The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

METODE PELVIC FLOOR MUSCLE TRAINING DALAM MENURUNKAN INKONTINENSIA URIN PADA LANSIA DI DESA DARUNGAN KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

PENGARUH SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI BAK PADA LANSIA DENGAN INKONTINENSIA URINE

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. mempunyai kualitas hidup baik. Hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

Kata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

PENGARUH SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI INKONTINENSIA URINE PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMPAAN MINAHASA SELATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III STANDAR OPERATIONAL PROSEDURE BLADDER TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan baik secara fisiologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

LAMPIRAN JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA BERDASARKAN KEAKTIFAN MENGIKUTI SENAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami perubahan. serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian berdampak kepada peningkatan proporsi lanjut. adalah suatu proses menghilangnya secara

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006). Kateterisasi urin ini dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik

DENGAN METODE GERAKAN PERSENDIAN RANGE OF MOTION (ROM) APLIKASI KETERAMPILAN TANGAN BAGI LANSIA PREVENTIF REUMATOID ARTHRITIS DI PSTW

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa :

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

KEMANDIRIAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

PENGARUH BLADDER TRAINING TERHADAP INKONTINENSIA URIN PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA DESA SUMBERDEM KECAMATAN WONOSARI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Mochtar. 2005). Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. perubahan penting juga terjadi pada komposisi umur penduduk (Bongaarts, 2009).

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

DAFTAR PUSTAKA. 1. Wardha, Nahendra. Mereka Lansia Mereka Berdaya.

Peningkatan Kesehatan Fisik dan Mental Lansia Melalui Aktivitas Senam di Desa Ngesrep, Kec. Ngemplak, Kab. Boyolali Abstrak LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2010 (Infodatin,

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Transkripsi:

Kubu (Kursi Bambu) Sarana Toilet Training Untuk Meningkatkan Kemandirian Lansia di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo. Novita Yuliana 1*, Muhammad Idharrudin Utomo 1, Alya Salsabilla 1, Ni matul Mu allimah 2, Yusuf Agung Pratama 3 1 Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Fisioterapi/Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 3 Teknik Arsitek/ Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta J410160040@student.ums.ac.id ; J410150095@student.ums.ac,id ; J410160033@student.ums.ac.id ; J120150073@student.ums.ac,id ; D300150122@student.ums.ac.id Keywords: Lansia; Toilet Taining; Kemandirian; Kursi Bambu. Abstrak Karakteristik pada lansia cenderung menurun pada beberapa fungsi organ tubuh sehingga menyebabkan beberapa gangguan, salah satunya adalah gangguan dalam melakukan aktivitas Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). Menurunnya kemampuan mobilitas pada lansia dan minimnya peran serta keluarga dalam mengurus lansia menyebabkan aktivitas Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) berada ditempat. Aktivitas ini tentu memiliki banyak risiko dalam bidang kesehatan dan tingkat higene pada lansia. Salah satu alat yang dapat memudahkan lansia dalam melakukan aktivitas Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) adalah adanya kursi berbasis toilet training, kursi ini terbuat dari bambu dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo yang merupakan desa tempat program ini dilaksanakan. Tujuan dari program ini adalah untuk mengetahui tingkat kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas BAK dan BAB dengan menggunakan kursi bambu berbasis toilet training. Selain itu unuk melatih penggunaan kursi agar dapat dilakukan oleh lansia untuk menerapkan posisi ergonomis saat menggunakan kursi dalam melakukan tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Penggunaan kursi bambu berbasis toiletktraining ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). Hasil dari pengabdian ini adalah terciptanya kondisi lansia yang mandiri dalam melakukan aktivitas BAB,BAK dan juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat 1. PENDAHULUAN Lansia merupakan orang dengan usia 60 tahun keatas yang mengalami suatu proses menghilangnya perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya (Guntur, 2006). Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan menyebabkan angka harapan hidup juga ikut meningkat, hal itu berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah lansia. 267

Berdasarkan data dari WHO menyebutkan secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia. Menurut pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 di Provinsi Jawa Tengah terdapat 11,8% penduduk lansia dari keseluruhan jumlah lansia yang ada di Indonesia, sedangkan data lansia di Desa Kamal,Sukoharjo menurut RPJMDes Kamal Tahun 2012-2018 adalah 96 jiwa. Salah satu permasalahan yang terjadi di Desa Kamal adalah rendahnya tingkat ekonomi penduduk sehingga mendorong mereka untuk bekerja secara maksimal dan sebagian besar penduduk merantau untuk mendapatkan penghasilan yang lebih demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Kesibukan para anggota keluarga dalam bekerja menyebabkan waktu untuk mengurus lansia menjadi berkurang. Keadaan tersebut yang memaksa para lansia di Desa Kamal untuk lebih mandiri dalam melakukan aktivitas seharihari. Karakteristik pada lansia cenderung menurun pada fungsi yang meliputi gangguan pendengaran, penglihatan, persendian, tulang, defekasi, dan penurunan tingkat kemandirian (Azizah, 2011). Salah satu penurunan yang perlu diperhatikan yaitu pada sistem perkemihan yang meliputi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) yang disebabkan oleh penurunan hormon esterogen, sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urine, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK (Buang Air Kecil) meningkat dan tidak dapat dikontrol (Nugroho, 2008). Meningkatnya kemandirian pada lansia yang bersamaan dengan penurunan karakteristik akan terwujud jika dibantu dengan alat yang memudahkan para lansia untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Aktivitas sehari-hari yang tidak terlepas dari lansia adalah Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). Lansia di desa kamal pada umumnya masih kesulitan dalam melakukan aktivitas tersebut. Salah satu alat yang dapat memudahkan mereka dalam aktivitas ini adalah adanya kursi yang berbasis Toilet Training, kursi ini terbuat dari bambu yang berasal dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di desa kamal. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat kami adalah membantu memanfaatkan sumber daya alam khususnya bambu di Desa Kamal yang diubah menjadi sebuah kursi berbasis Toilet Training. Inovasi yang kami buat ini sebagai solusi untuk meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 2. METODE Jenis penulisan ini adalah deskriptif kuantitatif karena bermaksud menafsirkan dan membuat gambaran mengenai Kubu (Kursi Bambu) Sarana Toilet Training Untuk Meningkatkan Kemandirian Lansia Di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo. Penulis memperoleh sumber dari data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil observasi di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berhubungan dengan masalah penulisan. Data sekunder dapat diperoleh kepustakaan yang dilakukan dengan membaca buku buku, jurnal jurnal dan literatur yang tersedia dalam bentuk pustaka cetak maupun elektronik, serta studi studi terdahulu yang memiliki kaitan dengan tujuan dan objek penulisan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik pengamatan langsung dan teknik analisis dokumen. Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber baik buku, jurnal, maupun internet guna mendukung karya tulis ilmiah ini. Setelah itu, penulis menganalisis dokumen-dokumen dan data-data dari sumber tersebut untuk menyimpulkan hasil, saran, dan kesimpulan. 268

Berikut adalah SWOT yang kami gunakan dalam penulisan ini a) Kekuatan - Masyarakat mampu untuk diberdayakan - Kursi bambu berbasis toilet training sudah menerapkan konsep duduk ergonomis pada lansia - Terdapat satu pelatih untuk masing-masing lansia dalam pelatihan penggunaan kursi bambu berbasis toilet training. b) Kelemahan - Masih memerlukan bantuan orang lain dalam pembuangan tinja dan urin setelah lansia melakukan aktivitas Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) - Masih memerlukan bahan tambahan untuk membuat posisi. kursi menjadi ergonomis. c) Peluang - Tersedia sumber daya bambu yang melimpah - Terdapat dukungan dari pihak perangkat desa dalam pelaksanaan pelatihan penggunaan kursi bambu berbasis toilet training. d) Tantangan - Memberikan Penjelasan tentang penggunaan kursi bambu berbasis toilet training - Melakukan pelatihan cara pemakaian kursi bambu berbasis toilet training kepada lansia - Meyakinkan keluarga lansia bahwa dengan menggunakan kursi bambu berbasis toilet training dapat membantu meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Lansia Karakteristik Frekuensi Presentase Anggota Keluarga Yang Berusia Lansia Ada 85 55,6 % Tidak Ada 68 44,4 % Keluhan Kesehatan Yang Dirasakan Lansia Ada 60 70,6% Tidak Ada 25 29,4% Penyakit Yang Diderita Lansia Ada 60 70,6% Tidak Ada 25 29,4% Kunjungan Lansia ke Posyandu Ada 25 29,4% Tidak Ada 60 70,6% Pengetahuan Lansia Untuk Pencegahan Penyakit Ada 45 52,9% Tidak Ada 40 47,1% Senam Lansia di Posyandu Ada 4 4,7% Tidak Ada 81 95,3% 269

Dari Tabel tersebut memuat informasi bahwa sebanyak 55,56% penduduk adalah lansia dan sisanya 44,44% adalah bukan lansia; 16,34 lansia mengunjungi posyandu dan 83,66% tidak mengunjungi posyandu; 39,87% lansia memiliki keluhan kesehatan dan 60,13% tidak memiliki keluhan kesehatan; 70,6% ada penyakit yang diderita lansia dan 29,4% tidak ada penyakit yang diderita lansia; 29,4% lansia melakukan kunjungan ke posyandu dan 70,6% lansia tidak melakukan kunjungan ke posyandu; 52,9% memilikipengetahuan untuk pencegahan penyakit dan 47.1% lansia tidak memiliki pengetahuan untuk pencegahan penyakit; 4,7% lansia melakukan aktivitas senam di posyandu dan 95,3% lansia tidak melakukan senam di posyandu. 3.2 Pemanfaatan Sumber Daya (bambu) sebagai inovasi kursi bambu bambu berbasis toilet training di Desa Bulu Kabupaten Sukoharjo Sumber daya lokal (bambu) yang tersedia di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo sangat melimpah, akan tetapi bambu-bambu yang tumbuh disetiap kebun masyarakat kurang dimanfaatkan dengan baik sehingga mengurangi nilai estetika tata letak kota. Selain itu di Desa Kamal masih banyak terdapat lansia yang kesulitan melakukan aktivitas BAK atau Buang Air Kecil dan juga BAB atau Buang Air Besar, dengan adanya inovasi pembuatan kursi bambu berbasis toilet training maka akan dapat menjadi solusi dari dua permasalahan yang terjadi di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo yaitu yang pertama dengan pemberdayaan masyarakat desa maka sumber daya lokal yang berupa bambu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kursi bambu berbasis toilet training maka dengan adanya inovasi tersebut dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo selain itu dengan adanya kursi bambu berbasis toilet training dapat mempermudah lansia dalam melakukan aktivitas BAK atau Buang Air Kecil dan BAB atau Buang Air Besar. 3.2 Desain Kursi Bambu Berbasis Toilet Training Gambar 1. Tampak Samping 270

Gambar 2. Tampak Belakang Gambar 3. Posisi Kursi Saat digunakan Gambar 4. Kursi Bambu Berbasis Toilet Training 271

4. KESIMPULAN Pemanfaatan Sumber Daya lokal berupa bambu dapat dijadikan sebagai sebuah inovasi kursi bambu berbasis toilet training. Adanya sebuah inovasi kursi bambu berbasis toilet training dapat menjadi solusi atas permasalahan yand ada di Desa Kamal Kabupaten Sukoharjo yang pertama dapat memanfaatkan sumber daya sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan yang kedua mampu membantu lansia dalam melakukan aktivitas BAB dan BAK. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih kepada ibu Rezania Asyfiradayati yang telah bersedia meluangkanwaktu dan membimbing kami dalam menyusun proposal pengabdian masyarakat, terimakasih juga kami ucapkan kepada Ibu Kusuma Estu Werdany yang telah membantu dan membimbing kami serta menyempurnakan penyusunan penulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Azizah, Lilik. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Guntur. 2006. Gaya Hidup Lansia Dengan Hipertensi. Diunduh dari: http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9823. Kantor Balai Desa Kamal. 2012. RPJMDes Kamal Tahun 2012-2018. Kamal: Balai Desa Kamal. Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.. Nugroho, Wahyudi. 2008. Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC. 272