MORE PROTECTION LESS ANTIMICROBIAL NILA F.MOELOEK Jakarta, 27 Februari 2018
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
RPJMN 2015-2019 PROGRAM PENGARUSUTAMAAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN, PENGUATAN UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. 3 PILAR KELUARGA SEHAT PILAR 1 PARADIGMA SEHAT INDONESIA SEHAT PILAR 2 PENGUATAN YANKES PILAR 3 JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PROGRAM PENINGKATAN AKSES YANKES TERUTAMA PADA FKTP OPTIMALISASI SISTEM RUJUKAN PENINGKATAN MUTU DENGAN PENDEKATAN CONTINUUM OF CARE DAN INTERVENSI BERBASIS RESIKO KESEHATAN (HEALTH RISK) PROGRAM PERLUASAN SASARAN DAN MANFAAT (BENEFIT) SISTEM PEMBIAYAAN: ASURANSI AZAS GOTONG ROYONG KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA SASARAN: PBI & NON PBI TANDA KEPESERTAAN KIS
PROGRAM INDONESIA SEHAT dengan PENDEKATAN KELUARGA SEBAGAI PILAR PEMBANGUNAN KESEHATAN
ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA PROGRAM PENINGKATAN AKSES SARANA PRASARANA KOMPETENSI SDM ALAT KESEHATAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU AKREDITASI RS AKREDITASI PKM Terwujudnya Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas Bagi Masyarakat PELAYANAN KESEHATAN SARANA KOMPETENSI FASKES PRASARANA SUMBER DAYA KESEHATAN ALAT KESEHATAN FARMASI AKREDITAS I SISTEM RUJUKAN AKSES DAN MUTU
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Peningkatan konsumsi pangan sehat Peningkatan Penyediaan Pangan Hasil Pertanian dan Perikanan Pencegahan Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Lingkungan SEHAT PRIORITAS NASIONAL : PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN DASAR Penyediaan Akses Infrastruktur Dasar Permukiman Layak Perumahan, akses air bersih dan sanitasi, dan tenaga listrik 5 PENINGKATAN PRODUKSI, AKSES DAN KUALITAS KONSUMSI PANGAN 4 Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak 1 Percepatan Pengurangan Kemiskinan PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI PENGURANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PELAYANAN DASAR Penguatan Sistem Jaminan Sosial 3 Peningkata n Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyaraka t Pemerataa n Layanan Pendidikan Berkualitas 2 Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Penguatan Germas dan Pengendalian Penyakit dan imunisasi Percepatan Penurunan Stunting Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan Pendidikan yang Berkualitas dan Merata Germas dan pengendalian penyakitpenguatan Perubahan perilaku masyarakat Peningkatan kesadaran kesehatan 1 2 PN PP KP
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT YANG BERDAMPAK PADA: Kesehatan Terjaga Produktif Lingkungan Bersih Biaya Berobat Berkurang
1.Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Keseh PUSKESMAS Puskesmas PILAR 2 Pelayanan Kesehatan UKBM: Posyandu, PAUD, UKS, Poskestren, Upaya Kes Kerja, Posbindu PTM, dll Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) Pelayanan Kesehatan Sekunder bertumpu pada Dinas Kesehatan Kabupaten dan Rumah Sakit Daerah kelas D dan C Pelayanan Kesehatan Primer berbasis Puskesmas Pelayanan Kesehatan Tertier pada Dinas Kesehatan Provinsi dan Rumah Sakit Kelas B dan A KELUARGA KELUARGA KELUARGA
Mengapa Puskesmas Penting? Puskesmas 60% Sebagai Ujung Tombak Peserta JKN dilayani Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas 01 Faskes yang output kegiatan berkaitan langsung dengan indikator program prioritas: SPM, PIS-PK, SDGs 03 02 Faskes terdepan yang melaksanakan kebijakan paradigma sehat Istrumen pemerataan Pelayanan Kesehatan untuk seluruh penduduk Mengurangi atau mencegah peningkatan biaya kesehatan (Promootif dan Preventif) 04 Sebagai Pembina wilayah dan Koordinator Semua Unit Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerjanya 05
PEMBANGUNAN 124 PUSKESMAS DI DAERAH PERBATASAN 11
AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN AKREDITASI PUSKESMAS 4.510 Dari Total Puskesmas Terakreditasi 9.825 AKREDITASI RUMAH SAKIT 1.564 Terakreditasi Dari Total RS 2.802 12
2. Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan NCD Stroke Hipertensi Diabetes Kanker Penyakit Paru Obstruktif PATIENT SAFETY Patient Centered Care Medication Safety Healthcare associated infection (HAI s)) ANTIMICROBIAL RESISTANCE Ketidaktepatan Penggunaan Antibiotik MDR-TB EMERGING AND RE- EMERGING DISEASE Perubahan Lingkungan Evolusi Agent Infeksi UNIVERSAL HEALTH COVERAGE 13 13
SITUASI GLOBAL DALAM RESISTENSI ANTIMIKROBA
Perkiraan kematian akibat AMR saat ini sebesar 700.000/ thn Tahun 2050- ada 10 juta kematian/tahun karena AMR Angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan akibat kanker*
TANTANGAN GLOBAL BIDANG KESEHATAN NCD Stroke Hipertensi Diabetes Kanker Penyakit Paru Obstruktif PATIENT SAFETY Patient Centered Care Medication Safety Healthcare associated infection (HAI s)) ANTIMICROBIAL RESISTANCE Ketidaktepatan Penggunaan Antibiotik MDR-TB EMERGING AND RE- EMERGING DISEASE Perubahan Lingkungan Evolusi Agent Infeksi UNIVERSAL HEALTH COVERAGE 16 16
FAKTA SECARA GLOBAL Resistensi antimikroba (AMR) mengancam pencegahan dan pengobatan infeksi akibat bakteri, parasit,virus AMR merupakan ancaman serius kesehatan masyarakat dunia perlu campur tangan pemerintah, masyarakat dan profesi Biaya perawatan mahal, lama perawatan memanjang, resiko kematian tinggi Secara global 480,000 orang mengalami MDR TB/tahun AMR mempersulit pemberantasan infeksi HIV dan malaria KOMPLEKSITAS MASALAH RESISTENSI ANTIMIKROBA Multi-dimensi & multi-faktor, melibatkan banyak stakeholders dari berbagai aspek; Dibutuhkan manajemen koordinasi lintas sektor antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, & keamanan pangan, dengan melibatkan trans-disiplin keilmuan; Sektor kesehatan manusia, hewan, serta tumbuhan memiliki tanggung jawab bersama untuk dapat mengurangi laju perkembangan resistensi antimikroba di bakteria.
PERMASALAHAN AMR TOP Management Lab mikrobiologi (SDM) PNPK /PPK (-) Profesi Regulasi Antibiotic Stewardshi p Program Growth promotor Cegah infeksi Regulasi (-) Pertanian/ Peternakan /perikanan Food Residu AB Knowledge Kurikulum Training/Seminar/WS Insentif Resep AB/ Dokter Resep AB / self medikasi OTC/Apotik Knowledge Regulasi
SURVEILANS / KAJIAN 1. Surveilans AMR dan AMU 2016 Hasil kajian dari 8 rumah sakit terpilih didapatkan peningkatan yang berarti prevalensi E.coli dan K.pneumonia (ESBL+) sebesar 60% (45%-89%) 2. Peningkatan 20% selama 3 tahun menunjukan problematik AMR yang semakin serius KEPATUHAN TENAGA MEDIS DALAM PEMBERIAN ANTIBIOTIKA PERLU DITINGKATKAN
DAMPAK EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN OBAT YANG TIDAK TEPAT ANTIMICROBIAL RESISTANCE: Di samping menyebabkan perpanjangan perawatan dan peningkatan juga menyebabkan inefisiensi sebesar US$ 4-5 miliar di Amerika dan 9 miliar di Eropa per tahun. ADVERSE DRUG REACTION AND MEDICATION ERROR Diperkirakan menelan biaya 3,4 juta dolar per tahun. LOST RESOURCES: Belanja obat nasional sekitar 10 40 % belanja kesehatan. Ada potensi kehilangan sumber daya yang besar jika peresepan dan penggunaan obat tidak tepat. ERODED PATIENT CONFIDENCE: Kerugian ekonomi secara tidak langsung akibat menurunnya kepercayaan pasien. Tahun 2050 perkiraan kerugian secara kumulatif 70 trillion
Tantangan: Global, Nasional, Individu Pada AMR Masih rendahnya kesadaran individu, profesi dan masyarakat akan potensi dampak sosial, ekonomi akibat resistensi antimikroba Perlunya peningkatan keterlibatan industri farmasi dan sektor lain untuk mengatasi resistensi Sektor kesehatan manusia, hewan, serta tumbuhan memiliki tanggung jawab bersama untuk dapat mengurangi laju perkembangan resistensi antimikroba Gap factors sektor Kesehatan Manusia dan Sektor Lain kesenjangan dalam memahami implikasi dampak resistensi antimikroba; kesenjangan setting priority kebijakan; kesenjangan ketersediaan & kapasitas perangkat formal otoritas pengendalian resistensi antimikroba; kesenjangan dalam sistem mampu telusur peredaran & penggunaan antibiotik
Global Action Plan on Antimicrobial Resistance 5 Tujuan Strategis: 1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang resistensi antibiotika 2. Memperkuat surveilans (manusia dan hewan) dan penelitian 3. Melakukan upaya-upaya pencegahan infeksi 4. Mengoptimalkan penggunaan obat-obat antimikroba 5. Memastikan investasi berkelanjutan dalam melawan resistensi antimikroba KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN Membentuk KPRA Tahun 2014 PETA STRATEGIS PRA 2015-2019: Promotif, Preventif Kuratif & Rehabilitatif Permenkes No.8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di RS KPRA: Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba
RENCANA AKSI NASIONAL DALAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA DENGAN KONSEP ONE HEALTH 2017-2019 PENINGKATAN KESADARAN DAN PEMAHAMAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA MELALUI KOMUNIKASI, DIKLAT YANG EFEKTIF MENINGKATKAN PENGETAHUAN MELALUI SURVEILANS DAN PENELITIAN MENURUNKAN INSIDEN INFEKSI MELALUI SANITASI DAN HIGIENE MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN ANTIMIKROBA SECARA BIJAK PADA MANUSIA DAN HEWAN MENINGKATKAN INVESTASI PENEMUAN OBAT, ALAT DIAGNOSTIK, VAKSIN BARU UNTUK MENURUNKAN PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
STRATEGI PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA CEGAH BERKEMBANGNYA MIKROBA RESISTEN CEGAH PENYEBARAN MIKROBA RESISTEN 1.Gunakan antibiotik dengan bijak 2.Taat terhadap prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi 24
PILAR 1 PARADIGMA SEHAT PROMOTIF PREVENTIF REHABILITATIF KURATIF
PENDEKATAN KELUARGA
PERAN TENAGA KESEHATAN KESEHATAN Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan Mendorong masyarakat hidup sehat dan sejahtera
MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA PROGRAMINDONESIA SEHAT PARADIGMA SEHAT PENGUATAN YANKES TERIMA KASIH JAMINAN KESEHATAN NASIONAL