KEUCHIK GAMPONG PEUNAYONG KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH REUSAM GAMPONG PEUNAYONG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH GAMPONG PEUNAYONG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPALA DESA KALENSARI KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA KALENSARI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA BERKAH MANDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 78

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 38 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik. melalui peningkatan pendapatan dan memberikan

KUWU LIMPAS KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA LIMPAS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA OBOR SUDIMARA ) DESA SUDIMARA KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PROVINSIJAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

SALINAN KEPALA DESA KALIGONDO KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA KALIGONDO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SUMBER KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

PROVINSI JAWA BARAT TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGELOLAAN DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN SINTANG NOMOR 02 TAHUN 2017 NOMOR 02 TAHUN 2017 NOMOR 02 TAHUN 2017 NOMOR 02 TAHUN 2017 NOMOR 02 TAHUN 2017 NOMOR 02 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN ROGOJAMPI KEPALA DESA ROGOJAMPI JL.KH.ZAINUDIN NOMOR : 07 NOMOR TELEPON : ( 0333 ) R O G O J A M P I

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH GAMPONG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI PIDIE PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR: 46 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KAMPUNG OMON DISTRIK GRESI SELATAN KABUPATEN JAYAPURA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH

BUMDES DI BALI HARUS PRODUKTIF DAMPINGI MASYARAKAT

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA JOJOGAN KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DESA JOJOGAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG DALAM KOTA LANGSA DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 11 TAHUN 2016

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI ACEH BESAR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

PERATURAN DESA PURO KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN GAMPONG SAH RAJA DAN GAMPONG SIJUDO KECAMATAN PANTE BIDARI KABUPATEN ACEH TIMUR

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

KEPALA DESA BANJARANYAR KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS PERATURAN DESA BANJARANYAR NOMOR : 6 TAHUN 2015

BUPATI SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

KEPALA DESA KETEP KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KETEP NOMOR 4 TAHUN 2016 T E N T A N G BADAN USAHA MILIK DESA DESA KETEP KECAMATAN SAWANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN TENTANG : PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG

KEPALA DESA KALIGONDO KECAMATAN GENTENG KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA KALIGONDO NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG

TENTANG SUMBER PENDAPATAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN BIREUEN BUPATI BIREUEN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PA TI B PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

STRATEGI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA SECARA BERKELANJUTAN

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PAMBAKAL ABUMBUN JAYA, C O P Y

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DESA BANJARAN KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA BANJARAN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

KEPALA DESA BUMIREJO KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DESA BUMIREJO NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA BINANGUN BUMI RAHAYU BUMIREJO

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2009 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

Transkripsi:

KEUCHIK GAMPONG PEUNAYONG KECAMATAN KUTA ALAM KOTA BANDA ACEH REUSAM GAMPONG PEUNAYONG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK GAMPONG HAREUKAT ANEUK NANGGRÖ DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA KEUCHIK GAMPONG PEUNAYONG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa; b. bahwa pendirian BUMG telah dibahas dan disepakati melalui musyawarah Gampong yang diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Rancangan Reusam Gampong tentang Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Hareukat Aneuk Nanggrö menjadi Reusam Gampong Peunayong tentang Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Hareukat Aneuk Nanggrö; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 (Drt) Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota-Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 59 Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4633); 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 4. Peraturan Pemerintah..

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Perdes (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093); 9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159); 10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 296); 11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1883); 12. Qanun Kota Banda Aceh..

12. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 3 Tahun 2010 tentang Penghapusan Kelurahan dan Pembentukan Gampong dalam Kota Banda Aceh (Lembaran Daerah Kota Banda Aceh Nomor 3 Tahun 2010 seri D Nomor 1); 13. Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Badan Usaha Milik Gampong (Berita Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2012 Nomor 21). 14. Reusam Gampong Peunayong Nomor 2 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Gampong (RKPG) Tahun 2017 (Lembaran Gampong Peunayong Tahun 2017 Nomor 2); Dengan Kesepakatan Bersama TUHA PEUET GAMPONG PEUNAYONG MEMUTUSKAN: Menetapkan: RANCANGAN REUSAM GAMPONG PEUNAYONG TENTANG BADAN USAHA MILIK GAMPONG (BUMG) HAREUKAT ANEUK NANGGRÖ MENJADI REUSAM GAMPONG PEUNAYONG TENTANG BADAN USAHA MILIK GAMPONG (BUMG) HAREUKAT ANEUK NANGGRÖ. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Reusam Gampong ini yang dimaksud dengan: 1. Gampong adalah Gampong Peunayong. 2. Keuchik adalah Keuchik Gampong Peunayong. 3. Tuha Peuet Gampong yang selanjutnya disebut dengan TPG adalah TPG Peunayong 4. Pemerintah Gampong adalah Keuchik Gampong dibantu Perangkat Gampong sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Gampong. 5. Tuha Peuet Gampong atau nama lain adalah Badan Perwakilan Gampong yang terdiri dari unsur ulama, tokoh adat, cerdik pandai dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Gampong. 6. Musyawarah Gampong adalah musyawarah antara Tuha Peuet Gampong, Pemerintah Gampong, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Tuha Peuet Gampong untuk menyepakati hal-hal yang bersifat strategis; 7. Badan Usaha Milik Gampong yang selanjutnya disebut dengan BUMG adalah suatu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya milik gampong melalui penyertaan modal yang berasal dari kekayaan gampong yang dipisahkan untuk kesejahteraan masyarakat gampong. 8. Penyertaan Modal.

8. Penyertaan Modal Pemerintah Gampong adalah penempatan modal yang berasal dari aset Gampong yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan kemudian dipisahkan dalam rangka meningkatkan pendapatan asli gampong dan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat gampong. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong yang selanjutnya disingkat APBG adalah rencana keuangan tahunan pemerintah Gampong. 10. Reusam Gampong adalah kaedah-kaedah yang terdiri dari aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan baik yang berasal dari hukum positif maupun hukum adat yang ditetapkan oleh Keuchik setelah mendapat persetujuan Tuha Peuet Gampong. BAB II TUJUAN Pasal 2 Pengaturan tentang BUMG bertujuan untuk menjamin kepastian hukum mengenai kedudukan BUMG sebagai lembaga usaha ekonomi Gampong dalam melakukan: a. peningkatan perekonomian Gampong; b. optimalisasi aset Gampong untuk kesejahteraan Gampong; c. peningkatan usaha masyarakat Gampong dalam pengelolaan potensi ekonomi Gampong; d. pengembangan rencana kerja sama usaha Gampong dengan pihak ketiga; e. upaya menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum masyarakat Gampong; f. penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat Gampong; dan g. peningkatan pendapatan masyarakat Gampong dan Pendapatan Asli Gampong. BAB III KEDUDUKAN Pasal 3 (1) BUMG Hareukat Aneuk Nanggrö berkedudukan di Gampong Peunayong. (2) Untuk penyelenggaraan BUMG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. (3) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Keuchik Gampong. BAB IV PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN Bagian Kesatu Bentuk Organisasi Pasal 4..

Pasal 4 Dalam menjalankan usaha ekonomi Gampong secara maksimal, BUMG Hareukat Aneuk Nanggrö terdiri dari unit usaha yang mengelola jenis usaha sesuai hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Gampong. Pasal 5 (1) Dalam hal unit usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dibutuhkan pengembangan skala usaha yang lebih besar dan bermanfaat untuk Gampong, maka unit usaha dapat berbentuk badan hukum. (2) Unit usaha berbadan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa lembaga usaha yang kepemilikan sahamnya dapat sebagian besar dimiliki oleh BUMG dan terbuka untuk masyarakat Gampong, terdiri atas: a. 70 (perseratus) dimiliki oleh BUMG; dan b. 30 (perseratus) dimiliki oleh masyarakat Gampong. Bagian Kedua Organisasi Pengelola Pasal 6 Struktur atau Organisasi pengurus BUMG terpisah dari organisasi Pemerintahan Gampong. Pasal 7 (1) Susunan pengurus BUMG (BUMG) Hareukat Aneuk Nanggrö terdiri dari: a. penasihat; b. direktur operasional; dan c. pengawas. (2) Tugas dan wewenang dari susunan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Gampong yang diselenggarakan oleh Tuha Peuet Gampong (TPG). (3) Hasil pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi bagian yang tidak dipisahkan dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUMG, yang ditetapkan dengan keputusan Keuchik Gampong. Bagian Ketiga Modal Pasal 8 (1) Modal awal BUMG Hareukat Aneuk Nanggrö bersumber dari APBG sesuai dengan hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Gampong. (2) Modal BUMG..

(2) Modal BUMG terdiri atas: a. penyertaan modal Gampong; dan b. penyertaan modal masyarakat Gampong. (3) Kekayaan BUMG yang bersumber dari penyertaan modal Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan kekayaan Gampong yang dipisahkan, (4) Penyertaan modal Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berasal dari APBG sebesar Rp. 524.564.240,- (lima ratus dua puluh empat juta lima ratus enam puluh empat ribu dua ratus empat puluh rupiah), sesuai hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Gampong. (5) Penyertaan modal Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berasal dari kelompok masyarakat Gampong sebesar 0,- dengan ketentuan persentase yang lebih kecil daripada persentase modal Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (6) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kota dapat memberikan bantuan kepada BUMG yang disalurkan melalui APBG. Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut tentang modal BUMG diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUMG yang ditetapkan dengan keputusan Keuchik Gampong. Bagian Keempat Pengelolaan Unit Usaha Pasal 10 (1) BUMG Hareukat Aneuk Nanggrö menjalankan usaha ekonomi Gampong dengan memanfaatkan: a. sumber daya di Gampong; b. pelayanan umum kepada masyarakat; c. penyewaan barang; d. jasa pelayanan kepada warga; e. usaha-usaha ekonomi mikro; f. usaha bersama yang dikembangkan oleh masyarakat Gampong. (2) Dalam menjalankan usaha ekonomi Gampong secara maksimal bagi masyarakat Gampong, BUMG dapat membentuk unit usaha: a. bisnis sosial (social business) sederhana yang memberikan pelayanan umum kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial yang meliputi: 1. air minum Gampong. 2. sumber daya lokal dan teknologi tepat guna lainnya. b. bisnis penyewaan (rental) barang untuk melayani kebutuhan masyaratakat Gampong dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Gampong yang meliputi: 1. alat transportasi; 2. perkakas pesta; 3. gedung pertemuan; 4. rumah toko; 5. tanah milik BUMG; dan 6. barang sewaan lainnya. c. usaha perantara.

c. usaha perantara (broker) yang memberikan jasa pelayanan kepada warga yang meliputi: 1. jasa pembayaran listrik; 2. pasar gampong untuk memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat; dan 3. jasa pelayanan lainnya. d. bisnis yang berproduksi dan atau berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas yang terdiri dari: 1. dagang grosir; 2. dagang enceran; 3. kegiatan bisnis produktif lainnya. e. bisnis keuangan (financial business) yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Gampong yang terdiri dari: 1. kredit dan peminjaman yang mudah diakses oleh masyarakat. f. usaha bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Gampong baik dalam skala lokal Gampong maupun kawasan perdesaan yang meliputi: 1. Gampong wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat; dan 2. Kegiatan usaha bersama yang mengkonsolidasikan jenis usaha lokal lainnya. Pasal 11 Pengelola unit usaha BUMG melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk menyusun kerangka bisnis dalam rangka memberdayakan dan menguntungkan masyarakat Gampong, antara lain: a. menyediakan barang-barang yang dapat disewa oleh masyarakat Gampong untuk mendukung kegiatan yang diadakan; b. membuka kios/toko Gampong untuk memasarkan produk kerajinan masyarakat seperti cendera mata, barang-barang kerajinan tangan lainnya; c. membangun bisnis keuangan untuk memberikan akses bagi pelaku usaha ekonomi Gampong dalam memperoleh kredit dan pinjaman; d. membuka usaha bisnis sosial dan usaha perantara untuk mempermudah warga dalam memperoleh pelayanan lainnya; e. memberdayakan kader masyarakat Gampong sebagai mitra pelaksana kegiatan bisnis dan usaha. Bagian Kelima Hasil Usaha Pasal 12 (1) Hasil usaha BUMG merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku, yang dimulai pada tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berjalan. (2) Pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola melalui sistem akuntansi sederhana. (3) Besar hasil usaha.

(3) Besar hasil usaha BUMG untuk Pendapatan Asli Gampong selanjutnya diatur dalam anggaran dasar BUMG yang ditetapkan dengan keputusan Keuchik Gampong. Bagian Keenam Pelaporan Pasal 13 (1) Direktur Operasional BUMG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b wajib menyampaikan laporan pengurusan dan pengelolaan BUMG kepada Keuchik Gampong. (2) Keuchik Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja BUMG kepada masyarakat Gampong melalui Musyawarah Gampong. BAB V PEMBUBARAN Pasal 14 (1) Pembubaran BUMG dilakukan dalam hal terdapat kerugian sebesar 60% persen dari modal dasar. (2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dialami BUMG menjadi beban BUMG dan menjadi tanggung jawab Direktur Operasional BUMG. Pasal 15 (1) Dalam hal BUMG tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit melalui Musyawarah Gampong. (2) Hasil Musyawarah Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan bagi Keuchik Gampong untuk mengajukan pailit sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Kepailitan BUMG sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh Keuchik Gampong dalam Musyawarah Gampong. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 (1) BUMG dan unit usaha yang dikelola BUMG yang telah ada sebelum Reusam Gampong ini berlaku tetap dapat menjalankan kegiatannya. (2) BUMG dan unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan penyesuaian dengan ketentuan Reusam Gampong ini paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Reusam Gampong ini berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Pada saat Reusam Gampong ini mulai berlaku, ketentuan mengenai Badan Usaha Milik Gampong dalam Reusam Gampong Peunayong Nomor 1 Tahun 2012, dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 18 Reusam Gampong ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Reusam Gampong ini dengan penempatannya dalam Lembaran Gampong Peunayong. Ditetapkan di Peunayong pada tanggal 31 Maret 2017 Pj. KEUCHIK GAMPONG PEUNAYONG Diundangkan di Peunayong pada tanggal 31 Maret 2017 SYA ARANI D. SEKRETARIS GAMPONG PEUNAYONG, T. MIRWAN SAHPUTRA Lembaran Gampong Peunayong Tahun 2017 Nomor 3