Siti Bagja Muawanah
Jalan Sukses dari Allah Siti Bagja Muawanah 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang-undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 2017 717101682 ISBN: 978-602-04-4732-2 Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan
Barangsiapa yang berjalan di jalannya, maka sampailah ia
Saya, Siti Bagja Muawanah mendedikasikan buku ini untuk para pejuang sukses yang melibatkan Allah dalam perjuangannya
Daftar Isi Komentar Positif... vii Ucapan terima Kasih... xi Kata Pengantar oleh Arip Senjaya... xii Prolog: Orang-Orang Hebat... xix Disegani Sampai di Luar Negeri... 1 Mendapat Harta Melimpah... 11 Karier Yes Keluarga Oke...19 Pejuangkan, Maka Kau Dapatkan...25 Penghasilanku Ratusan Miliar...31 Pemuda yang Dibutuhkan Dunia...41 Lakukan dengan Cinta... 49 Membuat Diri Layak...55 Pasti Berhasil...61 Karyaku Mendunia... 69
Jalan Sukses dari Allah Pembantu Juga Bisa Lulus Cum Laude!... 77 Mapan Akhirnya Menghampiriku... 89 Apa pun Menghasilkan... 97 Sukses di Negeri Paman Sam... 105 Si Cilik Berprestasi Internasional... 113 Aku Memilih Sukses... 119 Syukur Sambil Melompat...127 1039 Hak Paten si Bocah Tuli dan Bodoh...135 Kaya di Usia Muda...143 Tantangan Berhasil Kutaklukkan... 151 Melipatgandakan Aset...159 Sukses Bersama Komunitas...165 Aku Menjadi Miliarder Setelah Menikah...173 Menjadikan Hidup Lebih Bermakna...182 Segalanya tentang Sukses...189 Epilog...195 Sumber Referensi...197 Profil Penulis...201 xviii
Prolog Orang-Orang Hebat Ada getar kagum dan iri saat kita menyaksikan kesuksesan orang lain. Rasa kagum muncul karena mereka mampu hidup mapan, taat, dan bahagia. Sementara rasa iri disebabkan oleh diri yang belum mampu mewujudkan kesuksesan dan kebahagiaan yang didambakan. Lambat laun kedua rasa ini semakin memenuhi hati dan pikiran. Saat hal ini terjadi, sesungguhnya kita sudah termasuk ke dalam orang-orang hebat. Kedua rasa di atas membuktikan bahwa salah satu bukti kehebatan kita telah muncul. Rasa gelisah itu menunjukkan bahwa kita ingin berubah. Hanya orang-orang terpilihlah yang memilikinya. Kita memikirkan kehidupan masa depan dengan baik, hal tersebut akhirnya membuat kita mengalami kegelisahan. Namun, percayalah rasa kagum dan iri adalah hal yang xix
Jalan Sukses dari Allah menakjubkan. Pengalaman inilah yang jarang dimiliki oleh orang kebanyakan. Menjadi orang yang memiliki kelebihan seperti itu adalah anugerah yang sangat berharga. Allah pasti tak akan salah dalam menentukan pilihan. Masalahnya adalah saat kegundahan itu melanda, apa yang kita lakukan? Berdiam diri dan terus merenung sepanjang hari seperti Si Kabayan dan beberapa tokoh dalam cerita masa kecil? Atau mulai bergerak, fokus, dan bertahan seperti tokoh-tokoh sukses yang akan saya tuliskan kisah sukses dan bahagianya? Pada setiap akhir kisah saya menyisipkan kolom Yang Saya Dapatkan. Kolom ini berfungsi untuk mencatat kutipan atau kata-kata yang bermakna bagi pembaca. Jadi, saat pembaca membutuhkan kutipan atau kata-kata itu di lain waktu, tinggal dibuka saja halaman yang ada kolom tersebut. Semoga bermanfaat! xx
Disegani Sampai di Luar Negeri Di mana pun engkau berada, selalulah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang bisa kita berikan. (B.J. Habibie) Barangkali menerima adalah sesuatu yang masih menjadi hal favorit bagi sebagian manusia yang ada di dunia, begitu pun dengan manusia Indonesia. Kita mungkin pernah melihat banyak sekali orang yang ingin mendapatkan bantuan langsung tunai dan para pengantre di acara amal. Diakui atau tidak, menerima memang lebih menyenangkan dibandingkan dengan memberi. Maka tak heran kalau orang lebih banyak mencari cara untuk dapat menerima sebanyak-banyaknya, bahkan beberapa orang yang lain malah tergiur dengan hal-hal yang berbau gratis. Contoh nyatanya, tak sulit kita dapati orang yang ingin buku gratis, seminar gratis, atau apa pun yang berlabelkan gratis. Sadarkah kita bahwa buku yang kita dapat adalah hasil karya seseorang yang untuk menulis
Jalan Sukses dari Allah bukunya pun mungkin ia memerlukan banyak referensi yang mesti dibaca, dan ia harus mengorbankan sebagian besar waktu bersantainya. Begitu juga para pemateri di acara seminar, mereka mendapatkan ilmu dengan keringat sendiri, mengikuti pelatihan yang biayanya puluhan juta, dan belajar serta membaca buku hampir setiap hari. Namun, dari sekian banyak manusia yang hanya suka menerima, ada yang berbeda dengan B.J. Habibie, sosok manusia genius kebanggaan Indonesia yang banyak memberi dan rendah hati. Ia mendedikasikan ilmu dan dirinya untuk negeri kita, Indonesia. Sebagaimana yang tertulis dalam sajak yang ia buat saat sedang dilanda sakit berat. Sajak tersebut, mengisahkan tekad dan kepasrahannya dalam mengabdi untuk mencapai kemakmuran bangsa bukan untuk dilihat orang. Ia menganggap pengabdian kepada tanah air sebagai kewajiban generasi bangsa baik individu maupun kelompok. *** Siapa yang tak kenal Habibie? Tokoh inspiratif ini berasal dari Pare-Pare, Ujung Pandang. Ia adalah putra Alwi Abdul Jalil Habibie dan R. A. Tuti Marini Puspowardojo. Sejak kecil beliau telah membangun background masa depannya yang cemerlang baik dari segi spiritual maupun intelektual. 2
Disegani Sampai di Luar Negeri Belajar, membantu orangtua, mengaji, dan salat merupakan rutinitas sehari-hari yang tak pernah ditinggalkan Habibie. Oleh sebab itu, sejak duduk di bangku sekolah beliau adalah murid yang genius, ramah, sopan, dan tidak som bong. Pelajaran eksakta yang sulit seperti mate - matika, fisika, kimia, stereo, dan geneo pun dalam sekejap dapat diselesaikan dengan nilai yang baik sekali. Kombinasi antara kebaikan prestasi dan kebaikan ibadah ini menjadikan Habibie meraih suksesnya di kemudian hari. Soal ibadah, Habibie memang beruntung. Ia memiliki suri teladan yang baik. Betapa tidak, pada 3 September 1950 bapak beliau meninggal ketika sedang menunaikan salat Isya. Hal tersebut menjadikan Ibu Tuti dilanda perasaan duka yang mendalam, suaminya harus pergi saat ia sedang mengandung delapan bulan. Selain itu, ia pun meninggalkan amanat yang harus diemban yakni cita-cita almarhum tentang pendidikan anak-anaknya. Beberapa waktu kemudian Tuti pun langsung meminta anak laki-laki pertamanya yaitu Habibie untuk pindah ke Bandung agar dapat meneruskan pendidikannya. Di Bandung, Habibie belajar di Goverment Middlebare School, tamat pada 1954. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di ITB (Institut Teknologi Bandung). Habibie hanya belajar setahun di ITB karena memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Jerman. Di sana ia bersekolah program S1 sampai dengan S3 dan akhirnya 3
Jalan Sukses dari Allah mendapat gelar diploma dari Technishe Hochscule Jerman. Saat sedang merantau di negara inilah karya Habibie mulai bermunculan. Karya-karya desain pesawat terbang beliau yaitu: Merakit VTOL (Vertical Take Off and Landing) pesawat angkut DO-31, mendesain pesawat angkut militer TRANSCALL C-130, mendesain pesawat eksekutif Hansa Jet 320, mendesain pesawat penumpang Airbus A-300, mendesain dan merakit CN-235, mendesain helikopter BO-105, merakit MRCA (Multi Role Combat Aircraft), dan tergabung dalam proyek desain rudal dan satelit. Selain karya-karya yang menakjubkan, Habibie pun pernah menduduki posisi prestige dalam pekerjaannya. Habibie pernah menjadi Direktur Utama PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), Menristek (Menteri Negara Riset dan Teknologi), Ketua BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), Pemimpin 10 perusahaan, Wakil Presiden RI yang ke-7, Presiden RI yang ke-3, dan masih banyak lagi. Sungguh ia selalu menjadi yang terbaik dan selalu memberikan yang terbaik di mana pun ia berada. Tak heran pemerintah Kota Batam membangun jembatan Habibie sebagai tanda jasa atas pengabdiannya. Berbicara soal pengabdian, Habibie-lah contoh nyatanya. Ia adalah putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Seperti kata Prof. Dr. Muhammad Yamin selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang waktu itu mengelus- 4
Disegani Sampai di Luar Negeri elus kepalanya dan berkata, Kamu inilah harapan bangsa. Sang menteri mengucapkan hal tersebut pada saat Habibie belum berangkat ke Jerman. Di Jerman Habibie belajar dengan sangat keras. Musim liburan bukan liburan baginya. Waktu tersebut justru menjadi kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Setelah masa libur habis, ia kembali memprioritaskan belajar ketimbang semua kegiatan yang lain. Hal ini menjadi perbedaan mencolok antara Habibie dan teman-temannya yang lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian. Kegiatan belajar sepertinya memang jiwa Habibie. Selain rajin ia juga memiliki hal yang menarik perhatian dalam kelas-kelas yang diikutinya. Pernah suatu hari Habibie mengikuti kuliah yang diberikan oleh Prof. Ebner. Pada saat itu ia terlambat beberapa menit. Ia pun masuk ke ruangan kuliah dengan berhati-hati. Setengah jam kemudian, Prof. Ebner berhenti dan menanyakan kepada mahasiswa apakah ada yang belum jelas ataupun bertanya. Tiba-tiba beliau angkat bicara dengan langsung mendebat, sehingga suasana mulai berubah. Semakin lama perdebatan itu pun semakin seru, sampai akhirnya satu per satu mahasiswa meninggalkan tempat kuliah karena perdebatan yang semakin panjang. 5
Profil Penulis Siti Bagja Muawanah begitu bangga menjadi seorang pembelajar. Pengetahuan tentang dunia kepenulisan pun terus ia jaga dan kembangkan dengan cara bergiat di Klinik Menulis, PKwriteenterpreneur, dan Fakultas Menulis Online. Karyanya dimuat di Radar Banten, Radar Nunukan, Kumparan, dan di buku antologi: Sakatelope, Serupa Angin Lalu, Generasi He(i)bat, Cinta dari Tapal Batas, Puisi, Telolet, dan Kerikil Sepanjang Jalan, dan sebagainya. Bagja dapat disapa melalui Surel sitibagja17@gmail. com atau nomor telepon 082246842262. 201