat di wilayah PPK Regional Sumatera Utara sebanyak 11.265 jiwa (93%) yang terdiri dari Provinsi Sumatera Utara sebanyak 3.287 jiwa dan Provinsi Aceh sebanyak 7.978 jiwa. Pengungsian juga terjadi di wilayah PPK Regional DKI Jakarta sebanyak 300 jiwa (3%) dan PPK Regional Sulawesi Utara sebanyak 462 jiwa (4%). Untuk lebih jelasnya, gambaran jumlah dan proporsi pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 27, sebagai berikut : Grafik 31 Jumlah Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 11,265 0 0 300 24 0 0 0 462 0 0

Grafik 32 Proporsi Pengungsi Berdasarkan PPK Regional/Sub Regional Bulan 3% 4% 93% SUMATERA UTARA DKI JAKARTA JAWA TENGAH SULAWESI UTARA 28

BAB III GAMBARAN KERUSAKAN SARANA KESEHATAN AKIBAT KRISIS KESEHATAN Kejadian krisis bulan tidak ada yang mengakibatkan terjadinya kerusakan fasilitas kesehatan. BAB IV UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN YANG DILAKUKAN Berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan selama bulan, antara lain : 1. Berkoordinasi dengan BASARNAS dalam melakukan evakuasi korban kejadian krisis kesehatan 2. Memberikan fasilitas kesehatan (Pos Kesehatan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dan Rumah Sakit) 3. Melakukan pemeriksaan sampel makanan dan minuman ke laboratorium pada kasus keracunan makanan 4. Melakukan surveilans penyakit berpotensi wabah/klb, penyakit akibat kabut asap (ISPA, Dermatitis, Konjungtivitis) 5. Memobilisasi tenaga kesehatan ke lokasi kejadian krisis kesehatan 6. Memobilisasi obat dan logistik kesehatan (masker) 7. Berkoordinasi dengan unit lintas program dan unit lintas sektor (BNPB, BPBD, Basarnas, Dinas Pekerjaan Umum) 8. Upaya Kementerian Kesehatan : A. Kebakaran Hutan/Kabut Asap di Sumatera dan Kalimantan Kementerian kesehatan memberikan bantuan masker kepada daerah terdampak kabut asap sebagai berikut : NO DINAS KESEHATAN JUMLAH 1 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 30.000 Pcs 2 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah 10.000 Pcs 3 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 12.000 Pcs 4 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur 8.000 Pcs

5 Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan 10.000 Pcs JUMLAH 70.000 Pcs B. Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara Kementerian Kesehatan melakukan upaya-upaya penanggulangan krisis kesehatan sebagai berikut : 1. Memberi bantuan obat dan logistik kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karo berupa : Masker 74.000 lembar (8.000 lembar dari PPKK, 6.000 lembar dari Dit. Simkarkesma dan 60.000 lembar dari PPK Regional Sumatera Utara) Obat tetes mata 500 botol (Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes) Kantong Sampah 300 lembar (Dit. Simkarkesma) 2. Melakukan pemeriksaan kualitas udara pada tanggal 15 di 3 titik, yaitu : 1. Titik 1. Desa Sumbul Jl Berastagi - Kabanjahe 2. Titik 2. Puskesmas Berastagi Jl Veteran Berastagi 3. Titik 3. Obyek Wisata Penatapan Berastagi Hasil analisa kualitas udara ambient menunjukkan konsentrasi masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) berdasarkan PP. No. 41 Tahun 1999 Tentang Baku Mutu Kualitas Udara Ambient. 30

Tabel 4 Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Bulan N O REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA KEJADIAN TANGGAL UPAYA YANG DILAKUKAN 1 DKI JAKARTA DKI JAKARTA Jakarta Pusat Konflik Sosial 3 1. Memberikan RS 2. Berkoordinasi dengan unit LP dan LS Jakarta Timur Kebakaran Pemukiman 9 1. Memberikan Rumah Sakit 2. Berkoordinasi dengan unit Lintas Sektor Jakarta Pusat Kebakaran Pemukiman 9 1. Memberikan Rumah Sakit 2. Evakuasi jenazah 3. Berkoordinasi dengan unit Lintas Sektor Jakarta Barat Kebakaran Pemukiman 11 Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas

dan RS Jakarta Timur Kebakaran Pemukiman 14 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas dan RS Jakarta Selatan Kebakaran Pemukiman 20 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas dan RS 2 DKI Jakarta Lampung Kabupaten Pesisir Barat Kecelakaan Transportasi 18 1. Evakuasi korban 2. Memberikan RS 3 Sumatera Utara Aceh Kab. Bireun Angin Puting Beliung 4 1. Evakuasi korban 2. Memberikan puskesmas Kab. Aceh Barat Banjir 8 1. Memberikan puskesmas 2. Berkoordinasi dengan BPBD Kab. Gayo Lues Banjir 19 1. Evakuasi 32

Bandang korban banjir. 2. Mendirikan Pos Kesehatan di lokasi banjir 3. Memberikan Puskesmas Kecamatan Putri Betung. Kab. Aceh Barat Banjir 24 Kab. Aceh Jaya Banjir 27 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan puskesmas 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan puskesmas 4 Sumatera Utara Sumatera Utara Kabupaten Karo Erupsi Gunung Api 9 1. Memberikan Pos Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit 2. Mendistribusi kan masker 3. Berkoordinasi dengan unit LP dan LS 5 Sumatera Selatan Sumatera Selatan 1. Kab. Ogan Ilir 2. Kab. Ogan Komering Ilir 3. Kab. Banyuasin 4. Kab. Musi Kabut Asap 1 Septembe r 1. Berkoordinasi dengan unit LP dan LS 2. Memberikan

Banyuasin Puskesmas 3. Pemantauan kasus penyakit ISPA, Dermatitis, Konjungtivitis 4. Mendistribusik an masker 6. DKI Jakarta Jawa Barat Kabupaten Cianjur Tanah Longsor 2 1. Evakuasi korban. 2. Memberikan kesehatan Kabupaten Sukabumi Keracunan Makanan 21 1. Memberikan Puskesmas 2. Pemeriksaan sampel makanan ke laboratorium kesehatan Bandung. Kabupaten Cirebon Kecelakaan Transportasi 22 1. Evakuasi Korban dan Jenazah 2. Memberikan Rumah Sakit Kabupaten Bogor Angin Puting Beliung 25 1. Evakuasi Korban dan Jenazah 2. Memberikan Rumah Sakit Kota Bekasi Kebakaran Pemukiman 24 1. Evakuasi Korban dan Jenazah 34

2. Memberikan Puskesmas dan Pos Kesehatan Banten Kota Tangerang Kecelakaan Kerja 12 1. Evakuasi korban. 2. Memberikan kesehatan untuk korban selamat di RSUD Tangerang. 7 DKI Jakarta Kalimanta n Barat Kabupaten Bengkayang Tanah Longsor 5 1. Evakuasi korban. 2. Memberikan kesehatan kepada korban 3. Berkoordinasi dengan lintas sektor dalam upaya pencarian korban. 8 Jawa Tengah Jawa Tengah Kota Solo Konflik Sosial 22 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan Rumah Sakit Kabupaten Sukoharjo Angin Puting Beliung 27 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan Puskesmas 9 9 Jawa 9 Timur Jawa Timur Kabupaten Situbondo Kecelakaan Transportasi Laut 6 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan

RS Kabupaten Jombang Kecelakaan Transportasi Darat 21 1. Membantu Evakuasi. 2. Memberikan RSUD Jombang. 3. Membawa jenazah korban meninggal dunia untuk diotopsi ke RSUD Jombang. Kabupaten Gresik Keracunan Makanan 20 1. Memberikan RS 2. Melakukan pemeriksaan sampel makanan di Laboratorium Kabupaten Probolinggo Kecelakaan Transportasi Laut 21 1. Evakuasi korban dan jenazah 2. Memberikan RS Kabupaten Probolinggo Keracunan Makanan 25 1. Memberikan RS 2. Melakukan pemeriksaan sampel makanan di 36

Laboratorium 10 Kalimanta n Selatan Kalimanta n Selatan Kabupaten Banjar Kebakaran Hutan 12 Memberikan kesehatan bagi korban rawat jalan 11 Kalimanta n Tengah 1) Kota Palangkaraya. 2) Kabupaten Katingan. 3) Kabupaten Pulau Pisau. 4) Kabupaten Kapuas. 5) Kabupaten Barito Selatan. 6) Kabupaten Kotawaringin Timur. 7) Kabupaten Sukamara 8) Kabupaten Lamandau 9) Kabupaten Kotawaringin Barat 10)KabupatenSeruya n) 11) Kabupaten Gunung Mas 12) Kabupaten Barito Timur 13) Kabupaten Barito Utara 14) Kabupaten Murung Raya Kebakaran Hutan Juli 1. Memberikan Puskesmas. 2. Menyiapkan Rumah Sakit dan Puskesmas di lokasi terdampak. 3.Mendistribusika n masker kepada masyarakat melalui Puskesmas. 4. Mendirikan posko ( Kabupaten / Provinsi ) berkoordinasi dengan Lintas Sektor. 12 Kalimanta n Timur Kabupaten Kutai Barat Kebakaran Hutan 17 Septembe r 1. Memberikan Puskesmas. 2. Menyiapkan Rumah Sakit dan Puskesmas di lokasi terdampak.

3.Mendistribusika n masker kepada masyarakat melalui Puskesmas. 4. Mendirikan posko ( Kabupaten / Provinsi ) berkoordinasi dengan Lintas Sektor. 13 Bali Nusa Tenggara Timur Kabupaten Rote Ndao Kecelakaan Transportasi Laut 11 1. Evakuasi Korban 2. Memberikan RS 14 Sulawesi Utara Sulawesi Utara Kabupaten Minahasa Konflik Sosial 19 1. Evakuasi Korban dan Jenazah 2. Memberikan Puskesmas dan RS Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dr. Achmad Yurianto NIP. 19620311101001 38