BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Kemala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jasmanyah76.wordpress.com

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (d) teknik analisis data, (e) prosedur penelitian. Berikut adalah penjelasan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian, disain penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, rencana pengolahan dan uji keabsahan data yang digunakan peneliti dalam pelaksanaan penelitian. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut: A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Russeffendi (dalam Natalia M.M, 2008, hlm. 4), penelitian kelas merupakan suatu tindakan yang terarah, terencana, cermat dan penuh perhatian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahan yang ada dalam kelas yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan seperti metode mengajar, kurikulum dan sebagainya. Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa bukan kelas khusus). PTK dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja guru yang bersangkutan supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Fokus PTK adalah pada siswa atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. PTK dilakukan dalam rangka kesediaan guru dalam mengintrospeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang pengajar diharapkan cukup professional, supaya dengan meningkatnya kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak-anak didiknya, baik dalam aspek penalaran, keterampilan, pengetahuan hubungan sosial, maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat. PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di 25

26 dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran Natalia M.M (2008, hlm. 5-7). B. Disain Penelitian Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan diatas. Hanya saja, komponen tindakan (acting) dengan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya, Kemmis & McTaggart (dalam Muslihuddin, 2010, hlm. 68-69). Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Kesimpulan dan Hasil Penelitian

27 Gambar 3.1 Model Kemmis & McTaggart Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada gambar diatas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. C. Lokasi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di salah satu SD Negeri yang terletak di Jl. Cihampelas Kota Bandung. D. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V yang terdiri dari 20 siswa dengan perincian: 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. E. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan kurang lebih selama tiga bulan, yang dimulai pada akhir bulan April sampai awal bulan Juni 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. Adapun jadwal dari pelaksanaan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) NO HARI/TANGGAL PENELITIAN 1. Kamis, 7 Mei 2015 Pelaksanaan Siklus ke-i

28 2. Rabu, 13 Mei 2015 Pelaksanaan Siklus ke-ii F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Instrumen Pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP adalah detail rencana aktivitas pembelajaran untuk mencapai satu KD tertentu atau gabungan KD apabila dalam pembelajaran terpadu. Waktunya lebih singkat dibanding silabus, yaitu satu sampai tiga pertemuan. Dalam RPP inilah kegiatan pembelajaran apa yang akan dilakukan diuraikan. Dengan demikian, RPP akan menjadi pedoman praktis dalam pelaksanaan pembelajaran Kurniawan, D (2011, hlm. 94). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat per siklus yang memuat kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator, tujuan pembelajaran, materi ajar, pendekatan, strategi, kegiatan pembelajaran dan evaluasi, sumber dan media pembelajaran serta penilaian. RPP ini disusun berdasarkan Pendekatan Problem Solving dengan materi ajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan. b. LKS Kelompok LKS kelompok ini berfungsi sebagai bahan penunjang pembelajaran. Dimana soal pada LKS berupa soal cerita yang harus diselesaikan siswa secara berkelompok. 2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian a. Instrumen Tes Tes yang dipergunakan yaitu lembar evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran. 1) Lembar Evaluasi

29 Lembar Evaluasi ini berupa soal-soal atau tes yang dikerjakan secara individu untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes ini disusun berdasarkan indikator yang ingin dicapai sebagai penjabaran dari kompetensi dasar, serta dilakukan setiap akhir pembelajaran. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal cerita penjumlahan dan pengurangan pecahan. b. Instrumen Non tes Instrumen non tes yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Lembar observasi Lembar observasi bertujuan untuk mengukur tingkat aktivitas guru selama proses mengajar berlangsung. Lembar observasi ini diisi oleh observer saat proses pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Adapun lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu APKG. Selain lembar observasi aktivitas guru, ada pula lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem solving. b. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memvisualisasikan keadaan rill di dalam kelas ketika proses pembelajaran. Berguna sebagai bukti otentik pelaksanaan penelitian berbentuk foto, yaitu foto saat proses berlangsungnya pembelajaran dan proses evaluasi siswa. G. Prosedur Penelitian Dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti menggunakan model Kemmis & McTaggart. Dimana penelitian ini diprediksi akan tercapai melalui dua tahapan siklus, kedua tahapan tersebut meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan, pemantauan (observasi) dan refleksi. Adapun penjabarannya yaitu sebagai berikut: Siklus I 1. Perencanaan

30 a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah selaku pimpinan sekolah. b. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan Pendekatan Problem Solving. c. Membuat rencana pembelajaran berbasis Pendekatan Problem Solving. d. Membuat lembar kerja siswa. e. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. f. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan sendiri terdiri dari proses pembelajaran (menggunakan Pendekatan Problem Solving), evaluasi dan refleksi pada setiap siklus. Adapun penjabaran rencana siklus pertama yaitu: a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya (RPP). Materi yang diajarkan pada siklus I adalah: 1) Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya sama 2) Menjumlahkan pecahan yang penyebutnya berbeda 3) Menjumlahkan pecahan campuran 4) Menyelesaikan soal cerita mengenai penjumlahan pecahan b. Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer. c. Melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah menerima materi pelajaran. 3. Refleksi Setelah pengamatan selesai dilakukan, kemudian peneliti bersama teman sejawat melakukan kegiatan refleksi pada akhir tiap tindakan. Pada kegiatan refleksi, peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan berupa hasil LKS, tes dan lembar observasi dan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Kolaborasi dengan teman sejawat akan menamakan peran sentral dalam

31 memutuskan nilai keberhasilan (seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan: apa atau dimana perubahan terjadi, mengapa demikian, apa kelebihan atau kekurangan, langkah-langkah penyempurnaan dan sebagainya). Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan pada siklus ke-1 sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya dan menjadi masukan untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. Siklus II 1. Perencanaan a. Membuat rencana pembelajaran siklus II berbasis Pendekatan Problem Solving. b. Membuat lembar kerja siswa. c. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan proses penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan sendiri terdiri dari proses pembelajaran (menggunakan Pendekatan Problem Solving), evaluasi, dan refleksi pada setiap siklus. Penelitian terdiri dari tiga siklus. Adapun penjabaran rencana siklus kedua yaitu: a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya (RPP). Materi yang diajarkan pada siklus II adalah: 1) Mengurangi pecahan yang penyebutnya sama 2) Mengurangi pecahan yang penyebutnya berbeda 3) Mengurangi pecahan campuran 4) Menyelesaikan soal cerita mengenai pengurangan pecahan. b. Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer. c. Melakukan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah menerima materi pelajaran.

32 3. Refleksi Setelah pengamatan selesai dilakukan, kemudian peneliti bersama teman sejawat melakukan kegiatan refleksi pada akhir tiap tindakan. Pada kegiatan refleksi, peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan berupa hasil LKS, Tes dan lembar observasi serta mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Kolaborasi dengan teman sejawat akan menamakan peran sentral dalam memutuskan nilai keberhasilan (seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan: apa atau dimana perubahan terjadi, mengapa demikian, apa kelebihan atau kekurangan, langkah-langkah penyempurnaan dan sebagainya). Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan pada siklus ke-2 sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya dan menjadi masukan untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya. H. Rencana Pengolahan dan Uji Keabsahan Data Setelah data terkumpul, kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis data. Adapun analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Data Kualitatif Pada penelitian ini, data kualitatif berisi deskripsi tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan problem solving. Adapun aktivitas guru dapat dilihat dari lembar observasi yaitu berupa APKG. Selain lembar observasi guru, gambaran respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan tercantum dalam lembar observasi siswa. Lembar observasi ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pembelajaran dengan penggambaran secara deskriptif.

33 Pada analisis data kualitatif di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 99), yang terdiri dari tiga tahap sebagai berikut: 1) Data Reduction (Reduksi Data), yaitu merangkum data yang didapat. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Data didapat dari instrumen pembelajaran dan instrumen pengungkapan data yang telah dijelaskan sebelumnya. 2) Data Display (Penyajian data), penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, teks yang bersifat naratif, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya, termuat dalam laporan hasil penelitian. 3) Conclusion Drawing/verivication, atau penarikan kesimpulan, dengan didukung bukti-bukti yang mantap. Dalam (Sugiyono, 2010, hlm. 99), bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. b. Data Kuantitatif Dalam penelitian ini, data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes akhir pembelajaran. Hasil belajar siswa dianalisis dengan mencari nilai rerata dan persentase ketuntasan belajar. 1) Analisis Tes Hasil Belajar a) Penskoran Penskoran disesuaikan dengan jumlah soal yang diberikan kepada siswa agar jumlah skor yang diberikan tepat perhitungannya. Penskoran dilakukan berdasarkan ketentuan standar nilai setiap soal. Guna menghindari unsur subjektivitas maka ditetapkan terlebih dahulu standar penilaian skor. Skor yang diperoleh pada akhirnya akan diubah menjadi nilai akhir siswa dengan menggunakan rumus:

34 Nilai Akhir = Perolehan Skor Skor Maksimum x Skor Ideal (100) Muslich (dalam Saja ah, 2014, hlm. 40) b) Menghitung Nilai Rata-rata Rata-rata nilai dapat dihitungdengan menggunakan rumus: X = N n Keterangan: X N N = nilai rata-rata = jumlah semua nilai yang diperoleh siswa = jumlah siswa Sudjana (dalam Saja ah, 2014, hlm.40) c) Menghitung Ketuntasan Belajar Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat dikuasai siswa dengan cara menghitung proporsi jumlah siswa yang menjawab benar dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya. Rumusnya adalah: KB = T T 1 x 100% Dimana: KB = ketuntasan belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa T 1 = jumlah skor total Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2012, hlm. 64), setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa 75%.

35 d) Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Menurut Depdiknas (dalam Gumilar, 2013, hlm. 38) persentase ketuntasan belajar dikatakan sudah tuntas secara klasikal jika telah mencapai 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai KKM. Sehingga apabila persentase sudah melebihi 85% maka penelitian dapat dihentikan. Untuk menghitung persentase pencapaian KKM dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Persentase pencapaian KKM = Siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa keseluruhan 100% Diadaptasi dari Trianto (2012, hlm. 64) 2) Analisis Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Untuk menganalisis data aktivitas guru dan siswa yang diamati digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100, diadaptasi dari Trianto (2012, hlm. 63).