ANALISIS PERANAN PAJAK DAERAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO Yanuar Fajar Nugroho Topowijono Tri Henri Sasetiadi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang 115030400111078@mail.ub.ac.id ABSTRACT This research is aims are to understand and explain the efforts that made by Probolinggo s Government. The researcher is discussed about obstacles, contribution tax local, also role of tax local in term of the increasing increasing of local tax. The methods used in this research is descriptive qualitative. This research is expected to deliver benefits and a good influence for improving revenue area Of Probolinggo. Keyowords: Role, Local Tax, Revenue PENDAHULUAN Di era desentralisasi fiskal saat ini, pemerintah pusat memberikan kebijakan berupa otonomi daerah dimana masing masing daerah diberi kewenangan untuk meningkatkan pendapatannya sehingga daerah dapat mengatur strategi sendiri agar pembangunan daerah dapat terwujud (diatur dalam Undang Undang nomor 32 tahun 2004). Peningkatan pendapatan daerah sangat menunjang bagi Anggaran Pendapatan Belanja atau disingkat APBD karena mampu memberikan pedoman bagi kegiatan pembangunan ekonomi di daerah. Adapun dengan adanya APBD, pemerintah daerah memiliki pedoman yang jelas dalam melaksanakan pembangunan daerah sehingga semua kegiatan dapat terarah dan perekonomian daerah diharapkan bisa meningkat. Undang Undang nomor 32 tahun 2004 pasal 157 menjelaskan bahwa sumber pendapatan keuangan daerah terdiri dari Pendapatan Asli (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman, Kekayaan Lainnya, dan penjualan saham milik daerah, dan Lain lain pendapatan yang sah yaitu hibah, dana darurat dan pendapatan lainnya. Salah satu sumber pendapatan keuangan daerah adalah PAD. PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah dari pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah, dan lain-lain yang sah. Salah satu bentuk pendapatan daerah yaitu Pendapatan Pajak. Pajak adalah kontribusi wajib kepada yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 10 Undang - Undang Nomor 28 2009 tentang Pajak dan Retribusi ). Pajak merupakan sarana untuk memaksimalkan potensi sumber sumber pendapatan yang belum maksimal dan merupakan salah satu pendapatan yang didapatkan di masing-masing daerah dalam menunjang otonomi daerah. Adapun jenis Pajak yang dikelola kota/kabupaten menurut Undang - Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi yaitu terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan dan perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan. Melihat banyaknya sumber - sumber pendapatan dari pajak daerah di tingkat kota/kabupaten, maka sangat penting bagi tiap kota/kabupaten menjadikan pajak daerah sebagai masalah yang patut diperhitungkan karena ditetapkannya UU nomor 28 tahun 2009 maka tiap tiap kota/kabupaten dituntut merancang Peraturan sebagai acuan untuk memperjelas pelaksanaan pemungutan Pajak. Adanya tuntutan bagi daerah untuk merancang Peraturan tersebut, maka Kota Probolinggo selaku objek penelitian telah membuat Peraturan Nomor 2 tahun 2011 tentang Pajak. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Probolinggo khususnya di bidang pendapatan 1
daerah berfungsi untuk memungut dan mengelola Pajak Kota Probolinggo. Semua pungutan tersebut dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap kekayaan rakyat, yang akan digunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan daerah yang hasilnya langsung dan tidak langsung dapat dirasakan oleh rakyat. Peraturan nomor 2 tahun 2011 tentang Pajak salah satunya mengatur tentang sembilan jenis Pajak antara lain yaitu semua jenis Pajak yang ada di Undang Undang Nomor 28 tahun 2009 kecuali Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan dan Pajak Sarang Burung Walet karena pajak tersebut tidak dipungut karena potensinya tidak ada. Berikut data target pajak daerah di Kota Probolinggo 2011 2013 disajikan pada tabel 1. Tabel 1: Target Pajak 2011 2013 Target 2011 Rp 10.680.723.250,00 2012 Rp 11.343.450.000,00 2013 Rp 18.373.571.400,00 Berdasarkan tabel diatas, target penerimaan Pajak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Probolinggo untuk meningkatkan kinerjanya tiap tahun meskipun banyak terdapat kendala yang dihadapi. Penelitian ini mengarah kepada apa saja upaya upaya yang dilakukan Bidang Pendapatan DPPKA Kota Probolinggo dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah, serta mengetahui dan menjelaskan tentang Peranan Pajak terhadap Pendapatan melalui Tabel Kontribusi Pajak terhadap Pendapatan. Mengingat besarnya peranan pajak daerah dalam rangka peningkatan pendapatan daerah di kota Probolinggo, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Peranan Pajak Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan (Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Probolinggo) TINJAUAN PUSTAKA Peranan dan Kontribusi Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. (Soekanto: 2009) Berdasarkan penjelasan teori diatas maka dalam penelitian ini kata peranan dapat diartikan sebagai posisi atau keterlibatan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian kontribusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sumbangan. Berdasarkan penjelasan diatas apabila dihubungkan dengan penelitian ini maka kontribusi adalah bentuk partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan melalui sumbanngan terhadap pendapatan daerah. Keuangan 1. Definisi APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBD ditetapkan dengan Peraturan. anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember diatur dalam Peraturan Nomor 7 2013. Berdasarkan penjelasan diatas, menunjukkan bahwa APBD merupakan pedoman daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah melalui rencana keuangan yang dibuat tiap tahunnya. 2. Sumber pendapatan daerah Sumber pendapatan daerah yang diatur dalam Undang Undang nomor 32 tahun 2004 sebagaimana dimaksud yaitu terdiri atas: a) Pendapatan Asli (PAD); b) Dana Perimbangan; c) Pinjaman ; dan d) Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Berdasarkan Undang-Undang No. 33 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah, dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dalam Pasal 10 Undang-Undang No. 33 2004 dinyatakan bahwa dana perimbangan terdiri atas sebagai berikut : 1) Dana Bagi Hasil 2) Dana Alokasi Umum (DAU) 3) Dana Alokasi Khusus (DAK). 3. Pendapatan Asli Pendapatan Asli terdiri dari: 1) Pajak 2) Retribusi 3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, yaitu bagian laba dari BUMD, dan 4) Lain-lain Pendapatan Asli (PAD) yang sah. 2
4. Definisi Pajak secara umum Pajak adalah bentuk kepedulian masyarakat dalam mengatasi masalah pendapatan keuangan untuk membiayai proses pembangunan negara yang lebih maju dan berkualitas. Pengertian pajak menurut Soemitro, seperti dikutip oleh Waluyo dan B.Ilyas (2007:2) yaitu: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintahan berdasarkan undangundang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.. 5. Sistem Perpajakan Sistem perpajakan menurut pendapat Devano dan Rahayu (2006:25) terdiri dari 4 jenis yaitu: 1. Official Assesment System 2. Semi Self Assesment System 3. Full Self Assesment System 4. With Holding System 6. Pajak Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dipaksakan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk pembiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah (Pasal 1 ayat 10 Undang - Undang No. 28 2009 tentang Pajak dan Retribusi ) 7. Fungsi Pajak Pajak daerah adalah bentuk pungutan yang dipungut oleh negara yang pelaksanaan pemungutannya diserahkan kepada daerah. Sebagai pungutan yang dilakukan oleh negara, maka pajak daerah seperti yang telah dikemukakan diatas merupakan sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia, oleh karena itu pelaksanaannya tetap diatur dalam peraturan perundangan-undangan dan peraturan daerah tiap daerah. Fungsi pajak daerah itu sendiri adalah sebagai bentuk kemandirian suatu daerah untuk menggalang dana pendapatan dari daerahnya sendiri sehingga menunjukkan daerah tersebut mampu meningkatkan pembangunan yang berkualitas demi kemakmuran masyarakat. 8. Jenis Pajak dan Tarif Pajak Pasal 2 Undang Undang Nomor 28 tahun 2009 mengatur mengenai jenis-jenis pajak propinsi dan besarnya tarif paling tinggi, yaitu : a) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, tarif paling tinggi adalah 1 % dari DPP. b) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, paling tinggi adalah 20 % dari DPP. c) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, tarif paling tinggi adalah 10 % dari DPP. d) Pajak air permukaan tanah, tarif paling tinggi adalah 10 % dari DPP. e) Pajak rokok, tarif paling tinggi adalah 10% dari DPP. Jenis - jenis pajak daerah tingkat II (kab/kota) saat ini: 1. Pajak Hotel (Tarif paling tinggi 10% dari DPP) 2. Pajak Restoran (Tarif paling tinggi 10% dari DPP) 3. Pajak Hiburan (Tarif menyesuaikan, paling tinggi 75% dari DPP) 4. Pajak Reklame (Tarif paling tinggi 20% dari DPP) 5. Pajak Penerangan Jalan. (Tarif paling tinggi 10% dari DPP) 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Tarif paling tinggi 25% dari DPP) 7. Pajak Parkir (Tarif paling tinggi 30% dari DPP) 8. Pajak Air Tanah (Tarif paling tinggi 20% dari DPP) 9. Pajak Sarang Burung Walet (Tarif paling tinggi 10% dari DPP) 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Tarif 0,2% untuk NJOP diatas 1.000.000.000 dan tarif 0,1% untuk NJOP dibawah 1.000.000.000) 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (Tarif paling tinggi 5% dari DPP) Kerangka Konsep PAJAK DAERAH Pendapatan Asli Gambar 1: Kerangka Konsep PENINGKAT AN PENDAPATA N DAERAH 3
Berdasarkan gambar kerangka konsep tersebut, dapat dilihat bahwa pajak daerah memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga dapat otomatis meningkatan Pendapatan yang bisa dilihat pada Anggaran Pendapatan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini ingin menggambarkan penjelasan yang mendalam mengenai upaya upaya yang dilakukan Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kota Probolinggo dan kendala yang dihadapi, serta mengetahui peranan pajak daerah selama 3 tahun dari tahun 2011 2013 dalam Peningkatan Pendapatan melalui data target dan realisasi Pajak yang diolah. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Bidang Pendapatan DPPKA Kota Probolinggo bertempat di Jl. Panglima Sudirman no 19 Kota Probolinggo. Sumber Data Sumber data yang diperlukan adalah data primer yang didapat melalui informan tentang upaya upaya yang dilakukan Bidang Pendapatan DPPKA Kota Probolinggo serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah. Data tambahan yang diperlukan adalah data sekunder yang didapat dari tabel target dan realisasi Pajak selama tahun 2011 2013. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Penelitian untuk mengumpulkan data sekunder dilakukan dengan studi dokumentasi, khususnya peraturan perundang-undangan serta data tentang target dan realisasi yang berkaitan dengan pajak daerah dan PAD. (Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya tahun 2014:41) b. Wawancara Wawancara dengan informan yang telah ditentukan dalam penelitian ini. (Bungin,2003:26) Informan yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Tabel 2: Daftar Informan No Jabatan Lama Bekerja 1 Kepala Bidang Pendapatan 2 Kepala Seksi Pajak 3 Pegawai Pajak Lebih dari 4 tahun Bidang Pekerjaan Koordinator Dinas dibidang PBB dan BPHTB, Pajak lainnya serta Retribusi. - Koordinator Pemungutan Pajak Lebih dari 3 tahun Sumber: Data Diolah (2014) Anggota yang bertugas dalam memungut Pajak Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Sebagaimana dikutip Moleong (2006: 7), analisis data kualitatif merupakan: Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pendapatan pajak daerah serta kendala yang dihadapi. Kota Probolinggo telah membuktikan kinerja di bidang keuangan khususnya Penerimaan Pendapatan Pajak yang bisa dilihat pada tabel 1. Tabel 3: Laju pertumbuhan Pajak Terhadap PAD 2011 2013 Prosentase Pencapaian Realisasi Pertumbuhan 2011 109,7 % + 9,7 % 2012 122,8 % + 22,8 % 2013 114,0 % + 14,0 % Tabel tersebut dapat dianalisis bahwa Pendapatan Pajak mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun namun selalu melebihi target. Adapun upaya upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo dalam 4
meningkatkan pendapatan pajak daerah adalah sebagai berikut: 1. Intensifikasi Pajak Intensifikasi adalah strategi dan kegiatan yang dilakukan oleh pegawai instansi bidang pendapatan untuk memaksimalkan pendapatan Pajak dari data yang sudah ada. Pada tabel diatas dapat dianalisis bahwa kontribusi pendapatan pajak daerah dari tahun 2011 2013 terhadap PAD cukup signifikan. Pajak daerah memberikan rata rata kontribusi terhadap PAD sebesar 21,84% selama 3 tahun berturut turut. Tabel 5: Kontribusi Pajak Terhadap Anggaran Pendapatan 2011 2013. 2. Ekstensifikasi Pajak Kontribusi Ekstensifikasi adalah strategi dan kegiatan yang dilakukan oleh pegawai instansi bidang pendapatan untuk memaksimalkan pendapatan Pajak melalui pencarian data baru. 3. Evaluasi Pajak Mengevaluasi hasil kinerja pemungutan tiap bulan untuk menyempurnakan pemungutan pajak daerah melalui rapat evaluasi bidang pendapatan DPPKA. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan pajak daerah adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya 2. Penyesuaian tarif Pajak yang membingungkan masyarakat sebagai wajib pajak karena informasi yang tidak merata sehingga menyebabkan wajib pajak bersikukuh dengan pegawai pajak daerah. 3. Kurangnya pegawai bidang pendapatan pajak daerah yang menyebabkan pendataan objek pajak kurang maksimal dan dapat mengurangi kinerja pegawai karena terlalu capek yang dapat mengganggu pengawasan dalam menentukan objek Pajak serta memenuhi target. Kontribusi Pajak terhadap PAD dan Anggaran Pendapatan 2011 2013 Tabel 4: Kontribusi Pajak Terhadap PAD 2011 2013 Kontribusi 2011 20,39 % 2012 20,12 % 2011 2,07 % 2012 2,30 % 2013 3,06 % Pada tabel nomor 3, dapat dianalisis bahwa kontribusi Pajak terhadap Anggaran Pendapatan Kota Probolinggo dari tahun 2011 2013 selalu meningkat selama 3 tahun namun masih terbilang sangat kecil yaitu dibawah 4 % apabila dibandingkan dengan Kontribusi Pajak terhadap PAD yang mencapai 25 %. Peranan Pajak Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Peranan pajak daerah bisa dibuktikan pada gambaran prosentase Realisasi Pendapatan pajak daerah yang tiap tahunnya paling tinggi serta kontribusi pajak daerah dibandingkan Penerimaan Retribusi dan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisah terhadap PAD cukup tinggi yaitu sebesar 21,84% yang disajikan dalam tabel Kontribusi Pajak terhadap Anggaran Pendapatan Kota Probolinggo selama 3 tahun. Secara keseluruhan Kontribusi Pajak dalam peningkatan Anggaran Pendapatan masih sangat rendah yaitu sebesar 2,47%. Selain itu dari analisis yang telah dipaparkan ini menunjukkan bahwa apabila pendapatan pajak daerah meningkat, maka PAD dan Anggaran Pendapatan juga ikut meningkat. Menurut teori Fungsi Pajak, sudah jelas bahwa Pajak memiliki peran yang penting di dalam peningkatan PAD karena Pajak merupakan simbol kemandirian Pemerintah dalam mengelola dan menghimpun sumber sumber penerimaan pendapatan dari dalam daerahnya sendiri. 2013 25,00 % 5
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun upaya upaya yang dilakukan untuk mengatasi atau mengurangi kendala kendala adalah melakukan kegiatan antisipatif dengan meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui penyuluhan sosialisasi pajak, serta dengan memberitahukan tentang denda apabila telah melakukan pelanggaran dalam pembayaran pajak daerah. Prosentase Realisasi Pendapatan pajak daerah yang tiap tahunnya paling tinggi serta kontribusi pajak daerah dibandingkan Penerimaan Retribusi dan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisah terhadap PAD cukup tinggi yaitu sebesar 21,84% yang disajikan dalam tabel Kontribusi Pajak terhadap Anggaran Pendapatan Kota Probolinggo selama 3 tahun. Secara keseluruhan Kontribusi Pajak dalam peningkatan Anggaran Pendapatan masih sangat rendah yaitu sebesar 2,47%. Pajak memiliki peranan yang penting karena menuntut Pemerintah untuk lebih aktif mengelola dan menghimpun sumber - sumber penerimaan pendapatan daerah dari dalam daerahnya sendiri sehingga simbol kemandirian suatu daerah dapat terwujud. Saran Sosialisasi pajak yang merata di tiap daerah untuk menambah kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang Pajak, meningkatkan kinerja pegawai dalam arti menambah jumlah pegawai yang berkompetensi sehingga menunjang pemungutan pajak dan mengupayakan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) kepada pegawai yang sudah ada, serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan cara memberikan informasi terhadap wajib pajak tentang sanksi dan denda apabila telat membayar. Bungin, Burhan (2003), Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu (2006), Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu, Jakarta: Kencana. Moleong, Lexy J (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Waluyo dan Wirawan B. Ilyas (2003), Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat. UUD 1945 pasal 23 A (sesudah diamandemen) yang berbunyi: pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Probolinggo tahun 2014 tentang Target dan Realisasi Pajak, Informan Penelitian. Undang Undang nomor 18 tahun 1997 dan Undang Undang 34 tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Undang Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Undang Undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Undang Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Peraturan Kota Probolinggo nomor 2 tahun 2011 tentang Pajak Peraturan Wali Kota Probolinggo nomor 25 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Teknis Peraturan Kota Probolinggo nomor 2 tahun 2011 tentang Pajak DAFTAR PUSTAKA Anonimous (2013), Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Adriani (2005), Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Jakarta: PT. Gramedia. 6
7