Suharyanto. UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH

dokumen-dokumen yang mirip
Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RPP BERKARAKTER

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Gallery Walk, proses belajar, hasil belajar.

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

ABSTRAK. Kata Kunci: Mind Mapping, Kosakata Bahasa Jawa

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SDN 08 SURAU GADANG SITEBA PADANG

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

Journal of Elementary Education

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

HARLINA .

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODEL FOR SOCIAL IN FIVE GRADERS AT SDN 4 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

Oleh : TRI MURNI A


PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MELALUI STAD

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II MELALUI MODEL TALKING STICK DI SD NEGERI 3 KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SD Inpres VII Labuan Baru

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI INFORMATION SEARCH

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA TEMA BUDI PEKERTI DI SDN 41 KOTO XI KAPUH TARUSAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

Faisal 1) 1) 19 Lembah Melintang Pasaman Barat.

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING DI SMPN 4 PASAMAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SKRIPSI. Oleh: ERIKA TRI WARDANI NIM X

Transkripsi:

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 17 PENINGKATAN KOMPETENSI GURU TK DALAM MENYUSUN RENCANA KEGIATAN HARIAN MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN DI TK DHARMA WANITA KECAMATAN TEMBARAK TAHUN 2015 Suharyanto UPT Dinas Pendidikan Kec.Tembarak Kab. Temanggung haryantoespede@gmail.com Abstrak- Hasil supervisi guru TK ditemukan dalam mengajar guru belum membuat rencana pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran tidak berjalan efektif. Untuk itu diperlukan tindakan bimbingan kepada guru agar meningkat kompetensinya dalam menyusun rencana kegiatan harian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian melalui bimbingan berkelanjutan di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah semua guru TK Dharma Wanita di Kecamatan Tembarak yang berjumlah 18 guru. Dengan penelitian tindakan sekolah ini diharapkan 75% guru TK mampu menyusun rencana kegiatan harian (RKH) dengan baik dan benar. Tindakan dilakukan dengan dua siklus masing-masing siklus ada tiga kali pertemuan yang terdiri atas empat tahapan, yakni: perencanaan, pelaksnaan, observasi dan refleksi. Hasil tindakan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan aspek kompetensi guru TK dalam penyusunan rencana kegiatan harian dengan baik dan benar di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak Tahun 2015 pada siklus I ada 6 guru atau 33% meningkat menjadi 15 guru atau 83%. Sedangkan aktifitasnya meningkat dari 65% pada siklus I menjadi 79% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkat kan kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun 2015. Kata kunci : Kompetensi, Guru TK, Bimbingan Berkelanjutan, RKH Abstract- Result kindergarten teacher supervision is found in teaching teachers have to plan daily activities, so that learning activities are not effective. For that it is necessary guidance to teachers in order to increase their competence in planning daily activities. The purpose of this study was to determine the increase kindergarten teacher competence in planning daily activities through on going guidance in the TK Dharma Wanita District of Tembarak 2015. Who is the subject of this research is all kindergarten teachers in the district Tembarak Dharma Wanita, amounting to 18 teachers. With schools action research is expected 75% of kindergarten teachers are able to plan daily activities properly. Acts done in two cycles each cycle there are three meetings which consist of four stages, namely : planning, action, observation, and reflection. Results of the action from the

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 18 first cycle to second cycle increased aspects of kindergarten teacher competence in planning daily activities properly in TK Dharma Wanita District if the year 2015 in the first cycle there are 6 teachers or 33% increase to 15 teachers or 83%. While activity has increased from 65% in the first cycle to 79% in the second cycle. It can be concluded that through continuous guidance can improve the competence of kindergarten teachers in planning daily activities in TK Dharma WanitaTembarak District of Waterford District 2015. Keywords : Competence, Kindergarten teacher, sustainable, guidance, RKH Pendahuluan Dalam pasal 20 UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Penyelenggara pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak, dan bentuk lain untuk anak usia empat sampai enam tahun. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, kinerja guru Taman Kanak-kanak mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena guru harus berhadapan dengan anak umur empat sampai enam tahun. Keberhasilan guru Taman Kanak-Kanak dalam mengajar dibutuhkan manajemen pembelajaran. Menurut Arikunto (2002), manajemen pembelajaran meliputi tiga hal yaitu:(a) merencanakan kegiatan pembelajaran, (b) melaksanakan kegiatan pembelajaran, (c) mengevaluasi hasil pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan langkah yang sangat penting sebelum pelaksanaan pembelajaran yang dituangkan ke dalam rencana kegiatan harian yang memuat tema, indikator, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar serta penilaian. Dari hasil supervisi masih ditemukan kompetensi guru TK sangat rendah dalam menyusun kegiatan harian, guru TK dalam mengajar belum membuat persiapan mengajar. Rencana rencana kegiatan harian bukan buatan sendiri. Kerangkanya belum memenuhi unsur-unsur kerangka pembuatan rencana kegiatan harian, sehinggga guru dalam mengajar kurang efektif.

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 19 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan aktifitas guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian melalui bimbingan berkelanjutan di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak. Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi guru untuk dapat meningkatkan kompetensinya dalam menyusun rencana kegiatan harian sebagai panduan dalam kegiatan pembelajaran agar berlangsung efektif dan efisien. Kompetensi diartikan perpaduan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa,2007). Kompetensi merupakan seperangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya. Kompetensi Pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pengertian guru dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa Guru Taman Kanak-kanak adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Waterson (dalam Sanjaya:2008) mengatakan bahwa perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif tindakan guna mencapai tujuan. Pandangan lain tentang perencanaan pembelajaran adalah pengorganisasian komponen bahan pembelajaran. Seperti pendapat Carl Rogers sebagaima dikutip oleh M. Sukarjo dan Ukim Komarudin (2009) mengemukakan bahwa pengorganisasian bahan pengajaran berarti

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 20 mengorganisasikan bahan atau ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa, belajar yang bermakna dalam masyarakat berarti belajar tentang proses.berhasil tidaknya pembelajaran ditentukan oleh ketepatan perencanaan kegiatan, yang dituangkan dalam rencana kegiatan harian. Dalam Kurikulum 2013 rencana kegiatan harian digunakan oleh guru sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media. Komponen rencana kegiatan harian antara lain; tema/sub tema, kegiatan pembukaan, inti dan kegiatan penutup. Oleh karena itu, dengan berpedoman rencana kegiatan harian ini guru akan dapat mengajar dengan sistematis. Fungsi Rencana Kegiatan Harian sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar lebih terarah berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dibuat sendiri oleh guru yang akan mengajar. Menurut Frank Parson dalam (Djumhur: 1975) bahwa bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya. Bimbingan berkelanjutan dapat diartikan tidak selesai hanya disitu tetapi berlangsung terus menerus bersambung dan berlanjut. Dalam memberikan pembimbingan kepada guru dilakukan melalui; (1) Pembimbingan klasikal artinya upaya pembimbingan kepada guru dalam jumlah yang banyak, (2) Pembimbingan kelompok artinya pembimbingan kepada guru yang dilakukan dalam jumlah kelompok-kelompok kecil dua orang sampai dengan enam guru, (3) Pembimbingan individu artingya pembimbingan kepada satu guru agar bisa konsultasi dan lebih memahami tugasnya. Berdasarkan latar belakang, landasan teori dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak Tahun 2015.

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 21 Metode Yang menjadi subyek penelitian adalah guru TK Dharma Wanita di Kecamatan Tembarak yang berjumlah 18 guru. Waktu penelitian dilaksanan semester dua tahun 2014/2015 mulai bulan Maret sd Mei selama 3 bulan. Teknik pengumpulan data dengan observasi menggunakan lembar pengamatan untuk menilai aktifitas peserta selama mengikuti bimbingan, dan dokumentasi untuk menilai hasil pekerjaan peserta yang berupa rencana kegiatan harian. Validasi data dengan terlebih dahulu membuat instrument untuk menilai hasil pembimbingan, sehingga data yang diambil telah memenuhi validitas isi. Sedangkan proses triangulasi data untuk keberhasilan pembimbingan, dilakukan dengan mencari lebih dari satu sumber, dari pengamatan kolaborator (teman sejawat) terhadap subyek penelitian, dan dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti. Data keduanya kemudian dirata-rata menjadi data hasil tindakan pembimbingan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis secara kuantitatif dan kualitatif; (1) Analisis kuantitatif dilakukan untuk data yang diperoleh dari observasi kelengkapan dokumen, (2) Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis data non tes selama proses pembimbingan. Penelitian ini merupakan proses pengkajian, seperti yang dikembangkan Supardi & Suharjono (2013) Prosedur penelitian ini mencakup tahapan-tahapan, yaitu : Perencanaan,pelaksanaan,pengamatan, dan refleksi. Ke empat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Pada masing-masing siklus berisi kegiatan-kegiatan; (1) Perencanaan tindakan, menyiapkan materi, contoh rencana kegiatan harian, (2) Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama penjelasan tentang penyusuna rencana kegiatan harian, Pertemuan kedua pembimbingan penyusunan rencana kegiatan harian secara kelompok, Pertemuan ketiga bimbingan secara individu, (3) Observasi teman sejawat melakukan pengamatan aktifitas peserta untuk mengamati dan mencatat kejadian-kejadian selama proses pembimbingan meliputi, keaktifan, kedisiplinan, perhatian dan penugasan dari awal sampai akhir kegiatan, (4) Refleksi dengan melakukan penilaian terhadap hasil tugas-tugas yang diberikan pada peserta, dan melakukan analisis hasil bimbingan mengenai kelebihan dan kekurangan peneliti

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 22 dalam siklus satu. Penelitian sekolah ini dikatakan berhasil abila 75% guru TK Dharma Wanita di Kecamatan Tembarak mampu menyusun rencana kegiatan harian dengan baik dan benar Hasil Penelitian Kegiatan pada siklus I dilakukan tiga kali pertemuan meliputi, penjelasan materi, diskusi kelompok, dan presentasi hasil kerja kekompok. Hasil pengamatan aktifitas peserta selama mengikuti bimbingan dari teman sejawat dan peneliti yang meliputi aspek keaktifan, perhatian, kedisiplinan, penugasan dari 18 peserta yang ikut bimbingan menyusun rencana kegiatan harian pada siklus I terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktifitas Peserta No Aspek Penilaian Rata-rata Peneliti Observer 1 Keaktifan 63,3 64,9 64,1 2 Perhatian 60,7 60,8 60,7 3 Kedisiplinan 65,6 64,9 65,3 5 Penugasan 65,1 63,8 64,4 nilai pengamatan aktifitas peserta untuk keaktifan dengan nilai rata-rata 64,1 atau kategori cukup, perhatian nilai rata-rata 60,7 dengan kategori cukup, kedisiplinan nilai rata-rata 65,3 dengan kategori cukup, dan untuk penugasan nilai rata-rata 64,4 dengan kategori cukup. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan berkelanjutan dalam menyusun rencana kegiatan harian telah dilaksanakan sesuai dengan rencana walaupun hasilnya belum sesuai dengan indikator yang diharapkan yaitu baru tercapai 30% dari target peneliti sebesar 75% dari jumlah peserta aktifitasnya meningkat, sehingga perlu diberikan Sedangkan kompetensi 18 guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian secara individu pada siklus I hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menggambarkan hasil penilaian kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian di Kecamatan Tembarak dari 18 orang guru: 9 orang guru 50% mendapat nilai kurang, 3 Orang Guru (16%) mendapat nilai Cukup, dan 6 orang guru (34%) mendapat nilai Baik. Ha sil

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 23 Tabel 2 Kompetensi Guru Dalam Menyusun RKH No Kategori Jumlah Prosentase 1 Amat Kurang 0 0% 2 Kurang 9 50% 3 Cukup 3 16% 4 Baik 6 34% 5 Amat Baik 0 0% Jumlah 18 100% Dari hasil analisis diatas dapat di simpulkan bahwa kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian masih rendah yaitu baru tercapai (50%). Dengan demikian tindakan perlu dilanjutkan ke siklus II, agar kompetensi guru dalam menyusun rencana kegiatan harian hasilnya menjadi lebih baik dan benar. Kegiatan pada siklus II dilakukan 3 kali pertemuan dengan kegiatan; Analisis rencana kegiatan harian hasil siklus I, pembimbingan secara individu penyusuna rencana kegiatan harian, konsultasi penyusunan rencana kegiatan harian secara individu. Selama pelatihan teman sejawat dan peneliti melakukan pengamatan aktifitas guru dan mencatat hasil tentang; keaktifan, perhatian, kedisiplinan, dan penugasan para peserta dalam mengikuti kegiatan pembimbingan penyusunan rencana kegiatan harian pada siklus II, hasil pengamatan tampak seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengamatan Aktifitas Peserta No Aspek Penilaian Rata-rata Peneliti Observer 1 Keaktifan 77,6 78,6 78,1 2 Perhatian 77,8 80,2 79 3 Kedisiplinan 77,8 78,0 77,9 5 Penugasan 79,1 78,6 78,8 Hasil nilai pengamatan aktifitas peserta untuk keaktifan dengan nilai rata-rata 78,1 atau kategori baik, perhatian nilai rata-rata 79 dengan kategori baik, kedisiplinan nilai rata-rata 77,9 dengan kategori baik, dan untuk penugasan nilai rata-rata 78,8

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 24 dengan kategori baik. Hasil tindakan pada siklus II ini sudah sesuai harapan peneliti, untuk ketuntasan sudah mencapai 75% lebih dari jumlah peserta, sehingga bimbingan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Sedangkan kompetensi 18 guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian secara individu pada siklus II hasilnya seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kompetensi Guru dalam Menyusun RKH No Kategori Jumlah Prosentase 1 Amat Kurang 0 0% 2 Kurang 0 0% 3 Cukup 3 16% 4 Baik 7 39% 5 Amat Baik 8 44% Jumlah 18 100% Dari Tabel 4 diatas dapat di lihat hasil penilaian kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian di Kecamatan Tembarak dari 18 orang guru: 3 Orang Guru (16%) mendapat nilai Cukup, dan 7 orang guru (39%) mendapat nilai Baik, dan 8 orang Guru (44%) mendapat nilai Amat Baik. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian setelah mengikuti bimbingan berkelanjutan pada siklus II hasilnya 83% sudah baik, sesuai harapan peneliti melebihi (75%), sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Hasil penelitian Berdasar hasil pembahasan di awal bahwa kompetensi guru dalam menyusun rencana kegiatan harian masih rendah, maka perlu diadakan pembimbingan agar kompetensinya meningkat. Kegiatan pembimbingan ini bertujuan untuk membantu guru-guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian dengan baik dan benar. Berdasar hasil pengamatan setiap pertemuan dalam siklus I bahwa aktifitas guru yang meliputi keaktifan, perhatian, kedisiplinan, penugasan dalam mengikuti bimbingan secara klasikal maupun kelompok masih rendah, dan pada siklus II hasilnya mengalami peningkatan. Peningkatan aktifitas guru ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 25 Aktifitas Guru Dalam Mengikuti Bimbingan 80 60 40 20 0 Keaktifan Perhatian Kedisiplinan Penugasan Siklus I Siklus II Gb. 1 Aktifitas Guru Mengikuti Bimbingan Siklus I dan siklus II Dari Diagram 1 di atas hasil pengamatan aktifitas guru dari peneliti maupun observer pada siklus I dan II yang meliputi; keaktifan, perhatian, kedisiplinan, dan penugasan dalam mengikuti bimbingan. Hasil pengamatan peneliti pada siklus I yang semula 52% meningkat menjadi 78%, sedangkan dari observer yang semula 50% meningkat menjadi 79%. Untuk perhatian dari peneliti pada siklus I semula 45% meningkat menjadi 78%, sedangkan dari observer dari 50% menjadi 80%. Dan untuk kedisiplinan pada siklus I dari peneliti yang semula 60% meningkat menjadi 78% sedangkan dari observer yang semula 54% meningkat menjadi 78%. Untuk penugasan hasil pengamatan dari peneliti semula 60% menjadi 79% dan dari observer meningkat menjadi 79%. Aktifitas guru mengikuti bimbingan berkelanjutan menyusun rencana kegiatan harian secara keseluruhan aktifitasnya mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 78%. Sedangkan kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian secara individual selama tindakan pada siklus I hasilnya belum mengalami peningkatan yang signifikan, maka dilanjutkan pada siklus II. Tindakan peneliti dalam memberikan bimbingan berkelanjutan pada siklus I yang diberikan secara klasikal dan kelompok dianggap kurang efektif, maka pada pelaksanaan siklus II bimbingan dilaksanakan secara individu agar pembimbingan lebih terfokus. hasilnya kompetensi guru dalam menyusun rencana kegiatan harian di Kecamatan Tembarak mengalami kenaikan yang signifikan melebihi indikator yang ditetapkan 75%. Berdasarkan hasil yang telah

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 26 dicapai pada siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru TK dalam menyusunan rencana kegiatan harian di Kecamatan Tembarak. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. 60% Kompetensi Guru Menyusun RKH 40% 20% 0% Siklus I Siklus II Amat Baik Baik Cukup Kurang Gb. 2 Kompetesi Guru Dalam Menyusun Rencana Kegiatan Harian Berdasarkan Diagram 2 perbandingan hasil siklus I dan siklus II tentang kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian. Pada siklus I yang mendapat nilai kurang mengalami penurunan yaitu dari 9 guru atau 50% pada siklus II menjadi tidak ada atau 0%, yang mendapat nilai cukup juga mengalami penurunan yaitu dari 3 guru atau (16%) pada siklus II menjadi tidak ada atau 0%, kualitas rencana kegiatan harian yang baik mengalami peningkatan pada siklus I dari 6 guru atau 34% menjadi 10 guru atau 56% pada sklus II, sedangkan yang mendapat nilai amat baik mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus I dari tidak ada atau 0% menjadi 8 guru atau 44% pada siklus II, secara keselurauhan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun rencana kegiatan harian dengan baik dan benar sebesar 83%. Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: (1) Melalui bimbingan berkelanjutan dapat meningkat kompetensi guru TK dalam menyusun rencana kegiatan

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 27 harian di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung. Peningkatan ini terjadi pada guru yang mampu menyusun rencana kegiatan harian dengan baik pada siklus II ada 10 guru atau 56%, sedangkan yang mampu menyusun rencana kegiatan harian amat baik ada 8 guru atau 44%. (2) Melalui bimbingan berkelanjutan aktifitas guru TK dalam menyusun rencana kegiatan harian di TK Dharma Wanita Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung dapat meningkat. Peningkatan aktifitas terjadi pada keaktifan, perhatian, kedisiplinan dalam mengerjakan tugas dari 18 guru TK pada siklus II menjadi 79%, sedangkan target dari peneliti aktifitasnya 75%. Rekomendasi Saran-saran sebagai rekomendasi hasil penelitian yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru, sebelum melaksanakan pembelajaran untuk menyusun rencana kegiatan harian dengan baik dan benar, agar kegiatan belajar mengajar berlangsung lancar, efektif dan efisien dan tujuan pembelajaran tercapai. 2. Pengawas TK disarankan untuk melaksanakan pembimbingan berkelanjutan dalam menyusun rencana kegiatan harian, agar guru TK mampu menyusun rencana kegiatan harian dengan baik dan benar. Daftar Pustaka Buku: [1] Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineke Cipta, cet. Ke-12. [2] Djumhur, Surya Moh,1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV Ilmu [3] Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya [4] Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005. tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional [5] Permendiknas No. 58 Tahun 2009. tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. [6] Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Suharyanto-Peningkatan Kompetensi Guru TK 28 [7] Suhardjono, Supardi. 2013, Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Semarang: Andi Offset. [8] Sukarjo, M. dan Ukim Komarudin. 2009. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta, Rajawali Pers. [9] Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : BP Dharma Bhakti.