BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran yang sangat penting. Di era modern saat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam kehidupan bermasyarakat orang membutuhkan alat

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penggunaan bahasa, selalu ada pesan yang ingin ditonjolkan juga pesan yang

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu memiliki cara masing-masing dalam bertutur. Individu

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

BAB I PENDAHULUAN. sudah sangat pesatnya sehingga hubungan komunikasi nasional dan internasional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. situasi misalnya acara OB (Office Boy) yang tayang di RCTI dan Tetangga Masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. atau secara lisan, terikat oleh ruang dan waktu, sehingga situasi pengungkapannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah sistem lambang bunyi bersifat arbiter yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini, telah banyak terdapat aneka ragam jenis medium

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menyiarkan pertunjukkan berita, informasi, hiburan dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran bahasa sebagai media komunikasi merasuk di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. globalisai sekarang ini sangatlah berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berbagai kebutuhan mereka, salah satu industri yang berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

ANALISIS CAMPUR KODE DAN GAYA BAHASA SARKASME PADA PEMENTASAN LUDRUK KIRUN CAMPURSARI GOBYOK. Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk mengekspresikan perasaan dan ide seseorang. Bahasa memiliki banyak karakteristik dalam penggunaannya untuk berkomunikasi. Setiap daerah menunjukkan gaya bahasa dan dialek yang berbeda dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam karakteristik bahasanya. Hal tersebut berpengaruh terhadap munculnya gaya bahasa yang berbeda pula dalam pemakaian bahasa secara individu. Tarigan (2013: 4) menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca. Gaya bahasa memungkinkan dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasa seseorang, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya. Secara singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan, 2013: 4). Sebuah gaya bahasa yang baik biasanya mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Kejujuran dalam bahasa terkait dengan konsistensi untuk mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Sopan santun yang dimaksud adalah memberi hormat atau 1

2 menghormati yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Menarik adalah kejujuran, kejelasan serta kesingkatan harus merupakan langkah dasar dan langkah awal. Bila seluruh gaya bahasa hanya mangandalkan kedua (atau ketiga) kaidah tersebut di atas, maka bahasa yang digunakan masih terasa tawar, tidak menarik. Sebab itu, sebuah gaya bahasa harus pula menarik. Sebuah gaya yang menarik dapat diukur melalui beberapa komponen yang meliputi: variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi) (Keraf, 2007: 113-115). Humor yang sehat sebagai salah satu kemenarikan bahasa selayaknya juga harus dipenuhi dalam sajian bahasa media komunikasi dan informasi sosial termasuk dalam televisi. Humor adalah fenomena komunikatif yang hadir dalam interaksi sosial sehari-hari. Humor melepaskan ketegangan dan membantu mendapatkan perasaan yang lebih baik. Oleh karena itu humor bisa disajikan dalam media televisi sebagai salah satu daya tarik tersendiri dan juga alternatif hiburan bagi masyarakat. Fenomena perilaku masyarakat banyak dilatari oleh hal-hal yang telah ditonton di televisi. Hal tersebut dapat memengaruhi sifat, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi yang menontonnya, sehingga pada akhirnya mempengaruhi perilaku pemirsa. Dunia pertelevisian di Indonesia saat ini semakin berkembang pesat terbukti dengan bermunculnya stasiun televisi seperti TRANS TV, SCTV, INDOSIAR, RCTI, dan masih banyak lagi stasiun televisi swasta yang lain. Masing-masing stasiun televisi tersebut memiliki gaya atau pembawaan yang khas atau gaya bahasa tersendiri dalam menyampaikan atau menghadirkan sebuah

3 hiburan. Hal tersebut dilakukan untuk lebih memudahkan masyarakat atau pemirsa dalam memahami dan merasa ikut terlibat dalam acara tersebut. Tayangan hiburan yang dihadirkan pada layar kaca selalu menyita perhatian masyarakat bahkan menjadi tontonan wajib setiap hari. Maka tidak heran, setiap stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan hiburan yang menarik bagi masyarakat tanpa melihat dampak yang ditimbulkan oleh tayangan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah memberikan teguran bahkan memberhentikan suatu stasiun untuk menayangkan sebuah acara terutama acara yang bertemakan hiburan karena biasanya tayangan hiburan banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan bercandanya melewati batas seperti umpatan, saling olok-mengolok yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa. Kalimat-kalimat tersebut cenderung mengandung sarkasme (youtube). Gaya bahasa sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas dan menyakitkan hati. Sarkasme juga dapat bersifat ironis dapat juga tidak, tetapi yang gaya bahasa tersebut selalu akan menyakitkan hati dan kurang enak didengar (Keraf, 2007: 143). Salah satu program tayangan televisi yang masuk dalam kategori hiburan adalah acara D Academy season 2 di Indosiar. D'Academy season 2 merupakan ajang pencarian bakat musik dangdut tanah air yang bertujuan untuk melahirkan penyanyi-penyanyi baru, muda dan bertalenta di industri musik dangdut khususnya dan dunia hiburan pada umumnya. D'Academy season 2 merupakan suksesor ajang D'Academy pertama. Rangkaian audisi telah digelar di 7 kota besar di Indonesia dan telah berhasil menyeleksi 35 calon bintang berikutnya yang akan

4 melaju di panggung besar berebut predikat sang juara pertama. Para kontestan tampil dengan suara emas masing-masing dengan banyak pesaing. Penampilan itu yang nantinya akan dikomentari oleh para juri D'Academy season 2. Komentarkomentar yang dilontarkan untuk para finalis pastinya tidak hanya bersifat pujianpujian, melainkan kritikan, ancaman, dan para kontestan dituntut untuk bisa memaksimalkan penampilan pada saat bernyanyi. Saling menjatuhkan atau mengolok-olok sudah sering terjadi pada acara tersebut. Tugas host yang seharusnya membawakan acara agar berjalan lancar, namun pada tayangan tersebut terkadang host menjadi pemicu konflik antara juri dengan host atau juri dengan juri. Dari beberapa juri juga selalu ada perbedaan pendapat yang membuat perdebatan-perdebatan sengit antara juri maupun host, kekurangan atau kesalahan orang lain dijadikan bahan lelucon atau olok-olokan. Hal tersebut tidak baik ketika tayangan ini ditonton oleh anak-anak karena tayangan ini telah ditonton oleh semua umur, artinya tidak hanya orang dewasa dan para remaja saja yang menonton, anak-anak pun juga menonton acara tersebut. Jadi ada beberapa kata-kata sarkasme yang kurang cocok untuk diucapkan di televisi yang juga ditonton oleh anak-anak, dengan demikian haruslah ada kontrol diri agar komentar yang diutarakan oleh para komentator tidak bermuara ke arah negatif dan tayangan tersebut layak untuk ditonton. Gaya komentar para juri memang lebih banyak mengeluarkan sarkasme ataupun umpatan penghinaan, mengolok-olok dan menjatuhkan kontestan. Hal ini dapat memicu emosi para penonton dan pendengar lainnya. Oleh karena itu, acara D Academy kembali mendapat teguran dari Komisi Kepenyiaran Indonesia (KPI). Ajang pencarian bakat penyanyi dangdut ini dinilai telah mencemari pedoman

5 nilai perilaku kepenyiaran dan standar program siaran KPI Tahun 2012. Penggunaan kata-kata kasar ini dianggap mampu memberi pengaruh-pengaruh negatif untuk pemirsa yang menyaksikan tayangan tersebut. Berdasarkan ulasan tersebut maka penelitian ini membahas tentang sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar. Peneliti memilih tayangan D Academy season 2 di Indosiar sebagai objek penelitian dikarenakan bahasa yang digunakan oleh komentator dalam acara tersebut ditengarai banyak mengandung bahasa yang bersifat sarkasme, seperti mengolok-olok, menghina, merendahkan, dan menjatuhkan kontestan. Oleh karena itu peneliti menetapkan Sarkasme pada Acara D Academy season 2 di Indosiar Episode Bulan Maret-Mei (Kajian Sosiolinguistik) sebagai judul skripsi penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu dilakukan oleh Aflikhah (2012) yang meneliti Gaya Bahasa Sarkasme dan Kekhasan Bahasa Penulis pada Judul Rubrik Kriminal di Surat Kabar Harian Meteor Edisi April 2012. Penelitian Aflikhah bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk gaya bahasa sarkasme pada judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012, (2) bahasa penulis yang digunakan dalam penulisan judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012, (3) interpretasi mahasiswa yang membaca judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012. Objek penelitian tersebut adalah gaya bahasa sarkasme yang terdapat pada judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012. Bentuk gaya bahasa sarkasme yang teridentifikasi berupa ejekan yang diungkapkan dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa campuran sebanyak 84%. Bentuk gaya bahasa sarkasme berupa sindiran terdiri atas ragam bahasa Indonesia sebanyak

6 16%. Interpretasi pembaca dengan profesi yang berbeda terdiri atas makna denotasi dan konotasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Aflikhah adalah sama-sama mengangkat tema gaya bahasa sarkasme. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian ini terfokus pada acara D Academy season 2 di Indosiar, sedangkan penelitian Aflikhah terfokus surat kabar harian Meteor. Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada ketiga tujuan, yaitu, mendeskripsikan karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, dan mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, sedangkan penelitian Aflikhah mendeskripsikan bentuk gaya bahasa, bahasa penulis, dan interpretasi mahasiswa yang membaca judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012. Penelitian terdahulu lainnya dilakukan oleh Lestari (2007) yang meneliti Analisis Gaya Bahasa Sarkasme dalam Wacana Coretan atau Tulisan di Kursi Perkuliahan Gedung Lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian Lestari bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk atau ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan kursi perkuliahan terdiri atas ragam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia- Bahasa Gaul, Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris, (2) maksud gaya bahasa sarkasme di kursi perkuliahan pada O2 yang telah dikenal atau mahasiswa secara umum dengan pemberitahuan atau informasi, ajakan dan umpatan. Kalimat yang berupa umpatan sering menggunakan kata-kata kasar. Adapun maksud sarkasme berupa informasi atau pemberitahuan serta ajakan dapat dikatakan sebagai sarkasme karena kalimat-

7 kalimat informasi atau pemberitahuan serta ajakan tersebut mengandung kepahitan dan celaan yang getir, menyakitkan hati dan kurang enak untuk didengar, (3) simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam memberi makna tulisan di kursi perkuliahan antara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lestari adalah sama-sama mengangkat tema gaya bahasa sarkasme. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian ini terfokus pada acara D Academy season 2 di Indosiar, sedangkan Lestari terfokus pada gedung B lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada ketiga tujuan yaitu (1) mendeskripsikan karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, (2) mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, sedangkan penelitian Lestari mendeskripsikan bentuk-bentuk atau ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan kursi perkuliahan terdiri atas ragam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia- Bahasa Gaul, Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris dan mendeskripsikan simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam memberi makna tulisan di kursi perkuliahan anatara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda. 1.2 Fokus Penelitian Fokus masalah sangatlah penting dalam melakukan penelitian. Tujuannya agar pembahasan akan lebih terarah dan terfokus pada hal yang akan dikaji atau dianalisis supaya lebih jelas. Dari uraian di atas, maka peneliti memfokuskan

8 penelitian pada kajian sosiolinguistik dengan beberapa permasalahan yang meliputi karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, dan fungsi tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar. 1.3 Rumusan Masalah Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah analisis penggunaan gaya bahasa sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar. Secara khusus berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana karakteristik bentuk tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik? 2) Bagaimana fungsi tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik? 1.4 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah analisis sarkasme bahasa juri pada acara D Academy season 2 Indosiar dalam kajian sosiolinguistik. Secara khusus berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan karakteristik bentuk tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik. 2) Mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik.

9 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan peneliti kepada bidang ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam ilmu-ilmu terapan yang terkait. Penelitian tentang analisis sarkasme pada acara D Academy season 2 Indosiar, dapat dimanfaatkan secara teoretis dan secara praktis. Berikut penjabaran manfaat dalam penelitian ini. 1) Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah. a) Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bertambahnya khasanah ilmu pengetahuan bahasa Indonesia, khususnya kajian gaya bahasa sarkasme dalam kajian sosiolinguistik. 2) Manfaat Praktis Manfaat praktis yang dapat diambil dalam penelitian ini. a) Pembaca Menambah wawasan para pembaca tentang penggunaan gaya bahasa sarkasme dan dapat memberikan tambahan wawasan tentang kajian gaya bahasa sarkasme pada acara D Academy season 2 Indosiar. b) Peneliti Sebagai bahan tinjauan pustaka dan acuan penelitian berikutnya, khususnya tentang penelitian gaya bahasa sarkasme.

10 1.6 Definisi Istilah Setiap istilah akan diuraikan untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan guna menghindari salah tafsir dari pembaca dan mengerucutkan langsung pada permasalahan. Berikut penjabaran dari definisi istilah tersebut. 1) Gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2007: 113). 2) Sarkasme adalah gaya yang mengandung kepahitan dan celaan getir, menyakiti hati dan kurang enak didengar (Keraf, 2007: 143). Sarkasme merupakan ucapan atau tuturan yang diucapkan secara amat kasar yang dapat menyakiti hati orang lain dan melanggar prinsip-prinsip sopan santun serta tidak memperhatikan situasi. 3) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2001: 1). 4) Variasi Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu (Chaer, 2010: 56). 5) Program acara D Academy season 2 Indosiar adalah suatu program unggulan Indosiar yang menampilkan bakat-bakat muda bertalenta di industri musik dangdut khususnya dan dunia hiburan pada umumnya. Beragam komentar yang diberikan para juri hendaknya bisa memotifasi para kontestan. Namun, pada acara ini banyak penggunaan bahasa sarkasme yang muncul. 6) Kajian sosiolinguistik adalah penyelidikan mengenai bahasa dan pemakaiannya yang digunakan oleh dua pembicara atau lebih dalam konteks sosial.

11 7) Makna sarkasme adalah penggunaan bahasa yang maknanya mengandung olok-olok, ejekan, sindiran, kepahitan dan celaan getir, bahasanya lebih kasar dibandingkan dengan gaya bahasa ironi dan sinisme, menyatakan makna yang bertentangan (Poerwadarminta dalam Tarigan, 2013: 92). 8) Tuturan sarkasme adalah sesuatu yang dituturkan, ucapan, ujaran yang dilontarkan secara sarkas atau menyakiti hati. 9) Fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan telaah penggunaan sarkasme dalam transkripsi tayangan D Academy season 2 di Indosiar episode bulan Maret Mei. 10) Situasi tutur adalah situasi ketika tuturan dapat dilakukan dan dapat pula tidak dilakukan, situasi tidak murni komunikatif dan tidak mengatur adanya aturan berbicara, tetapi mengacu pada konteks yag menghasilkan aturan berbicara. Sebuah peristiwa tutur terjadi dalam satu situasi tutur dan peristiwa itu mengandung satu atau lebih tindak tutur (Hymes dalam Aslinda, 2010: 35).