BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

dokumen-dokumen yang mirip
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

PENDAHULUAN. Apabila sumber daya manusia dikelola dengan baik dan benar maka akan bernilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Analisis Kecelakaan Kerja di Stasiun Pengisian Tabung LPG

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini juga telah terjadi trend dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

TENTANG KESELAMATAN KERJA

NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

K3 Konstruksi Bangunan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan alat atau mesin pabrik, masing-masing dari

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan perekonomian mereka masing-masing, sedangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PT. BINA KARYA KUSUMA

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Menurut Undang -Undang Keselamatan Kerja

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL 4 KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serikat pekerja dengan pengusaha dan pemerintah sebagai satu kesatuan system dalam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai banyak lokasi pertambangan yang terdapat didaerah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut terjadi mulai dari perusahaan kecil, menengah atau

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam lingkungan kerjanya. Tidak ada sanksi berat bagi perusahaan yang melanggar standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun saat ini telah ditetapkan UU NO. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar ketentuan K3. Namun, dalam prakteknya ketentuan ini belum terlaksana dengan baik dan konsisten. Sikap dan perilaku pekerja yang enggan menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang disediakan oleh perusahaan dikarenakan fasilitas tersebut kurang memadai, tidak aman digunakan atau kadaluarsa dan fasilitas tersebut tidak memenuhi standar kinerja nasional. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu pekerjaan, karena jika tidak ada kesehatan dan keselamatan kerja tidak diragukan lagi akan banyak terjadi kecelakaan dalam kerja yang bersifat ringan sampai yang berat. Kebanyakan perusahaan juga merasa keberatan dengan adanya kesehatan dan keselamatan kerja karena setiap perusahaan atau industri merasa mereka harus mengeluarkan biaya tambahan, padahal dengan adanya kesehatan dan keselamatan kerja ini merupakan langkah penghematan dan meningkatkan produktivitas sehingga 1

2 hasil kerja karyawan bisa meningkat. Dengan adanya program kesehatan dan keselamatan kerja, perusahaan tidak terlalu dibebani jika suatu waktu terjadi gangguan kesehatan maupun kecelakaan kerja di dalam perusahaan karena kesehatan dan keselamatan karyawan telah terjamin. Pemerintah membuat aturan kesehatan dan keselamatan kerja seperti pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, mencegah dan mengurangi bahaya peledakan, memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya, memberikan pertolongan pada kecelakaan, memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja, mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. Dari uraian di atas menunjukkan sangat pentingnya komitmen dari seluruh pemimpin perusahaan untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di lingkungan kerjanya. Perusahaan diharapkan tidak menempatkan karyawan pada tempat yang menyebabkan kondisikondisi memburuknya kesehatan kerja karyawan atau jika itu merupakan suatu kondisi pekerjaan yang berbahaya, perushaaan diharapkan mampu meminimalisir ataupun menghilangkannya. Jika hal ini dilakukan karyawan akan merasa tenang dan feedback yang diberikan positif terhadap perusahaan

3 seperti salah satunya produktivitas kerja yang meningkat sehingga kinerja perusahaan dan karyawan dari waktu ke waktu menjadi lebih baik. PT Indohamafish Bali adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri pengolahan ikan dimana produk utamanya adalah pengalengan ikan/sarden. PT Indohamafish Bali dalam proses produksinya menggunakan bahan yang kompleks serta peralatan dengan tingkat teknologi yang semakin tinggi. Proses Produksi yang menggunakan teknologi tinggi akan berlangsung dengan cepat Serta efisien sehingga menghasilkan produk yang bermutu dengan harga bersaing, tetapi di sisi lain penggunaan teknologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang lebih besar adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan lain sebagainya. Oleh karenanya PT Indohamafish Bali menganggap perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja yang berakibat terhambatnya proses produksi. Beberapa hal telah dilakukan manajemen PT Indohamafish dalam upaya untuk memaksimalkna dalam memberikan perlindungan kepada karyawan saat bekerja, meliputi pemberian pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja kepada karyawan secara kontinu, memberikan perlindungan dalam bekerja dan penerapan peraturan secara tegas agar para karyawan berhati-hati dalam bekerja, sampai menempel dan memasang atribut pencegahan kecelakaan. Langkah-langkah tersebut dilakukan dalam rangka menghindari segala bentuk kejadian-kejadian yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga mereka lebih

4 produktif yang secara langsung berpengaruh terhadap pencapaian kinerja karyawan secara keseluruhan. Kecelakaan di PT Indohamafish ini di golongkan menjadi dua yaitu kecelakaan kerja yang terjadi di luar perusahaan dan di dalam perusahaan. Kecelakaan di luar perusahaan biasanya terjadi saat karyawan berangkat dan pulang dari kerja. Kecelakaan itu dapat terjadi akibat jatuh dari kendaraan bermotor. Sedangkan kecelakaan di dalam perusahaan yang sering dialami karyawan adalah tercepit mesin, jatuh karena lantai yang licin, kejatuhan benda berat, terkena uap panas, tergores kaleng dan lain-lain. Untuk kecelakaan kerja yang terjadi di luar, perusahaan telah mengupayakan solusi untuk menjaga keselamatan karyawan dengan program antar jemput bagi karyawan yang bertempat tinggal cukup jauh dari perusahaan. Cara ini dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan yang mungkin dialami oleh karyawan jika menggunakan kendaraan sendiri. Adapun secara fisik pihak manajemen juga menyediakan fasilitasfasilitas pendukung jaminan atas keselamatan kerja karyawan yaitu dengan menyediakan alat pelindung diri berupa helm kerja, sepatu boot, masker, kaca mata pelindung, baju kerja dan sarung tangan yang secara keseluruhan diberikan kepada karyawan dengan tujuan memberikan jaminan keselamatan dalam bekerja. Kenyataan yang terjadi yaitu program jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan belum memberikan jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Hal tersebut dibuktikan dengan masih sering terjadinya karyawan yang

5 mengalami kecelakaan kerja. Kondisi tersebut membuktikan bahwa selain adanya kurang kehati-hatian dari para karyawan itu sendiri dalam bekerja juga dikarenakan saranan dan prasaranan yang telah diberikan guna memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan karyawan. Selain itu, kondisi tersebut juga membuktikan bahwa jaminan kesehatan dan keselamatan kerja memberikan dukungan persuahaan dalam meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja diperusahaan. Adapun untuk membuktikan kondisi tersebut maka akan disajikan mengenai data kecelakaan kerja yang telah terjadi di perusahaan selama tahun 2009-2011 yang secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Data kecelakaan kerja pada PT Indohamafish Bali Tahun 2009 sampai 2011 Tahun Keterangan Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja 2009 Dominan tersengat listrik 20 2010 Dominan terjepit mesin 22 2011 Dominan terjepit mesin 17 Sumber: Kabag Personalia Jumlah 53 Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa total kecelakaan kerja yang terjadi sepanjang tahun 2009 sampai 2011 yaitu sebanyak 53 kasus kecelakaan, namun demikian dalam kecelakaan kerja yang terjadi tidak sampai terdapat korban jiwa. Terjadinya kecelakaan tersebut dikarenakan penyusunan atau tata letak mesin yang ada diperusahaan kurang memberikan jaminan atas keselamatan karyawan. Selain itu, penyebab kecelakaan juga di

6 akibatkan oleh mesin-mesin produksi yang digunakan sebagian besar memiliki umur ekonomis yang sudah terlalu lama sehingga rentan untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Disamping kecelakaan kerja, gangguan kesehatan seorang karyawan juga akan berpengaruh terhadap kinerjanya, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 1.2 Data Gangguan Kesehatan Kerja Pada PT Indohamafish Bali Tahun 2009 Sampai 2011 Tahun Keterangan Jumlah karyawan/pasien 2009 Dominan gangguan pernapasan 30 2010 Dominan gangguan pernapasan 35 2011 Dominan gangguan pernapasan 41 Sumber: Kabag Personalia, lampiran 6 Jumlah 106 Berdasarkan tabel 1.2 diketahui sebanyak 105 kasus gangguan kesehatan yang dialamai oleh karyawan. Gangguan kesehatan yang dominan dialamai oleh karyawan adalah gangguan pernapasan. Terjadinya hal tersebut dikarenakan ventilasi udara yang kurang baik dan ruang kerja yang sempit. Namun demikian apabila dikaitkan dengan jumlah produk yang dihasilkan dapat diketahui bahwa selama tiga tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan, untuk mengetahui kondisi tersebut maka dapat disajikan pada tabel berikut ini:

7 Tahun Tabel 1.3 Jumlah Produksi Sarden Pada PT Indohamafish Bali Tahun 2009 Sampai 2011 (Dalam Ton) Target Produksi Realisasi Produksi Selisih Jumlah % 2009 1.500 1.330 170 11,33 % 2010 1.000 1000 0 0 % 2011 2.000 1.880 120 6,00 % Sumber: Kabag Personalia, lampiran 6 Berdasarkan jumlah produksi sarden tersebut dapat membuktikan bahwa peningkatan atas kinerja para karyawan dan pada akhirnya jumlah produk (sarden) yang dihasilkan juga menunjukkan adanya peningkatan dengan selisih antara target yang telah ditetapkan menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan adanya peningkatan atas kinerja para karyawan apabila dikaitkan dengan hasil produksi yang dihasilkan maka adanya peningkatan atas kemampuan para karyawan yang secara kuantitas dalam menghasilkan produksi sarden. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan dan keselamatan kerja apakah telah dilakukan sesuai prosedur atau belum dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini. Untuk peneliti tertarik mengambil judul PENGARUH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. INDOHAMAFISH BALI.

8 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja pada PT Indohamafist Bali? b. Bagaimana kinerja karyawan bagian produksi PT Indohamafist Bali? c. Apakah kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Indohamafist Bali? d. Diantara kesehatan dan keselamatan kerja manakah yang lebih kuat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan? C. Batasan Masalah Batasan masalah berfungsi untuk membatasi obyek masalah yang diteliti, agar tidak terlalu luas dan ruang lingkupnya menjadi jelas. Maka batasan masalah pada penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT Indohamafish Bali yang bermasa kerja minimal 1 tahun dan telah memiliki hak atas jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dari perusahaan. D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada PT Indohamafish Bali. b. Untuk mendeskripsikan kinerja karyawan bagian produksi pada PT Indohamafish Bali.

9 c. Untuk menganalisis apakah Kesehatan dan Keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Indohamafish Bali. d. Untuk menganalisis manakah di antara kesehatan dan keselamatan kerja yang paling kuat pengaruhnya terhadap kinerja karayawan. 2. Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan hasil yang didapat bisa menjadi informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Tidak hanya perusahaan, tetapi juga pihak luar perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan informasi tambahan dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja guna meningkatkan kinerja kerja karyawan. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi masukan atau referensi tambahan bagi peneliti-peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang sejenis.