Gizi Indon 2012, 35(1):73-80 Hubungan antara pendidikan dan pengetahuan Taufiqurrahman, dkk.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R


HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-3 TAHUN (Survei pada ibu balita usia 2 3 tahun di puskesmas Baregbeg Ciamis)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-11 BULAN DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA OGAN ILIR

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terdiri dari 5,7% balita yang gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

Abstrak ABSTRACT. Keywords : Knowledge, Giving Side Dish Breast Milk

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Devi C.D. Simbolon 1, Heru Santosa 2, Asfriyati 2 ABSTRACT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

RIZQIA NURANITHA J310

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

[ ARTIKEL PENELITIAN ]

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh: IMAM BAKTI J

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BONA F. P. BANJARNAHOR

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN. Di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo ANAN A

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN

Faktor Maternal yang Berpengaruh dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan Pertama Kelahiran

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY M DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA

ARTIKEL PENELITIAN. Meike Ibrahim 1) A. J. M Rattu 2) J. N Pangemanan 2)

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN POLA PEMBERIAN MP-ASI PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN KARANG BARU SELAPARANG, MATARAM, NUSA TENGGARA BARAT Taufiqurrahman, Herta Masthalina, Reni Gatri Wulandari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, Dasan Cermen Cakranegara ABSTRAK Pemberian MP-ASI yang tidak tepat waktu dan type nya akan beresiko meningkatkan kematian pada balita. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui hubungan antara pendidikan dan pengetahuan ibu balita tentang MP-ASI dengan pola pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan. Jenis penelitian ini adalah crosssectional dengan subyek anak usia 6-24 bulan sebanyak 144 orang di Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik sampel dan karakteristik ibu balita meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan, serta pengetahuan ibu tentang pola pemberian MP-ASI. Penilaian pola pemberian MP-ASI berdasarkan 3 indikator yaitu pertama kali memberikan, jenis dan frekuensi pemberian MP-ASI. Data diolah menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil menunjukkan bahwa Ibu balita sebagian besar berumur 20-35 tahun (83,3%) dengan pendidikan sekolah dasar (48,6%). Sebagian besar ibu tidak bekerja (74,3%), dengan tingkat pengetahuan ibu balita sebagian besar berkategori sedang (69,4%). Pola pemberian MP-ASI berdasarkan waktu pertama pemberian MP-ASI sebagian besar (56,9%) tidak sesuai karena pemberian MP-ASI yang terlalu dini, namun jika dilihat berdasarkan jenis pemberian MP-ASI, persentase yang tidak sesuai banyak ditemukan pada usia 6-8 bulan (63,6%) dan persentase yang sesuai banyak ditemukan pada bayi usia 12-24 bulan (70,4%), sedangkan dari indikator frekuensi pemberian MP-ASI, pada usia 12-24 bulan 100% balita tidak mendapat MP-ASI yang sesuai anjuran (3-5 kali/hari). Berdasarkan tiga indikator tersebut sebagian besar tidak sesuai pola pemberian MP-ASI (54,9%). Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pola pemberian MP-ASI (p<0,000), demikian juga pada variabel pengetahuan ibu balita (p<0.000). Kata kunci: pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dan pola pemberian MP-ASI ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE OF MOTHERS TO COMPLEMENTARY FEEDING PRACTICES OF CHILDREN AGED 6-24 MONTHS IN KARANG BARU, SELAPRANG, MATARAM, WEST NUSA TENGGARA Giving complementary feeding too early or too late will lead to increase the risk of death in infants.the purpose of the study is to determine the relationship between education and knowledge of women about complementary feeding to its pattern in practice given to children aged 6-24 months. The study was crosssectional and covered 144 children aged 6-24 months in Karang Baru Village, Selaparang District, Mataram. Information gathred were maternal characteristics (age, education, and employment), and maternal knowledge about complementary feeding patterns. The assessment of giving complementary feeding patterns was based on three indicators, namely the first time when complementary food was given, its type and frequency. The data are presented in univariate and bivariate to assess the relationship using chi square test. The results showed that the maternal age ranged 20-35 years (83,3%) with the educational level mostly at primary school (48.6%). Most of them did not work (74.3%), with the level of complementary feeding knowledge as moderate (69.4%). In practice, complementary feeding given for the first time was mostly given too early (56.9%). When viewed on the basis of type of complementary feeding, at age of 6-8 months, mostly was not suitable (63.6%), but it appropriated at the age of 12-24 months (70.4%). For frequency, all babies were not given appropriately at 12-24 months. In conclusion, most of samples did not appropriate in term of complementary feeding pattern (54.9%). A significant relationship was found between education and complementary feeding pattern (p <0.000), as well as maternal knowledge (p=<0.000). In conclusion, there was a relationship between education and knowledge to the complementary feeding patterns. Keywords: maternal education, maternal knowledge, and complementary feeding practices 73

PENDAHULUAN F aktor-faktor penyebab kematian bayi dan balita adalah tingkat ekonomi yang rendah, infeksi/penyakit menular dan lingkungan. Penyebab lain tingginya angka kematian balita adalah pengetahuan ibu tentang perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada balita yang masih rendah. 1 Anak anak yang diberikan makanan pendamping ASI setelah berumur 6 bulan umumnya lebih cerdas dan memiliki daya tahan tubuh lebih kuat, mengurangi risiko terkena alergi akibat makanan. Sedangkan jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini justru dapat meningkatkan angka kematian bayi, menggangu sistem pencernaan pada bayi, dan apabila terlambat memberikan juga akan membuat bayi kekurangan gizi. 2 Salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia 0-24 bulan di Indonesia adalah rendahnya mutu MP-ASI dan tidak sesuainya pola asuh yang diberikan. 3 Tingkat pengetahuan ibu balita mempengaruhi status gizi balita. Makin tinggi pengetahuan ibu balita, semakin tinggi kesadaran akan perannya dalam keluarga, terutama dalam memperhatikan balitanya. 4 Penelitian di desa Karang Rejo, kabupaten Kediri, menunjukkan sebagian besar ibu yang memberikan MP-ASI kurang dari 6 bulan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (52.9%) dan ibu yang memberikan MP-ASI setelah 6 bulan memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 orang (66.7%). 5 Penelitian Wiryo menujukkan, lebih dari 85 persen ibu-ibu di Lombok dan di Jawa Timur memberikan MP- ASI berupa pisang dan nasi, serta membuang kolostrum. Kalau dikembalikan pada masalah MP-ASI, pemberian MP-ASI dini akan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas serta mengurangi keuntungan dan kegunaan ASI Eksklusif. 6 Hasil penelitian di kelurahan Karang Baru, kecamatan Selaparang, pada bulan Januari tahun 2011 menunjukkan bahwa keberhasilan program ASI Eksklusif mencapai 45 persen, sedangkan 55 persen sudah diberi MP-ASI sebelum usia 6 bulan. Praktek pemberian MP- ASI dini tersebut lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di kota Mataram yang hanya mencapai 30 persen diberikan MP-ASI sebelum usia 6 bulan. 7 Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pengetahuan ibu balita dengan pola pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong-lintang (cross-sectional). Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai anak balita usia 6-24 bulan yang bertempat tinggal di kelurahan Karang Baru, kecamatan Selaparang. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling. 7 Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sampel anak balita usia 6-24 bulan, yang meliputi jenis kelamin, umur, dan berat badan. Sedangkan data karakteristik responden, meliputi: jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan ibu balita yang dikumpulkan dengan bantuan formulir identitas/karakteristik dari sampel/responden. Data pengetahuan ibu balita tentang pola pemberian MP-ASI dan data pola pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan, yang meliputi jenis, frekuensi dan waktu pertama pemberian dikumpulkan dengan wawancara dan observasi dengan alat bantu kuesioner. Pengolahan data karakteristik secara deskriptif, kemudian diklasifikasikan menurut kategori tingkat pendidikan (dasar: 9 tahun, menengah: 10-12 tahun dan tinggi: > 12 tahun). Demikian juga data pola pemberian MP-ASI, yang meliputi indikator waktu pertama pemberian, jenis MP-ASI, dan frekuensi pemberian MP-ASI, dikategorikan berdasarkan dua kategori yaitu sesuai, apabila ketiga indikator pola pemberian MP-ASI dilaksanakan sesuai umur balita dan tidak sesuai, apabila salah satu atau lebih indikator dilaksanakan tidak sesuai umur balita. Sedangkan data pengetahuan responden (ibu balita) diberikan penilaian (scoring) pada setiap pertanyaan, disajikan secara tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Skor total yang diperoleh dikelompokkan ke dalam tingkat pengetahuan berdasarkan nilai rata dan standar deviasi, yaitu baik: > Ⱦ + 1SD, sedang: Ⱦ ± 1SD, dan kurang: < Ⱦ - 1SD. 8 Penyajian data setiap variabel secara deskriptif sesuai kategori, dan dianalisis secara univariat sedangkan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan dengan 74

pola pemberian MP-ASI dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square. HASIL Karakteristik Sampel dan Responden Sebagian besar sampel berusia 12-24 bulan yaitu 94 anak (65,3%). Sampel anak usia 6-24 bulan terdiri dari laki-laki 77 anak (53,5%) dan perempuan 67 anak (46,5%). Berdasarkan karakteristik responden, diperoleh usia responden paling banyak berada pada kelompok usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 120 orang (83,3%) dan yang terendah pada kelompok usia kurang dari 20 tahun sejumlah 2 orang (1,4%). Pendidikan responden terbanyak dalam kategori pendidikan dasar, yaitu 70 orang (48,6%), dan yang terendah dalam kategori pendidikan tinggi, yaitu sebanyak 13 orang (9,0%). Sebagian besar responden tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga), yaitu sebanyak 107 orang (74,3%). Untuk lebih jelasnya distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik Sampel dan Responden Karakteristik Sampel dan Responden n % Karakteristik Sampel Umur Balita (bulan) - 6-8 23 16,0-9-11 27 18,7-12-24 94 65,3 Jenis kelamin Balita - Laki-laki 77 53,5 - Perempuan 67 46,5 Karakteristik Responden Umur Ibu (tahun) - < 20 2 1,4-20-35 120 83,3 - >35 22 15,3 Pendidikan Ibu - Dasar 70 48,6 - Menengah 61 42,4 - Tinggi 13 9,0 Pekerjaan Ibu - Bekerja 37 25,7 - Tidak bekerja 107 74,3 Pengetahuan Distribusi tingkat pengetahuan ibu tentang pola pemberian MP-ASI diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebagian besar termasuk dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 100 orang (69,4%), dan kategori kurang sebanyak 24 orang (16,7%). Pola Pemberian MP-ASI a. Waktu Pertama Pemberian MP-ASI berdasarkan Usia Anak Waktu pemberian MP-ASI merupakan informasi dari gambaran mengenai awal pemberian makanan pendamping selain ASI. Pemberian makanan tambahan atau MP-ASI seharusnya diberikan pada saat anak balita berusia 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 144 anak balita, yang mendapatkan MP-ASI pertama kali sesuai dengan umur pemberian ( 6 bulan) yaitu sebanyak 82 anak balita (56,9%) dan yang tidak sesuai dengan umurnya sebanyak 62 anak (43,1%). b. Jenis MP-ASI Jenis makanan pendamping ASI yang dianalisis sebanyak 82 anak, di mana 82 75

anak tersebut adalah anak yang mendapatkan MP-ASI pertama yang sesuai pada usia 6 bulan. Untuk melihat jumlah sampel yang mendapatkan MP-ASI berdasarkan jenis yang sesuai dengan usianya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Usia (bulan)/jenis Tabel 2 Distribusi Jenis MP-ASI yang diberikan berdasarkan Usia Anak Sesuai Tidak Sesuai Total n % n % n % 6-8/lumat 7 9,9 7 63,6 14 17,1 9-11/lunak 14 19,7 3 27,3 17 20,7 12-24/padat 50 70,4 1 9,1 51 62,2 Total 71 100,0 11 100,0 82 100,0 Sumber: Data terolah 2012 Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa diantara subyek penelitian yang berusia 6-8 bulan ternyata sebagian besar mendapatkan jenis MP-ASI yang tidak sesuai usianya yaitu 7 anak (63,6%) sedangkan diantara subyek penelitian yang berusia 12-24 bulan, sebagian besar yaitu 50 anak (70,4%). mendapatkan jenis MP- ASI yang sesuai. c. Frekuensi Pemberian MP-ASI Frekuensi pemberian MP-ASI yang dianalisis sebanyak 82 anak, di mana 82 anak tersebut adalah anak yang mendapatkan MP-ASI pertama yang sesuai pada usia 6 bulan. Untuk melihat jumlah sampel yang mendapatkan MP-ASI berdasarkan frekuensi yang sesuai dengan umurnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 menunjukkan bahwa diantara subyek penelitian yang berusia 6-8 bulan, tidak ditemukan subyek yang mendapatkan frekuensi pemberian MP-ASI yang tidak sesuai usianya, sedangkan diantara subyek penelitian yang berusia 12-24 bulan, 100 persen frekuensi pemberian MP-ASI tidak sesuai. Berdasarkan ketiga indikator pola pemberian MP-ASI yaitu waktu pertama pemberian, jenis dan frekuensi pemberian MP-ASI (Tabel 2 dan Tabel 3) dapat disimpulkan bahwa 54,9 persen, sesuai dengan pola pemberian MP-ASI dan terdapat 45,1 persen yang tidak sesuai dengan pola pemberian MP-ASI. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pemberian MP-ASI yang Diberikan berdasarkan Usia Anak Usia (bulan)/frekuensi Sumber: Data Terolah 2012 Sesuai Tidak Sesuai Total n % n % n % 6-8/2-3x 14 18,6 0 0,0 14 17,1 9-11/2-3x 17 22,7 0 0,0 17 20,7 12-24/3-5x 44 58,7 7 100,0 51 62,2 Total 75 100,0 7 100,0 82 100,0 76

Hubungan antara Pendidikan dengan Pola Pemberian MP-ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Tingkat pendidikan yang tinggi, maka pola pemberian MP-ASI akan semakin banyak yang sesuai. Sementara dengan tingkat pendidikan dasar, maka pola pemberian MP-ASI akan semakin sedikit yang sesuai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hubungan Pendidikan dengan Pola Pemberian MP-ASI ada Anak Usia 6-24 Bulan Pola pemberian MP-ASI Total Kategori Pendidikan Sesuai Tidak Sesuai n % n % n % Dasar 12 17,1 58 82,9 70 100,0 Menengah 42 68,9 19 31,1 61 100,0 Tinggi 11 84,6 2 15,4 13 100,0 Total 65 45,1 79 54,9 144 100,0 Sumber: Data Terolah 2012, p < 0,05 Tabel 4 menunjukkan pola pemberian MP-ASI yang sesuai sebagian besar pada ibu balita yang memiliki pendidikan tinggi, yaitu 84,6 persen, dan sebanyak 17,1 persen pada ibu balita yang memiliki pendidikan dasar. Sementara untuk pola pemberian MP-ASI yang tidak sesuai sebagian besar pada ibu balita yang memiliki pendidikan dasar, yaitu 82,9 persen, dan sebanyak 15,4 persen pada ibu balita yang memiliki pendidikan tinggi. Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pola Pemberian MP-ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berjalan baik maka diperlukan pengetahuan dan perilaku yang baik pula mengenai MP-ASI, dan salah satu faktor intern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku manusia adalah pengetahuan. Hubungan pengetahuan ibu balita dengan pola pemberian MP-ASI dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa pola pemberian MP-ASI yang sesuai sebagian besar pada ibu balita yang memiliki pengetahuan baik, yaitu 75,0 persen, dan sebanyak 4,2 persen pada ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang. Sementara untuk pola pemberian MP-ASI yang tidak sesuai sebagian besar pada ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang, yaitu 95,8 persen, dan sebanyak 25,0 persen pada ibu balita yang memiliki pengetahuan baik. Tabel 5 Hubunga Pengetahuan Ibu dengan Pola Pemberian MP-ASI pada Anak 6-24 Bulan Kategori Pengetahuan Pola pemberian MP-ASI Sesuai Tidak sesuai n % n % Total n % Baik 15 75,0 5 25,0 20 100,0 Sedang 49 49,0 51 51,0 100 100,0 Kurang 1 4,2 23 95,8 24 100,0 Total 65 45,1 79 54,9 144 100,0 77

BAHASAN Waktu Pertama Pemberian MP-ASI Berdasarkan Usia Anak Waktu pemberian MP-ASI merupakan informasi dari gambaran mengenai awal pemberian makanan pendamping selain ASI, di mana pemberian makanan tambahan atau MP- ASI seharusnya diberikan pada saat anak balita berusia 6 bulan. Hasil penelitian dari 144 anak balita, yang mendapatkan MP-ASI pertama kali sesuai dengan umur pemberian ( 6 bulan) yaitu sebanyak 56,9 persen. Pola ini cukup baik karena sesudah usia bayi 6 bulan pemberian ASI saja tidak lagi dapat memberikan cukup energi serta zat gizi untuk meningkatkan tumbuh kembang anak secara optimal, dan makanan lengkap (MP-ASI) harus ditambahkan dalam makanan anak tersebut. 12 Pola pemberian MP-ASI yang tidak sesuai dengan umurnya sebanyak 43,1 persen. Hal ini menunjukkan masih banyak ibu yang memberikan makanan tambahan pada balita yang berusia kurang dari 6 bulan. Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya informasi yang didapatkan, kesibukan ibu, adat istiadat serta masalah/gangguan dalam produksi ASI. Dengan pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat menimbulkan gangguan saluran pencernaan sehingga mudah terserang diare. Jenis MP-ASI Jenis makanan pendamping ASI yang dianalisis sebanyak 82 anak, di mana 82 anak tersebut adalah anak yang mendapatkan MP- ASI pertama yang sesuai pada usia 6 bulan. Berdasarkan hasil wawancara, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi yang didapatkan ibu balita mengenai jenis makanan yang harus diberikan sesuai usia anak. Dan para ibu sudah banyak yang memperkenalkan makanan keluarga kepada anak balita sejak usia 1 tahun (12 bulan) dengan bentuk makanan yang diberikan adalah makanan padat. Frekuensi Pemberian MP-ASI Frekuensi pemberian MP-ASI yang dianalisis sebanyak 82 anak, di mana 82 anak tersebut adalah anak yang mendapatkan MP- ASI pertama yang sesuai pada usia 6 bulan, dari 82 orang sampel yang terbanyak mendapatkan frekuensi pemberian MP-ASI yang sesuai usianya adalah anak yang berusia 12-24 tahun dengan jumlah 44 anak (58,7%) dan yang tidak sesuai terbanyak pada usia 12-24 bulan bulan, yaitu 7 anak (100,0). Frekuensi pemberian makan pada anak balita sudah dapat dikatakan bagus, karena hanya 7 orang anak balita yang tidak sesuai, hal ini disebabkan karena para ibu sudah mengetahui seharusnya berapa kali anaknya makan dalam sehari. Sehingga anak balita terbiasa makan sesuai dengan jadwal yaitu pagi, siang dan malam. Responden yang tidak sesuai disebabkan karena keterbatasan bahan pangan di keluarga sehingga frekuensi pemberian MP-ASI pada anak dibatasi pula. Dan dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi/anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. 1 Hasil identifikasi hasil penelitian berdasarkan pola pemberian MP-ASI (waktu pertama pemberian, jenis dan frekuensi pemberian MP-ASI) diketahui bahwa dari 144 sampel terdapat 79 anak balita yang tidak sesuai dengan pola pemberian MP-ASI dan terdapat 65 yang sesuai dengan pola pemberian MP-ASI. Hal ini disebabkan karena pendidikan ibu balita yang sebagian besar termasuk dalam kategori dasar serta kurangnya pengetahuan ibu balita tentang pola pemberian MP-ASI terutama pengetahuan mengenai waktu pertama pemberian MP-ASI dan jenis pemberian MP-ASI yang harus diberikan sesuai dengan usia anak, sehingga banyak ibu balita yang memberikan makanan kepada anaknya tanpa mengetahui apakah makanan yang diberikan tersebut sesuai dengan usia anak. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Pola Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia 6-24 Bulan Pola pemberian MP-ASI yang tidak sesuai sebagian besar pada ibu balita yang memiliki pendidikan dasar, yaitu 82,9 persen, dan sebanyak 15,4 persen pada ibu balita yang memiliki pendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan, bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka pola pemberian MP-ASI pada anak balita akan cenderung semakin baik. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai probabilitas = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara 78

pendidikan ibu dengan pola pemberian MP-ASI. Hasil tersebut juga dikuatkan oleh Nuraeni, yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan pola pemberian MP-ASI. 10 Sependapat juga dengan hasil penelitian Rita bahwa ada hubungan pendidikan ibu dengan praktik pemberian MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan. Dengan demikian dapat dikatakan pola pemberian makanan bagi balita sangat tergantung kepada ibu atau pengasuhnya, di mana cara pola asuh ibu sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang ditempuh oleh seorang ibu. 10, 11 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Pola Pemberian MP-ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Pola pemberian MP-ASI yang sesuai sebagian besar pada ibu balita yang memiliki pengetahuan baik yaitu 75,0 persen, dan sebanyak 4,2 persen pada ibu balita yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan, bahwa semakin baik tingkat pengetahuan seseorang maka pola pemberian MP-ASI pada anak balita cenderung akan semakin baik, begitu juga sebaliknya dengan tingkat pengetahuan yang kurang, maka akan semakin kurang pula pola pemberian MP-ASI yang diberikan kepada anaknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lestari menunjukkan 51,1 persen mempunyai pengetahuan sedang tentang praktik pemberian MP-ASI dan 24,4 persen mempunyai pengetahuan kurang tentang praktik pemberian MP-ASI. 9 Penelitian Yonatan dan Yusiana (2011) juga menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar (52.9%) memberikan MP-ASI < 6 bulan dan responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar (66,7%) memberikan MP-ASI > 6 bulan. 5 Hasil ini juga relevan dengan studi Nuraeni (2002) yang menyebutkan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap pola pemberian MP-ASI adalah pengetahuan ibu (p<0,001). 10 SIMPULAN Studi ini menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan dan pengetahuan ibu balita dengan pola pemberian MP-ASI. RUJUKAN 1. Farida B. Ayuk, Ali Khomsan, C. Meti Dwiriani. Pengantar Pangan Dan Gizi. Bogor: PenebaranSwadaya; 2004. 2. Kodrat, L. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: Media Baca; 2010. 3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan Anak. Jakarta: Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat ; 2007. 4. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: RinekaCipta; 2003. 5. Kristianto, Y dan Yusiana, M.A. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu dan Pemberian MP-ASI Terlalu Dini di Posyandu Mawar I di desa Karang Rejo, Kediri. Jurnal Penelitian Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro. 2012;5(3). 6. Wiryo H. Gizi Masyarakat. Mataram: Mataram University Press; 2004. 7. Dinkes Propinsi NTB. Hasil Pemantauan Status Gizi Balita Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram: Dinkes NTB; 2010. 8. Notoatmodjo, Sukidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 9. Lestari, Nining. 2004. Makanan Sehat Balita. C2004. Diakses pada tanggal 16 oktober 201. Available from: http://resto.co.id/sht/makanan sehat balita/htm 10. Nuraeni. Hubungan Karakteristik Ibu, Dukungan Keluarga dan Pendidikan Kesehatan dengan Perilaku Pemberian ASI dan MP-ASI di Desa waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor tahun 2002. c2002. Thesis. Diakses tanggal 26 Januari 2012. Available from:http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2. 11. Swastini, P.M. Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu dengan Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Balita Usia 6-24 bulan di Kelurahan Warakas Kecamatan Tanjung Priok. c2010.diakses 26 Oktober 2012. Available from:http://library.upnvj.ac.id/ 79

12. Gibney, M.J, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2008 80