PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. dengan cara menyadap tangkai bunga tanaman siwalan yang dipotong. Nira

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. A.Tinjauan Pustaka. 1.Tanaman Tebu. tinggi dibanding tanaman lain dalam hal pemenuhan kebutuhan pemanis (Lutony,

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sosis merupakan salah satu makanan olahan daging yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BAYI DAN EVALUASI IN VITRO POTENSI PROBIOTIK

I. PENDAHULUAN. Secara alami hewan ternak, khususnya itik memiliki kekebalan alami. yang berfungsi menjaga kesehatan tubuhnya. Kekebalan alami ini

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

DAN PERUSAK IKAN. Di bawah bimbingan DR. IR. BETTY SRI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin hari kebutuhan daging sapi semakin meningkat, untuk itu

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

I. PENDAHULUAN. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang sering digunakan di

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Ketahanan Lactobacillus plantarum Terhadap Asam

I. PENDAHULUAN. perunggasan merupakan salah satu penyumbang sumber pangan hewani yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kemurnian Bakteri L. plantarum dan Patogen

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Bakteri juga banyak terdapat pada saluran pencernaan ternak

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bakteri merupakan mikroorganisme yang hidup di air, udara, tanah dan. makhluk hidup. Umumnya bakteri hidup secara berkoloni dan hidup

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

Media Kultur. Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I. PENDAHULUAN. manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1% dari total populasi bakteri. Populasi BAL,

I. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

I. PENDAHULUAN. panjang serta bersifat anaerob fakultatif dan katalase negatif (Prescott et al.,

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

IV. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN

BAB IV PEMBAHASAN. Pertumbuhan Lactobacillus plantarum (Gambar 4.1) ditandai dengan

BAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup. Umumnya bakteri hidup secara berkoloni dan hidup. berkumpul di dalam suatu medium yang sama (Zaif, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Morfologi Sel dan Pewarnaan Gram

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

BABI PENDAHULUAN. pentingnya makanan sehat mengalami peningkatan. Hal ini mendorong timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotensi dikembangkan sebagai ternak penghasil daging karena pertumbuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik bali merupakan itik lokal Indonesia yang juga sering disebut itik penguin, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

molase sebagai medium pertumbuhan Penicillium chrysogenum. Menurut

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Bakteri asam laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki beberapa manfaat salah satunya adalah sebagai probiotik. Hal ini dikarenakan asam - asam organik yang dihasilkan oleh BAL mampu menurunkan ph dan dapat mengontrol keseimbangan jumlah mikrobia dalam saluran pencernaan ternak. Beberapa BAL juga menghasilkan senyawa yang bersifat antimikrobia seperti bakteriosin. Bakteriosin merupakan senyawa peptida yang bersifat antimikrobia yang dihasilkan dari sel ribosomal bakteri. Elyass et al., (2015) menyatakan bahwa BAL memiliki kemampuan menghambat bahkan membunuh mikrobia pembusuk dan patogen seperti Listeria monocytogenes, Clostridium sp. dan Staphylococcus sp. Bakteri asam laktat (BAL) menunjukkan aktivitas antimikrobia dengan menghasilkan laktat dan asam asetat. Selain itu BAL juga menghasilkan molekul bioaktif seperti ethanol, asam format, asam lemak, hidrogen peroksida, diasetil, reuterin dan reuticyclin. Aplikasi penggunaan BAL sebagai probiotik mulai banyak dikembangkan pada bidang usaha peternakan guna meningkatkan pertumbuhan dan kinerja ternak. Bajagai et al. (2016) menyatakan bahwa probiotik adalah organisme yang dapat menguntungkan inangnya dengan memperbaiki keseimbangan mikrobia usus. Probiotik dapat meningkatkan 1

populasi mikrobia yang menguntungkan termasuk Lactobacilli dan Bifidobacteria yang kemudian menghambat pertumbuhan mikrobia berbahaya dengan menghasilkan zat penghambat seperti bakteriosin dan atau asam organik. Lactobacillus paracasei merupakan salah satu BAL yang memiliki aktivitas antimikrobia dengan menghasilkan asam organik dan bakteriosin. Lactobacillus paracasei menghasilkan bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen diantaranya Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus (Ashokkumar et al., 2011). Asam organik yang dihasilkan oleh L. paracasei aman untuk dikonsumsi dan memiliki kemampuan untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh pada saluran cerna hewan (Danisco, 2011). Lactobacillus paracasei juga memiliki ketahanan pada ph saluran cerna dan garam empedu (Pahlevi, 2016). Lactobacillus paracasei memerlukan substrat sebagai sumber nutrien yang akan digunakan untuk proses pertumbuhannya. Macam substrat yang berbeda akan menghasilkan laju pertumbuhan dan produksi metabolit yang berbeda pula. Setiap mikrobia memiliki pertumbuhan optimal pada macam substrat tertentu, seperti E. coli dan Klebsiella oxytoca memiliki laju pertumbuhan yang optimum dengan glukosa sebagai sumber karbon, Saccharomyces cerevisiae tumbuh optimum dengan substrat glukosa pada proses pertumbuhan secara anaerobik dan 2

Lactobacillus rhamnosus memiliki pertumbuhan optimum dengan substrat berupa piruvat dan glukosa pada konsentrasi substrat 0,17% dan 0,67%. Pada pertumbuhan yang optimum dengan penggunaan substrat glukosa dan piruvat, Lactobacillus rhamnosus juga menghasilkan asam laktat yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksi asam laktat dengan menggunakan substrat asam sitrat (Dikshit et al., 2003). Penggunaan substrat berupa laktosa dan glukosa dalam memproduksi bakteriosin pada bakteri Lactococcus lactis dan Pediococcus acidilactici akan menghasilkan bakteriosin dengan kadar dan aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan sukrosa, fruktosa, maltosa ataupun galaktosa sebagai substrat (Turgis et al., 2016). Selain itu level pemberian substrat juga akan mempengaruhi produk fermentasi yang dihasilkan. Ghosh dan Ray (2010) menyatakan bahwa semakin banyak substrat maka produk yang dihasilkan semakin tinggi. Namun apabila konsentrasi substrat sudah mencapai titik jenuh, maka penambahan substrat dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan. Lactobacillus paracasei adalah salah satu bakteri asam laktat yang dapat memanfaatkan beberapa sumber karbon untuk pertumbuhannya seperti glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, arabinosa (Hedberg et al., 2008), rafinosa, inulin dan beberapa ekstrak tanaman (Palacio et al., 2014). Pertumbuhan L. paracasei pada penggunaan substrat glukosa, sukrosa, fruktosa dan laktosa pada proses fermentasi 3

anaerobik cukup baik pada ph medium 5,2 sampai 6,8 (Hedberg et al., 2008). Beberapa penelitian telah menggunakan laktosa sebagai substrat bagi L. paracasei dalam proses fermentasinya. Hal ini dikarenakan L. paracasei secara alami terdapat dalam produk susu, sehingga substrat yang digunakan oleh bakteri tersebut untuk tumbuh berupa laktosa (Ashokkumar et al., 2011). Penelitian sebelumnya laktosa digunakan sebagai substrat dalam fermentasi L. paracasei untuk isolasi dan uji aktivitas antibakteri yang dihasilkan (Ashokkumar et al., 2011 ; Nespolo dan Brandelli, 2010), produksi asam laktat melalui proses fermentasi (Hedberg et al., 2008 ; Maslanka et al., 2015) dan analisis aktivitas protease yang dihasilkan oleh L. paracasei (Haq dan Mukhtar, 2006). Namun pengaruh level laktosa sebagai substrat terhadap kinetika pertumbuhan bakteri dan produk fermentasi yang dihasilkan yaitu berupa asam laktat dan bakteriosin belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi BAL sebagai probiotik pada level laktosa tertentu. Optimalisasi penggunaan substrat pada proses fermentasi L. paracasei merupakan faktor penting guna menghasilkan produk fermentasi yang efisien. Kinetika bakteri perlu diketahui dengan mencari nilai afinitas (K s dan µ max ) bakteri terhadap substrat terlarut. Penggunaan substrat pada level tertentu berdasar dengan nilai afinitas bakteri, menunjukkan banyaknya substrat yang dibutuhkan bakteri untuk 4

menghasilkan produk fermentasi yang optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh level laktosa terhadap kinetika pertumbuhan dan produksi asam laktat serta bakteriosin pada fermentasi L. paracasei. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai level kadar laktosa sebagai substrat terhadap kinetika pertumbuhan, produksi asam laktat dan produksi bakteriosin pada fermentasi L. paracasei. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai level penggunaan laktosa sebagai substrat yang efisien pada fermentasi L. paracasei, untuk memperoleh produk fermentasi yang optimal. 5