BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2008: 1.4). 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Metro Timur. 3.1.2 Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 selama lima bulan dimulai dari persiapan (penyusunan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal) sampai penyerahan laporan penelitian. 3.2 Subjek Penelitian Subjek Penelitian tindakan kelas adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri 5 Metro Timur dengan jumlah siswa 38 anak, dengan pensebaran sebanyak 19 laki-laki dan 19 perempuan. Alasan pemilihan subjek penelitian ini adalah dilatarbelakangi: letak geografis sekolah yang berdekatan dengan tempat tinggal

28 peneliti, kualifikasi guru mitra sudah mengikuti diklat implementasi PTK, memiliki pengalaman melakukan PTK, pengalaman mengajar 20 tahun, dan sarana serta lingkungan SD Negeri 5 Metro Timur kondusif dijadikan mitra menyelenggarakan penelitian. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah observasi untuk kegiatan siswa dan tes untuk melihat hasil. Data aktivitas yang akan dikumpulkan pada penelitian adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan RME. Sedangkan untuk data hasil belajar siswa, akan dilakukan asesmen hasil belajar yang dilakukan setiap akhir siklus. 3.4 Alat Pengumpulan Data Instrumen penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap, valid, dan reliabel yang dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Instrumen yang diginakan untuk menjaring data dalam penelitan dan pengembangan ini terdiri dari: 3.4.1 Instrumen aktivitas guru. Instrumen untuk melihat aktivitas guru digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan proses dan situasi riil pembelajaran di kelas, baik aktivitas siswa maupun yang menyangkut kinerja guru. Bentuk dari instrumen observasi adalah terbuka, observasi terbuka artinya setiap data yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran langsung dicatat dalam lembar yang telah disediakan.

29 3.4.2 Instrumen angket. Instrumen yang disusun berbentuk pertanyaanpertanyaan yang akan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pendapat siswa terhadap proses pembelajaran dengan model RME. 3.4.3 Instrumen tes hasil belajar siswa. Instrumen tes hasil belajar siswa digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan kemampuan siswa memahami materi Matematika pada akhir siklus. Instrumen yang digunakan adalah melalui pre-tes dan post-tes. 3.4.4 Istrumen aktivitas siswa. Instrumen ini digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3.5 Teknik Analisis dan Pengolahan Data Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan guru, selanjutnya proses memaknai secara kontekstual serta mendalami sesuai dengan permasalahan penelitian. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa. 3.5.1 Analisis Aktivitas Belajar Siswa Analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: a. Persentase aktivitas belajar setiap siswa diperoleh dengan rumus : R NP x 100 SM Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa

30 SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan Diadopsi dari Ngalim Purwanto (2009: 102) b. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus: = x n Keterangan: = nilai rata-rata aktivitas siswa x = jumlah nilai n = jumlah aspek yang dinilai Diadaptasi dari Muncarno (2010: 15) Tabel 1. Klasifikasi Aktivitas Siswa No Persentase Tingkat Aktivitas Belajar Siswa 1 >75,6% Aktif 2 59,4% - 75,5% Cukup Aktif 3 <59,4% Kurang Aktif Adaptasi dari Memes dalam Suherman (2007 : 30) 3.5.2 Analisis Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes formatif setiap siklus dengan KKM 56. Hasil belajar siswa diklasifikasikan sesuai dengan tabel di bawah ini: Tabel 2. Klasifikasi hasil belajar siswa menurut tingkat kecakapan No Rentang nilai Tingkat hasil belajar siswa 1 >81 Baik sekali 2 66 81 Baik 3 56 66 Cukup 4 41 56 Kurang 5 <41 Gagal Adaptasi dari Arikunto dalam Suherman (2008 : 30)

31 3.6 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 (empat) tahapan yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan dst SIKLUS I Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas diadopsi dari Arikunto (2004 : 16) a. Perencanaan 1) Menetapkan Kompetensi Dasar (KD) dan materi pelajaran yang akan disampaikan, yaitu materi pecahan dengan materi mengenai pecahan senilai kelas IV semester 2 sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Negeri 5 Metro Timur. 2) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang mengacu pada silabus dan kurikulum sesuai dengan model RME.

32 3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS), memilih dan membuat alat peraga serta media akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. 4) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk mengamati kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dan angket yang diberikan kepada siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. 5) Menyusun alat tes dan pedoman penskoran, yaitu bentuk tes esai untuk setiap siklus. b. Tindakan Proses tindakan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan apersepsi dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar. 2) Setelah pendahuluan guru melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran. 3) Guru melalui metode, teknik, dan strategi membahas materi tentang pecahan senilai sehingga siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran. 4) Sebelum peserta didik bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan alat peraga. 5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok. 6) Tiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru. 7) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan

33 memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa. 8) Secara acak perwakilan kelompok menuliskan hasil diskusinya. Kelompok lainnya memberi tanggapan. 9) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas penyelesaian masalah untuk menyamakan persepsi. 10) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. 11) Sebagai latihan penguatan, pengarahan materi guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang dikembangkan oleh peneliti. 12) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru. 13) Siswa dengan pendampingan guru, membuat kesimpulan dari hasil kegiatan presentasi yang dilakukan oleh tiap kelompok dan memberikan umpan balik beserta penguatan untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya. c. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan pembelaaran. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan adalah lembar instrumen observasi tentang peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh teman sejawat sebanyak (dua) orang.

34 d. Analisis dan Refleksi Hasil observasi dianalisis untuk dijadikan bahan refleksi yang digunakan sebagai acuan untuk perbandingan atau penyempurnaan pembelajaran dengan model RME. SIKLUS II Pada akhir siklus I (sebanyak 3 pertemuan) telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi: a. Perencanaan Secara umum perencanaan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan siklus I. Namun pada siklus II, peneliti merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I. b. Tindakan Proses tindakan dalam siklus II adalah: 1) Guru menyampaikan apersepsi dengan tujuan sebagai penjajakan kesiapan belajar. 2) Setelah kegiatan pendahuluan, Guru melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum materi diberikan. 3) Melalui metode, teknik, dan strategi membahas materi tentang penjumlahan pecahan, sehingga siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

35 4) Sebelum peserta didik bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan alat peraga. 5) Siswa diminta untuk membentuk kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5 6 siswa. 6) Tiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru. 7) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahn yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa. 8) Secara acak perwakilan kelompok menuliskan hasil diskusinya. Kelompok lainnya memberi tanggapan. 9) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas penyelesaian masalah untuk menyamakan persepsi. 10) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. 11) Sebagai latihan penguatan dan pemahaman materi, guru meminta siswa mengerjakan soal untuk melihat tingkat penguasaan materi pelajaran dalam menyelasaikan soal. 12) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru. 13) Siswa dengan pendampingan guru, membuat kesimpulan dari hasil kegiatan pembelajaran tentang penjumlahan pecahan yang dilakukan oleh tiap kelompok dan memberikan umpan balik beserta penguatan untuk menghadapi tugas-tugas berikutnya.

36 c. Observasi Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspekaspek yang diamati adalah perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi untuk melihat peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung oleh teman sejawat, dan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran. d. Analisis dan Refleksi Hasil observasi kemudian dianalisis untuk dijadikan bahan refleksi yang digunakan sebagai acuan untuk membuat perencanaan/pertemuan pembelajaran pada siklus III. SIKLUS III Hasil refleksi pada siklus II (sebanyak 3 pertemuan) seperti yang dijelaskan pada pelaksanaan siklus I, akan dijadikan sebagai bahan perbaikan pada siklus III dengan materi pengurangan bilangan pecahan yang berkaitan dengan pemecahan masalah. 3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan Siklus penelitian ini berhenti apabila aktivitas belajar siswa memenuhi indikator mencapai nilai persentase memperoleh rata-rata 70% pada skala baik dan sangat baik, dan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata ketuntasan minimal (nilai 56) 75% dari jumlah siswa (Aqib, 2010: 41).