BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral bagian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. in vitro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post-test kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan completely. rendomized posttest only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

Koloni bakteri endofit

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental murni secara laboratoris in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji 1. Bahan uji yang digunakan adalah obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) dengan 5 konsentrasi yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi 10 6 CFU/ml. C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian a. Tanaman M. pendens adalah tanaman yang diperoleh dari Papua, Indonesia b. Pembuatan ekstrak tanaman M. pendens dan pembuatan sediaan obat kumur tanaman M. pendens dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. c. Pembuatan sampel kultur bakteri E. faecalis dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 31

32 d. Pelaksanaan uji aktivitas antibakteri obat kumur ekstrak tanaman M. pendens dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. D. Variabel dan Definisi Operasional a. Variabel 1. Variabel Pengaruh Ekstrak etanol tanaman M. pendens dalam obat kumur dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Variabel Terpengaruh a. Kadar Hambat Minimal (KHM) bakteri E. faecalis b. Kadar Bunuh Minimal (KBM) bakteri E. faecalis 3. Variabel Terkendali a. Obat kumur ekstrak etanol tanaman M. pendens b. Suhu inkubator 37 C c. Waktu inkubasi 18-24 jam d. Konsentrasi larutan E faecalis (10 6 CFU/ml) e. Jenis medium pembiakan bakteri BHI f. Media pertumbuhan bakteri g. Volume obat kumur tanaman M. pendens (50 ml)

33 h. Konsentrasi zat aktif dalam sediaan obat kumur i. Tanaman M. penden yang digunakan berasal dari tempat yang sama. b. Definisi Operasional 1. Ekstrak etanol tanaman M. pendens adalah sari pekat dari tanaman M. pendens dimana didapat zat aktif yang terkandung dalam tanaman M. pendens dengan menggunakan metode maserasi 2. Obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut M. pendens adalah cairan yang digunakan untuk membersihkan rongga mulut dengan kandungan ekstrak etanol M. pendens dengan beberapa campuran seperti bahan perasa, pemanis, pengawet, dan aquades hingga volume 50 ml. 3. Kadar Hambat Minimal adalah konsentrasi terendah dari ekstrak etanol tanaman M. pendens yang menunjukkan adanya menghambat pertumbuhan bakteri E. faecalis dan diamati berdasarkan tingkat kekeruhan pada tabung yang dilakukan dengan metode dilusi cair. 4. Kadar Bunuh Minimal adalah konsentrasi minimal dari ekstrak etanol tanaman M. pendens yang dapat membunuh bakteri E. faecalis diamati berdasarkan tidak adanya koloni bakteri pada media agar yang dilakukan dengan metode dilusi cair. 5. Bakteri E. faecalis adalah bakteri anaerob facultatif berbentuk kokus gram positif tunggal, berpasangan atau yang membentuk rantai dengan

34 diameter 0,5-1 µm. Bakteri E. faecalis yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil biakan alami Balai Laboratorium Kesehatan (BLK). E. Alat dan Bahan 1. Alat penelitian: a. Ose steril b. Lampu spritus c. Corong buncher d. Kertas saring h. Waterbath i. Inkubator k. Cawan porselen l. Blender m. Gelas beker n. Almari pengering o. Rak tabung p. Tabung reaks q. Pipet ukur dan pro pipet r. Timbangan digital s. Laminar Flow t. Rotary vaccum evaporator u. Viscometer v. Gelas ukur 100 ml w. Tabung erlenmeyer 100 ml x. Labu takar 50 m 2. Bahan penelitian : a. Bakteri Enterococcus faecalis b. Tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens) c. Etanol 70% d. Aquades steril e. Na-Lauril Sulfat` f. Sorbitol g. Chlorhexidine gluconate 0.2% h. Peppermint oil (perasa) i. Asam Benzoat (pengawet) j. Media Brain Heart Infusion k. Media Trypticase Soy Agar

35 l. Handscoon m. Kapas n. Masker F. Jalannya Penelitian 1. Persiapan Penelitian Persiapan alat dan bahan serta sterilisasi alat dan diri. 2. Identifikasi Tanaman Tanaman M. pendens yang sudah dikumpulkan, diambil beberapa sampel untuk dilakukan taksonomi tanaman. 3. Pembuatan ekstrak tanaman M. pendens Pembuatan yang dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. a. Tanaman M. pendens 1000 gram yang sudah dipilih dibersihkan dengan air mengalir dan dipotong-potong. Tanaman M. pendens yang sudah kering dijadikan serbuk dengan cara tanaman digiling menggunakan blende. Tanaman sarang semut yang sudah menjadi serbuk dilakukan proses penyaringan lemak sebelum proses maserasi dengan cara merendam serbuk sarang semut dengan petroleum eter untuk menghilangkan lipid agar tidak menganggu proses penyaringan. Setelah itu, kemudian dilakukan proses maserasi selama 24 jam yaitu dengan penambahan etanol 70% sebanyak 1L pada serbuk tanaman M. pendens dan pengadukan selama 30 menit. Hasil yang sudah diperoleh

36 lalu disaring sebanyak 3 kali dengan menggunakan corong buncher. Filtrat I diuapkan menggunakan waterbath, sedangkan ampasnya dimaserasi kembali selama 24 jam menggunakan pelarut yang sama. Filtrat disaring dan didapatkan filtrat ke II. Fitrat I dan II dicampur lalu diuapkan pada suhu 60 70 0 C hingga di peroleh ekstrak kental dengan konsentrasi 100%. b. Kemudian ekstrak tanaman M. pendens diencerkan dengan etanol 70 sesuai dengan konsentrasi esktrak etanol 10%, 25%, 50%, 70% dan 100%. 4. Pembuatan Obat Kumur Tanaman M. pendens yang sudah diekstrak menjadi konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% selanjutnya dibuat dalam formula obat kumur. Kandungan dalam obat kumur tersebut menggunakan 5 formula yaitu,

37 Tabel 1. Formula Obat Kumur Ekstrak Etanol Tanaman (Mermecodia pendens Merr. & Perry) (Jones, Pharmaceutical Solutions for Oral Administration, 2014) Formula Formula Formula Formula Formula Bahan I II III IV V 10% 25% 50% 75% 100% Ekstrak Etanol (ml) 5 12.5 25 37.5 50 Peppermint oil (ml) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 Na-Lauril Sulfat (gr) 1 1 1 1 1 Asam Benzoat (gr) 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 Sorbitol (ml) 5 5 5 5 5 Twin 80 (ml) 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 Aquades ad (ml) 60 60 60 60 60 Volume Akhir (ml) 60 60 60 60 60 a. Formula I Ekstrak tanaman sarang semut konsentrasi 10% sebanyak 5 ml dan Nalauril sulfat 1 gr yang masing-masing dilarutkan dengan aquades steril sebanyak 10 ml menggunakan tabung Erlenmeyer diatas kompor. Peppermint oil 0,5 ml ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran pertama sambil diaduk. Selanjutnya sorbitol 5 ml + Asam Benzoat 0,025 gram dan tween 0,3 ml ditambahkan dalam campuran dan diaduk sampai homogen. Larutan yang dihasilkan kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 60 ml.

38 b. Formula II Ekstrak tanaman sarang semut konsentrasi 25% sebanyak 12,5 ml dan Nalauril sulfat 1 gr yang masing-masing dilarutkan dengan aquades steril sebanyak 10 ml menggunakan tabung Erlenmeyer diatas kompor. Peppermint oil 0,5 ml ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran pertama sambil diaduk. Selanjutnya sorbitol 3 ml + Asam Benzoat 0,025 gram dan tween 0,3 ml ditambahkan dalam campuran dan diaduk sampai homogen. Larutan yang dihasilkan kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 60 ml. c. Formula III Ekstrak tanaman sarang semut konsentrasi 50% sebanyak 25 ml dan Nalauril sulfat 1 gr yang masing-masing dilarutkan dengan aquades steril sebanyak 10 ml menggunakan tabung Erlenmeyer diatas kompor. Peppermint oil 0,5 ml ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran pertama sambil diaduk. Selanjutnya sorbitol 5 ml + Asam Benzoat 0,025 gram dan tween 0,3 ml ditambahkan dalam campuran dan diaduk sampai homogen. Larutan yang dihasilkan kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 60 ml. d. Formula IV Ekstrak tanaman sarang semut konsentrasi 75% sebanyak 37,5 ml dan Nalauril sulfat 1 gr yang masing-masing dilarutkan dengan aquades steril

39 sebanyak 10 ml menggunakan tabung Erlenmeyer diatas kompor. Peppermint oil 0,5 ml ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran pertama sambil diaduk. Selanjutnya sorbitol 5 ml + Asam Benzoat 0,025 gram dan tween 0,3 ml ditambahkan dalam campuran dan diaduk sampai homogen. Larutan yang dihasilkan kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 60 ml. e. Formula V Ekstrak tanaman sarang semut konsentrasi 100% sebanyak 50 ml dan Nalauril sulfat 1 gr yang masing-masing dilarutkan dengan aquades steril sebanyak 10 ml menggunakan tabung Erlenmeyer diatas kompor. Peppermint oil 0,5 ml ditambahkan sdikit ke dalam campuran pertama sambil diaduk. Selanjutnya sorbitol 0,15 ml + Asam Benzoat 0,025 gram ditambahkan dalam campuran dan diaduk sampai homogen. Larutan yang dihasilkan kemudian ditambahkan aquades sampai volumenya 60 ml. 5. Pembiakan Bakteri Enterococcus faecalis Koloni bakteri Enterococcus faecalis yang sudah dikembangbiakkan di Balai Laboratorium Laboratorium Kesehatan,Yogyakarta. Bakteri diambil dengan menggunakan ose steril sebanyak 1-2 ml kemudian dimasukkan kedalam Brain Heart Infussion (BHI) yang sudah disterilkan, selanjutnya diinkubasi selama 24 jam pada inkubator pada suhu 37 C. Selanjutnya

40 dilakukan uji spektrofotometer dengan panjang gelombang ʎ595 visibel untuk mendapatkan hasil bakteri 10 6 CFU/ml. Perhitungan pengenceran : V1 x N1 = V2 x N2 Keterangan: V1 = volume larutan 1 V2 = volume larutan 2 N1 = konsentrasi/kadar larutan 1 N2 = konsentrasi/kadar larutan 2 6. Uji Aktivitas Daya Antibakteri Uji daya antibakteri ekstrak tanaman M. pendens dengan metode pengenceran tabung (Tube dilution method) sebagai berikut: a. Disediakan 27 tabung steril dengan 3 kali pengulangan, dimana setiap pengenceran dalam satu kali pengulangan menggunakan 5 tabung dan 4 tabung untuk sisa pengenceran, kontrol pertumbuhan kuman (kontrol negatif), kontrol Chlorhexidine gluconat 0,2% (kontrol positif), kontrol media dan kontrol bakteri. Pengenceran pertama untuk menguji kadar hambat minimal dan kadar bunuh minimal dari obat kumur ekstrak tanaman M. pendens. b. Persiapan tabung uji: disiapkan 5 tabung reaksi steril (4 untuk kontrol): 1) Tabung I diisi 1 ml Formula I + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml. 2) Tabung II diisi 1 ml Formula II + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml.

41 3) Tabung III diisi 1 ml Formula III + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml. 4) Tabung IV diisi 1 ml Formula IV + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml. 5) Tabung V diisi 1 ml Formula V + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml. 6) Tabung VI diisi 1 ml Chlorhexidine gluconate 0.2% + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml (kontrol +) 7) Tabung VII diisi 1 ml formula dasar obat kumur tanpa ekstrak etanol tanaman sarang semut konsentrasi 0% + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml (kontrol -) 8) Tabung VIII diisi 1 ml larutan BHI + 1 ml formula obat kumur 100% (Kontrol Media) 9) Tabung IX diisi 1 ml BHI + 1 ml suspensi bakteri E. faecalis 10 6 CFU/ml (Kontrol Bakteri) c. Semua tabung selanjutnya diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 º C. d. Pengamatan dilakukan setelah proses inkubasi selama 24 jam selesai untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri E. faecalis dengan cara membandingkan kadar kekeruhan dengan kontrol positif.

42 e. Kadar Hambat Minimal didapat dengan mengamati tabung subkultur yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri yaitu ditunjukkan dengan warna jernih dengan konsentrasi terendah. f. Tabung-tabung subkultur yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan kuman selanjutnya ditanam dengan menggunakan ose steril pada media TSA. g. Setelah ditanam pada media TSA diinkubasi lagi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC. h. Kadar Bunuh Minimal akan ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan bakteri pada media TSA pada konsentrasi terendah. Pembacaan kadar hambat minimal ditentukan dengan melihat kekeruhan pada cairan di dalam tabung reaksi yang dibandingkan dengan kontrol standar. Pembacaan nilai didasarkan pada: a. Tanda negatif (-) : dengan melihat adanya kejernihan pada tabung menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri E. faecalis sehingga obat kumur ekstrak etanol tanaman M. pendens dapat menghambat pertumbuhan bakteri. b. Tanda positif (+) : dengan melihat adanya kekeruhan pada tabung menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri E. faecalis sehingga obat

43 kumur ekstrak etanol tanaman M. pendens tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri. c. Pembacaan KBM dapat ditentukan dengan menguji bahan menggunakan konsentrasi terkecil dari bahan uji yang masih dapat membunuh bakteri. Hal ini ditunjukkan dengan ada tidaknya pertumbuhan koloni bakteri E. faecalis pada media TSA. G. Analisis Data Analisis data untuk mengukur KHM dan KBM dari obat kumur ekstrak etanol tanaman M. pendens menggunakan uji deskriptif terhadap bakteri E. faeclis.

44 H. Alur Penelitian Tahap Persiapan Identifikasi tanaman M. pendens Kultur bakteri E. faecalis Dibersihkan dipotong-potong diblender menjadi serbuk Maserasi dengan etanol 70% selama 24 jam Ekstrak degan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Obat kumur ekstrak tanaman M. pendens Pembiakan dengan media cair BHI Konsentrasi bakteri 10 6 CFU/ml Uji daya antibakteri Metode pencairan tabung secara dilusi Kadar Hambat Minimal Kadar Bunuh Minimal Analisis data Gambar 4. Alur Penelitian