BAB I A. Latar Belakang Masalah dewasa muda Tugas tugas pergembangannya Wanita Kebutuhan intimacy workaholic

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, banyak perubahan-perubahan yang terjadi di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sepanjang hidupnya individu mempunyai tugas perkembangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

2. TINJAUAN TEORI. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB II TINJAUAN TEORI. memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam. Intimacy

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

BABI PENDAHULUAN. Pada dasamya manusia merupakan individu yang beikembang. Dalam

BABI PENDAHULUAN. Sepanjang rentang kehidupan, setiap individu melewati beberapa fase

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang disebut keluarga. Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTAR PRIBADI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Knox (1985) terdapat tiga faktor yang menentukan kesiapan menikah, yaitu usia menikah, pendidikan, dan rencana karir. Pada dasarnya usia

RESILIENSI PADA WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH. Disusun Oleh: Anggi Putri Pratiwi Hidayat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

Usia yang Tinggal di Panti Werdha

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

Resiliensi pada Remaja Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual. Nama : Yudha Ardhiyanto Kelas : 3 PA 01 NPM : Pembimbing : Diana Rohayati

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena melajang pada era modern ini menjadi sebuah trend baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Santrock (dalam Dariyo, 2003) masa dewasa awal ditandai dengan adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. serta pembagian peran suami dan istri. Seiring dengan berjalannya waktu ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pernikahan merupakan

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk kebahagiaan dirinya dan memikirkan wali untuk anaknya jika kelak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

PERAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DALAM MENCEGAH RELAPS. Oleh : Bambang Jarot Suryono

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB 5 RINGKASAN. Peranan wanita bagi masyarakat Jepang pada era Meiji adalah sebagai seorang istri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bagi mereka yang akan menjalaninya. Pada saat seseorang menjalani masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Dewasa Muda. Tabel 1 Pendapat ahli mengenai tahapan masa dewasa dan usianya

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan pertumbuhan adalah tahapan alami yang terjadi

Transkripsi:

http://www.gunadarma.ac.id/ A. Latar Belakang Masalah dewasa muda BAB I Tugas tugas pergembangannya Wanita Menikah Bekerja (lajang) workaholic Kebutuhan intimacy

B. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran wanita dewasa muda lajang yang mengalami workaholic? 2. Apa penyebab wanita dewasa muda lajang menjadi workaholic? 3. Bagaimanakah gambaran kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? 4. Bagaimanakah proses terbentuknya kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran wanita dewasa muda yang mengalami workaholic, penyebab wanita dewasa muda menjadi workaholic, gambaran kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic, serta proses terbentuknya kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic. D. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

BAB II TINJAUAN PENELITIAN A. Kebutuhan Intimacy 1. Pengertian Kebutuhan Intimacy Kebutuhan intimacy merupakan suatu kebutuhan akan hubungan dengan orang lain dan merupakan kebutuhan terdalam pada diri setiap manusia untuk mengetahui seseorang secara lebih dekat, seperti merasa dihargai, diperhatikan, saling bertukar pendapat, keinginan untuk selalu berbagi dan menerima serta perasaan saling memiliki sehingga terjalin keterikatan yang semakin kuat dan erat.

2. Teori teori kebutuhan Intimacy Menurut Hoog & Cooper (2007) a. General social theories b. General relationship theories c. Local relationship theories 3. Dimensi Kebutuhan Intimacy Intimacy Emosional Intimacy Psikologis Intimacy Intelektual Intimacy Seksual Intimacy Temporal Intimacy Spiritual Intimacy Estetika Intimacy Sosial dan Rekreasional Intimacy Fisik (non seksual)

4. Faktor faktor Penyebab Intimacy Menurut Bidle (dalam Williams dkk., 2006) Keluasan : seberapa banyak aktifitas yg dilakukan bersama Keterbukaan : adanya saling keterbukaan diri Kedalaman : saling berbagi 5. Proses Terbentuknya Kebutuhan Intimacy Penerimaan diri Saling berinteraksi Memberi respon atau tanggapan Perhatian Rasa percaya Kasih sayang Mempunyai minat yang sama Berhubungan seksual

B. Wanita Lajang 1. Pengertian wanita Lajang Wanita lajang adalah suatu keadaan dimana seorang wanita yang telah berusia diatas 25 tahun belum menikah atau tidak terlibat dalam suatu ikatan hubungan khusus pernikahan, tidak termasuk orang yang bercerai atau semacamnya, atau yang pasangannya meninggal dunia, dan tidak mengasuh anak atau kemenakan. 1. Tipe tipe Wanita Lajang Menurut Shostak (dalam Strong & De Vault, 1995) : Ambivalent : giat mencari pendidikan dan karir, bersenang2 Wishful : aktif mencari pasangan, sadar untuk menikah Resolved : melajang krn pilihan ; pendeta, biarawati Regretful : menyerah karna nasib

1. Ciri ciri Wanita Lajang Menurut Papalia & Old (1986) : Mandiri secara finansial Lebih berorientasi pada karir Keinginan meraih kepuasan hidup dengan mengurangi kebutuhan untuk menikah Gaya hidup lebih bergairah Kebebasan untuk berubah dan kesempatan untuk mempertahankan persahabatan, memperoleh pengalaman, otonomi secara sosial dan psikologis serta dapat memilih beberapa peran. 1. Sebab Sebab Orang Melajang Menurut Dario (2003) : Masalah Ideologi atau Agama Trauma Perceraian Tidak Memperoleh Jodoh Terlanjur Memikirkan Karir Pekerjaan Ingin Menjalani Kehidupan Pribadi Secara Bebas

1. Keuntungan Dan Kerugian Hidup Melajang Keuntungan : Memperoleh nilai kebebasan Kemandirian dalam pengambilan keputusan Individu secara bebas dapat mengembangkan diri demi peningkatan hidup dimasa depan Kerugian : Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan seksual. Kesulitan ketika dalam keadaan menderita sakit, tidak adanya orang terdekat yang dapat menolong atau merawatnya ketika sedang sakit. Adanya kemungkinan terjerumus melakukan perbuatan perbuatan yang melanggar norma yang berlaku dalam masyarakat

C. Workaholic 1. Pengertian Workaholic Workaholic adalah individu yang membutuhkan pekerjaan secara berlebihan dan kecanduan terhadap pekerjaan tersebut, yang secara nyata dapat mengganggu kesehatan tubuh, kebahagiaan diri, hubungan pribadi, dan kelancaran fungsi sosial. 2. Ciri ciri Workaholic Menurut Kamale (wordpress.com, 2007) : Kecintaan atau keasyikan dengan pekerjaannya Tidak suka berbagi pekerjaan dengan orang lain Mengabaikan aspek aspek dalam hidup Melibatkan bagian bagian kehidupannya dalam pekerjaan Ketidaktenangan dalam bekerja.

3. Sebab Sebab Orang Menjadi Workaholic Menurut Minirth dkk (dalam Salomone dkk, 1994) : Workaholic sebagai mekanisme untuk mengendalikan atau pelarian. Workaholic mengandung persaingan dan kebutuhan terhadap harga diri. Workaholic sebagai ciri atau sifat positif. Kecanduan tidak dapat dikendalikan. Dalam dan kuatnya tekanan kehidupan. Orangtua yang workaholic / peran model. 1. Jenis Jenis Workaholic Menurut Killinger (1997) Suka mengatur (controller) : bebas, ambisius dan bersemangat Pengatur yang narsis (narcissistic controller) : Keras kepala dan merasa bangga, memandang kecil atas segalanya, cenderung hidup dalam dunianya sendiri dan enggan untuk meminta bantuan Suka bersenang senang (pleaser) : tidak terlalu berambisi, lebih bisa bersosialisasi dan menyadari akan kebutuhan individu lain

D. Dewasa Muda 1 Pengertian Dewasa Muda. Masa dewasa muda merupakan masa dimana individu yang berusia sekitar 22 40 tahun mulai mengalami perubahan dalam pola dan harapan hidupnya, yang ditandai dengan adanya kematangan, tanggung jawab dan kemandirian. 2. Tugas Tugas Perkembangan Dewasa Muda. Havighurst (dalam Turner & Helms, 1995) : Mencari dan menemukan calon pasangan hidup. Membina kehidupan rumah tangga. Meniti karir dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Mengasuh anak dan memenuhi kebutuhan pribadi mereka

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian kualitatif yang berbentuk studi kasus A. Subjek Penelitian Seorang wanita dewasa muda lajang berusia 33 tahun yang workaholic A. Tahap Tahap Penelitian Tahap Persiapan Penelitian Tahap Pelaksanaan Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data Wawancara : pedoman wawancara berstruktur. Observasi : observasi non partisipan

A. Alat Bantu Pengumpulan Data Pedoman wawancara dan observasi, alat tulis dan tape recorder A. Keakuratan Penelitian Teknik triangulasi : triangulasi data, triangulasi pengamatan, triangulasi teori dan triangulasi metodologis. A. Teknik Analisa Data Menurut Poerwandari (1998) langkah yang harus dilakukan untuk analisis data adalah, mengorganisasikan datanya dengan rapih, sistematis dan selengkap mungkin, setelah itu langkah yang harus dilakukan adalah koding (pengkodean)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Hasil 1. Subjek 2. Gambaran Umum Subjek 3. Hasil Wawancara B. Analisis 1. Gambaran Subjek dan Significant Others 2. Rangkuman Biografi Subjek 3. Analisis Intra Kasus

a. Bagaimanakah gambaran wanita dewasa muda lajang yang mengalami workaholic? Bekerja berlebihan dengan tingkat tantangan yang tinggi membuat membuat subjek lebih bersemangat Selalu membuat dirinya tetap sibuk Mencintai pekerjaannya dan tidak suka berbagi pekerjaan dengan orang lain Gelisah dan stress jika tidak ada pekerjaan b. Apa penyebab wanita dewasa muda lajang menjadi workaholic? Bekerja merupakan mekanisme untuk melarikan diri dari masalah Pekerjaan merupakan wada untuk berkreatifitas sehingga tidak pernah bosan dengan pekerjaan Persaingan kerja membuat subjek lebih bersemangat barusaha terus untuk sukses

c. Bagaimanakah gambaran kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? Subjek merupakan pribadi yang tertutup Tidak suka memceritakan atau sharing mengenai diri pribadi hanya mengenai pekerjaan saja Tidak memiliki keinginan untuk berdekatan secara fisik dengan teman dekatnya dan membahas hal hal yang berhubungan dengan seks a. Bagaimanakah proses terbentuknya kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? Subjek dapat menerima keadaannya saat ini dan enjoy dengan itu dengan penerimaan diri yang positif mempengaruhi interaksi subjek dengan orang lain Subjek hanya berlaku sewajarnya saja dengan teman dan teman dekatnya, tidak ada perlakuan yang khusus.

C. Pembahasan 1. Bagaimanakah gambaran wanita dewasa muda lajang yang mengalami workaholic? Sesuai dengan pendapat Killinger (1997), Kamale (dalam wordpress.com, 2007) serta Scott (dalam Harpaz & Snir, 2003) mengenai cirri ciri dari workaholic yakni bekerja berlebihan dengan tingkat adrenalin yang tinggi, kecintaan dan keasikan denngan pekerjaan, mengabaikan aspek aspek penting dalam hidup untuk bekerja dsb. 1. Apa penyebab wanita dewasa muda lajang menjadi workaholic? Sesuai dengan pendapat Minirth dkk. (dalam Salomone, 1994) mengenai sebab sebab workaholic yaitu workaholic sebagai mekanisme pelarian dari masalah hidup, cirri atau sifat positif dimana kecintaan terhadap pekejaannya, dalam dan kuatnya tekanan hidup yang dialami, persaingan diasosiasikan sebagai jalan untuk sukses, serta adanya peran model dimana orang tua subjek yang workaholic.

3. Bagaimanakah gambaran kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? Sesuai dengan pendapat Bagarozzi (2001) mengenai dimensi atau komponen dari intimacy, dimana subjek merupakan pribadi yang tertutup, tidak suka sharing atau menceritakan hal hal selain pekerjaan yaitu mengenai diri pribadi subjek, suka dan duka yang dialami, mengenai seks dan keinginan untuk berdekatan fisik dengan teman dekatnya, dan lebih suka menikmati sendiri hal hal yang disenanginya termasuk hobi. Hal ini juga memperkuat pendapat dari Killinger (1997) bahwa seorang workaholic takut akan intimacy dan lebih memilih untuk menikahi pekerjaan yang menjadi prioritas utamanya. 1. Bagaimanakah proses terbentuknya kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? Karena pribadi subjek yang tertutup, yang lebih suka melakukan dan merasakan apapun itu secara sendiri dan tidak berbagi dengan teman atau teman dekatnya, hal ini mempengaruhi proses terbentuknya kebutuhan intimacy dari Crook & Baur (dalam Ananda, 2001) dimana terdiri dari delapan tahapan dan subjek hanya memenuhi tigaa tahapan saja yakni penerimaan diri yang positif, saling berinteraksi dan memberi respond dan tanggapan. Sedangkan tahapan lainnya, yaitu perhatian, rasa percaya, kasih saying, mempunyai minat yang ssama dan berhubungan seksual tidak dapat dipenuhi oleh subjek.

D. Kesulitan Penelitian 1. Peneliti kesulitan menemui subjek untuk melakukan wawancara, karena subjek sangat sibuk dan waktu libur subjek tidak tentu. 2. Peneliti kesulitan untuk melakukan observasi karena subjek sangat sibuk.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Bagaimanakah gambaran wanita dewasa muda lajang yang mengalami workaholic? Secara umum workaholic terjadi dikarenakan oleh tingginya kecintaan subjek terhadap pekrjaan dan selalu memikirkan pekerjaan ketika sedang tidak ada pekerjaan. Workaholic juga menyukai pekerjaan yang memiliki tingkat tantangan yang tinggi dan tidak suka berbagi pekerjaan dengan orang lain. 1. Apa penyebab wanita dewasa muda lajang menjadi workaholic? Dengan bekerja dapat melupakan masalah masalah dan tekanan hidup yang dialami Keberhasilan seseorang dilihat dari kesuksesan dan kedudukan yang didapat seseorang Memiliki orang tua yang workaholic.

3. Bagaimanakah gambaran kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? Subjek merupakan pribadi yang tertutup dimana tidak suka menceritakan hal hal pribadi Topic yang dibahas dengan teman dan teman dekat hany mengenai pekerjaan Subjek memiliki kebutuhan intimacy yang rendah 4. Bagaimanakah proses terbentuknya kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic? Proses terbentuknya intimacy pada wanita dewasa muda lajang yang workaholic cenderung bermassalah karena pribadi subjek yang cenderung tertutup.

B. Saran 1. Bagi Subjek Subjek perlu mengevaluasi atau melihat kembali dampak dari menjadi seorang workaholic sehingga memberi manfaat bagi subjek dalam kelangsungan masa depan diri subjek dan keluarga khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan intimacy. 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan wawancara dan observasi yang mendalam tentang kebutuhan intimacy pada wanita dewasa muda lajang workaholic, sehingga hal hal tersebut bisa mengungkap secara jelas dan utuh mengenai gambaran wanita workaholic dan kebutuhan intimacy nya.